Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATERNITAS

GANGGUAN PADA MASA NIFAS

KELOMPOK II

Nama:1. Mahardika Aprilia Lubaba


2. Mega Dewi Anggraini
3. Nurul Aini
4. Putri Sakila Sahara
5. Riska Oetami Putri
6. Roza Oktaliana Putri
7. Sonia Indah Sari
8. Yopi Ardiansyah
9. Widya Helmalia Putri

SMK AZZA WA JALLA LAMPUNG


TAHUN PELAJARAN
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat


limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah tentang
‘Gangguan Yang Terjadi Pada Masa Nifas’ ini dapat terselesaikan
dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini ialah dalam rangka


memenuhi tugas Maternitas yang diberika oleh Ibu Yuyun Kamsiati,
S.ST

Kami sadar sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses


pembelajaran pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat positif kami harapkan
untuk memperbaiki pembuatan maupun penulisan makalah dimasa
yang akan mendatang.

B.Lampung, 07 April 2018


BAB I
Gangguan Pada Masa Nifas

A.Jenis Gangguan Pada Masa Nifas.


Pada masa nifas beberapa masalah sering terjadi baik itu secara fisik
maupun psikologis. Berikut macam-macam gangguan yang sering terjadi
pada Ibu saat masa nifas sebagai berikut:

I. Post Partum Hemorrhage.


Merupakan perdarahan pasca persalinan dengan hilangnya lebih dari atau
sama dengan 500ml darah, setelah selesai kala III.
Pendarahan ini disebabkan oleh involusi abnormal tempat melekatnya
plasenta, namun dapat pula disebabkan karena retensi sebagian plasenta,
endometritis puerperalis, trauma akibat repture uterus, inverse uterus,
perlukaan jalan lahir, dan pembekuan darah seperti, Hipofibrinogenemia
dan Hipotrombonemia.
Klasifikasi post partum hemorrhage terbagi menjadi 2 antara lain sebagai
berikut:
a. Perdarahan post partum primer(<24 jam atau perdarahan pda 24 jam
pertama setelah persalinan).
b. Perdarahan post partum sekunder(>24 jam atau perdarahan setelah 24
jam pertama pasca persalinan).

II. Infeksi Nifas.


Merupakan infeksi bakteri pada traktus genetalia yang terjadi setelah
melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau
lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan
mngecualikan 24 jam pertama (joint Commitee On Maternal Welfare,
AS).
Penyebab Infeksi Pada Saat Nifas.
Disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam organ kandungan maupun
kuman dari luar yg sering menyebabkan infeksi. Berdasakan masuknya
kuman kedalam organ kandungan terbagi menjadi:
a. Ektogen(kuman datang dari luar).
b. Autogen(kuman dari tempat lain).
c. Endogen(kuman dari jalan lahir sendiri).
Selain itu, infeksi nifas dapat disebabkan oleh:
a. Streptococcus Haemolyticus aerobic.
Merupakan penyebab infeksi yang paling berat. Infeksi ini bersifat
eksogen (misal dari penderita lain, alat steril, tangan penolong dll).
b. Staphylacoccus Aerus.
Cara masuk bakteri ini secara eksogen, merupakan penyebab infeksi
sedang. Sering di temukan di rumah sakit maupun tempat lain.
c. Escheria Coli.
Beasal dari kandung kemih atau rektum. Escheria Coli dapat
menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan
endometrium.
d. Clostridium welchii.
Bersifat anaeron dan jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan persalinan
ditolong dukun.

Patofisiologi Infeksi Pada Nifas.


Tempat yang baik sebagai tempat tumbuhnya kuman adalah di daerah
bekas inserio(pelekatan) plasenta. Insersio plasenta merupakan sebuah
luka dengan diameter 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol benjol
karena banyaknya vena yg ditutupi oleh trombus. Selain itu, kuman dapat
masuk melalui servik, vulva, vagina dan perineum.

Cara Terjadi Infeksi.


