Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN PENYAKIT DENGUE HEMORHAGIC FEVER


DIRUANG ANYELIR PUSKESMAS TAROGONG GARUT

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Stase
Keperawatan Dasar Profesi
Dosen Pembimbing : Sriyekti Widadi.,M.Kep

Disusun Oleh:
Aida Nurul Faida
Ayudia Lisnawati
Bambang Priadi
Dina Agusti
Fitri Budi Rochmawati
Mega Apriyanti
Mega Rahayu
Neng Widya
Selvi Estria

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
2021 -2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN PENYAKIT DENGUE HEMORHAGIC FEVER
DIRUANG ANYELIR PUSKESMAS TAROGONG GARUT

A. Latar Belakang
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan salah satu masalah
umum kesehatan masyarakat di Indonesia, kasusnya cenderung meningkat
dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan
peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya
hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus Dengue dan nyamuk
penularnya di berbagai wilayah di Indonesia (Depkes RI, 2005).
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang di sebabkan
oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina),
terutama menyerang anak remaja dan dewasa dan sering kali
menyebabkan kematian bagi penderita (Effendy, 2016 )
Dengue Hemoragic fever (DHF) biasanya ditandai seperti
hipertermi, sakit kepala, nyeri tulang, nyeri sendi, nyeri otot, ruam dan
leukopenia, pembesaran hati, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi. Pasien
juga bisa mengalami syok hipovolemik yang diakibatkan oleh kebocoran
plasma. Syok ini disebut syndrome syok dengue dan juga dapat
mengakibatkan kefatalan ( WHO,2017)
Penyakit Demam Berdarah sampai sekarang adalah penyakit yang
sangat cepat berkembang dan menyebar sangat luas. Penyakit ini hampir
di seluruh Dunia bisa ditemukan terutama di negara tropis dan subtropis,
sebagai penyakit endemik. Kejadian luar biasa Dengue sering terjadi di
Daerah endemik dan sangat berpengaruh jika musim hujan datang, karena
menyebabkan meningkatnya aktivitas vektor dengue dan dapat dengan
mudah menular. Penyakit demam berdarah Dengue (DBD) pada manusia
terjadi melalui nyamuk aedes aegepty (Ariani, 2016).
B. Tinjauan Teori
1. Definisi
Dengue Haemorrhagic Fever/DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik (Nurarif & Hardhi, 2015).
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk, Virus dengue ditularkan
oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti. Penyakit ini
tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam
risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat
tidak direncanakan (WHO, 2015).
Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) atau lebih sering dikenal
dengan penyakit DBD merupakan penyakit yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk oleh virus dengue yang ditandai dengan demam,
nyeri otot, nyeri sendi, ruam pada kulit, mual, muntah dan
trombositopenia
2. Etiologi
Demam berdarah terjadi ketika seseorang digigit oleh nyamuk
yang terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies utama
yang menyebar penyakit ini. Faktor risiko untuk demam berdarah
termasuk memiliki antibodi terhadap virus demam berdarah dari
infeksi sebelumnya (Vyas, et al, 2014).
3. Faktor Predisposisi/Presipitasi
Penyebaran Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) secara pesat
dikarenakan virus dengue semakin banyak menular pada manusi adan
dikung oleh faktor sebagai berikut :
a. Semakin meningkatnya jumlah penduduk didalam kota
b. Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai
pencegahan penyakit dengue haemmorhagic fever
c. Kurang efektinya program pengawasan
d. Memburuknya system air dan peningkatan nyamuk vector
utama
e. Kemiskinan yang membuat orang tidak mempunyai
kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat
4. Patofisiologi
Pada penderita DHF terjadi peningkatan permeabilitas dinding
kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan atau kebocoran
plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit
berkurang, terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) yang
dikarenakan kekurangan haemoglobin, terjadinya hemokonsentrasi
(peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan (syok). Hal pertama
yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-
pegal di seluruh tubuh, ruam atau bitnik-bintik merah pada kulit
(petekie), sakit tenggorokan.
Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya
kebocoran atau perembesan plasma ke ruang ekstra seluler sehingga
nilai hematocrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan
untuk memantau hematocrit darah berkala untuk mengetahuinya.
Setelah pemberian cairan intravena peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian
cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk
mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika
tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami
kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk
bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila tidak segera ditangani
dengan baik maka akan mengakibatkan kematian. Sebelumnya
terjadinya kematian biasanya dilakukan pemberian transfusi guna
menambah semua komponenkomponen di dalam darah yang telah
hilang.
5. Tanda dan Gejala
Dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40 ° C) disertai dengan
2 dari gejala berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri
otot dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar atau ruam.
Gejala biasanya berlangsung selama 2-7 hari, setelah masa inkubasi
4-10 hari setelah gigitan dari nyamuk yang terinfeksi.
Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan
karena plasma bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan,
pendarahan parah, atau gangguan organ. Tanda-tanda peringatan
terjadi 3-7 hari setelah gejala pertama dalam hubungannya dengan
penurunan suhu (di bawah 38 ° C ) dan meliputi: sakit parah perut,
muntah terus menerus, napas cepat, gusi berdarah, kelelahan,
kegelisahan dan darah di muntah.
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:

