NAMA : HARDITA
NIM : 821096492
PROGRAM STUDI : S1-PGSD. BI
POKJAR : PANGKALPINANG
MASA REGISTRASI :
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT BELAJAR JARAK JAUH PANGKALPINANG
POKJAR PANGKALPINANG
TAHUN 2021
i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam subernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
HARDITA
NIM : 821096492
ii
KATA PENGANTAR
Laporan ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat tugas akhir
pada Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional Program S1-PGSD FKIP
Universitas Terbuka. Mata Kulian Pemantapan Kemampuan Profesional ini,
mahasiswa dituntut untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan di SD Bakti Parittiga, supaya lebih terarah dan tertuju kepada
profesionalitas.
Laporan ini dapat tersusun berkat dukungan dan do’a dari semua pihak.
Untuk itu, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
iii
tidaklah ada manusia yang sempurna dan senantiasa dalam memperbaiki diri.
Akhir kata peniliti berharap semoga Pemantapan Kemampuan Profesional ini
dapat memberikan manfaat yang baik. Atas perhatiannya peneliti ucapkan
terimakasih.
Parittiga, November 2021
Mahasiswa
HARDITA
NIM : 821096492
iv
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
1. Identifikasi Masalah..................................................................................2
2. Analisis Masalah.......................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................5
D. Membaca Permulaan.....................................................................................7
BAB III..................................................................................................................12
METODE PENELITIAN.......................................................................................12
v
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................12
C. Desain Perbaikan........................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................22
B. Refleksi.......................................................................................................24
C. Refleksi.......................................................................................................27
BAB V....................................................................................................................34
A. Kesimpulan.................................................................................................34
B. Saran............................................................................................................36
DAFTAR ISI..........................................................................................................37
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GRAFIK
Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai KKM pada siklus I ………...
Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai KKM pada siklus II ………..
Persentase Jumlah Peserta Didik yang Mencapai KKM pada siklus I, dan
SIklus II ………..................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Dengan Metode Suku Kata
Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Kelas 2 di SD Bakti Parittiga
oleh :
HARDITA
NIM : 821096492
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kesulitan guru dalam mengajarkan
pelajaran tematik. Pengalaman dan kemampuan guru dalam penggunaan metode
masih kurang, yang menjadi kendala dalam keberhasilan peserta didik dalam
proses pembelajaran membaca permulaan. Dilihat dari nilai ketuntasan individu
diperoleh hasil dari 5 peserta didik hanya 2 peserta didik (30%) yang mencapai
KKM untuk nilai pengetahuan dan 3 peserta didik (65%) yang mencapai KKM
untuk nilai keterampilan. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah dengan
menerapkan metode suku kata dalam peningkatan kemampuan membaca
permulaan bagi peserta didik berkebutuhan khusus di kelas Inklusi.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan khusus ini telah disesuaikan dengan kemampuan dan
keterbatasan anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga tetap dapat memperoleh
haknya akan pendidikan. Keterbatasan kemampuan mental pada anak tunagrahita
ini dapat mempengaruhi sistem belajar terutama proses belajar membaca,
membaca merupakan kemampuan yang penting dalam berkomunikasi.
Kebanyakan dari masyarakat awam, mereka hanya mengenal pendidikan
untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus dapat bersekolah di Sekolah Luar
Biasa (SLB) atau Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC). Padahal Pemerintah
telah menetapkan bahwa sekolah tersebut bukan satu-satunya pilihan bagi anak
yang berkebutuhan khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus ini juga bisa diterima
disekolah anak-anak biasa yang dikenal dengan sekolah Inklusi. Di sekolah
inklusi ini anak-anak berkebutuhan khusus ini sudah dapat dipastikan akan haknya
mengecam pendidikan wajib 9 tahun. Peraturan ini telah ditetapkan pada
Permendikbud No. 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik
yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa. Hal
ini juga tertuang dalam pasal 2 bahwa tujuan dari pendidikan inklusi adalah untuk
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peserta didik yang memiliki
kelainan kondisi fisik, emosional, mental, sosial, potensi kecerdasan, dan bakat
istimewa, serta menyelenggarakan pendidikan yang menghargai keanekaragaman
serta tidak diskriminatif.
Permasalahan yang dihadapi guru saat ini adalah kurangnya minat
peserta dalam menerima pelajaran terutama minat dalam membaca, penyebabnya,
yaitu kurangnya interaksi antara peserta didik dan guru, sehingga materi pelajaran
yang diajarkan terlihat membosankan, hal inilah yang menyebabkan penilaian
terhadap peserta didik tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), rata-
rata ketuntasan tersebut hanya mencapai 40% saja, sedangkan 60% dari hasil
penelitian belum mencapai kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Oleh karena
1
itu guru telah menetapkan pembelajaran yang khusus bagi peserta didik
tunagrahita dengan menggunakan metode pembelajaran suku kata sebagai
penerapan pembelajaran awal. Diharapakan dengan metode tersebut dapat
menumbuhkan minat membaca pada peserta didik berkebutuhan khusus ini.
Dalam telaah permasalahan tersebut proses penilaian tindakan kelas
dapat dilakukan secara individu agar perkembangan kognitif peserta didik dapat
berjalan dengan maksimal.
Pembahasan setiap karakter peserta didik berkebutuhan khusus ini, maka
dalam proses tindakan kelas harus menyesuaikan dengan kemampuan terutama
bakat, motivasi, kemampuan berfikir, tingkah laku peserta didik, bukan untuk
membeda-bedakan tetapi lebih kepada kompetensi, kemampuan, dan karakter
setiap peserta didik berkebutuhan khusus.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan terhadap situasi tersebut penulis dapat
mengidentifikasi masalah yang dihadapi sebagai berikut :
a. Pelajaran lebih terasa monoton dan tidak terlihat stimulus maupun respon
dari peserta didik.
b. Peserta didik kurang memahami materi pelajaran yang diajarkan
c. Minat peserta didik dalam membaca kurang aktif, tidak ada timbal balik
dan kurang pedulinya peserta didik dalam membaca karena lebih terpusat
kepada guru.
2. Analisis Masalah
Dengan mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran Tematik, penulis
dapat mengenalisa permasalahan yang terjadi, sebagai berikut :
a. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dan peserta didik hanya
menggunakan metode ceramah.
b. Guru kurang memberikan respon terhadap peserta didik secara individu.
c. Guru tidak melibatkan peserta didik dalam membaca suku kata sesuai
dengan materinya.
2
3. Alternatif dalam Pemecahan Masalah
Dari hasil analisa masalah yang ditemukan maka penulis mencari solusi
yang dilaksanakan dalam beberapa siklus perbaikan pembelajaran. Alternatif
yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
karena penanganan terhadap anak berkebutuhan khusus harus dilakukan
secara maksimal dan terkhusus.
b. Guru lebih memfokuskan dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk waktu yang cukup.
c. Menggunakan media yang mudah dipahami peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan menyerap pelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi, yakni belum
tercapainya nilai maksimal dalam membaca suku kata, dengan ini penulis dapat
merumuskan masalah, yaitu :
1. Apakah metode suku kata dapat meningkatkan kemampuan membaca bagi
anak berkebutuhan khusus di kelas II SD Bakti Parittiga ?
2. Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca dengan menggunakan
metode suku kata bagi anak berkebutuhan khusus kelas II di SD Bakti
Parittiga ?
3
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Peneltian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata bagi anak
berkebutuhan khusus Kelas II di SD Parittiga.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
Berkaitan dengan permasalahan yang saat ini dihadapi oleh guru salah
satunya adalah keterbatasan dalam kecerdasan intelektual dan kemampuan dalam
berprilaku yang benar terutama anak berkebutuhan khusus (ABK). Keterbatasan
dalam kecerdasan tidak dibandingkan dengan anak seusianya. Menurut Jati
Rinakri Atmaja, M.Pd 2018, Anak berkebutuhan khusus adalah suatu kondisi
anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan
intelegensi dan ketidakcakapan dalam komunikasi sosial, anak berkebutuhan
khusus ini juga sering dikenal dengan istilah keterbelakangan mental karena
keterbatasan kecerdasannya. Akibatnya anak berkebutuhan khusus ini sukar untuk
mengikuti pendidikan biasa di sekolah.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan secara garis besar
setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki perbedaan kemampuan
disetiap individunya dalam melakukan aktivitas karena daya serap berpikir
memiliki keterbatasan, daya ingat kurang, dan sulit untuk berkonsentrasi,
sehingga dengan penerapan pendidikan sekolah inklusi ini dapat membuktikan
bahwa setiap perbedaan tidak akan menjadi hambatan dalam perkembangan
peserta didik walaupun berada di sekolah inklusi dengan tetap didampingi oleh
guru yang berkompeten dan profesional.
6
c. Manajemen dengan prinsip kebiasaan berbicara berdasarkan fakta,
sikap menghargai, melakukan perbaikan, dan melaksanakan fungsi
sesuai dengan tugas.
d. Dana yang menunjang kegiatan belajar mengajar agar lebih optimal
e. Sarana dan Prasarana dengan perlengkapan disesuaikan untuk anak
normal maupun anak berkebutuhan khusus (ABK).
f. Lingkungan yang kondusif dengan konsep inklusi dan pengenalan
kepada masyarakat awam tentang sekolah inklusi.
g. Peserta didik terdiri dari anak-anak biasa pada umumnya dan anak
berkebutuhan khusus (ABK).
h. Proses belajar mengajar dengan menngunakan metode pengajaran
langsung, terkoordinir, dengan kelompok, intervensi.
7
dalam instruksional umum dan tujuan jangka pendek yang terfokus dalam
instruksional khusus.
Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca Permulaan
Membaca permulaan menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1993 : 11),
menjelaskan bahwa dalam mengajarkan kemampuan membaca ditahap permulaan
menekankan pada pengembangan kemampuan membaca tingkat dasar, antara lain
kemampuan untuk dapat membaca huruf, suku kata, dan kemudian kalimat yang
ditampilkan dalam bentuk tulisan ke bentuk lisan.
Membaca menjadi sesuatu yang harus dilakukan sendiri maupun dibaca
dengan nyaring. Hal ini dapat mempengaruhi yang mendengarnya, membaca juga
dapat membangun konsentrasi. Kegiatan membaca juga membutuhkan
keseimbangan mulai dari gerakan mata dan pemantapan pikiran untuk menerima
informasi dan menelaah informasi tersebut. Menurut Harris dan Sipay (1980 : 8)
membaca sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara tepat
terhadap lambang verbal yang tercetak atau tertulis.
Secara teoritik proses membaca permulaan dilakukan melalui tiga
tahapan. Tahap pertama disebut Visual Memory. Tahap ini huruf, suku kata, kata,
dan kalimat terlihat sebagai lambang grafis. Tapan kedua disebut dengan
Phonological Memory. Pada tahap ini terjadi proses pembunyian lambang grafis
yang sudah terekam. Tahap ketiga disebut Semantic Memory. Pada tahap ini
terjadi proses pemahaman terhadap kata dan kalimat. Kesimpulan pada tahapan
dalam proses membaca permulaan dapat diartikan sebagai aktivitas visual yang
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis kedalam bunyi.
Menurut Haris dan Sipay, (1980 : 8) membaca sebagai suatu kegiatan
yang memberikan respon makna secara tepat terhadap lambang verbal yang
tercetak atau tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi
antara persepsi terhadap simbol grafis dan keterampilan berbahasa serta
pengetahuan membaca. Dalam interaksinya, guru berusaha menciptakan kembali
makna sebagaimana makna yang ingin disampaikan dan mencoba untuk
mengkreasikan apa yang dimaksud.
8
Peserta didik tidak hanya dikenalkan dengan metode membaca
permulaan saja, akan tetapi ada berbagai macam metode belajar yang dapat
diajarkan kepada peserta didik yang ada di sekolah terumata kelas satu dan kelas
dua atau pada peserta didik yang berkebutuhan khusus (ABK), adapun macam-
macam metode pembelajarannya, yaitu :
a. Metode Abjad (Alphabet)
b. Metode Eja (Spelling Method)
c. Metode Kata (Whole Word Method)
d. Metode Kalimat (Syntaxis Method)
e. Metode 4 Tahap Steinberg (Four Steps Steinberg Method)
f. Metode Menulis Permulaan
9
Pengertian Metode Suku Kata
Metode suku kata menurut Depdikbud (1992:12) adalah suatu metode
yang mulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang
telah dirangkai menjadi suku kata, kemudian suku kata itu dirangkai menjadi kata
menjadi kalimat.
Menurut Supriyadi (2002 : 12), Metode suku kata adalah suatu metode
yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang
lebih bermakna. Artinya membaca merupakan satu kesatuan kegiatan seperti suatu
pendekatan dengan cerita disertai dengan gambar yang didalamnya berguna untuk
mengenali huruf dan kata-kata. Dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa metode suku kata ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi,
bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, ma, mi, mu, me, mo, ka, ki, ku, ke,
ko, dan seterusnya. Kemudian suku kata tersebut dapat dirangkai menjadi kata-
kata yang mempunyai makna, sebagai contoh dari daftar suku kata tersebut guru
dapat membuat bverbagai variasu suku kata menjadi kata-kata yang bermakna,
misalnya :
Bi-bi cu-ci da-da ma-ma ka-ki
Ba-bu cu-cu du-du ma-mi ku-ku.
Kemudian dengan suku kata diatas dapat dirangkai menjadi kalimat
sederhana yang dimaksud dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana, misalnya :
Da-da ci-ci
Bi-bi ca-ca
Cu-cu ma-ma
Kemudian dengan proses penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi
satuan bahasa terkecil dibawahnya, yakni dari kalimat kedalam kata dan kata
kedalam suku-suku kata.
10
Dalam metode suku kata ini terdapat beberapa langkah kecil dalam
penerapan dan persiapan yang perlu dicermati agar dapat dilakukan dengan tepat,
yaitu. (1) Membaca kata yang sudah dikenal oleh peserta didik. (2) Menguraikan
huruf menjadi suku kata, (3) Menguraikan huruf mrnjadi suku kata, (4)
menggabungkan huruf menjadi suku kata, (5) menggabungkan suku kata menjadi
kata.
Adapaun kekurangan dan kelebihan metode suku kata ini adalah sebagai
berikut :
Kelebihan dari metode suku kata, yaitu :
1. Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehingga mempercepat,
proses penguasan kemampuan membaca permulaan,
2. Dapat belajar mengenal huruf dengan dengan menguraikan suku kata yang
dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya,
3. Penyajiannya tidak memakan waktu yang lama,
4. Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata.
Selain terdapat kelebihan dalam metode suku kata ini, ada juga beberapa
kelemahannya, yaitu :
1. Bagi peserta didik yang kesulitan belajar yang kurang mengenal huruf,
akan mengalami kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku.
2. Peserta didik akan sulit disuruh membaca kata-kata lain, karena hanya
mengingat kata-kata yang diajarkan saja.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Nama : Responden I
Jenis kelamin : Laki-laki
Jenis Ketunaan : Tunagrahita
Karakteristik :
- Peserta didik sudah mampu mengikuti perintah dua tahap dari guru
- Mampu mengidentifikasi benda yang tidak terlihat
- Peserta didik sudah mengenal huruf A sampai dengan Z
- Kondisi emosi belum stabil
12
- Belum mampu meniru ungkapan tiga kata serta mengungkapkan
2. Nama : Responden II
Jenis kelamin : Laki-laki
Jenis Ketunaan : Tunagrahita
Karakteristik :
- Kemampuan berbahasa reseptif dan terlihat kaku
- Peserta didik sudah mampu mengikuti perintah dua tahap dari guru
- Belum mampu mengidentifikasi benda yang tidak terlihat
- Peserta didik sudah mengenal huruf A sampai dengan Z
4. Nama : Responden IV
Jenis kelamin : Laki-laki
Jenis Ketunaan : Tunagrahita
Karakteristik :
- Kemampuan berbahasa reseptif
- Peserta didik belum mampu mengikuti perintah dua tahap dari guru
- Peserta didik sudah mengenal huruf A sampai dengan Z
- Kondisi emosi belum stabil
13
- Belum mampu meniru ungkapan tiga kata serta mengungkapkan
5. Nama : Responden V
Jenis kelamin : Laki-laki
Jenis Ketunaan : Tunagrahita
Karakteristik :
- Kemampuan berbahasa reseptif
- Peserta didik sudah mampu mengikuti perintah dua tahap dari guru
- Mampu mengidentifikasi benda yang tidak terlihat
- Peserta didik sudah mengenal huruf A sampai dengan Z
- Kondisi emosi belum stabil
- Belum mampu meniru ungkapan tiga kata serta mengungkapkan
- Mampu mengidentifikasi orang-orang terdekat
C. Desain Perbaikan
Prosedur perbaikan pembelajaran ini terdiri dari empat komponen pokok
yang dilakukan secara berulang-ulang, yaitu :
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
14
Gambar 3.1 Desan Siklus PTK (Arikunto 2005:42)
15
3. Terwujudnya proses Latihan dalam jabatan selama proses penelitian
berlangsung.
Penelitian Tindakan kelas ini merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran
di kelas.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menetapkan materi pelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum
sekolah.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP) dengan
menggunakan metode suku kata.
3) Menyiapkan soal pre test dan post test terkait materi pelajaran tentang
membaca permulaan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik.
4) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) dan lembar jawaban yang akan
dipelajari.
16
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas peserta didik
dan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
6) Menyiapkan kamera atau handphone sebagai bahan/alat dokumentasi
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a) Menyajikan tulisan atau huruf persuku kata sesuai dengan materi
pelajaran
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi
pada peserta didik dengan contoh.
2) Kegiatan Inti
a) Melaksanakan kegiatan dari lembar yang dibagikan kepada peserta
didik berupa huruf-huruf per suku kata
b) Memperlihatkan kemampuan membaca peserta didik secara
mandiri
c) Menunjukkan tulisan dari hasil kerja peserta didik kepada guru
d) Pemeriksanaan dan penilaian hasil test
3) Kegiatan Akhir
a) Menyimpulkan pemahaman konsep setelah pembelajaran
b) Mengevaluasi tingkat keberhasilan peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar
c) Memberikan penguatan serta apresiasi kepada peserta didik
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan secara bersamaan pada waktu proses
pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi penelitian Tindakan
kelas dilakukan oleh peneliti dibantu oleh supervisor II dengan
menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktifitas peserta didik
dan guru dalam pembelajaran di kelas inklusi. Sedangkan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik yaitu dengan mencatat nilai
hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar setelah siklus
Tindakan dilaksanakan.
17
d. Refleksi
Data dari hasil observasi dan hasil belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran yang dianailsis data sebagai bahan untuk melakukan
refleksi, sehingga dapat diketahui perkembangan yang diperoleh dari
penggunaan metode suku kata. Setelah dilaksanakan siklus I akan menjadi
acuan perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II
Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti untuk
merumuskan proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam
pelaksanaan siklus II. Adapaun pelaksanaan pada siklus II secara rinci meliputi
Langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
1) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi selama proses
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.
2) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II
berdasarkan refleksi siklus I.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
materi yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode suku kata.
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar jawaban yang akan
dipelajari
5) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan selama proses
pembelajaran.
6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas peserta didik
dan guru selama pembelajaran berlangsung.
7) Menyiapkan jenis data yang akan dikumpulkan baik data kualitatif
maupun kuantitatif.
8) Menyiapkan kuisioner dalam penjaringan data tentang pendapat peserta
didik dan guru mengenai penerapan metode suku kata.
18
b. Tahap Pelaknsanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
a) Menyajikan sebuah gambar huruf per kata yang berhubungan
dengan materi pelajaran.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada
peserta didik dengan contoh pembacaan bacaan permulaan.
2) Kegiatan Inti
a) Melaksanakan kegiatan dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah
dipersiapkan.
b) Mempresentasikan hasil kerja didepan kelas dibimbing oleh guru.
c) Memeriksa hasil kerja dengan menilai hasil kerja setiap peserta
didik serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-
kesalahan.
d) Peserta didik mengerjakan soal tes secara individu dalam
pengawasan dan bimbingan dari guru.
e) Memeriksa hasil test setiap peserta didik dan memberikan
penghargaan.
3) Kegiatan Akhir
a) Menyimpulkan pemahaman konsep setelah pembelajaran.
b) Mengevaluasi tinkat keberhasilan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
c) Memberikan motivasi kepada peserta didik.
d) Memberikan kuisioner kepada guru dan peserta didik untuk
mengetahui pendapat peserta didik dengan arahan dari guru tentang
penerapan metode suku kata.
Selama proses pembelajaran akan dilakukan observasi oleh supervisor II
pada akhir pembelajaran siklus II dan diperoleh data observasi serta hasil belajar
peserta didik, maka dapat diketahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran
siklus II tersebut, sehingga hasil refleksinya akan dibandingkan dengan data
observasi dan hasil belajar peserta didik pada siklus I.
19
e. Tahap Operasional dan Evaluasi
Pada tahap observasi ini dilakukan secara bersamaan pada proses
pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi penelitian Tindakan kelas
dilakukan oleh peneliti dibantu supervisor II dengan menggunakan lembar
observasi untuk mengetahui aktifitas peserta didik yang sedang belajar dan guru
yang sedang mengajar. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
diperoleh evaluasi hasil belajar kelas inklusi.
f. Refleksi
Data dari hasil observasi dan hasil belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran membaca permulaan selanjutnta akan dilakukan analisis data
sebagai kajian untuk dilakukan refleksi, sehingga dapat diketahui perkembangan
yang diperoleh dari penerapan metode suku kata pada siklus II, setelah
dilakukan refleksi akan dibandingkan dengan data observasi serta hasil kerja
belajar peserta didik pada siklus I.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
20
fenomena yang terjadi. Teknik ini digunakan untuk mempelajari prilaku
manusia, proses kerja, gejala alam, dan dilakukan pada peserta didik yang tidak
terlalu besar.
Observasi bertujuan untuk pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tinddakan yang
dilakukan oleh peneliti.
Data observasi dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran terlihat pada
pra siklus, guru belum memenuhi kriteria dalam pelaksanaan pembelajaran
yang sesuai, pelaksanaan tidak runtut, dan kurangnya keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran karena guru lebih mendominasi. Pada siklus I dalam
penggunaan metode yang tepat mulai terlhiat peningkatan tetapi masih
didominasi oleh guru sehingga keterlibatan peserta didik masih dirasa kurang.
Pada siklus II guru telah memenuhi syarat dalam pelaksanaan perbaikan
Tindakan kelas karena penggunaan metode yang sudah tepat.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
Persentase Nilai Pengetahuan dan Keterampilan Peserta Didik
No Nilai Fre Persentase %
Kurang Cukup Baik Amat Baik
1 60 0 - - - - - - - -
2 65 1 - - 25% - - - - -
3 70 0 - - - 25% - - - -
4 75 1 - - 25% 25% - - - -
5 80 1 - - - - 25% - - -
6 85 0 - - - - - - - -
7 90 1 - - - - - - 25% 50%
8 95 1 - - - - - - 25% 25%
9 100 0 - - - - - - - -
Jumlah - - 50% 50% 25% 25% 50% 75%
Gambar 4.1
Diagram Batang persentase jumlah peserta didik
yang mencapai KKM pada siklus I
23
80% Amat Baik
70%
60% Baik
50%
40%
Cukup
30%
20%
10% Kurang
0%
Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan
B. Refleksi
Dari tabel dan grafik diatas ditampilkan adanya perubahan peningkatan
yang signifikan. Dapat dilihat. Nilai rata-rata pengetahuan kriteria ketuntasan
minimal membaca permulaan sebesar 81 dan untuk rata-rata nilai Keterampilan
kriteria ketuntasan minimal membaca permulaan sebesar 83. Peserta didik yang
mendapat nilai pengetahuan diatas kriteria ketuntasan minimal sebanyak 2 (50%)
peserta didik dengan predikat amat baik, dan untuk nilai keterampilan diatas
kriteria ketuntasan minimal sebanyak 2 (50%) peserta didik dengan predikat amat
baik. yang mendapat nilai pengetahuan dengan kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 1 (25%) peserta didik dengan predikat baik, dan nilai keterampilan
dengan kriteria ketuntasan minimal sebanyak 1 (25%) peserta didik dengan
predikat baik, serta peserta didik yang mendapat nilai pengetahuan dengan kriteria
ketuntasan minimal sebanyak 2 (50%) peserta didik yang mendapat nilai predikat
cukup, dan nilai keterampilan dengan kriteria ketuntasan minimal sebanyak 2
(50%) peserta didik, dengan nilai keterampilan predikat cukup Pada pelajaran
membaca permulaan yang ditetapkan sekolah.
Berdasarkan data yang diperoleh, membuktikan bahwa keterampilan
dalam mengikuti pelajaran kelas II inklusi sudah mulai baik, dan masih perlu
diadakan tindakan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam
24
kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan
metode suku kata.
1. Deskripsi Siklus II
Berdasarkan hasil penelitiaan perbaikan pembelajaran siklus II data yang
didapat ditampilkan pada tabal dan grafik dibawah ini.
Data hasil evaluasi siklus II sebagai berikut :
Tabel 4.3
Nilai Pengetahuan dan Keterampilan pada Siklus II
No Nama KKM Pengetahuan Keterampilan Ket
Nilai Pre Nilai Pre
1 Responden I 65 85 B 90 A
2 Responden II 65 90 A 85 B
3 Responden III 65 95 A 90 A
4 Responden IV 65 100 A 90 A
5 Responden V 65 100 A 95 A
Jumlah 470 445
Rata-rata 94 89
Nilai Terbesar 100 95
Nilai Terkecil 80 85
Tabel 4.4
Persentase Nilai Pengetahuan dan Keterampilan Peserta Didik
No Nilai Fr Persentase %
Kurang Cukup Baik Amat Baik
e
3 70 0 - - - - - - - -
4 75 0 - - - - - - - -
5 80 0 - - - - - - - -
6 85 1 - - - - 25% 25% - -
7 90 1 - - - - - - 25% 75%
8 95 1 - - - - - - 25% 25%
25
9 100 2 - - - - - - 50% -
Jumlah - - - - 25% 25% 100% 100%
Gambar 4.2
Diagram Batang persentase jumlah peserta didik
yang mencapai KKM pada siklus II
26
Amat Baik
100%
80% Baik
60%
Cukup
40%
20%
Kurang
0%
Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan
C. Refleksi
Dari tabel dan grafik diatas ditampilkan adanya perubahan peningkatan
yang signifikan. Dapat dilihat. Nilai rata-rata pengetahuan kriteria ketuntasan
minimal membaca permulaan sebesar 94 dan untuk rata-rata nilai Keterampilan
kriteria ketuntasan minimal membaca permulaan sebesar 89. Peserta didik yang
mendapat nilai pengetahuan diatas kriteria ketuntasan minimal sebanyak 4 (100%)
peserta didik dengan predikat amat baik, dan untuk nilai keterampilan diatas
kriteria ketuntasan minimal sebanyak 4 (100%) peserta didik dengan predikat
amat baik. yang mendapat nilai pengetahuan dengan kriteria ketuntasan minimal
sebanyak 1 (25%) peserta didik dengan predikat baik, dan nilai keterampilan
dengan kriteria ketuntasan minimal sebanyak 1 (25%) peserta didik dengan
predikat baik, Pada pelajaran membaca permulaan yang ditetapkan sekolah.
27
D. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Peningkatan dari hasil keseluruhan belajar peserta didik dari mulai siklus
I sampai dengan siklus II dapat dilihat dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 4.5
Nilai Pengetahuan dan Keterampilan pada Siklus I, dan Siklus II
No Nama KKM Pengetahuan Keterampilan Ket
Siklus Pre Siklus Pr Siklus Pr Siklus Pre
I II e I e II
Responden I 65 65 C 85 B 70 C 90 A
Responden II 65 75 C 90 A 75 C 85 B
Responden III 65 80 B 95 A 90 A 90 A
Responden IV 65 90 A 100 A 90 A 90 A
Responden V 65 95 A 100 A 95 A 95 A
Jumlah 405 470 415 450
Rata-rata 81 95 83 90
Nilai Terbesar 95 100 95 95
Nilai Terkecil 65 85 70 85
28
Tebal 4.6
Persentase Nilai Pengetahuan Peserta didik Pada Siklus I, dan Siklus II
Tebal 4.6
Persentase Nilai Keterampilan Peserta didik Pada Siklus I, dan Siklus II
29
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II K = Kurang
K C B AB K C B AB
1 60 0 0 - - - - - - - -
2 65 0 0 - - - - - - - -
3 70 1 0 - 25% - - - - - -
4 75 1 0 - 25% - - - - - -
5 80 0 0 - - - - - - - -
6 85 0 1 - - - - - - 25% -
7 90 2 3 - - - 50% - - - 75%
8 95 1 1 - - - 25% - - - 25%
9 100 0 0 - - - - - - - -
Jumlah - 50% - 75% - - 25% 100%
Gambar 4.3
Diagram Persentase Jumlah Nilai yang Mnecapai KKM pada Siklus I, dan Siklus II
30
100% Amat
80% Baik
60% Baik
40% Cukup
20%
Kurang
0%
Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan
Siklus I Siklus I Siklus II Siklus II
31
Berdasarkan dari tabel dan grafik diatas analisis nilai pengetahuan dari
hasil evaluasi siklus 1 diperoleh data 2 peserta didik (50%) mendapat nilai cukup
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal, 1 peserta didik (25%) mendapat nilai
baik , dan 2 peserta didik (50%) mendapat nilai amat baik diatas kirteria
ketuntasan minimal. Dari data tersebut bahwa tujuan pembelajaran sudah terjadi
peningkatan nilai dari hasil evaluasi ulangan harian ke siklus I sebesar (75%).
Berdasarkan dari tebal dan grafik diatas analisis nilai evaluasi siklus II
diperoleh data persentase nilai (0%) peserta didik yang mendapatkan nilai cukup,
peserta didik (25%) mendapatkan nilai baik, dan 4 peserta didik (100%) mendapat
nilai amat baik diatas kriteria ketuntasan minimal. Data tersebut dapat diartikan
peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran di kelas II inklusi, mulai dari
evaluasi ulangan harian sampai dengan siklus II.
Sedangkan untuk penilaian keterampilan berdasarkan dari tabel dan
grafik diatas hasil evaluasi siklus I diperoleh 2 peserta didik (50%) mendapat nilai
cukup, 3 peserta didik (75%) mencapat nilai amat baik diatas kriteria ketuntasan
minimal. Sedangkan hasil evaluasi siklus II diperoleh 1 peserta didik (25%)
mendapat nilai baik, 4 peserta didik (100%) mendapat nilai amat baik diatas
kriteria ketuntasan minimal. Dari data tersebut peningkatan pembelajaran di kelas
Ii inklusi meningkat secara signifikan mulai dari evaluasi hasil ulangan harian
sampai dengan siklus II.
Nilai Rata-rata pengetahuan pada siklus I adalah 81, dan nilai rata-rata
keterampilan adalah 83, kemudian meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata
pengetahuan adalah 95, dan nilai rata-rata keterampilan adalah 90. Hal ini dapat
dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas pada pembelajaran yang peneliti
lakukan dengan menggunakan metode suku kata dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas II inklusi SD
Bakti Parittiga.
Penilaian perbaikan tindakan kelas pada pembelajaran evaluasi hasil
ulangan harian sampai dengan siklus II mengalami peningkatan yang signifikan,
hal ini dikarenakan adanya perubahan penggunaan metode pembelajaran dalam
penyampaian materi pelajaran. Pada evaluasi hasil ulangan harian peneliti hanya
32
menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik merasa cepat bosan, tidak
fokus, dan hanya bermaian saja. Pada siklus I dan siklus II peningkatan minat
belajar peserta didik mulai terlihat karena adanya perubahan metode yang tepat
yaitu metode suku kata, dengan adanya umpan balik antara peserta didik dan guru.
Hal ini menyebabkan perubahan tingkah laku, respon, keaktifan, ketertarikan, dan
minat peserta didik meningkat karena penggunaan metode yang tepat tersebut.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Perbaikan pembelajaran penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus
II yang dilaksanakan pada bulan November 2020 dengan judul meningkatkan
membaca permulaan dengan menggunakan metode suku kata bagi anak
berkebutuhan khusus kelas II Inklusi di SD Bakti Parittiga tahun pelajaran
2021/2021, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan
pemahaman peserta didik dalam pembelajaran membaca permulaan pada kelas II
inklusi ini. Hal ini terbukti dengan data Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dalam perbaikan penelitian tindakan kelas menggunakan metode suku kata materi
membaca permulaan. Peserta didik dibimbing untuk lebih antusias, aktif, dan
kreatif dalam pembelajaran di kelas inklusi. Pada tahap oreintasi peneliti
menyiapkan dan menjelaskan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik,
kemudian pada tahap persentasi peneliti mempraktekkan tentang materi pelajaran
menggunakan huruf perkata yang ditulis dipapan tulis. Dilanjutkan pada tahap
latihan yang diberikan secara terstruktur yang dibimbing oleh guru untuk
membaca perhuruf secara berulang-ulang supaya peserta didik dengan mudah
untuk mengingat dan menghafal. Pada tahap terbimbing guru membimbing
peserta didik mengenal huruf dan kata yang telah disiapkan oleh guru yang ada
didalam kelas. Hal ini dilakukan bertujuan agar peserta didik paham dengan
konsep dasar membaca permulaan yang diberikan guru, dengan adanya latihan
secara mandiri membuat peserta didik menyenangi apa yang diajarkan oleh guru
serta menilai sejauh mana pemahaman peserta didik dalam mengenal huruf yang
telah dikuasai oleh peserta didik
Adapun hasil dari pelaksanaan pembelajaran di kelas inklusi ini, ternyata
peserta mampu :
1. Meningkatkan hasil dan pemahaman peserta didik tentang
pembelajaran tentang membaca permulaan dengan menggunakan
34
metode suku kata bagi anak berkebutuhan khusus di kelas II inklusi
SD Bakti Parittiga.
2. Memperbaiki pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik secara terus
menerus maupun melalui tahapan pada pelajaran yang diajarkan.
Sebelum dilaksanakan siklus I peningkatan peserta didik dalam
pembelajaran membaca permulaan hanya 1 peserta didik saja yang memenuhi
kriteria ketuntasan minimal dari 5 peserta didik dalam belajar. Hal ini disebabkan
karena materi yang dijelaskan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah,
guru kurang dalam memberikan motivasi kepada peserta didik, sehingga respon
peserta didik dirasa kurang dan lebih banyak bermain daripada memperhatikan
penjelasan guru. Dengan penggunaan metode ceramah ini guru lebih banyak
mendominasi daripada peserta didiknya, sehingga kinerja guru harus ditingkatkan
juga.
Ketidakberhasilan dalam pembelajaran di kelas inklusi ini, maka guru
harus mengembangkan lagi pelajaran yang diajarkan dengan memalui perbaikan
tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I. Melalui perbaikan pembelajaran
pada siklus I sudah terlihat ada peningkatan, dimana peserta didik sudah mulai
baik memahami materi pelajaran yang dijelaskan guru sehingga peserta didik
mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Namun hal ini masih perlu
bimbingan lagi karena dari hasil tes yang diberikan guru masih perlu adanya
peningkatan dalam memenuhi kriteria ketuntasan minimal secara optimal.
Pada siklus II materi pembelajaran yang diajarkan guru sudah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal karena sudah dapat dibuktikan dari hasil penguasaan
peserta didik dalam materi membaca permulaan dan dapat dibandinng dengan
evaluasi hasil ulangan harian serta siklus I. Secara umum dalam segala aspek
sudah memenuhi apa yang menjadi permasalahan yang peneliti hadapi. Mulai dari
kegiatan sampai evaluasi, media, strategi, metode, dan tahapan pembelajaran
diberikan oleh guru sudah sangat baik.
Dengan demikian hasil nilai yang ditunjukkan dengan pencapaian kriteria
ketuntasan minimal melebihi standar yang ditetapkan sekolah dan dengan adanya
peningkatan serta kemajuan sehingga dengan penggunaan tahapan metode suku
35
kata ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus
dalam pelajaran membaca permulaan di kelas II inklusi SD Bakti Parittiga.
B. Saran
Dalam peningkatan kemampuan pembelajaran membaca permulaan dengan
bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan memperhatikan beberapa hal dan
membutuhkan keterlibatan berbagai pihak, dengan ini perlu diperhatikan saran-
saran berikut :
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa dengan penggunaan
metode suku kata, peserta didik dengan mudah memahami pembelajaran
membaca permulaan. Untuk guru disarankan untuk meneliti dengan
menggunakan metode suku kata dalam pembelajaran membaca permulaan.
Dengan peningkatan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran
membaca permulaan guru dapat mengembangkan alat assesmen sendiri, yaitu
cara membuat beberapa soal yang menggambarkan kemampuan peserta didik
yang disesuaikan dengan kualitas belajar peserta didik
2. Pihak Sekolah
Saran bagi sekolah adalah agar pihak sekolah senantiasa menyediakan alat
atau sumber pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik berkebutuhan
khusus. Untuk penyediaan alat atau sumber pembelajaran yang ada di sekolah
dengan menggunakan dana sekolah yang telah disesuaikan untuk kebutuhan
peserta didik berkebutuhan khusus ini, dan juga dengan pengajuan proposal
kepada instansi terkait, atau lembaga-lembaga masyarakat lainnya. Sekolah
juga dapat melakukan kerjasama antara orang tua peserta didik untuk
pengadaan alat atau sumber belajar.
3. Orang Tua
Orang tua di rumah dapat membantu guru dengan mengulang kembali
pelajaran yang telah diajarkan peserta didik di sekolah dengan cara menjalin
komunikasi antara orang tua dan guru mengenai perkembangan anaknya agar
sejalan dengan cara belajar dirumah.
36
Kepada
Yth. Kepala UPBJJ-UT PANGKALPINANG
Di Tempat
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam proses pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang merupakan yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501
Pemantapan Kemampuan Profesional.
37
JURNAL PEMBIMBINGAN SUPERVISOR II
Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/komentar Tindak lanjut Mhs. Sup.
38
Pangkalpinang, November 2021
Supervisor II Supervisor I
39
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
I. Standar Kompetensi
Memahami kosakata mengenai lingkungan geografis, kehidupan ekonomi,
social dan budaya dilingkungan sekitar.
II. Kompetensi Dasar
Menentukan kosakata dan konsep tentang lingkungan geografis, kehidupan
ekonomi, social dan budaya dilingkungan sekitar dalam bahasa Indonesia melalui
teks tulis dan lisan menggunakan metode suku kata.
III. Indikator
- Menyebutkan isi teks berkaitan dengan linkungan geografis dirumah dengan
percaya diri.
- Memahami isi teks bacaan tentang lingkungan geografis dirumah dengan
jujur.
IV. Tujuan Pembelajaran :
a.) Siswa dapat memahami isi teks bacaan.
b.) Siswa dapat Membaca kosakata
Karakter siswa yang diharapkan :
a.) Disiplin
b.) Rasa hormat dan perhatian,
c.) Tekun
d.) Tanggung jawab
e.) Ketelitian
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
a. Bagi Guru
1.) Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar siswa
2.) Untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam mengelola
pembelajaran
40
b. Bagi Siswa
1.) Melalui pendekatan proses dengan metode suku kata dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak berkebutuhan khusus
2.) Melalui pendekatan proses dengan metode suku kata dapat
meningkatkan hasil belajar khususnya pelajaran Bahasa Indonesia
VI. Materi Ajar
- Memahami isi teks bacaan pendek.
- Membaca teks bacaan pendek.
VII. Metode Pembelajaran
a.) Ceramah
b.) Tanya jawab
c.) penugasan
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
1. Berdoa
2. Absensi
3. Apersepsi
- Guru memberikan
motivasi dengan
cara
mengingatkan
kembali cara
membaca teks
bacaan pendek
4. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Kegiatan inti
- Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
- Guru menuliskan
bacaan kalimat
sederhana
dipapan tulis
- Siswa membaca
teks bacaan
kalimat sederhana
kedepan.
41
- Guru dan siswa
membaca teks
bacaan kalimat
sederhana secara
bersama – sama.
Kegiatan Akhir
- Guru mengulang
kembali kegiatan
yang telah
dilakukan
- Guru
menyimpulkan
materi pelajaran
- Guru memberikan
pekerjaan rumah
kepada siswa
42
s-a-y-a s-u-k-a b-e-r-m-a-i-n b-o-l-a
43
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
No Penilaian Komentar
Aspek yang Diobservasi
. Ya Tidak
1 Menyimak penjelasan guru tentang materi √ Siswa menyimak
yang akan diajarkan penjelasan guru
2 Menyiapkan alat tulis menulis √ Siswa menyiapkan
alat tulis
3 Menunjuk peserta didik berdasarkan √ Siswa maju kedepan
petunjuk yang diberikan untuk maju
kedepan
4 Menjawab pertanyaan guru tentang materi √ Siswa tidak menjawab
sebelumnya tentang materi sebelumnya pertanyaan guru
sebagai kegiatan awal
5 Memperlihatkan ekspresi proses berfikir √ Siswa memperlihatkan
tentang pertanyaan-pertanyaan guru ekspresi berpikir
6 Memperlihatkan gambar kegiatan yang √ Siswa memperlihatkan
berkaitan dengan mata pelajaran gambar kegiatan
7 Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan √ Siswa mengerjakan
guru tugas
8 Secara bergantian memasang/mengurutkan √ Siswa secara
gambar menjadi urutan yang logis bergantian memasang
gambar menjadi
urutan yang logis
9 Mempraktekkan didepan kelas dengan √ Siswa tidak
didampingi guru mempraktekkannya
11 Bertanya tentang materi yang kurang √ Siswa tidak bertanya
dimengerti tentang materi
44
12 Mengerjakan tugas yang diberikan √ Siswa mengerjakan
tugas yang diberikan
13 Mengemukakan refleksi atas pelajaran √ Siswa tidak
yang telah disajikan mengemukakan
refleksi atas pelajaran
yang disajikan
45
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
46
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG I)
47
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG II)
48
JURNAL PEMBIMBINGAN SUPERVISOR II
Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/komentar Tindak lanjut Mhs. Sup.
49
Supervisor II Supervisor I
50
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
I. Standar Kompetensi
Memahami kosakata mengenai lingkungan geografis, kehidupan ekonomi,
social dan budaya dilingkungan sekitar.
II. Kompetensi Dasar
Menentukan kosakata dan konsep tentang lingkungan geografis, kehidupan
ekonomi, social dan budaya dilingkungan sekitar dalam bahasa Indonesia melalui
teks tulis dan lisan menggunakan metode suku kata.
III. Indikator
- Menyebutkan isi teks berkaitan dengan linkungan geografis dirumah dengan
percaya diri.
- Memahami isi teks bacaan tentang lingkungan geografis dirumah dengan
jujur.
IV. Tujuan Pembelajaran :
a.) Siswa dapat memahami isi teks bacaan.
b.) Siswa dapat Membaca kosakata
Karakter siswa yang diharapkan :
a.) Disiplin
b.) Rasa hormat dan perhatian,
c.) Tekun
d.) Tanggung jawab
e.) Ketelitian
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
a. Bagi Guru
1.) Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar siswa
2.) Untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam mengelola
pembelajaran
b. Bagi Siswa
51
1.) Melalui pendekatan proses dengan metode suku kata dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak berkebutuhan khusus
2.) Melalui pendekatan proses dengan metode suku kata dapat
meningkatkan hasil belajar khususnya pelajaran Bahasa Indonesia
VI. Materi Ajar
- Memahami isi teks bacaan pendek.
- Membaca teks bacaan pendek.
VII. Metode Pembelajaran
a.) Gambar suku kata dipapan tulis
b.) Tanya jawab
c.) penugasan
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
5. Berdoa
6. Absensi
7. Apersepsi
- Guru memberikan
motivasi dengan
cara
mengingatkan
kembali cara
membaca teks
bacaan pendek
8. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Kegiatan inti
- Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
- Guru menuliskan
bacaan kalimat
sederhana
dipapan tulis
- Siswa membaca
teks bacaan
kalimat sederhana
kedepan secara
mandiri.
52
- Guru dan siswa
membaca teks
bacaan kalimat
sederhana secara
bersama – sama.
Kegiatan Akhir
- Guru mengulang
kembali kegiatan
yang telah
dilakukan
- Guru
menyimpulkan
materi pelajaran
- Guru memberikan
pekerjaan rumah
kepada siswa
Tes Belajar membaca kosakata suku kata dengan cara membaca satu
persatu kedepan secara mandiri
53
sa ya su ka ber ma in bo la
Suku kata
Kata bermakna
Suku kata
Menyapu Lantai
Kata bermakna
Menyapu lantai
kalimat
54
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
No Penilaian Komentar
Aspek yang Diobservasi
. Ya Tidak
1 Menyimak penjelasan guru tentang materi √ Siswa menyimak
yang akan diajarkan penjelasan guru
2 Menyiapkan alat tulis menulis √ Siswa menyiapkan
alat tulis
3 Menunjuk peserta didik berdasarkan √ Siswa maju kedepan
petunjuk yang diberikan untuk maju
kedepan
4 Menjawab pertanyaan guru tentang materi √ Siswa tidak menjawab
sebelumnya tentang materi sebelumnya pertanyaan guru
sebagai kegiatan awal
5 Memperlihatkan ekspresi proses berfikir √ Siswa memperlihatkan
tentang pertanyaan-pertanyaan guru ekspresi berpikir
6 Memperlihatkan gambar kegiatan yang √ Siswa memperlihatkan
berkaitan dengan mata pelajaran gambar kegiatan
7 Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan √ Siswa mengerjakan
guru tugas
8 Secara bergantian memasang/mengurutkan √ Siswa secara
gambar menjadi urutan yang logis bergantian memasang
gambar menjadi
urutan yang logis
9 Mempraktekkan didepan kelas dengan √ Siswa tidak
didampingi guru mempraktekkannya
11 Bertanya tentang materi yang kurang √ Siswa tidak bertanya
dimengerti tentang materi
55
12 Mengerjakan tugas yang diberikan √ Siswa mengerjakan
tugas yang diberikan
13 Mengemukakan refleksi atas pelajaran √ Siswa tidak
yang telah disajikan mengemukakan
refleksi atas pelajaran
yang disajikan
LAMPIRAN FOTO
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66