Infeksi nifas dapat terjadi karena:
1. Manipulasi penolong yang tidak steril atau pemeriksaan dala berulang
ulang.
2. Alat-alat tidak steril.
3. Infeksi droplet, sarung tangan, dan alat-alat yang terkontaminasi.
4. Infeksi nosokornial rumah sakit.
5. Infeksi intrapartum.

Faktor Predisposisi Infeksi Nifas.


Faktor predisposisi infeksi nifas antara lain:
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti
pendarahan yang banyak.
2. Persalinan dengan masalah seperti, partus/persalinan lama dengan
ketuban pecah dini.
3. Tindakan obstetrik operatif baik pervaginam maupun per abdominal.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah dalam
rongga rahim.
5. Episiotomi atau laserasi jalan lahir.

Tanda dan Gejala Infeksi Nifas.


Pada infeksi nifas antara lain demam, sakit didaerah infeksi, warna
kemerahan, fungsi organ terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas
sebagai berikut:
1. Infeksi lokal.
Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, mobilitas
terbatas, suhu badan menngkat.
2. Infeksi Umum.
sakit dan lemah, suhu badan meningkat, pernafasan meningkat, dan
sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan koma.

Klasifikasi Infeksi Nifas.


1. Infeksi pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium
meliputi:
a. Vaginitis
Merupakan infeksi pada vagin. Vaginitis pada ibu pasca
melahirkaan terjadi secara langsung pada luka vagina atau
perineum.
b. Servisitis.
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak
menimbulkan banyak gejala.
c. Endometritis.
Paling sering terjadi. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum
dan bersifat naik-turun.
2. Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh darah.
a. Septikemia.
Keadaan dimaa kuman-kuman atau toksinnya langsung masuk
kedalam peredara darah dan menyebabkan infeksi.
b. Piemia.
Gejala klinik antara lain: rasa sakit pada daerah tromboflebitis,
setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum diatas, hasil
laboratorium menunjkkan leukositosis.
c. Tromboflebitis.
Merupakan radang yang terjadipada vena.
3. Infeksi nifa yang penyebarannya melaui jalan limfe.
a. Peritonitis.
Menyerang pada daerah pelvis. Gejala kinik antara lain: demam,
nyeri perut bawah, keadaan umum baik.
b. Parametritis
Gejala klinik adalah nyeri sesaat dilakukan periksa dalam, demam
tinggi menetap, nadi cepat, perut nyeri.
4. Infeksi nifas penyebaran melalui permukaan endometrium.
Merupakan salfingitis dan ooforitis. Gejalanya hampir sama dengan
peritonitis.

Pencegahan Infeksi Nifas.


a. Selama Kehamilan.
Pencegahan infeksi selama kehamilan antara lain:
1. Perbaikan gizi.
2. Hubungan seksual pada umur kehmilan tua sebaiknya tidak
dilakukan.
b. Selama Persalinan.
Pencegahan infeksi selama persalinan antara lain sebagai berikut:
1. Membatasi masuknya kuman-kuman kedalam jalan lahir.
2. Membatasi perlukaan jalan lahir.
3. Mencegah perdarahan banyak.
4. Menghindari persalinan lama.
5. Menjaga sterilisasi ruang dan alat yang digunakan untuk
persalinan.
c. Selama Nifas.
1. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
2. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genitalharus
suci hama.
3. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan
khusus.
4. Membatasi tam yang berkunjung,
5. Mobilisasi dini.
III. Depresi Ringan.
Depresi ringan atau postpartum blues dapat terlihat pada beberapa hari
pasca melahirkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
sebagai berikut:
1. Kegirangan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita
selama hamil dan melahirkan.
2. Rasa nyeri pada awal nifas.
3. Kelelahan akibat kurang tidur
4. kecemasan akan kemampuan untuk merawat bayi.
5. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.
Gangguan ini biasanya akan hilang setelah 2-3 hari atau kadang menetap
10 hari. Pendekatan keluarga dan konsulatasi dengan psikolog dapat
membantu mengatasi kondisi ini.

