Anda di halaman 1dari 19

JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No.

2 (2018) 39

Volume. 2 Nomor. 2
Periode: Juli – Desember 2018; hal. 39-57
p-ISSN : 2580-1112; e-ISSN : 2655-6669
Copyrighr @2018 Jurnal Ilmiah Keperawatan
Penulis memiliki hak cipta atas artikel ini Orthopedi (JIKO)
journal homepage:
https://ejournal.akperfatmawati.ac.id

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah


Pada Lansia di RW 001 Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan
Dwinta Nuke Kusumoningtyas1, Diah Ratnawati2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Abstrak
Menua merupakan suatu proses akumulasi secara progresif dari berbagai perubahan
fisiologi organ tubuh. Perubahan fisiologi ini salah satunya adalah gangguan sirkulasi darah
karena menurunnya elastisitas arteri yang berakibat terjadinya hipertensi. Lansia yang
mengalami hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi gagal jantung dan menurunnya
kualitas hidup di usia senja. Salah satu cara untuk mengatasi hipertensi yang dialami oleh
lansia adalah terapi slow stroke back massage. Penerapan ini bertujuan untuk mengatahui
pengaruh pemberian terapi slow stroke back massage dalam menurunkan tekanan darah
pada lansia di RW 001 Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan.
Desain yang digunakan Quasi Experiment dengan rancangan Pretest and Posttest non
Equivalent Control Group dan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Hasil penelitian
menunjukkan nilai yang signifikan antara pre-post sistol kelompok intervensi sebesar 0,000
(p<0,05) dan signifikan antara pre-post diastol kelompok intervensi sebesar 0,000 (p<0,05).
Hasil pada kelompok kontrol menunjukkan nilai yang tidak signifikan pada pre-post sistol
dengan p value 0,197 (p>0,05) dan nilai yang tidak signifikan pada pre-post diastol dengan
nilai p value 0,334 (p>0,05). Kesimpulannya bahwa ada pengaruh slow stroke back massage
dalam mengatasi tekanan darah pada lansia. Hasil penelitian ini diharapkan perawat dan
lansia dapat mengatasi hipertensi secara mandiri dengan menerapkan terapi slow stroke back
massage.

Kata kunci: Hipertensi, Lansia, Slow Stroke Back Massage, Tekanan Darah

Abstract
Aging is a process of progressive accumulation of various changes in the physiology
of organs. One of physiological changes is a disorder of blood circulation due to decreased
elasticity of the arteries resulting in the occurrence of hypertension. Elderly with
hypertension can lead to complications of heart failure and decreased quality of life in old
age. One way to overcome the hypertension experienced by the elderly is the therapy of slow
stroke back massage. This application aims to know the effect of slow stroke therapy back
massage in lowering blood pressure in the elderly in RW 001 Jombang Ciputat Tangerang
Selatan. The design used Quasi Experiment with Pretest and Posttest non Equivalent
Control Group and the total of 30 respondents. The results showed a significant value
between the pre-post systole intervention group of 0,000 (p<0,05) and significantly between
1,2
e-mail: ratnawatidiah@yahoo.co.id
Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 40

the pre-post diastole intervention group of 0,000 (p<0,05). Results in the control group
showed insignificant values in pre-post systole with p value 0,197 (p>0,05) and insignificant
value in pre-post diastole with p value 0,334 (p>0,05). In conclusion that there is the
influence of slow stroke back massage in overcoming blood pressure in the elderly. The
results of this study is expected nurses and elderly can overcome hypertension independently
by applying slow stroke therapy back massage.

Keyword: Blood Pressure, Elderly, Hypertension, Slow Stroke Back Massage

Pendahuluan (Azizah, 2011). Penyakit hipertensi


Lansia merupakan bagian dari termasuk ke dalam penyakit tidak
proses fisiologi tumbuh kembang, dimana menular (PTM) dan hipertensi ini
manusia bertumbuh dan berkembang dari merupakan penyakit yang sering
bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya ditemukan pada lansia. Hipertensi pada
menjadi tua. Lansia merupakan suatu lansia secara teori terjadi karena
proses alami yang tidak dapat dihindari menurunnya elastisitas arteri yang
oleh semua orang dan di masa ini disebabkan oleh proses menua, selain
seseorang mengalami kemunduran fisik, faktor elastisitas dapat terjadi karena gaya
mental dan sosial secara bertahap hidup lansia itu sendiri (Wahyunita dan
(Azizah, 2011). Fitrah, 2010).
Pada tahun 2010 menunjukkan Penyakit jantung dan
bahwa presentase penduduk lanjut usia serebrovaskuler merupakan penyebab
akan mencapai 9,77% dari total penduduk terbanyak kematian pada usia diatas 60
dan menjadi 11,34% pada tahun 2020 tahun dan kematian akibat penyakit
(Menegpp, 2009). Di Indonesia, jumlah kardiovaskuler dapat menurun dengan
penduduk lanjut usia menjadi 18,781 juta pengobatan penyakit hipertensi (Azizah,
jiwa pada tahun 2014 dan diperkirakan 2011). Di dunia, terdapat 7,5 juta
pada tahun 2025, jumlahnya akan kematian akibat hipertensi atau sekitar
mancapai 36 juta jiwa (KemenKes, 2015). 12,8% dari total kematian. 57 juta jiwa
Menua merupakan suatu proses mengalami disability adjusted life years
fisiologi yang mengalami berkurangnya (DALY).
daya tahan tubuh dalam menghadapi Pada tahun 2011 hingga 2012
rangsangan atau perubahan dari internal terdapat sekitar 25% orang dewasa di
dan eksternal tubuh manusia. Proses United State menderita penyakit
menua merupakan kumpulan suatu gejala hipertensi. Antara laki-laki dan
secara progresif atau bertahap dari perempuan tidak ada perbedaan
perubahan fisiologi organ tubuh prevalensi penderita hipertensi hanya saja
seseorang yang berlangsung secara terus- prevalensi tersebut terus meningkat
menerus dan proses menua akan berdasarkan usia : 5% usia 20-39 tahun,
meningkatkan kemungkinan terkena 26% usia 40-59 tahun dan 59,6% untuk
berbagai penyakit karena perubahan usia 60 tahun keatas (Aoki, dkk., 2014).
sistem organ tubuh (Azizah, 2011). Pada pelayanan kesehatan primer
Penyakit pada lansia yang penderita hipertensi banyak dijumpai hal
biasanya dijumpai dalam proses menua ini merupakan tantangan besar bagi
sebagian besar dikelompokkan menjadi Indonesia. Hipertensi memiliki prevalensi
beberapa jenis yaitu gangguan sirkulasi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%
darah, gangguan metabolisme hormonal, (RIKESDAS, 2013). Jumlah penderita
gangguan persendian dan berbagai hipertensi di dunia dan di Indonesia
macam neoplasma. sangat besar, hal ini akan berdampak pada
Gangguan pada sirkulasi darah, beberapa aspek. Salah satunya yaitu
yaitu salah satunya penyakit hipertensi dampak fisiologis lansia akan