a. Derajat I

Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya


manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif,
trombositopenia, himokonsentrasi.

b. Derajat II
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.

c. Derajat III

Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat


dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi
disertai dengan kulit dingin dan gelisah.

d. Derajat IV
Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak Terukur.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Uji tourniquet
Perocbaan ini bermaksud menguji ketahanan kapiler darah
dengan cara mengenakan pembendungan kepada vena
sehingga darah menekan kepada dinding kapiler. Dinding
kapiler yang oleh suatu penyebab kurang kuat akan rusak oleh
pembendungan itu, darah dari dalam kapiler itu keluar dari
kapiler dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga
Nampak sebagai bercak kecil pada permukaan kulit. Jika ada
lebih dari 10 petechia dalam lingkungan itu maka test
biasanya baru dianggap abnormal, dikatakan tes itu positif.
b. Hemoglobin
Nilai normal hemoglobin untuk pria 13-15 gr/dl dan wanita
12-14 gr.dl. Kadar hemoglobin pada hari-hari pertama
biasanya normal atau sedikit menurun. Tetapi kemudian
kadarnya akan naik mengikuti peningkatan hemokonsentrasi
dan merupakan kelainan hematologi paling awal yang dapat
ditemukan pada penderita DHF.
c. Hematokrit
Nilai hematokrit ialah volume semua eritrosit dalam 100 ml
darah dan disebut dengan persen dan dari volume darah itu.
Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena atau darah
kapiler. Nilai normal untuk pria 40-48 vol% dan wanita 37-43
vol%. Nilai hematokrit biasanya mulai meningkat pada hari
ketiga dari perjalanan penyakit dan makin meningkat sesuai
dengan proses perjalanan penyakit.
d. Trombosit
Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat
dipengaruhi oleh cara menghitungnya, sering dipastikan nilai
normal itu antara 150.000 – 400.000/µl darah
7. Pathway

Nyamuk mengandung virus dengue

Menggigit manusia

Virus masuk ke aliran darah

Mekanisme tubuh untuk


Masuk ke pembuluh darah
melaawan virus yang Viremia otak sehinga mempengaruhi
masuk
hipotalamus

Komplemen antigen
Peningkatan asam antibody meningkat
lambung Suhu tubuh
meningkat
(hipertermi)
Pelepasan peptida
Mual muntah

Pembebasan histamine

Gangguan
pemenuhan nutrisi Peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah

Plasma banyak
Kebocoran plasma menggumpal pada
jaringan interstitial
tubuh

HB turun Perdarahan ekstrakulikuler


Oedema

Resiko syok hipovolemik


Tubuh lemas
Gangguan rasa
nyaman nyeri

Intoleransi
aktivitas
8. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan
b. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada penderita DHF
yaitu demam tinggi dan lemah
c. Riwayat penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang
disertai menggigil, dan saat demam kesadaran
komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3
dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang
disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala,
nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan
pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan
4)
- Riwayat penyakit dahulu
Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa
mengalami serangan ulangan Demam Berdarah
Dengue dengan tipe virus yang lain.
d. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang
dan gantungan baju di kamar).
e. Pola kebiasaan
- Nutrisi
frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang,
napsu makan menurun
- Eliminasi
mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam
Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa terjadi
melena.

