PENDAHULUAN
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengertian dan karakteristik perkembangan
kepribadian remaja
2. Untuk menjelaskan factor-factor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian remaja
3. Untuk menjelaskan perbedaan individual dalam perkembangan
kepribadian remaja
4. Untuk mendeskripsikan pengaruh perkembangan kepribadian remaja
terhadap tingkah laku
5. Untuk mendeskripsikan upaya-upaya pengembangan kepribadian
remaja
6. Untuk mendeskripsikan implikasi perkembangan kepribadian remaja
dalam penyelenggaraan pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Kerakter, yaitu kosenkuen tidaknya dalam mematuhi etika prilaku,
konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau
pendapat.
2. Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya
meraksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap, sambutan terhapa objek yang bersifat positif, negative atau
ambivalen (ragu-ragu).
4. Stabilitas emosional, yaitu kadar kestabilanreaksi emosional terhadap
rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung,
marah, sedih atau putus asa.
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan unutk menerima resiko
dari tindakan atau perbutan yang dilakukan.
6. Sosialbilitas, yaitu disposisipribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dala sifat pribadi yang
tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain. (Yusuf, 2009:128).
b. karakteristik remaja
Early Adolescence (13-15) Waktu ini sekarang adalah cepatnya
pertumbuhan yang sering membawa kejanggalan, memperlihatkan kurangnya
koordinasi antara pikiran dan badan. Hal ini juga memberikan rasa malu pada
anak-anak muda karena organ-organ tubuh tertentu, seperti hidung, mulut dan
kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota tubuh yang lain membuat mereka
seperti seorang gadis yang kecilnya berwajah buruh tetapi waktu dewasa
menjadi gadis yang molek dan memberikan rasa ketakutan yang tak
tersalurkan yang membuat mereka akan selalu merasa begitu. Usia untuk
bergerombol sekarang mencapai puncaknya dan mulai mulai surut digantikan
4
oleh ketertarikan kepada lawan jenis dan disertai perasaan malu pada periode
ini. Hal ini dapat dilihat melalui karakteristik-karakteristik:
1. Karakteristik Mental:
1. Remaja terjaga tetapi terpaku pada periode suka berkhayal.
2. Remaja berlajar dengan cepat.
3. Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal yang khusus.
2. Karakteristik Fisik:
1. Kesehatan bagus, hanya nomor kedua setelah masa periode pra-remaja.
2. Perkembangan fisik sangat cepat dengan nafsu makan yang kuat menyertai
masa pertumbuhan ini.
3. Otot-otot berkembang atau kegagalan koordinasi untuk menjaga tahap
perkembangan struktur tulang menyebabkan kecenderungan menuju
kejanggalan atau kekakuan.
4. Organ-orang sex berkembang, membuat perkembangan yang cepat secara
biologis. Hormon-hormon yang baru yang memperkembang insting sexual
yang mempengaruhi tingkah laku. Rousseau berkata: “Kita dilahirkan dua
kali, pertama kali melalui kehadiran dan kedua pada kehidupan; pertama kali
sebagai anggota dari suatu suku dan kedua kali sebagai anggota dari kelompok
secara jenis kelamin.
5. Anak wanita lebih tinggi dari anak laki-laki pada usia 12 tahun sampai
13 tahun, benar-benar lebih tinggi pada usia 14 tahun dan mulai berkurang
pada usia 15 tahun dan 2 inchi lebih pendek dari laki-kali pada usia 16 tahun.
3. Karakteristik Sosial
1. Usia ini adalah usia yang menunjukkan kesetiaan pada kelompok, dengan
satu ketakutan bahwa dirinya berbeda dengan kelompoknya. Remaja mencari
persetujuan dari kelompok untuk semua aktifitas.
2. Remaja mencari lebih banyak kebebasan secara individu dengan suatu
ketajaman batin yang baru menunjukkan kwalitas secara pribadi. Weigles
menandai: “ Pandangannya menembus tindakan-tindakan yang dihasilkan dan
5
mengambil semangat diantara manusia. Mereka mulai melihat mutu ketajaman
batin untuk merasakan nilai hakiki pada kebenaran, iman dan pengorbanan
diri. Mereka penuh dengan ambisi dan membuat rencana untuk masa depan.
3. Keinginan untuk encari uang sering melanda anak remaja pada usia ini,
menghasilkan keinginan untuk lepas dari sekolah
4. Pada usia ini juga sering terjadi pergantian suasana hati. Suatu ketika
aktifitas ditunjukkan, sementara lain waktu lesu. Di pagi hari, anak-anak
permulaan remaja mungkin baik dengan keinginan hati , sementara di siang
hari mereka mungkin tamak. Satu jam mereka jadi egois tiba-tiba di lain
waktu menjadi penakut.
5. Kejanggalan ini ditunjukkan dalam berbagai cara:
a. Sangat menyukai dan tidak menyukai makanan, menyukai makanan tertentu
yang dimakan secara berlebihan.
b. Sangat menyenangi olah raga atletik dengan suatu kecenderungan
berlebihan.
c. Rasa humor yang jelek, anak perempuan cenderung tertawa genit. Anak
remaja pada usia ini mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis. Ini adalah
usia yang bahaya untuk seksualitas dan keinginan berteman. apabila anak
remaja tidak dibekali untuk menjalin hubungan secara pribadi.
4. Karakteristik Kerohanian
1. Ketertarikan pada hal-hal kerohanian berkurang secara drastis pada usia ini
tetapi remaja dipengaruhi oleh tingkah laku teman-teman sepergaulannya.
2. Kesadaran dalam beribadah seperti ikut ibadah salat di masjid,pengajian-
pengajian,dsb.
3. Ini adalah usia dimana cita-cita untuk pekerjaan seumur hidup sering akan
ditentukan. Hal penting dari pegangan sebelum anak-anak remaja ini tentukan
nasibnya dalam menyelesaikan perkerjaan.
4. Akan ada kurangnya kecenderungan dalam usia ini untuk menyatakan
perasaannya pada hal-hal yang bersifat rohani atau keyakinannya.
5. Sering terjadi pertentangan dengan suara hati.
6
Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal
mencapai ketinggian fisiknya pada akhir periode usia ini. Dimana pada waktu
yang lalu anak-anak ini telah melalui satu periode dimana mereka mencari jati
diri, remaja sekarang mulai untuk mengembangkan rasa individualitasnya dan
menjadi seseorang yang mempunyai keputusannya sendiri.
1. Karakteristik Mental:
1. Remaja berada pada usia dimana dia akan senang sekali bertanya segala
sesuatu dan ingin bukti sebelum dia menerimanya.
2. Mereka mempunyai rasa hormat yang besar terhadap “bea siswa” dan sering
cenderung untuk mengambil satu jawaban atas sesuatu yang akan dipegang
menjadi bukti bahwa seserang mempunyai nama besar.
3. Prinsip-prinsipnya sekarang mulai dipertajam, dan mereka benar-benar
merencanakan cara untuk mencapainya.
2. Karakteristik Fisik:
1. Seksualitas berkembang terus, suatu kekuatan untuk berurusan dengan hal
ini.
2. Tinggi dan berat badan mencapai 85% dari usia pada masa dewasa.
3. Otot-otot menjadi berkembang dan mereka suka latihan-latihan kebugaran
fisik.
3. Karakteristik Sosial:
1. Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi oleh teman-
teman istimewanya
2. Kritis, sering kasar dalam menyampaikan pendapatnya kepada orang lain.
3. Sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang banyak dan apa
yang dipikirkan oleh kelompoknya adalah pasti baik untuk dilakukan.
4. Karakteristik Kerohanian:
1. Mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-nilai sosial dan
nilai-nilai kerohanian menjadi terutama, dengan alasan akan pergaulan yang
salah, mereka akan kehilangan daya tarik.
7
2. Apa yang belum dilakukan dalam memberikan pondasi yang akan
mendasari dasar pemikirian mereka sekarang menjadi sulit untuk diberikan.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri. Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.
Faktor genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan
merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki oleh salah
satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat
kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah “ buah
jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya, sifat mudah marah yang
dimiliki oleh sang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada
anaknya.
8
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari
lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga,
teman tetangga, sampai dengan pengaruh dari barbagai madia audiovisual
seperti TV, VCD dan internet, atau media cetak seperti koran, majalah dan
lain sebagainya.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang
akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari
cara orang tua mendidik dan membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai
orang tua sering kali tidak dibarengi oleh pemahaman mendalam tentang
kepribadian. Akibatnya, mayoritas orang tua hanya bisa mencari kambing
hitam –bahwa si anaklah yang tidak beres- ketika terjadi hal-hal negatif
mengenai prilaku keseharian anaknya.seorang anak yang memiliki prilaku
demikian sesungguhnya meniru cara berpikir dan perbuatan yang sengaja atau
tidak sengaja yang dilakukan oleh orang tua mereka. Contoh orang tua sering
memerintahkan anaknya, “ tolong nanti kalau ada telepon, bilang ayah dan
ibu sedang tidak ada dirumah, karena ayah dan ibu akan tidur “. Peristiwa ini
adalah suatu pendidikan kepada anak bahwa berbohong boleh atau halal
dilakukan. Akibatnya anak juga melakukan prilaku bohong kepada orang lain
termasuk pada orang tua yang mencontohinya. Jika perbuatan bohong yang
dilakukan anak memperoleh kepuasan atau kenikmatan, minimal tidak
memperoleh hukuman, maka perbuatan bohong itu akan dikembangkan lebih
lanjut oleh anak tersebut. Bahkan mungkin saja daya bohong itu akan menjadi
suatu kesenangan dan dapat juga menjadi suatu keahlian yang lama-kelamaan
menjadi kepribadiannya. Demikian juga prilaku positif dan negatif lain yang
terperaktikkan di lingkungan rumah.
Menurut Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan
berpengaruh terhadap cara orang tua tersebut dalam mendidik dan
membesarkan anaknya yang pada gilirannya juga berpengaruh pada
kepribadian si anak tersebut.
9
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi di antaranya, yaitu iklim emosional kelas,
sikap dan prilaku guru, disiplin, prestasi belajar, penerimaan teman sebaya.
11
Remaja yang semasa anak-anak didorong agar kreatif, akan mengembangkan
perasaan individualitas dan identitas yang memberi pengaruh baik pada
konsep dirinya. Sementara remaja yang di masa anak-anak didorong untuk
mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas
dan individualitas.
7. Cita-cita
Cita-cita yang realistis dan remaja yang berhasil akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasaan sehingga terciptalah konsep diri yang baik.
Sementara cita-cita yang tidak realistis dan remaja yang sering menemui
kegagalan akan membuat remaja merasa tidak mampu dan selalu menyalahkan
sebab kegagalan tersebut (diri dan lingkungan).
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kepribadian secara etimologi merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologi berasal
dari bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Sedangkan
yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu
melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu
bentuk gambaran manusia tertentu. Memahami karakteristik-kepribadian
peserta didik tidaklah mudah. Sehingga antara pendidik dengan peserta didik
sama-sama belajar. Karakteristik kepribadian sangat berpengaruh dalam
proses pembelajaran karena pelajaran atau materi dapat dipahami oleh peserta
didik saat peserta didik dapat fokus terhadap apa yang sedang dibahas.
Di dalam kepribadian Remaja, ada dua faktor tetap yang
mempengaruhi. Yaitu faktor luar (external) dan faktor dalam (internal).
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya
apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan
kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan.
Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja
mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain,
menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai, belajar menilai
kelebihan dan kekurangan diri, harus mempunyai konsep diri yang stabil,
harus bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki
kekurangan.
15
Upaya-upaya yang dapat dilakukan pengajar dalam hal memahami
siswa sebagai sosok remaja, yaitu membantu siswa dalam menemukan jati diri
dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya, emosi yang memuncak adalah
karakteristik dari remaja. guru dapat membimbing remaja untuk
pengendalian emosi negative, mengajari cara memahami orang lain dan
toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja.
DAFTAR RUJUKAN
(http://meljisalwanis.blogspot.co.id/2016/10/karakteristik-
perkembangan-kepribadian.html)
(http://zakiacuteharrier.blogspot.co.id/2012/01/perkembangan-
kepribadian-remaja.html)
Mendidik. (Online).
(https://ilmupsikologi.wordpress.com/tag/kepribadian-remaja/)
(http://rivanpradipta.blogspot.co.id/2012/10/kepribadian-remaja.html)
16
(http://nurdindianhusada.blogspot.co.id/p/perkembangan-kepribadian-
remaja.html)
(http://imanbuckhoori.blogspot.co.id/2015/04/perkembangan-
kepribadian-remaja.html)
17