IV. Kelainan Payudara Saat Nifas.


1. Pembendungan air susu.
Meupakan pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktiferi atau oleh kelenjar kelenjar tidak dikosongkan semprna atau
karena kelainan putting susu. Gejalanya seperti, payudara bengkak,
keras, panas, dan nyeri.
2. Mastitis.
Merupakan suatu peradangan pada payudara disebabkan oleh kuman,
terutaa staphylococcus aureus melalui luka pada putting susu, atau
melalui peredaran darah.
3. Galaktokel(galactocele).
Air susu membeku dan terkumpul pada suatu bagian payudara
menyerupai tumor kistik. Terjadi karena sumbatan air susu.
4. Kelainan putting susu.
a. Putting susu bundar dan menonjol.
b. Putting susu terbenam dan cekung sehingga menyulitkan bayi
untuk menyusu.
c. Ada luka pada putting susu, segera diobati dengan salep dan
sementara menunggu sembuh air susu dipompa.
B.Kelainan-Kelainan Lain Pada Masa Nifas.
I. Nekrosis Pars Anterior Hipofisis Pascapersalinan.
Terjadi tidak lama sesudah persalinan sebagai akibat syok karena
pendarahan. Dengan demekian menurut pendapat nekrosisi timbul
pada syok yang disertai kelainan pembekuan paada eklampsia dan
solusio plasenta.
Pengobatan terdiri dari pemberian hormon hormon untuk mengganti
hormon yang tidak lagi atau kurang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid,
kelenjar supra-renalis, dan ovarium.
II. Sub-involusi Uterus.
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 gram
6 minggu kemudian. Faktor-faktor penyebab antara lain adalah
infeksi (endometritis), sisa uri, mioma uteri, bekuan-bekuan darah dan
sebagainya.
Pengobatan dilakukan dengan cara memberikan pengobatan injeksi
methergin setiap hari ditambah ergometrin per’oral. Bila ada sisa
plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung
infeksi.
III. Flegmasia Alba Dolens.
Merupakan suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau kedua vena
femoralis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embolus
disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan pada inti
pembuluh darah, perubahan darah, perubahan pada susunan darah,
laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi.
Penanganan dilakukan dengan cara daerah yang terkena
diistirahatkan, kaki ditinggikan dan diberikn obat-obatan, seperti
tablet asam asetilasalisilat dan antibiotik.
BAB II
Penutup

A. Kesimpulan.

Masa nifas merupakan sesuatu fisiologis yang terjadi terhadap ibu


setelah melahirkan. Masa dimana semua organ kandungan akan kembali
seperti sebelum terjadinya kehamilan.
Namun, ternyata tidak semua ibu akan mengalami masa nifas yang
fisiologis. Ada juga ibu yang mengalami masa nifas yang beresiko untuk
terjadinya sebuah infeksi, penyakit bahkan kematian.
Untuk menghidari terjadinya infeksi pada masa nifas, kita harus
mengetahui tanda dan gejala awal yang akan menimbulkan terjadinya
penyakit-penyakit seperti yang disebutkan di atas, dan kita pun harus tetap
menjaga kebersihan pada saat menolong ibu melahirkan.

B. Saran.
Dengan adanya makalah ini diharapkan seluruh siswa dan masyarakat
terutama pada Ibu lebih harus selalu waspada mengenai masalah atau
gangguan yang terjadi pada masa nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati,E.2008. Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta:Mitra


Cendekia.

Khaidir,M.2009. Asuhan Keperawatan Dengan Infeksi Nifas.

Kuliahbidan.2008. Infeksi Nifas.

Kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/infeksi-Nifas.html diunduh
4 oktober 2011.01:04Am.

Saleha, S.2009. Asuhan Kebidanan Pada Massa Nifas.


Jakarta:Salema Medika.

Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.


Yogyakarta: Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai