JUAL BELI
HAK KEPEMILIKAN SATUAN RUMAH SUSUN
DI
…………………………………………….………
Gedung : …………………..
PT…………………….
[Tanggal ……………………]
DAFTAR ISI
1.1. Definisi
1. “Akta Jual Beli” berarti akta jual beli hak kepemilikan atas Sarusun
yang akan ditandatangani oleh dan diantara Para Pihak dihadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah yang berwenang, dengan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. “Biaya Utilitas” berati setiap biaya, tagihan dan pengeluaran lain
yang berhubungan dengan penggunaan dan pemakaian jasa dan
fasilitas didalam Sarusun oleh Pemilik atau para penghuni atau
orang atau badan usaha yang diwenangkan oleh Pemilik setelah
Tanggal Penyerahan sesuai dengan sifat pemakaiannya, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tagihan telepon, listrik dan air.
11. “Gambar” berarti gambar Rencana Letak dan Rencana Lokasi Unit
sebagaimana terlampir sebagai Lampiran I dari Perjanjian
Pengikatan, satu dan lain dengan tetap tunduk kepada perubahan-
perubahan yang diharuskan atau disetujui oleh pihak yang
berwenang.
12. “Harga Jual” berarti harga jual yang harus dibayar oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama untuk membeli Sarusun
sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 2 dari Perjanjian
Pengikatan, dan merupakan obyek dari PPN, dan sepanjang
berlaku, juga merupakan obyek dari PPnBM sebagaimana
dinyatakan dalam Lampiran III (A).
18. “Luas Lantai” berarti luas lantai Sarusun dalam meter persegi
sebagaimana yang dimaksud dalam selebaran penjualan, brosur
dan Surat Pesanan, yang mencakup balkon, teras (jika ada), yang
dihitung sampai dengan permukaan luar dari dinding-dinding luar,
permukaan luar dari dinding-dinding Sarusun yang berbagi dengan
Bagian Bersama, dan garis tengah dari dinding-dinding yang
berbagi dengan sarusun (sarusun) lain yang berbatasan, dasar
perhitungan mana berbeda dengan dasar penghitungan untuk Luas
Pertelaan.
22. “Para Pihak” berarti Pihak Pertama dan Pihak Kedua sebagaimana
yang dimaksud dalam Perjanjian Pengikatan dan Pihak berarti
salah satu dari Pihak Pertama atau Pihak Kedua, sebagaimana
relevan.
26. “Pemilik” berarti Pihak Kedua dan/atau pembeli lainnya yang akan
menjadi pemilik sarusun yang sah di …………………………………..
Pasal 2
Hak Kepemilikan
2.1. Hak kepemilikan Sarusun meliputi juga bagian yang tidak terpisah atas
Bagian Bersama, Benda Bersama dan Tanah Bersama sesuai dengan
Nilai Perbandingan Proporsionalnya.
2.3. Jika Luas Pertelaan ternyata berbeda dengan Luas Pertelaan Akhir, dan
perbedaaan mana bukan disebabkan oleh perbedaan/perubahan rumusan
atau metode pengukuran yang dipergunakan oleh pihak yang berwenang,
maka:
(a). Jika Luas Pertelaan Akhir lebih besar dari Luas Pertelaan, Pihak
Kedua tidak diwajibkan untuk membayar kelebihan luas tersebut;
dan
(b). Jika Luas Pertelaan Akhir kurang dari Luas Pertelaan sebesar lebih
dari ……… % (…………….. persen) dari Luas Pertelaan, Pihak
Pertama wajib membayar kepada Pihak Kedua atas kekurangan
tersebut dengan rumusan sebagai berikut:
2.4. Pihak Kedua dengan ini mengakui dan menyetujui bahwa Sarusun hanya
akan digunakan untuk keperluan hunian dan bukan untuk keperluan lain.
2.5. Pihak Kedua dengan ini menyetujui dan berjanji tidak merubah bagian-
bagian struktural dari konstruksi atau arsitektur bagian luar dan/atau
tampilan Sarusun.
Pasal 3
Syarat-Syarat Pembayaran Harga Jual
3.1. Harga Jual berikut PPN dan/atau PPnBM-nya (jika dikenakan) dan Biaya
Lain harus dibayar oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama atau kepada
orang atau pihak lain yang ditentukan oleh Pihak Pertama, sesuai dengan
Surat Pesananan dan Jadual Pembayaran (yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Ketentuan-Ketentuan Pembelian ini).
3.2. Setiap pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama berdasarkan Perjanjian Pengikatan harus dibayar secara tunai
atau di “transfer” ke rekening bank Pihak Pertama sebagaimana tersebut
dibawah ini, atau ke rekening bank lain sebagaimana yang ditentukan
oleh Pihak Pertama secara tertulis kepada Pihak Kedua:
Rekening US$:
Bank : PT…….………………………………..
Jalan…………………………………..
Rekening Rupiah:
Bank : PT……………………………………….
Jalan…………………………………….
Nomor Rekening :
3.3. Setiap pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama berdasarkan Perjanjian Pengikatan harus dibayar secara penuh
(termasuk PPN dan PPnBM, jika dikenakan), bersih dari setiap biaya
bank, biaya transfer atau perubahan nilai tukar dan tanpa potongan-
potongan apapun.
3.5. Setiap pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama bedasarkan Perjanjian Pengikatan harus dilakukan dalam mata
uang sebagaimana yang ditentukan dalam Jadual Pembayaran. Dalam
hal pembayaran ditentukan dalam Dollar Amerika Serikat, Pihak Kedua
dapat melakukan pembayaran dalam Rupiah senilai dengan jumlah yang
disyaratkan untuk dibayar dalam Dollar Amerika Serikat, dengan nilai
tukar yang ditetapkan oleh Pihak Pertama pada tanggal pembayaran.
3.7. Dalam hal Ijin Layak Huni atau Ijin Layak Huni Sementara atas Sarusun
diperoleh lebih awal dari Tanggal Ijin Layak Huni yang direncanakan yang
merupakan tanggal jatuh tempo atas angsuran terakhir berdasarkan
rencana pembayaran angsuran yang diplilih oleh Pihak Kedua
sebagaimana diatur dalam Jadual Pembayaran, maka seluruh jumlah
angsuran Harga Jual yang tersisa, PPN, PPnBM (jika berlaku) dan Biaya
Lain yang relevan menjadi jatuh tempo dan wajib dibayar oleh Pihak
Kedua paling lambat pada saat penandatanganan Berita Acara Serah
Terima.
Pasal 4
Spesifikasi Sarusun
Pasal 5
Penyerahan Secara Fisik
5.1. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pembangunan Sarusun selesai sesuai
dengan Spesifikasi Sarusun dan Ijin Layak Huni atau Ijin Layak Huni
Sementara telah diterbitkan, Pihak Pertama akan memberikan
pemberitahuan tertulis kepada Pihak Kedua menyatakan bahwa Sarusun
telah siap untuk diserahkan kepada Pihak Kedua secara fisik dan
meminta Pihak Kedua untuk menandatangani Berita Acara Serah Terima
dan mendirikan Perhimpunan Penghuni (selanjutnya disebut sebagai
“Pemberitahuan Selesai”), dengan ketentuan bahwa pihak Kedua tidak
lalai dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pengikatan.
5.3. Apabila Pihak Kedua tidak menandatangani Berita Acara Serah Terima
pada tanggal yang telah ditetapkan di dalam Pemberitahuan Selesai,
Pihak Pertama berhak (namun tidak berkewajiban) menandatangani
Berita Acara Serah Terima untuk dan atas nama Pihak Kedua.
5.4. Untuk keperluan Pasal 5.3. Pihak Kedua dengan ini memberikan
kekuasaan penuh dengan hak substitusi kepada Pihak Pertama untuk dan
atas nama Pihak Kedua melakukan penandatanganan Berita Acara Serah
Terima, kuasa mana tidak dapat berakhir oleh sebab sebagaimana
tersebut dalam Pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Indonesia dan sebab lain apapun juga. Jika karena alasan tertentu Pihak
Kedua menolak untuk menandatangani Berita Acara Serah Teima
dan/atau ternyata mengakibatkan tercabutnya kuasa berdasarkan Pasal
ini, maka Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian Pengikatan
sesuai dengan ketentuan Pasal 20.2.
5.5. Sejak Tanggal Penyerahan, penguasaan fisik dari dan seluruh resiko atas
Sarusun beralih kepada Pihak Kedua, dan Pihak Pertama tidak
mempunyai tanggung jawab lagi terhadap isi dan interior (bagian dalam)
Sarusun, kecuali atas kewajibannya untuk melakukan perbaikan atau
menyelesikan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6.
5.6. Pihak Kedua bertanggungjawab atas pembayaran Biaya Utilitas, pajak-
pajak, asuransi atas barang-barang dan isi dalam Sarusun, dan biaya-
biaya lain sehubungan dengan penggunaan dan penghunian Sarusun,
terhitung sejak Tanggal Penyerahan.
Pasal 6
Masa Perbaikan
6.1. Apabila dalam jangka waktu 100 (seratus) hari kalender sejak Tanggal
Penyerahan Pihak Kedua menemukan pada Sarusun, kerusakan, tidak
berfungsinya fasilitas atau pekerjaan interior (ruangan dalam) belum
selesi sesuai dengan Spesifikasi Sarusun, Pihak Kedua berhak meminta
secara tertulis kepada Pihak Pertama untuk memperbaiki kerusakan atau
fasilitas tersebut atau menyelesaikan pekerjaan interior yang belum
selesai, demikian dengan ketentuan bahwa:
6.2. Dalam jangka waktu 14 (empatbelas) hari kalender setelah Pihak Pertama
menerima permintaan perbaikan sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 6.1., Pihak Pertama berhak memeriksa Sarusun untuk menilai
permintaan Pihak Kedua sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan
dan/atau penyelesaian pekerjaan interior.
Pasal 7
Pengakuan Pihak Kedua
Pasal 8
Keterlambatan Pembayaran Angsuran
Pasal 9
Pembentukan Perhimpunan Penghuni
Dan Anggaran Dasar
9.3. Pihak Kedua wajib tunduk dan mematuhi Anggaran Dasar yang
ditetapkan oleh Perhimpunan Penghuni serta seluruh aturan-aturan dan
keputusan-keputusan Perhimpunan Penghuni, dan petunjuk serta
peraturan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang dan berlaku bagi
Perhimpunan Penghuni.
Pasal 10
Pengelola Sementara, Biaya Utilitas dan Biaya Pengelolaan
10.1. Pihak Kedua setuju untuk menunjuk Pihak Pertama, atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Pihak Pertama, sebagai pengelola sementara
………………………….…….. untuk periode selama Perhimpunan
Penghuni belum menunjuk pengelola tetap ……………………….
(selanjutnya disebut sebagai “Pengelola Sementara”).
(a). suatu jumlah yang senilai dengan 3 (tiga) bulan Biaya Pengelolaan,
sebagai uang jaminan yang dipegang oleh Pengelola Sementara;
dan
11.2. Apabila Pihak Kedua karena alasan apapun gagal untuk melakukan
pembayaran Biaya Pengelolaan pada saat jatuh temponya, Pihak Kedua
wajib membayar kepada Pihak Pertama biaya administrasi sebesar
US $ ………..….. (……………………) untuk setiap kejadian keterlambatan
pembayaran, dan denda keterlambatan pembayaran sebesar ………… %
(………………….) per bulan atas jumlah yang terlambat dibayar, dihitung
sejak tanggal jatuh temponya sampai dengan tanggal seluruh
pembayaran tersebut dibayar penuh.
11.3. Tanpa mengesampingkan ketentuan Pasal 11.2., Pihak Kedua setuju dan
mengikatkan diri bahwa Pengelola Sementara juga berhak mengambil
tindakan-tindakan yang dianggap layak dan menerapkan sanksi-sanksi
kepada Pihak Kedua sehubungan dengan dan untuk pengelolaan dan
pemeliharaan yang layak atas …………………..…., termasuk tetapi tidak
terbatas kepada memberikan surat (surat) peringatan sampai dengan
3 (tiga ) kali dalam hal kelalaian atau kegagalan Pihak Kedua untuk
memenuhi kewajibannya menurut Pasal 10 dan 11, dan selanjutnya:
(b). membayar jumlah yang terhutang oleh Pihak Kedua dengan uang
jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.1.
11.4. Apabila Pihak Kedua masih tetap tidak dapat memenuhi kewajibannya
berdasarkan Pasal 10 dan Pasal 11 setelah diberi sanksi sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 11.3., Pengelola Sementara atas nama
Perhimpunan Penghuni dapat mengambil tindakan hukum sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
11.5. Dengan tidak mengurangi hak Pihak Kedua untuk menolak terlebih dahulu
kepada Pihak Pertama untuk ditunjuk sebagai pengelola
tetap ……………………………………………………………………….……..,
Pihak Kedua setuju untuk selalu menggunakan hak suaranya dalam
Perhimpunan Penghuni untuk menunjuk Pihak Pertama sebagai
pengelola tetap tersebut.
Pasal 12
Keadaan Kahar
12.1. Setiap peristiwa “Keadaan Kahar” adalah setiap peristiwa yang terjadi
diluar kekuasaan manusia, termasuk tetapi tidak terbatas pada bencana
alam, pemogokan umum, perang, perubahan peraturan perundang-
undangan dan tindakan pemerintah, seperti antara lain, pembatasan-
pembatasan dalam pembiayaan bagi pengembang proek-proyek rumah
susun/real estat, perubahan pada peraturan pelaksana sehubungan
dengan rumah susun dan/atau real estate, perubahan atas peruntukkan
tanah atau intensitas pembangunan atau status hak atas tanah, atau
kekacauan sosial.
12.2. Pihak Kedua setuju apabila suatu Keadaan Kahar terjadi yang
mengakibatkan ketidak mampuan Pihak Pertama untuk melaksanakan
setiap kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pengikatan, Pihak Pertama
tidak bertanggung jawab atas ketidak mampuannya untuk melakukan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pengikatan dan tidak berkewajiban
untuk mengembalikan setiap pembayaran yang telah dilakukan oleh Pihak
Kedua berdasarkan Perjanjian Pengikatan dan tidak bertanggung jawab
untuk membayar setiap kerugian atau denda keterlambatan penyelesaian
pembangunan kepada Pihak Kedua.
12.3. Apabila suatu peristiwa Keadaan Kahar terjadi, Pihak Pertama akan
memberitahukan Pihak Kedua tentang adanya Keadaan Kahar tersebut
secara tertulis, atau melalui iklan, disertai dengan bukti yang patut dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terjadinya Keadaan
Kahar dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengurangi akibat
atau menghilangkan Keadaan Kahar tersebut, apabila mungkin dilakukan.
Pasal 13
Keterlambatan atas Tanggal Ijin Layak Huni
13.1. Pihak Kedua setuju bahwa apabila Pihak Pertama lalai atas kewajibannya
menyelesaikan pembangunan Sarusun pada Tanggal Ijin Layak Huni,
Pihak Pertama akan mempunyai jangka waktu tambahan untuk
menyelesaikan pembangunan Sarusun tesebut dalam jangka waktu 4
(empat) bulan kalender sejak Tanggal Ijin Layak Huni tanpa adanya
sanksi atau denda yang harus dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua.
13.4. Apabila Tanggall Ijin Layak Huni menjadi terlambat akibat dari terjadinya
suatu Keadaan Kahar, Pihak Kedua setuju bahwa Pihak Pertama tidak
bertanggung jawab atas keterlambatan tersebut dan keterlambatan
tersebut akan menyebabkan Tanggal Ijin Layak Huni menjadi mundur
untuk selama terjadinya keterlambatan tersebut, dan karenanya menjadi
Tanggal Ijin Layak Huni yang baru. Pihak Kedua tidak berhak untuk
menuntut kerugian yang diderita karenanya dan juga atas denda
keterlambatan penyelesaian sebagaimana tersebut dalam Pasal 13.2.
Pasal 14
Asuransi
Pasal 15
Penandatanganan
Akta Jual Beli
15.1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini setuju dan mengikatkan diri
untuk menandatangani Akta Jual Beli segera setelah Sertipikat Hak Milik
telah diterbitkan dan terdaftar atas nama Pihak Pertama oleh pihak yang
berwenang.
15.2. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak diterbitkannya
Sertipikat Hak Milik, Pihak Pertama akan memberitahukan secara tertulis
kepada Pihak Kedua yang menyatakan bahwa Sertipikat Hak Milik telah
diterbitkan dan meminta Pihak Kedua untuk menandatangani Akta Jual
Beli (selanjutnya disebut sebagai “Pemberitahuan Penandatanganan”),
demikian dengan ketentuan bahwa Pihak Kedua tidak lalai dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pengikatan.
Pasal 16
Biaya Lain, Pengeluaran-Pengeluaran
serta Pajak-Pajak
16.1. Biaya Lain wajib ditanggung dan dibayar oleh Pihak Kedua dengan cara
dan dalam waktu sebagaimana yang diatur dalam Lampiran III (B)
dan/atau dalam Perjanjian Pengikatan, atau apabila tidak ditentukan
didalamnya, dengan cara dan dalam waktu sebagaimana diberitahukan
oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.
16.2. Terhitung sejak Tanggal Penyerahan, Pajak Bumi dan Bangunan (“PBB”)
atas Tanah Bersama dan bangunan di atasnya menjadi tanggung jawab
dan wajib dibayar oleh Pihak Kedua secara proporsional sesuai dengan
Nilai Perbandingan Proporsional Sarusunnya.
Pasal 17
Jaminan
Pasal 18
Pengalihan
18.1. Tiada pemindahan atau pengalihan yang dapat dilakukan oleh Pihak
Kedua kepada pihak ketiga di setiap waktu sebelum ditandatanganinya
Perjanjian Pengikatan dan selama Pihak Pertama belum menerima
pembayaran sejumlah paling sedikit 10 % (sepuluh persen) dari Harga
Jual, biaya jasa hukum dan biaya Notaris sebagai bagian dari Biaya Lain,
termasuk PPN dan PpnBMnya (jika dikenakan).
18.4. Apabila Pihak kedua akan mengalihkan Sertipikat Hak Milik atas Sarusun
kepada pihak ketiga, pengalihan tersebut harus tunduk kepada ketentuan
di dalam Anggaran Dasar yang mengatur mengenai hal tersebut.
Pasal 19
Pemberitahuan
PT………………
.
No. Telpon :
No Faksimili :
19.2. Setiap Pemberitahuan dianggap telah diterima oleh pihak yang dituju:
(b). apabila dikirim dengan surat tercatat, pada tanggal 7 (tujuh) hari
kalender sejak dikirimkannya; dan
(c). apabila dikirim melalui faksimili yang dikonfirmasi oleh tanda telah
kirim dan/atau konfirmasi tertulis, pada hari dikirimkannya.
19.3. Setiap perubahan alamat harus diberitahukan secara tertulis kepada
Pihak Lainnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya
perubahan tersebut.
Pasal 20
Berakhirnya Perjanjian Pengikatan
20.1. Perjanjian Pengikatan tidak dapat diakhiri oleh masing-masing dari Para
Pihak sebelum ditandatanganinya Akta Jual Beli sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 15, kecuali terhadap alasan-alasan sebagaimana
diatur secara jelas dalam Perjanjian Pengikatan.
(a). Apabila Sarusun terjual lebih dari atau sama dengan Harga Jual,
Pihak Pertama berhak untuk memotong:
dari angsuran Harga Jual yang telah dibayar oleh Pihak Kedua
kepada Pihak Pertama, dan mengembalikan sisanya (tanpa
bunga), jika ada, kepada Pihak Kedua; demikian dengan ketentuan
bahwa Pihak Pertama selalu berhak untuk menuntut Pihak Kedua
apabila angsuran tersebut tidak cukup memenuhi jumlah
pemotongan diatas;
(b). Apabila Sarusun terjual kurang dari Harga Jual, Pihak Pertama
berhak untuk memotong:
20.4. Untuk keperluan pengakhiran Perjanjian Pengikatan ini, Para Pihak setuju
untuk mengesampingkan berlakunya Pasal 1266 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Indonesia sepanjang suatu keputusan pengadilan
diperlukan untuk pengakhiran tersebut.
Pasal 21
Penyelesaian Perselisihan
21.1. Setiap sengketa yang timbul dari atau yang berkaitan dengan Perjanjian
Pengikatan harus diselesaikan secara musyawarah oleh Para Pihak.
Apabila sengketa tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, sengketa
tersebut harus diteruskan kepada suatu badan perwasitan yang
ditetapkan berdasarkan aturan-aturan Badan Arbitrase Nasional indonesia
(selanjutnya disebut sebagai “BANI”).
21.2. Badan perwasitan terdiri dari seorang wasit yang dipilih oleh Para Pihak
atau jika Para Pihak tidak setuju penyelesaian dengan seorang wasit,
Badan Perwasitan akan terdiri dari tiga orang wasit yang ditunjuk sebagai
berikut:
(b). Apabila salah satu dari Para Pihak gagal menunjuk wasitnya dalam
jangka waktu sebagaimana dinyatakan diatas, wasit yang telah
ditunjuk akan duduk sendiri sebagai Badan Perwasitan, dan
meberikan keputusan yang mengikat dan terakhir bagi Para Pihak.
(c). Namun, apabila kedua wasit gagal menunjuk wasit ketiga dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal
penunjukkan kedua wasit tersebut, ketua BANI atau anggota BANI
yang berwenang lainnya kemudian berwenang untuk menunjuk
wasit ketiga atas permintaan salah satu dari Para Pihak.
21.3. Para Pihak harus menanggung biaya perwasitan secara sama rata.
Proses perwasitan dilangsungkan di Jakarta, Indonesia, dalam bahasa
Indonesia.
21.4. Kecuali dalam hal Pasal 21.2. (b) diatas, keputusan Badan Perwasitan
diambil berdasarkan suara terbanyak dan bersifat mengikat dan terakhir
terhadap Para Pihak.
21.5. Para Pihak secara tegas melepaskan berlakunya Pasal 631 Reglement op
de Rechtsvordering (“RV”), dan karenanya dalam memutuskan sengketa,
Badan Perwasitan harus terikat sepenuhnya dengan peraturan
perundang-undangan, dan tidak dimaksudkan untuk memutuskan
sengketa berdasarkan “orang yang bijak” (ex aequo et bono”).
21.6. Para Pihak secara tegas melepaskan berlakunya Pasal 641 RV dan
peraturan perundang-undangan Indonesia lainnya yang sebaliknya
memberikan hak untuk mengajukan banding atas keputusan Badan
Perwasitan, dengan demikian tidak ada banding yang diajukan ke
pengadilan atas keputusan Badan Perwasitan dan Para Pihak tidak akan
menolak atau menentang pelaksanaan keputusan yang dilakukan oleh
Pihak untuk keuntungan siapa keputusan Badan Perwasitan telah
diberikan.
21.7. Tiada satu Pihakpun berhak untuk memulai atau melakukan tindakan di
pengadilan terhadap segala masalah dalam sengketa sampai dengan
masalah tersebut telah diputuskan sebagaimana yang telah diatur disini
dan hal itupun hanya untuk pelaksanaan keputusan Badan Perwasitan.
Pasal 22
Pembayaran Pembelian
Apabila seluruh atau sebagian dari Harga Jual dibiayai oleh bank yang
disetujui oleh Pihak Pertama untuk memberikan fasilitas pembiayaan
pembelian kepada pembeli-pembeli sarusun di …………………………....