- Istirahat tidur
sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
kualitas tidur maupun istirahatnya kurang
- kebersihan
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan
lingkungan cenderung kurang terutama untuk
membersikan tempat sarang nyamuk Aedes Aegypti.
- Perilaku
bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
f. Pemeriksaan fisik
- Kepala
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan
karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang
mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III,
IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut
kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan.
- Leher
tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada
Grade II, III, IV).
- Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak.
Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang
tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura),
rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada
grade III dan IV.
- Abdomen
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati
(hepetomegali), asites.
- Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta
tulang.
9. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan
infeksi virus.
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh
darah perifer.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak
ada napsu makan.
d. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
f. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan
kelemahan tubuh.
10. Intervensi
Diagnose Batasan Intervensi
Keperawatan karakteristik
Peningkatan suhu - menggigil - identifikasi penyebab
tubuh menurun hipertermi
(hipertermia) - pucat menurun - monitor suhu tubuh
berhubungan - suhu tubuh - monitor keluaran urine
dengan infeksi membaik Terapeurik:
virus. - kulit merah - sediakan lingkungan yang
menurun sejuk
- - beri cairan oral
- ganti pakaian dengan
yang mudah menyerap
keringat
-lakukan pendinginan
eksternal seperti kompres
dingin/ hangat
- hindari pemberian
antipiretik
Edukasi : anjurkan tirah
baring
Kolaborasi : pemberian
cairan iv
Nyeri - tingkat nyeri Observasi :
menurun - identifikasi frekuensi,
- frekuensi nadi sakla, karakteristik nyeri
membaik - Identifikasi faktor yang
- pola nafas mmeperberat nyeri
membaik Terapeutik:
- keluhan nyeri Beri terapi
berkurang nonfarmakologi untuk
- kesulitan tidur mengurangi nyeri
berkurang ( kompres hangat/dingin)
Kolaborasi pemberian
analgesic
Kebutuhan nutrisi - porsi makan yang Observasi
dihabiskan - identifikasi status nutrisi
- BB meningkat - identifikasi alergi
- frekuensi makan makanan
meningkat -monitor asupan makanan
- Nafsu makan dan BB
meningkat Terapeutik:
- perasaan cepat -beri makanna yang
kenyang mengandung serat
-kolaborasi dengan ahli
gizi unruk mrnrntukan
jumlah kalori yang
dibutuhkan tubuh
Perdarahan b.d - kelembaban Observasi :
trombositopenia membrane mukosa - identidikasi penyebab
membaik perdarahan
- distensi abdomen Monitor nilai hemoglobin,
mengurang hematocrit sebelum dan
Denyut nadi sesudah kehilangan darah
membaik - Monitor intake output
cairan
Terapeutik : pertahankan
akses IV
Edukasi : anjurkan
membatasi aktivitas
Kolaborasi pemberian
cairan
Cairan dan - TD membaik Observasi :
elektrolit - ,mmebran - monitor status hidrasi
mukosa membaik - monitor BB
Turgor kulit - identifikasi tanda dan
membaik gejala kekuranag cairan
BB meningkat dan elektrolit
Terapuetik:
- Catat intake output dan
hitung balance cairan
- beri asupan cairan sesuai
kdp
Beri cairan intravena jika
perlu
Kolaborasi pemberian
diuretic

Daftar Pustaka
Dinkes DIY. (2015). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_
2014/3471_DIY_Kota_Yogyakarta_2014.pdf

Anda mungkin juga menyukai