(selanjutnya disebut ”Bank Pemberi Fasilitas Pembiayaan”), maka dalam
hal terjadi kelalaian oleh Pihak Kedua untuk melakukan kewajiban
pembayaran atau kewajiban-kewajiban lainnya kepada Bank Pemberi
Fasilitas Pembiayaan berdasarkan perjanjian-perjanjian yang berkaitan
dengan fasilitas pembiayaan atas Harga Jual, Pihak Kedua dengan ini
setuju untuk tunduk kepada syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam suatu addendum dari Perjanjian Pengikatan
yang wajib ditandatangani oleh Pihak Kedua dan Pihak Pertama pada
atau sebelum penandatanganan perjanjian pinjaman oleh dan diantara
Bank Pemberi Fasilitas Pembiayaan dan Pihak Kedua dan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan yang ditentukan dalam perjanjian-perjanjian
yang dibuat oleh dan diantara Pihak Kedua dengan Bank Pemberi
Fasilitas Pembiayaan sehubungan dengan pemberian fasilitas
pembiayaan yang diberikan kepada Pihak Kedua atas Harga Jual.
Pasal 23
Hukum yang Berlaku
Pasal 24
Lain-Lain
Uraian Sarusun
Ketentuan-Ketentuan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli
Hak Kepemilikan Satuan Rumah Susun
di…………………………………………..
Lampiran III
Jadual Pembayaran
LAMPIRAN III (A)
(Setelah pembayaran Uang Tanda Jadi oleh pembeli + Uang Muka menjadi
senilai total 10% dari Harga Jual)
Jadual Pembayaran atas Sisa 90% dari Harga Jual akan didasarkan kepada
Rencana Pembayaran [A, B, C atau D] yang akan dipilih oleh Pihak Kedua.
C. Tunai Berjangka - Sisa 90% dari Harga Jual wajib dibayar dengan
pembayaran tunai sebesar 30% dari Harga Jual
dalam waktu 1 (satu) bulan sejak
penandatanganan Perjanjian Pengiaktan dan
pembayaran tunai selanjutnya sebesar 60% dari
harga Jual dibayarkan ada Tanggal Ijin Layak
Huni.
Dalam hal Tangga Ijin Layak Huni diperoleh lebih awal dai Tanggal Ijin Layak
Huni yang diperkidrakan, pada tanggal ……………………….., akan menjadi
tanggal jatuh tempo dari angsuran terakhir bferdasarkan skema pembayaran
angsuran dan/atau untuk seluruh sisa pembayaran atas Harga Jual, Pihak
Kedua harus membayar seluruh angsuran yang terhutang berdasarkan skema
pembayaran dan seluruh sisa Harga Jual selambaat-lambatnya pada
penandatanganan Berita Acara Serah Terima.
LAMPIRAN III (B)
Dinding Luar : Dinding beton bertulang dan dinding batu bata yang padat
dilapisi cat semprot.
Pintu-pintu : (a) Pintu kayu dekoratip yang -Pintu masuk utama ke unit
berat apartemen
(b) Pintu kayu dekoratip -Kamar tidur, kamar mandi,
dapur
(c) Pintu kayu -Gudang
(d) Kunci -Kunci yang bermutu
Perlengkapan kamar mandi : Barang-barang perlengkapan yang bermutu
pada kamar mandi sebagai berikut:
(a) Kamar mandi dalam -Bak mandi panjang, kotak peralatan dibagian
Kamar tidur utama atas & WC (kain penutup shower & bidet hanya
untuk tipe F & G)
(b) Kamar mandi yang lain -Bak mandi panjang, kotak peralatan di bagian
atas & WC (Tipe E, F & G kecuali untuk kamar
tidur tamu Tipe G)
(c) Kamar mandi umum -Titik shower, kotak peralatan di bagian atas &
WC
(e) Kamar mandi luar -Titik shower, tempat cuci tangan & WC
Instalasi Listrik :
Titik-titik lampu - 15 16 17 17 20 2 29
5
Pendingin ruangan - 4 5 6 5 6 8 9
dalam
13 A SSO - 15 16 18 18 21 2 26
6
Pemanas Air - 2 2 2 2 3 6 4
Bel Pintu : 1 1 1 1 1 1 1
Soket TV - 2 2 2 2 2 2 2
Soket Telepon - 2 2 2 2 2 2 2
Jalur untuk mobil dan tempat parkir : Jalan untuk mobil dari beton
dan lempengan berlubang
untuk tempat parkir mobil.
Catatan : Spesifikasi diatas dapat berubah apabila disetujui dan diminta oleh
pejabat yang berwenang.