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 41

menimbulkan gagal jantung, gagal ginjal minum minuman alkohol, menghindari


dan penurunan kualitas hidup diusia senja. stres dan obesitas.
Dampak yang kedua, pada Pendapat lain dari Muttaqin
keluarga yang harus merawat anggota (2009) bahwa terapi non farmakologi
keluarganya dan mengeluarkan dana yang adalah terapi herbal, perubahan gaya
tidak sedikit untuk biaya terapi hidup, kepatuhan dalam pengobataan,
farmakologi. Disamping itu pengontrolan pengendalian stres dan terapi relaksasi.
hipertensi dengan terapi farmakologi Untuk membuat tubuh menjadi rileks
belum adekuat meskipun sudah banyak dapat dilakukan dengan cara seperti terapi
tersedia obat-obatan yang efektif (Depkes musik klasik, yoga, tehnik nafas dalam
RI, 2013). dan terapi massage.
Hipertensi merupakan faktor Penatalaksanaan nonfarmakologi
resiko utama penyakit kardiovaskuler dalam fundamental of nursing strategi
pada lansia yang merupakan penyebab pada pasien hipertensi dapat diterapkan
kematian tertinggi di Indonesia (Rikesdas, berbagai tindakan keperawatan holistik,
2007). Penyakit hipertensi dan penyakit pada implementasi terapi holistik di
kardiovaskuler masih cukup tinggi dan Indonesia adalah asuhan keperawatan
bahkan cenderung meningkat seiring yang didasarkan kepada perawatan pasien
dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku secara total yang mempertimbangkan
hidup bersih dan sehat serta mahalnya kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi
biaya pengobatan hipertensi. dan spiritual seseorang penggunaan
Reaksi terhadap penyakit herbal, penerapan konsep hidup sehat dan
hipertensi berbeda tergantung pada relaksasi seperti dapat diberikan massage
koping lansia untuk mengontrol tekanan (Perry & Potter, 2005). Retno (2012)
darahnya seperti mengurangi stress, dalam penelitiannya mendapatkan hasil
penurunan berat badan, pembatasan bahwa massage merupakan terapi non
natrium, olahraga serta terapi relaksasi farmakologi yang sangat efektif dalam
yang merupakan intervensi wajib yang menurunkan tekanan darah sistolik dan
harus dilakukan pada setiap terapi diastolik pada pasien hipertensi.
hipertensi. Menurut Alikin (2014), massage
Fenomena yang terjadi di adalah tehnik penyembuhan yang
masyarakat bahwa pengobatan penyakit diterapkan kedalam bentuk sentuhan
hipertensi yaitu dengan pemberian terapi langsung dengan tubuh penderita untuk
farmakologi (obat-obatan) dan memberikan efek relaksasi melalui
nonfarmakologi (perubahan gaya hidup). mechanoreseptor tubuh yang mengatur
Pemberian terapi farmakologi biasanya kehangatan, tekanan dan sentuhan
diberikan dengan obat-obatan anti menjadi mekanisme relaksasi.
hipertensi yang sering digunakan dalam Cassar (2007) menyatakan bahwa
pengobatan antara lain obat-obatan tehnik massage berupa intervensi Slow
diuretik, bata bloker, antagonis kalsium, Stroke Back Massage (pijat lembut pada
dan penghambat konversi enzim punggung) dapat meningkatkan relaksasi
angiotensin (Casanelia. 2010). Untuk dengan menurunkan aktivitas saraf
pemberian terapi hipertensi non simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf
farmakologi dengan pembatasan asupan parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi
garam dan natrium, serta upaya diameter arteriol. Selain terjadi
penurunan bobot badan merupakan vasodilatasi diameter arteriol, implikasi
langkah awal dalam pengobatan keperawatan slow stroke back massage
hipertensi, sedangkan terapi non dapat menurunkan tekanan darah,
farmakologis lainnya adalah berolahraga frekuensi jantung dan suhu tubuh
secara teratur, berhenti merokok, tidak (Smeltzer, 2010).

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 42

Hasil survei pendahuluan yang hipertensi yaitu terapi relaksasi. Relaksasi


praktikkan lakukan di RW 001 Kelurahan yang dapat dilaksanakan salah satunya
Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota dengan cara massage.
Tangerang Selatan pada bulan Maret 2017 Massage dapat memberikan
didapatkan data jumlah lansia yang relaksasi melalui mechanoreceptors
menderita hipertensi sebanyak 102 dari 5 tubuh yang mengatur kehangatan, tekanan
RT yaitu RT 01, 02, 03, 04 dan 05. Hasil dan sentuhan menjadi mekanisme
wawancara interpersonal kepada 10 lansia relaksasi, selain itu dapat terjadi
didapatkan data bahwa sebanyak 7 lansia hubungan saling percaya antara pasian
(70%) menyatakan bahwa peningkatan dengan perawat. Mechanoreceptors
tekanan darah memang wajar diusia lansia adalah sel yang menstransduksi
karena proses penuaan dan mengatasi rangsangan mekanik yang dihasilkan
gejala peningkatan tekanan darah dengan dangan cara massage dan menyampaikan
minum obat secara teratur serta sinyal ke sistem saraf pusat untuk
mengontrol emosi. menurunkan tekanan darah.
Data lain yaitu sebanyak 3 lansia Massage terdiri dari banyak jenis
(30%) mengatakan cara mengatasi metode aplikasi yang digunakan sebagai
peningkatan tekanan darah dengan media penyembuhan penyakit. Salah satu
mengkonsumsi makanan yang rendah metode yang dapat digunakan dalam
garam. Selain itu, lansia juga mengatakan massage yaitu slow stroke back massage
takut jika harus mengkonsumsi obat dengan teknik massage berupa selang
penurun tekanan darah karena dapat seling tangan, remasan, gesekan, eflurasi,
menimbulkan efek samping. Ketika petriasi dan tekanan menyikat (Purwanto,
ditanya terkait terapi relaksasi slow stroke 2013).
back massage untuk menurunkan tekanan Mekanisme slow stroke back
darah tinggi, lansia menyatakan bahwa massage adalah pada pelepasan
tidak mengetahui terapi relaksasi ini dapat endorphin, vasodilatasi sistemik dan
menurunkan tekanan darah. penurunan kontraktilitas yang terjadi
Tanpa diimbangi dengan akibat peningkatan aktivitas sistem saraf
persiapan dalam menghadapi usia tua parasimpatis yang mengeluarkan
dapat menyebabkan penurunan kualitas neurotransmitter asetilkolin yang dapat
hidup di usia senja. Maka dari itu, perawat menghambat depolarisasi SA node dan AV
memiliki peran yang penting dalam node yang berakibat pada penurunan
tindakan asuhan keperawatan khususnya aktivitas sistem saraf simpatis sehingga
merawat lansia dengan hipertensi yaitu menimbulkan dampak penurunan
sebagai pemberi asuhan keperawatan kecepatan denyut jantung, curah jantung
langsung (Care giver), pendidik klien dan volume sekucup sehingga terjadi
lansia (Edukator), advokasi klien (Client penurunan tekanan darah (Muttaqin,
advocate) dan konselor (Consultant). 2009).
Peran perawat dalam komunitas Berdasarkan hal tersebut di atas
yaitu memberikan asuhan keperawatan maka penulis menganalisa efektifitas
langsung (care giver) pada pasien terapi slow stroke back massage terhadap
khususnya pasien lansia dengan hipertensi tekanan darah pada lansia di RW 001
yaitu berupa pencegahan primer, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat,
pencegahan sekunder dan pencegahan Kota Tangerang Selatan.
tersier.
Asuhan keperawatan dalam Metode Penelitian
pencegahan sekunder pada lansia dengan Penelitian ini menggunakan
hipertensi salah satunya dengan desain quasi experimental pre and post
pemberian terapi modalitas (Ayu, 2011). test with control group dengan intervensi
Terapi modalitas pada lansia dengan terapi slow stroke back massage.

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 43

Penelitian ini membandingkan antara dan sesudah diberikan terapi dengan


kelompok kontrol dan kelompok menggunakan uji T-test.
intervensi pada lansia dengan hipertensi Tahap awal, peneliti melakukan
sebelum dan sesudah dilakukan terapi kontrak waktu dengan lansia dan kepada
slow stroke back massage di RW 001 pihak RW sebelum pelaksanaan
Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, penelitian. Tahap pelaksanaan, peneliti
Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut menjelaskan tujuan dan prosedur
bertujuan untuk menganalisa efektifitas penerapan yang didahului dengan
terapi slow stroke back massage terhadap kegiatan penyuluhan hipertensi kepada
tekanan. kedua kelopmpok. Setelah itu, lansia
Populasi pada penerapan evidence diminta untuk menandatangani lembar
baser nursing ini adalah lansia dengan persetujuan untuk menjadi responden.
hipertensi yang berada di RW 001 Kemudian praktikkan memberikan
Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, kuesioner untuk melihat data demografi.
Kota Tangerang Selatan, dari hasil survei Kelompok intervensi diberikan
didapatkan jumlah lansia penderita penjelasan prosedural terapi relaksasi
hipertensi di RW 001 Kelurahan Jombang slow stroke back massage dengan
Kecamatan Ciputat Kota Tangerang pemberian terapi selama 12 kali
Selatan sebanyak 102 orang. Hasil pertemuan dalam waktu tiga minggu
penelitian Moheibi, dkk (2014) diperoleh selama 10 menit tiap pertemuan.
penurunan rata-rata tekanan darah sistolik Kemudian, peneliti memberikan contoh
sebesar 9,87mmHg dengan standar gerakan teknik relaksasi slow stroke back
deviasi 12,47. massage kepada keluarga lansia baik
Sampel dibagi atas 2 kelompok melalui gerakan secara langsung maupun
yaitu 15 orang untuk kelompok intervensi dengan gambar.
dan 15 orang untuk kelompok control. Prosedur teknik relaksasi slow
Jadi total responden sebanyak 30 orang. stroke back massage yang akan dilakukan
Slow Stroke Back Massage dilakukan adalah sebagai berikut, gerakan pertama;
pada lansia dengan hipertensi yang berada teknik masase dengan gerakan tangan
di RW 001 Kelurahan Jombang, selang-seling (tekanan pendek, cepat dan
Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang bergantian tangan) dengan menggunakan
Selatan pada bulan Maret 2017 hingga telapak tangan dan jari dengan
Mei 2017. memberikan tekanan ringan. Gerakan ini
Penelitian ini melakukan analisa dilakukan sebanyak 10 kali dalam waktu
univariat untuk mengetahui distribusi 1 menit 40 detik. Gerakan kedua; teknik
karakteristik (usia, jenis kelamin, remasan (mengusap otot bahu), dengan
pendidikan, pekerjaan dan status satu tangan menekan dan tangan satunya
perkawinan) dan distribusi tekanan darah mencekram daging. Angkat jaringan
sebelum dan sesudah dilakukan terapi sambil diputar. Lepaskan daging dan
slow stroke back massage pada kelompok cengkeram dengan tangan satunya.
intervensi dan kelompok kontrol pada Gunakan kedua tangan secara bergantian
lansia dengan hipertensi di RW 001 dengan cara gerakan berirama seolah-olah
Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, sedang menguleni adonan roti atau
Kota Tangerang Selatan. Selain itu, memeras kain basah. Setelah itu peras dan
analisa bivariat untuk menganalisa lepaskan daging dengan cara gerakan
efektifitas terapi relaksasi slow stroke perlahan agar tidak terasa seperti
back massage terhadap tekanan darah mencubit. Gerakan ini dilakukan
pada lansia di RW 001 Kelurahan sebanyak 10 kali dalam waktu 1 menit 40
Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota detik.
Tangerang Selatan tahun 2017 sebelum Gerakan ketiga; teknik masase
dengan cara menggesekkan ibu jari

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 44

dengan gerakkan memutar atau sirkuler. Tangerang Selatan (n=30), diperoleh rata-
Setelah itu dorong daging ke arah luar rata (mean) dari usia responden kelompok
dengan menggunakan ibu jari secara intervensi adalah 57,93 dengan standar
bergantian dalam gerakan setengah deviasi 4,590. Usia termuda responden
lingkaran atau lurus berirama. Kemudian adalah 50 tahun dan usia tertua responden
kedua ibu jari bergantian memutar daging adalah 65 tahun. Selain itu, rata-rata
ke arah luar. Gunakan berat tubuh untuk (mean) dari usia responden kelompok
memperdalam tekanan gerakkan, lakukan kontrol adalah 55,67 dengan standar
gerakan ini secara perlahan. Gerakan ini deviasi 4,701. Usia termuda responden
dilakukan sebanyak 10 kali dalam waktu adalah 49 tahun dan usia tertua responden
1 menit 40 detik. Gerakan keempat; teknik adalah 63 tahun.
eflurasi dengan kedua tangan. Data diatas sejalan dengan
Memberikan sentuhan sedikit menekan penelitian dari Fredy (2011) yang
dari arah bokong hingga pundak. Lakukan berjudul “Pengaruh Pemberian Massage
secara perlahan. Gerakan ini dilakukan Punggung terhadap Tekanan Darah pada
sebanyak 10 kali dalam waktu 1 menit 40 Pasien Hipertensi” didapatkan hasil usia
detik. yang rentan yang mengalami hipertensi
Gerakan kelima; teknik petrisasi yaitu responden yang berumur > 40 tahun
dengan menekan punggung secara sekitar 40% dikarenakan berkurangnya
horizontal. Gerakan ini dilakukan elastisitas arteri, kekakuan pada
sebanyak 10 kali dalam waktu 1 menit 40 pembuluh darah dan adanya pengaruh
detik. Gerakan keenam; teknik tekanan hormon (Admin, 2013).
menyikat dengan menggunakan ujung Dampak dari ketidakefektifan
jari, digunakan pada akhir masase dan elastisitas dan terjadinya kekakuan pada
berikan sentuhan masase memutar untuk pembuluh darah mengakibatkan tekanan
mengakhiri masase. Gerakan ini darah sistolik dan tekanan darah diastolik
dilakukan sebanyak 10 kali dalam waktu meningkat (Kozier, 2009). Begitu juga
1 menit 40 detik (Potter & Perry, 2005). dengan penelitian yang dilakukan
Pemberian terapi slow stroke back Anggara dan Prayitno (2013) tentang
massage dilakukan selama 3 minggu yang faktor-faktor yang berhubungan dengan
terbagi menjadi 12 kali pertemuan, tekanan darah di puskesmas Telaga
dengan waktu 10 menit selama 1 kali Murni, Cikarang Barat tahun 2012
pertemuan. Setelah diberikan intervensi didapatkan hasil dari 34 responden yang
terapi relaksasi slow stroke back massage menderita hipertensi menunjukkan bahwa
selama 10 menit setiap pertemuan, maka sebagian besar responden berusia >40
responden dilakukan pengecekan tekanan tahun sebesar 55,9%.
darah kembali menggunakan Namun, hasil penelitian tidak
sphygmomanometer. Tindak lanjut sejalan yang dilakukan dengan
merupakan tahapan setelah tahap pengukuran tekanan darah pada penduduk
evaluasi. Pada tahap ini peneliti usia 18 tahun di Indonesia menunjukkan
menindaklanjuti hasil dari pemberian prevalensi sebesar 31,7%. Hal ini
terapi slow stroke back massage ini baik dikarena dampak dari konsumsi rokok
yang berhasil dari tujuan pemberian terapi (9%), diabetes (6%), kurang olahraga
maupun sebaliknya. (5%) dan obesitas (5%) (Depkes RI,
2008).
Hasil Penelitian dan Pembahasan Terjadinya hipertensi seiring
Karakteristik Responden dengan bertambahnya usia maka resiko
1. Usia untuk menderita penyakit hipertensi juga
Berdasarkan tabel distribusi semakin meningkat, meskipun penyakit
frekuensi berdasarkan usia responden di hipertensi bisa terjadi pada segala usia
RW 001 Kel. Jombang Kec. Ciputat Kota tetapi paling sering dijumpai pada orang

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 45

berusia 35 tahun ke atas. Usia 65 tahun ke Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota


atas setengahnya menderita hipertensi Tangerang Selatan termasuk dalam
diantara orang Amerika baik yang kelompok usia pertengahan (middle age)
berkulit hitam maupun berkulit putih yaitu berkisar 45-59 tahun.
(Sheps, 2011). Peneliti berasumsi bahwa
Usia rata-rata responden pada hipertensi dapat diderita oleh siapapun
tempat penelitian tersebut masuk dalam tidak melihat usia terutama pada lansia
kategori usia pertengahan (middle age). yang sedang atau sudah mengalami proses
Hal tersebut dinyatakan oleh WHO penuaan, salah satunya berpengaruh
(2009) usia pertengahan (middle age) terhadap mekanisme saraf simpatis yang
berkisar mulai dari 45-59 tahun, usia berakibat perubahan pada pembuluh
lanjut (fiderly) antara 60-74 tahun, lansia darah. Hal tersebut disebabkan oleh
tua (old) berada diusia 75-90 tahun dan banyaknya faktor resiko (konsumsi garam
lansia sangat tua (very old) pada usia lebih berlebih, stres, obesitas dan merokok)
dari 90 tahun. Jadi, sebagian besar yang memicu terjadinya peningkatan
responden lansia yang menderita tekanan darah.
hipertensi di RW 001 Kelurahan 2. Jenis kelamin
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di RW 001 Kel. Jombang
Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Jenis Kelamin Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
n (%) n (%)
Laki-laki 3 (20,0) 6 (40,0)
Perempuan 12 (80,0) 9 (60,0)
Total 15 (100,0) 15 (100,0)

Berdasarkan tabel di atas, dapat laki-laki secara umum dapat dipicu oleh
diketahui bahwa 3 responden (20,0%) perilaku tidak sehat seperti merokok,
berjenis kelamin laki-laki dan 12 alkohol, kelebihan berat badan, depresi
responden (80,0%) berjenis kelamin dan rendahnya status pekerjaan. Selain
perempuan pada kelompok intervensi, itu, pada wanita lebih berhubungan
serta 6 responden (40,0%) berjenis dengan pekerjaan yang mempengaruhi
kelamin laki-laki dan 9 responden faktor psikis kuat (Sutanto, 2007).
(60,0%) berjenis kelamin perempuan Pada usia muda biasanya tidak
pada kelompok kontrol. Jenis kelamin ditemukan adanya perbedaan tekanan
merupakan identitas pada responden yang darah antara laki-laki dan perempuan
dapat digunakan untuk membedakan kecuali jika dipengaruhi oleh faktor
antara laki-laki dan perempuan dapat penyakit bawaan. Namun, pada saat usia
dilihat dari nilai, tingkah laku dan tampak selanjutnya (remaja), laki-laki cenderung
fisik dari responden. Perbedaan jenis memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
kelamin merupakan salah satu faktor yang dibandingkan dengan perempuan hal ini
dapat mempengaruhi psikologis belum dibuktikan dengan penelitian yang
seseorang. pasti. Perbedaan pada usia dewasa muda
Faktor psikologis tersebut, dapat dan menengah tampak lebih jelas, namun
mempengaruhi terhadap peningkatan perbedaan tersebut akan berbalik pada
tekanan darah, seseorang yang dapat usia lanjut. Hal tersebut disebabkan oleh
mengontrol efek psikologis dapat relatif hormon estrogen yang dapat melindungi
stabil tekanan darahnya dibandingkan wanita dari penyakit kardiovaskuler
dengan orang yang tidak dapat (Essop & Naidoo, 2008).
mengontrol efek psikologis (Lutfia dan Hasil penelitian ini, tidak sejalan
Maliya, 2008). Jenis kelamin yang dengan pernyataan Fredy (2014) yang
mempengaruhi faktor psikologis pada berjudul “Pengaruh Pemberian Massage

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 46

Punggung terhadap Tekanan Darah pada aterosklerosis. Kadar HDL dalam tubuh
Pasien Hipertensi” karena didapatkan yang menurun menyebabkan pembuluh
sebanyak 23 responden (71,9%) berjenis darah mengalami penyempitan sehingga
kelamin laki-laki. Namun, hasil ini juga tekanan darah meningkat.
didukung oleh penelitian Mohebbi (2014) Peneliti berasumsi bahwa
mengenai “The effect of Back Massage on perbedaan hasil ini dikarenakan
Blood Pressure in the Patients with perbandingan jumlah responden lansia
Primary Hypertension in 2012-2013: A laki-laki dan lansia perempuan yang tidak
Randomized Clinical Trial” yang proporsional. Responden lansia
mendapatkan data bahwa pada perempuan perempuan 2 kali lebih banyak
yang mengalami menopause jumlah dibandingkan dengan jumlah responden
hormon estrogen dalam tubuhnya penerapan lansia laki-laki yaitu sebanyak
menurun sehingga kadar High Density 68 lansia perempuan dari total 102 lansia
Lipoprotein (HDL) dalam tubuh juga dengan hipertensi.
menurun, dikarenakan HDL juga 3. Pendidikan
berperan dalam pencegahan terjadinya
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden di RW 001 Kel. Jombang Kec.
Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Pendidikan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
n (%) n (%)
SMP 3 (20,0) 1 (6,7)
SMA 9 (60,0) 12 (80,0)
Perguruan Tinggi 3 (20,0) 2 (13,3)
Total 15 (100,0) 15 (100,0)

Berdasarkan tabel di atas, dapat yang mempengaruhi sikap dan perilaku


diketahui bahwa 3 responden (20,0%) individu dalam mencapai taraf kesehatan
berpendidikan SMP, 9 responden (60,0%) secara mandiri (Mubarak, 2007).
SMA dan 3 responden (20,0%) Perguruan Peneliti berasumsi bahwa
Tinggi pada kelompok intervensi. Hasil pendidikan mempengaruhi proses belajar,
penelitian juga terdapat 1 responden mayoritas pendidikan lansia di RW 001
(6,7%) berpendidikan SMP, 12 responden Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat,
(80,0%) SMA dan 2 responden (13,3%) Kota Tangerang Selatan adalah SMA,
Perguruan Tinggi pada kelompok kontrol. maka makin mudah lansia tersebut
Pendidikan adalah salah satu menerima informasi dan akhirnya makin
faktor yang dapat mempengaruhi banyak pula pengetahuan yang
pengetahuan individu. Individu dengan dimilikinya terkait terapi slow stroke back
pendidikan yang tinggi akan memiliki massage dalam menurunkan tekanan
pengetahuan lebih banyak tentang darah. Pendidikan tinggi seseorang
bagaimana berperilaku hidup sehat dan cenderung untuk mendapatkan wawasan
menjaga kesehatan disetiap sehingga berpengaruh terhadap perilaku
perkembangannya. Selain itu, pendidikan positif terhadap kesehatan individu.
dan pengetahuan juga merupakan faktor 4. Pekerjaan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di RW 001 Kel. Jombang Kec.
Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Pekerjaan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
n (%) n (%)
Bekerja 10 (66,7) 11 (73,3)
Tidak Bekerja 5 (33,3) 4 (26,7)
Total 15 (100,0) 15 (100,0)

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 47

Berdasarkan tabel 10 di atas, dapat dibanding dengan yang bekerja yaitu


diketahui bahwa 10 responden (66,7%) sebanyak 91 responden (56,9%) dan yang
bekerja dan 5 responden (33,3%) tidak bekerja sebanyak 69 responden (43,1%).
bekerja pada kelompok intervensi, serta Pekerjaan berpengaruh terhadap
11 responden (73,3%) bekerja dan 4 aktivitas fisik seseorang. Orang yang
responden (26,7%) tidak bekerja pada tidak bekerja biasanya tidak memiliki
kelompok kontrol. Responden yang masih aktivitas secara rutin sehingga dapat
aktif bekerja, mereka memiliki berbagai meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini
macam profesi yaitu sebagai guru, tidak sejalan dengan penerapan yang
karyawan, PNS dan wiraswasta. dilakukan oleh Anggara dkk, (2013) yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan menyatakan bahwa terdapat hubungan
penelitian yang dilakukan oleh Sigarlaki antara pekerjaan dengan tekanan darah.
(2007) tentang “Karakteristik dan Faktor Peneliti berasumsi banyak faktor
yang Berhubungan dengan Hipertensi di yang dapat meningkatkan tekanan darah
Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, tinggi pada lansia yang masih aktif
Kabupaten Kebumen” didapatkan hasil bekerja misalnya, faktor stres dalam
dari 102 responden sebagian besar pekerjaan, lamanya jam kerja atau
responden memiliki pekerjaan dengan lamanya waktu tempuh lokasi tempat
hipertensi grade 1 sebanyak 55 orang atau bekerja dengan tempat tinggal. Hal itu
53,91%. Namun, tidak sejalan dengan dapat diminimalisirkan dengan cara
data dari penelitian Zuraidah, dkk (2012) pengelolaan management stres yang baik.
yang menyatakan bahwa penderita 5. Status Perkawinan
hipertensi yang tidak bekerja lebih banyak

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Perkawinan di RW 001 Kel. Jombang Kec.
Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Status Perkawinan Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
n (%) n (%)
Menikah 10 (66,7) 11 (73,3)
Janda 5 (33,3) 4 (26,7)
Total 15 (100,0) 15 (100,0)

Berdasarkan tabel di atas, dapat yang menikah lebih teratur dibandingkan


diketahui bahwa 10 responden (66,7%) dengan yang belum menikah, sehingga
dengan status perkawinan menikah dan 5 derajat kesehatan bagi orang yang
responden (33,3%) dengan status menikah akan lebih baik (Heriyanto,
perkawinan janda pada kelompok 2011).
intervensi, sedangkan 11 responden Oleh sebab itu, peneliti berasumsi
(73,3%) dengan status perkawinan lansia yang berada di RW 001 Kelurahan
menikah, dan 4 responden (26,7%) Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota
dengan status perkawinan janda pada Tangerang Selatan mayoritas masih
kelompok kontrol. memiliki pasangan (menikah) yang
Secara teori orang yang sudah artinya hal ini tidak sejalan dengan teori di
menikah dan masih memiliki pasangan atas dan dapat diasumsikan bahwa tidak
hidup kondisi kejiwaannya relatif stabil ada hubungan yang signifikan antara
jika dibandingkan dengan yang belum status perkawinan dengan kejadian
menikah atau yang sudah cerai. hipertensi.
Disamping itu, umumnya pola makan Gambaran Tekanan Darah Responden

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 48

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi SSBM di RW 001 Kel. Jombang Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Variabel Kelompok N Mean SD Min Max
Pre Intervensi 15 154,60 7,462 145 170
Sistol Kontrol 15 166,13 11,438 145 193
Pre Intervensi 15 93,27 8,128 80 110
Diastol Kontrol 15 92,60 2,898 88 98
Post Intervensi 15 149,33 7,188 140 165
Sistol Kontrol 15 161,73 11,677 138 183
Post Intervensi 15 88,00 7,829 75 105
Diastol Kontrol 15 93,00 3,207 88 98

Tabel di atas menunjukkan bahwa tekanan diastol terendah 88mmHg dan


tekanan darah pre sistol penderita tertinggi 98mmHg.
hipertensi kelompok intervensi memiliki Nilai rata-rata tekanan darah awal
rata-rata (mean) 154,60mmHg dengan SD responden termasuk dalam kategori
7,462 dan tekanan sistol terendah yaitu hipertensi tingkat 2, seperti yang
145mmHg dan tertinggi 170mmHg. Hasil dinyatakan oleh JNC VIII (2014) yaitu
kelompok kontrol memiliki rata-rata tekanan darah <120 dan <80mmHg
(mean) 166,13mmHg dengan SD 11,438 disebut normal, tekanan darah 120-139
dan tekanan sistol terendah yaitu atau 80-89mmHg disebut pre-hipertensi,
145mmHg dan tertinggi 193 mmHg. tekanan darah 140-159 atau 90-99mmHg
Berdasarkan tabel 12 menunjukkan disebut hipertensi derajat 1 dan tekanan
bahwa tekanan darah pre diastol penderita darah ≥160 atau ≥100mmHg disebut
hipertensi memiliki rata-rata (mean) hipertensi derajat 2. Hasil penelitian ini
93,27mmHg dengan SD 8,128 dan dikuatkan dengan penelitian yang
tekanan diastol terendah 80mmHg dan dilakukan oleh Cornelissen dan Fagard
tertinggi 110mmHg. Hasil kelompok (2007) tentang Effect of Endurance
kontrol memiliki rata-rata (mean) Training on Blood Pressure, Blood
92,60mmHg dengan SD 2,898 dan Pressure-Regulating Mechanisms, and
tekanan diastol terendah 88mmHg dan Cardiovascular Risk Factors didapatkan
tertinggi 98mmHg. hasil dari 30 responden yang menderita
Berdasarkan tabel di atas hipertensi diketahui karakteristik rata-rata
menunjukkan bahwa tekanan darah post tekanan darah sistolik sebelum
sistol penderita hipertensi kelompok 146,7mmHg dan 145,4mmHg sesudah
intervensi memiliki rata-rata (mean) latihan ketahanan, sedangkan rata-rata
149,33mmHg dengan SD 7,188 dan tekanan darah diastolik sebelum
tekanan sistol terendah yaitu 140mmHg 92,2mmHg dan 92,3mmHg sesudah
dan tertinggi 165mmHg. Hasil kelompok latihan ketahanan. Peneliti berasumsi
kontrol memiliki rata-rata (mean) bahwa seorang lansia yang melakukan
161,73mmHg dengan SD 11,677 dan intervensi massage yang sesuai indikasi
tekanan sistol terendah yaitu 138mmHg dan direkomendasikan berdasarkan nilai
dan tertinggi 183mmHg. Data juga tekanan darah dan usia masing-masing
menunjukkan bahwa tekanan darah post individu, dapat menghasilkan manfaat
diastol penderita hipertensi memiliki rata- yang maksimal untuk kesehatan lansia
rata (mean) 88,00mmHg dengan SD dengan hipertensi serta dapat
7,829 tekanan diastol terendah 75mmHg meningkatkan kualitas hidup diusia senja
dan tertinggi 105mmHg. Hasil kelompok jika dilakukan secara rutin.
kontrol memiliki rata-rata (mean) Uji Normalitas
93,00mmHg dengan SD 3,207 dan

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 49

Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Data Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan Sesudah
Diberikan Terapi SSBM pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RW 001 Kel. Jombang Kec.
Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Variabel Kelompok Nilai Koefisien Skewness Nilai Koefisien Kurtosis
Pre Intervensi 0,872 -0,324
Sistol Kontrol 1,248 1,393
Pre Intervensi 0,452 0,247
Diastol Kontrol 0,103 -0,145
Post Intervensi 0,976 0,121
Sistol Kontrol 0,288 0,270
Post Intervensi 0,457 0,696
Diastol Kontrol 0,015 -0,586

Pada tabel di atas, menunjukkan disimpulkan bahwa kelompok data


variabel tekanan darah kelompok data tersebut berdistribusi normal. Maka
intervensi dan kontrol berdasarkan nilai penelitian ini menggunakan uji T.
koefisien skewness dan kurtosis Uji Homogenitas
memenuhi syarat parameter < 2. Jadi
Tabel 7 Hasil Uji Homogenitas Data Tekanan Darah Sistol Sebelum dan Diastol Sebelum
Diberikan Terapi SSBM pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RW 001 Kel. Jombang Kec.
Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Variabel Kelompok Pearson Correlation P Value
Pre Intervensi 0,477 0,072
Sistol Kontrol
Pre Intervensi 0,065 0,817
Diastol Kontrol
*α > 0,05 distribusi homogen

Berdasarkan tabel diatas mengetahui uji yang akan dipakai


didapatkan hasil correlation pearson selanjutnya. Berdasarkan hasil yang
didapatkan nilai r sebesar 0,477 dengan p didapat, berarti variabel tekanan darah
value 0,072. Nilai p >0,05 dan nilai r disimpulkan berdistribusi normal. Hasil
didapatkan positif sehingga dapat uji normalitas tersebut maka uji yang
disimpulkan terdapat hubungan yang kuat digunakan untuk tekanan darah pre
antara tekanan darah sistol sebelum dengan tekanan darah post pada
diberikan intervensi pada kelompok kelompok intervensi dan kelompok
intervensi maupun kelompok kontrol. kontrol dilakukan dengan uji T-
Hasil uji korelasi tekanan darah diastol Dependent, sedangkan untuk tekanan
didapatkan nilai r sebesar 0,065 dengan p darah sesudah pada kelompok intervensi
value 0,817 dan dapat disimpulkan dan kelompok kontrol serta analisis
terdapat korelasi hubungan yang kuat selisih menggunakan uji T-Independent.
antara tekanan darah diastol sebelum Terdapatnya pengaruh antara faktor
diberikan intervensi pada kelompok resiko dengan tekanan darah ditunjukkan
intervensi maupun kelompok kontrol. dengan nilai p ≤ α (0,05), HO ditolak,
Analisis bivariat yang dilakukan berarti data sampel mendukung adanya
adalah untuk menghubungkan masing- pengaruh yang bermakna (signifikan).
masing variabel independen dan variabel Perbedaan Tekanan Darah Sebelum
dependen. Sebelum melakukan analisis dan Sesudah Dilakukan Terapi SSBM
bivariat diperlukan uji normalitas untuk

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 50

Tabel 8 Analisis Data Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi SSBM terhadap
Tekanan Darah pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RW 001 Kel. Jombang Kec. Ciputat
Kota Tangerang Selatan (n=30)
Variabel Kelompok N Mean SD SE P Value 95% CI
Lower Upper
Pre Sistol 15 154,60 7,462 1,927
Post Sistol 15 149,33 7,188 1,856 0,000 4,877 5,656
Pre Diastol 15 93,27 8,128 2,099
Post Diastol Intervensi 15 88,00 7,829 2,021 0,000 4,877 5,656
Pre Sistol 15 166,13 11,438 2,953
Post Sistol Kontrol 15 161,73 11,677 3,015 0,197 -2,567 11,367
Pre Diastol 15 92,60 2,898 0,748
Post Diastol 15 93,00 3,207 0,828 0,334 -1,258 0,458

Hasil analisis data didapatkan uji penerapan ini didapatkan hasil bahwa
statistik untuk rata-rata tekanan darah rata-rata tekanan darah pada kelompok
responden terhadap kelompok intervensi intervensi setelah dilakukan terapi back
untuk pre dan post sistol dengan nilai massage adalah terjadi penurunan tekanan
mean 154,60mmHg dan 149,33mmHg, darah sistolik dan diastolik masing-
SD 7,462 dan 7,188, untuk nilai p value masing 6,44mmHg dan 4,77mmHg
0,000, sedangkan pre dan post diastol (p=0,001) pada kelompok intervensi dan
dengan nilai mean 93,27mmHg dan 2,31mmHg dan 1,51mmHg pada
88,00mmHg, SD 8,128 dan 7,829, untuk kelompok kontrol (p=0,001).
diastol p value 0,000, karena nilai p <0,05 Hasil penerapan ini juga sesuai
menunjukkan adanya pengaruh yang dengan penelitian dari Achmad Alikin
signifikan antara sebelum dan setelah (2014) dengan judul “Pengaruh Back
pemberian terapi slow stroke back Massage dengan Aroma Terapi Lavender
massage. terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Tekanan darah responden Lansia Hipertensi di Desa Kedungsari
terhadap kelompok kontrol pada pre dan Kecamatan Ringinarum” didapatkan uji
post sistol dengan nilai mean statistik untuk rata-rata tekanan darah
166,13mmHg dan 161,73mmHg, SD responden terhadap kelompok intervensi
11,438 dan 11,677, untuk p value adalah untuk sistol p value adalah 0,007 dan
0,197, sedangkan pre dan post diastol untuk diastol p value adalah 0,031
dengan nilai mean 92,60mmHg dan sehingga ada pengaruh yang signifikan
93,00mmHg, SD 2,898 dan 3,207, untuk terhadap penurunan tekanan darah pada
p value adalah 0,334 yang berarti lansia dengan hipertensi setelah
menunjukkan tidak adanya perubahan pemberian back massage dengan aroma
yang signifikan. Karena nilai p >0,05 terapi lavender. Selain itu, pada kelompok
maka tidak menunjukkan adanya kontrol menunjukkan rata-rata tekanan
perubahan yang signifikan antara pre dan darah kelompok kontrol untuk sistolik p
post pada kelompok kontrol. value adalah 0,482 dan diastol p value
Data ini didasari penelitian oleh adalah 0,480, dengan nilai p >0,05 maka
Mohebbi (2014) yang berjudul tidak ada menunjukkan adanya perubahan
“Efektifitas Back Massage terhadap yang signifikan antara pretest dan posttest
Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi pada kelompok kontrol.
Primer”. Jumlah responden yang Sentuhan pada kulit ataupun
termasuk dalam penerapan tersebut tekanan langsung antara praktikkan dan
berjumlah 40 responden yang dibagi atas pasien membuat otot, tendon dan ligamen
dua kelompok, yaitu kelompok intervensi menjadi rileks sehingga memicu
dengan 20 responden dan kelompok pengeluaran asetilkolin melalui
control dengan 20 responden. Dalam neurotransmitter untuk menghambat

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 51

aktivitas saraf simpatis di miokardium, tekanan darah (Berman, 2009). Selain


hal ini akan berpengaruh terhadap manfaat di atas, massage juga memiliki
penurunan tekanan darah. Masase banyak kelebihan yaitu perubahan pada
mempunyai kelebihan tersendiri sistem tubuh manusia seperti mengurangi
dibandingkan dengan teknik relaksasi nyeri otot, menstimulasi regenerasi sel
yang lain seperti halnya pada organ kulit dalam membantu barrier tubuh, serta
muskuloskeletal dan kardiovaskuler yang efeknya dapat menurunkan angka
memberi efek positif pada organ. Slow kejadian insomnia (Kushariyadi, 2011).
stroke back masssage dapat Peneliti berasumsi bahwa adanya
mempengaruhi penurunan aktivitas saraf perbedaan yang signifikan antara pre dan
simpatis yang membuat vasodilatasi post pada kelompok intervensi dan
pembuluh darah dan getah bening serta kontrol yang menunjukkan bahwa
meningkatkan respon refleks intervensi slow stroke back massage
baroreseptor. Mekanisme ini mampu memberikan sentuhan pada kulit
mempengaruhi terjadinya penurunan ataupun tekanan pada kulit membuat otot,
kecepatan denyut jantung, curah jantung tendon dan ligamen menjadi rileks
dan volume sekuncup dan pada akhirnya sehingga meningkatkan aktivitas
terjadi perubahan tekanan darah yaitu parasimpatis untuk mengeluarkan
penurunan tekanan darah melalui neurotransmitter asetilkolin untuk
memvasodilatasikan sistemik dan menghambat aktivitas saraf simpatis di
penurunan kontraktilitas otot jantung otot jantung yang bermanifestasi pada
(Healey, 2011). penurunan tekanan darah (Retno, 2010).
Masasage punggung atau Selain itu, slow stroke back massage juga
effleurage merupakan salah satu teknik memiliki banyak manfaat pada sistem
yang sejak dahulu digunakan dalam tubuh manusia bukan hanya pada sistem
asuhan keperawatan untuk meningkatkan kardiovaskuler tetapi dapat mengurangi
relaksasi dan istirahat (Adrian, 2016). nyeri otot, dapat menstimulasi regenerasi
Hasil riset menunjukkan bahwa massage sel kulit dalam membantu barrier tubuh,
punggung dalam waktu 3 menit dapat serta efeknya di sistem saraf dapat
meningkatkan kenyamanan dan relaksasi menurunkan insomnia pada lansia
klien serta memiliki efek positif pada (Kushariyadi, 2011).
kardiovaskuler seperti frekuensi denyut Analisis Tekanan Darah Sesudah
jantung, frekuensi pernapasan dan Dilakukan Terapi SSBM
Tabel 9 Analisis Perbedaan Tekanan Darah Sesudah Diberikan Terapi SSBM pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol di RW 001 Kel. Jombang Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan (n=30)
Variabel Kelompok n Mean SD SE P 95% CI
Value Lower Upper
TD Intervensi 15 149,33 7,188 1,856 0,002 -19,652 -5,148
Sistol Kontrol 15 161,73 11,677 3,015 -19,719 -5,081
TD Intervensi 15 88,00 7,829 2,021 0,034 -9,474 -0,526
Diastol Kontrol 15 93,00 3,207 0,828 -9,579 -0,421

Berdasarkan tabel diatas, analisis 7,829 dan 3,207, untuk p value 0,034
data didapatkan uji statistik untuk rata- karena nilai p <0,05 menunjukkan adanya
rata tekanan darah responden terhadap pengaruh yang signifikan setelah
kelompok post sistol intervensi dan pemberian intervensi slow stroke back
kontrol dengan nilai mean 149,33mmHg massage pada kelompok intervensi dan
dan 161,73mmHg, SD 7,188 dan 11,677, kelompok kontrol.
untuk p value 0,002. Sedangkan post Hasil penerapan evidence based
diastol intervensi dan kontrol dengan nilai nursing ini didasari penerapan yang
mean 88,00mmHg dan 93,00mmHg, SD dilakukan oleh Mohebbi (2014) yang

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 52

berjudul “The Effect of Back Massage on menurun sehingga menurunkan tekanan


Blood Pressure in the Patients with darah (Sherwood, 2012).
Primary Hypertension In 2012-2013: A Data yang didapatkan diatassesuai
Randomized Clinical Trial”. Dalam penelitian yang dilakukan Retno (2012)
penerapan ini menyatakan bahwa dengan judul “Tindakan Slow Stroke Back
pemberian terapi back massage pada Massage dalam Menurunkan Tekanan
kelompok intervensi lebih efektif 6,44% Darah pada Penderita Hipertensi”
dalam menurunkan tekanan darah sistolik didapatkan uji statistik untuk tekanan
dan 4,77% dalam menurunkan tekanan darah responden kelompok post intervensi
darah diastolik. dan kelompok post kontrol didapatkan p
Efek terapi massage menimbulkan sistolik = 0,001 dan p diastolik = 0,007
percepatan mekanisme aliran darah vena menunjukkan ada pengaruh slow stroke
dan drainase limfatik, merusak back massage terhadap perubahan
mekanisme akumulasi patologis tekanan darah pada responden. Sesuai
(misalnya, klasifikasi jaringan lunak) dan juga dengan penelitian dari Wiyoto
melatih jaringan lunak secara pasif. (2011) melaporkan efek relaksasi otot
Gerakan memberi tekanan pada kulit, dapat mengurangi gejala tekanan darah
jaringan ikat, jaringan otot akan sistolik dan diastolik, mengurangi
menimbulkan rangsangan impuls yang kecemasan dan depresi, sehingga
terletak di daerah tersebut. Impuls saraf penderita hipertensi keluhannya dapat
eferen akan merangsang tubuh berreaksi dikurangi.
melalui mekanisme reflek vasodilatasi Peneliti berasumsi bahwa adanya
pembuluh darah yaitu mengurangi perbedaan pengaruh antara kelompok
aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan intervensi dan kelompok kontrol sesudah
aktifitas saraf parasimpatis, impuls dilakukannya terapi slow stroke back
tersebut dihantarkan oleh saraf aferen massage yang menunjukkan bahwa terapi
menuju saraf pusat dan selanjutnya ini mampu memberikan rileksasi pada
susunan saraf pusat memberikan umpan pasien lansia dengan hipertensi sehingga
balik dengan melepaskan asetilkolin dan meningkatkan aktivitas parasimpatis
histamin. Meningkatnya aktivitas saraf untuk mengeluarkan neurotransmitter
parasimpatis ini menimbulkan aktivasi asetilkolin untuk menghambat aktivitas
respon relaksasi dengan cara menurunkan saraf simpatis diotot jantung yang
denyut jantung (heart rate) dan denyut bermanifestasi pada penurunan tekanan
nadi (pulse rate). Sedangkan penurunan darah (Retno, 2010).
aktivitas saraf simpatis meningkatkan Analisis Tekanan Darah Sebelum,
vasodilatasi ateriol dan vena, yang Pertengahan dan Sesudah Dilakukan
menyebabkan resistensi vaskuler perifer Terapi SSBM Selama 12 Hari

Grafik 1 Analisis Tekanan Darah Sebelum, Pertengahan dan Sesudah Diberikan Terapi SSBM
Selama 12 Hari pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RW 001 Kel. Jombang Kec. Ciputat
Kota Tangerang Selatan (n=30)

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 53

Grafik 1 menunjukkan perubahan atau dingin. Hal ini dikarenakan dapat


tekanan darah sistol dan diastol pada mempengaruhi nilai tekanan darah
kelompok
S
intervensi dan kelompok tersebut. Fungsi minyak itu sendiri dalam
kontrol
i
s
sebelum dan sesudah diberikan penerapanDi ini yaitu untuk melicinkan
terapi
t
o
slow stroke back massage selama tubuh danas memudahkan gerakan-gerakan
12 hari
l yang menggambarkan rata-rata tangan toselama Waktu
melakukan massage
Waktu
tekanan darah efektif menurun pada hari (Trisnowoyanto,
l
2012). Minyak yang
ke 6 setelah diberikan terapi slow stroke berbau seperti minyak aromaterapi
back massage. Efektivitas perubahan lavender berasal dari bunga lavender
tekanan darah pada hari ke 6 dikarenakan dimana bunganya berwarna lembayung
pada hari sebelumnya masih terpengaruh muda. Minyak yang dihasilkan berasal
oleh konsumsi obat antihipertensi. Terapi dari bagian pucuk atau bagian paling atas
ini dilakukan kepada 15 responden lansia bunga yang mempunyai sifat
dengan hipertensi di RW 001 Kelurahan menenangkan dan memberikan kesegaran
Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota (Purwanto, 2013). Mekanisme minyak
Tangerang Selatan. Lansia dengan aromaterapi lavender dalam menurunkan
hipertensi di tempat tersebut mayoritas tekanan darah yaitu dengan cara internal
mengalami hipertensi primer yang artinya dan eksternal. Internal seperti ingesti dan
hipertensi berasal dari dampak akibat inhalasi, sedangkan eksternal seperti
gaya hidup seseorang dan faktor massage dan hidroterapi. Metode internal
lingkungan (Triyanto, 2014). dan eksternal ini dapat memberikan efek
Nilai mean perubahan tekanan rileks pada tubuh melalui perubahan pada
darah sistol dibandingkan pada kelompok sistem saraf simpatis dan saraf
intervensi dan kelompok kontrol sebelum parasimpatis (Jaelani, 2009)
dan sesudah diberikan terapi slow stroke
back massage, yang menggambarkan Kesimpulan
rata-rata tekanan darah sistol pada Mayoritas responden pada
kelompok intervensi menurun hingga kelompok control berada diusia
9mmHg (hari ke 12) dan perbedaannya pertengahan (middle age) yaitu antara 45-
secara statistik signifikan. Nilai rata-rata 59 tahun dengan rata-rata 57,93, berjenis
tekanan darah sistol pada kelompok kelamin perempuan yaitu sebanyak 12
kontrol juga menunjukkan penurunan responden (80,0%), pendidikan SMA 9
1mmHg (hari ke 12), tetapi perbedaannya responden (60,0%), aktif bekerja 10
tidak signifikan. Perbandingan perubahan responden (66,7%) dan status perkawinan
nilai mean tekanan darah diastol dalam menikah sebanyak 10 responden (66,7%).
kelompok intervensi dan kelompok Selain itu, pada kelompok kontrol terlihat
kontrol sebelum dan sesudah diberikan bahwa mayoritas responden diusia
terapi slow stroke back massage, mean pertengahan (middle age) yaitu antara 45-
dari tekanan darah diastol menurun 59 tahun dengan rata-rata 55,69, berjenis
menjadi 5mmHg (hari ke 12) dalam kelamin perempuan yaitu sebanyak 9
kelompok intervensi dan perbedaan responden (60,0%), pendidikan SMA 12
tersebut signifikan. Selain itu, nilai mean responden (80,0%), aktif bekerja 11
tekanan darah diastol menurun menjadi responden (73,3%) dan status perkawinan
2mmHg (hari ke 12) di kelompok kontrol, menikah sebanyak 11 responden (73,3%).
tetapi tidak terlalu signifikan. Gambaran tekanan darah sebelum dan
Selama pelaksanaan terapi slow sesudah dilakukan terapi slow stroke back
stroke back massage terhadap penurunan massage pada kelompok intervensi
tekanan darah, praktikkan tidak terlihat bahwa rata-rata pre sistol
menggunakan minyak yang berbau, (154,60mmHg), post sistol
berwarna dan menimbulkan rasa hangat (149,33mmHg) dan pre diastol

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 54

(93,27mmHg), post diastol


(88,00mmHg). Pada kelompok kontrol Daftar Psutaka
terlihat bahwa rata-rata pre sistol [1] Admin, 2011, Pria lebih rentan
(166,13mmHg), post sistol terkena hipertensi dari pada wanita,
(161,73mmHg) dan pre diastol Graha Ilmu, Yogyakarta
(92,60mmHg), post diastol (93,00). [2] Agus, R 2010, Aplikasi metodologi
Analisis perbedaan tekanan darah penelitian kesehatan, Nuha Medika,
sebelum dan sesudah dilakukan terapi Yogyakarta
slow stroke back massage pada kelompok [3] Alikin, A 2014, ‘Pengaruh Back
intervensi didapatkan hasil p value 0,000 Massage dengan Aroma Terapi
(pre dan post sistol) dengan α<0,05 dan p Lavender terhadap Penurunan
value 0,000 (pre dan post diastol) dengan Tekanan Darah pada Lansia
α<0,05 yang artinya ada pengaruh yang Hipertensi’, Ilmu Keperawatan dan
signifikan terhadap tekanan darah antara Kebidanan, vol.4, no.4, Februari
sebelum dan sesudah pemberian terapi 2014
slow stroke back massage. Hasil pada [4] Alwi Hasan dkk, 2007, Kamus besar
kelompok kontrol p value 0,197 (pre dan bahasa Indonesia, Departemen
post sistol) dengan α>0,05 dan p value Pendidikan Nasional Balai Pustaka,
0,334 (pre dan post diastol) dengan Jakarta
α>0,05 yang artinya tidak ada pengaruh [5] Andria, Kiki Melissa, 2013,
yang signifikan terhadap tekanan darah ‘Hubungan antara Perilaku Olahraga,
antara sebelum dan sesudah. Ada Stres dan Pola Makan dengan
perbedaan yang signifikan sesudah Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia
dilakukan terapi slow stroke back di Posyandu Lansia Kelurahan
massage pada kelompok intervensi dan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo
kelompok kontrol didapatkan hasil p Kota Surabaya’, Promkes, vol.1,
value 0,002 (sistol) dengan α<0,05 dan p no.2, Desember 2013
value 0,034 (diastol) dengan α<0,05. [6] Anggara dkk, 2013, ‘Faktor-Faktor
Berdasarkan hasil selama proses yang Berhubungan dengan Tekanan
penelitian yang dilakukan, yang perlu Darah di Puskesmas Telaga Murni,
direkomendasikan untuk lansia yang Cikarang Barat Tahun 2012’, Ilmiah
mengalami hipertensi perlu Kesehatan, vol.5, no.1, Januari 2013
dilakukkannya terapi slow stroke back [7] Ardiansyah, M 2012, Medikal bedah.
massage selama 6 kali dalam waktu 2 Diva Prest, Yogyakarta
minggu untuk menurunkan tekanan darah [8] Ayu, HA & Komang, 2011, Asuhan
agar mencegah komplikasi akibat keperawatan komunitas : teori &
hipertensi. Bagi keluarga dengan anggota praktik, EGC, Jakarta
keluarga lansia perlu ditingkatkan dalam [9] Aziz, AH 2007, Metode penelitian
memotivasi lansia yang mengalami dan teknik analisis data, Salemba
hipertensi, agar lansia tersebut mendapat Medika, Jakarta
dukungan dari anggota keluarga dalam [10] Azizah, LM 2011, Keperawatan
menurunkan tekanan darah khususnya lanjut usia, Graha Ilmu, Yogyakarta
dengan terapi slow stroke back massage. [11] Badan Penelitian dan Pengembangan
Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih Kesehatan, 2013, Riset kesehatan
lanjut misalnya terkait program intervensi dasar 2013, Kementerian Kesehatan
terpadu untuk lansia hipertensi dengan Republik Indonesia
didalamnya terdapat beberapa intervensi [12] Bapenkes, Depkes RI, 2009, Riset
terkait pengontrolan obat antihipertensi, kesehatan dasar (Riskesdas) 2007,
diet yang dikonsumsi, aktivitas yang Jakarta
dilakukan, yang dapat mempengaruhi
perubahan sistem kardiovaskuler.

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 55

[13] Bapenkes, Depkes RI, 2010, Riset [28] Hidayat, AAA & Uliyah, M 2008,
kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, Buku saku praktikum kebutuhan
Jakarta dasar manusia, EGC, Jakarta
[14] Berman, A 2009, Buku ajar praktik [29] Indraswara, dkk 2009, Tekanan
keperawatan klinis, EGC, Jakarta darah antara pria dan wanita
[15] Casanelia, L 2010, Fundamental of hipertensi yang mengalami obesitas
massage third edition national tingkat II. Poliklinik Jantung : RS.
library of Australia catatoguing-in- Saiful Anwar. Malang
publication data, Elsevier [30] J.Guldsznudt, Adrian dkk 2013,
[16] Cassar, R 2007, Panduan sehat Stroke esensial, PT Indeks, Jakarta
sembuhkan penyakit dengan pijat [31] Jain, R 2011, Pengobatan alternatif
dan herbal, Indonesia, Yogyakarta untuk mengatasi tekanan darah. PT.
[17] Dahlan, S 2008, Statistik untuk Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
kedokteran dan kesehatan, Salemba [32] JNC 8, 2014, Hypertension
Medika, Jakarta Guidelines : An In-Depth Guide The
[18] Dalimartha, S dr. dkk, 2008, Care American Journal of Managed Care
your self hipertension. Penebar Plus, [33] Junaedi, E dkk, 2013, Hipertensi
Jakarta kandas berkat herbal. F.Media
[19] Damayanti, Aniroh & Priyanto, (Imprint Agro Media Pustaka),
2014, ‘Perbedaan Tekanan Darah Jakarta
Sebelum dan Sesudah Dilakukan [34] Kartikasari, 2012, Analisis faktor
Hidroterapi Rendam Hangat pada risiko penyakit hipertensi, Riset
Penderita Hipertensi di Desa Pembinaan Tenaga Kesehatan,
Kebondalem Kecamatan Jambu Kementerian Kesehatan Republik
Kabupaten Semarang’, Ilmiah Indonesia
Kesehatan, vol.5, no.1, Januari 2014 [35] Kelana, KD 2011, Metodologi
[20] Fatmah, 2010, Gizi usia lanjut, penelitian keperawatan (pedoman
Erlangga, Jakarta melaksanakan dan menerapkan hasil
[21] Garnadi, Y 2012, Hidup nyaman penelitian, Trans Info Media, Jakarta
dengan hipertensi, Agromedia [36] Kemenkes, Depkes RI, 2013, Riset
Pustaka, Jakarta kesehatan dasar (Riskesdas) 2013,
[22] Gibson, J 2007, Fisiologi dan Jakarta
anatomi modern untuk perawat, [37] Khoiriyah, N 2011, ‘Faktor-Faktor
EGC, Jakarta yang Berhubungan dengan Motivasi
[23] Gunawan, L 2007, Hipertensi Lansia Berkunjung ke Posyandu
tekanan darah tinggi, Penerbit Lansia di RW 11 Kelurahan
Kanisius, Yogyakarta Margorejo Kecamatan Cepiring
[24] Guyton AC, Hall JE, 2007, Buku ajar Kabupaten Kendal’, Keperawatan,
fisiologi kedokteran, EGC, Jakarta vol.7 no.4, September 2011
[25] Hartanto, B 2011, Hipertensi : the
silent killer. Perhimpunan Hipertensi [38] Kowalski, RE 2010, The blood
Indonesia pressure cure: 8 weeks to lower
[26] Hastono, SP 2010, Analisis data blood pressure without prescription
kesehatan fakultas kesehatan drugs, Qanita, Bandung
masyarakat universitas Indonesia, [39] Kozier, Barbara, Erb, Glenora,
Universitas Indonesia, Jakarta Berman, Audrey, Snyder, Shirlee J,
[27] Herlambang, 2013, Melakukan 2009, Fundamental of nursing
hipertensi & diabetes, PT. Suku cincept, process and practice seventh
Buku, Jakarta edition, person education, new jersey

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 56

[40] Kushariyadi, 2011, Asuhan [54] Purwanto, B 2013, Herbal dan


keperawatan klien lanjut usia, keperawatan komplementer (teori,
Salemba Medika, Jakarta praktik, hukum dalam asuhan
[41] Meneg PP & PA, 2009, Angka keperawatan), Nuha Medika. Jakarta
harapan hidup berdasarkan provinsi, [55] Retno, & Prawesti, 2012, ‘Tindakan
Jakarta Slow Stroke Back Massage dalam
[42] Mohebbi, Zinat dkk, 2014, The Effect Menurunkan Tekanan Darah dalam
of Back Massage on Blood Pressure Menurunkan Tekanan Darah pada
in The Patients with Primary Penderita Hipertensi’. Stikes, vol.5
Hypertension. IJCBNM, vol.2 no.4, no.2, Stikes RS Baptis Kediri
University of Medical Sciences [56] Riyadi, S 2012, Keperawatan
[43] Mubarak, WI dkk, 2007, Promosi medikal bedah, Pustaka Pelajar,
kesehatan sebuah pengantar proses Yogyakarta
belajar mangajar dalam pendidikan, [57] Saputro, FD 2013, ‘Pengaruh
Graha Ilmu, Yogyakarta Pemberian Masase Punggung
[44] Muhammadun, AS 2010, Hidup terhadap Tekanan Darah pada Pasien
bersama hipertensi serangan darah Hipertensi’, STIKES, Semarang
tinggi sang pembunuh sekejap, In- [58] Sarwonto, E, Rahajeng & Tuminah,
Books, Yogyakarta 2009, Prevalensi hipertensi dan
[45] Mujahidullah, K 201, Keperawatan determinannya di Indonesia. Pusat
gerontik, Pustaka Pelajar, Penelitian Biomedis dan Farmasi,
Yogyakarta Jakarta
[46] Murwani, S 2010, Asuhan [59] Setyawati, A 2010, ‘Pengaruh
keperawatan keluarga, Mitra Relaksasi Otogenik terhadap Kadar
Cendik, Yogyakarta Gula Darah dan Tekanan Darah pada
[47] Mutaqin, A 2009, Asuhan Klien Diabetes Millitus Tipe 2
keperawatan klien dan gangguan dengan Hipertensi di Instalasi Rawat
sistem kardiovaskuler, Salemba Inap Rumah Sakit di D.I.Y dan Jawa
Medika, Jakarta Tengah’, Fakultas Ilmu
[48] Notoatmodjo, S 2014, Metodologi Keperawatan, Universitas Indonesia
penelitian kesehatan, Rineka Cipta, [60] Sheps, Sheldon, G, 2011, Mayo clinic
Jakarta hipertension, mengatasi tekanan
[49] Nurrahmani, U 2012, Stop darah tinggi, PT Intisari Mediatama,
hipertensi, Familia, Yogyakarta Jakarta
[50] Nursalam, 2008, Konsep dan [61] Sherwood, L 2012, Fisiologi
penerapan metodelogi penelitian manusia dari sel ke system, EGC,
ilmu keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Jakarta [62] Shinta, AAA, 2014, ‘Pemberian
[51] Potter and Perry, 2005, Buku ajar Intervensi Slow Stroke Back Massage
fundamental keperawatan : konsep, Menurunkan Tekanan Darah pada
proses dan praktik, EGC, Jakarta Wanita Middle Age dengan Kondisi
[52] Pradono, J 2010, ‘Faktor-Faktor yang Pre-Hypertension’, Program Studi
Mempengaruhi Terjadinya Fisioterapi Fakultas Kedokteran
Hipertensi di Daerah Perkotaan Uviversitas Udayana, Bali
(Analisis Data Riskesdas 2007)’ Gizi [63] Sigarlaki, H 2007, ‘Karakteristik dan
Indonesia 2010, vol.33 no.1 Faktor Berhubungan dengan
[53] Prasetyorini, dkk, 2012, ‘Stres pada Hipertensi di Desa Bocor,
Penyakit terhadap Kejadian Kecamatan Bulus Pesantren,
Komplikasi Hipertensi pada Pasien Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah’,
Hipertensi’, STIKES, vol.5 no.1, Juli MAKARA KESEHATAN, vol.10
2012 no.2, Desember 2007

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 2 No. 2 (2018) 57

[64] Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda


G., Hinkle, Janice L., & Cheever,
Kerry H 2010, Brunner & Suddarth`s
Textbook Of Medical Surgical
Nursing. 12th edition, Philadelphia,
Wolters Kluwer
[65] Soewolo, dkk 2011, Petunjuk
praktikum fisiologi manusia, JICA,
Malang
[66] Stanley & Beare, 2007, Buku ajar
keperawatan gerontik, EGC, Jakarta
[67] Triyanto, E 2014, Pelayanan
keperawatan bagi penderita
hipertensi secara terpadu, Graha
Ilmu, Yogyakarta
[68] Udjuanti, JW 2010, Keperawatan
kardiovaskuler, Salemba Medika,
Jakarta
[69] Wahyuningsih, RS 2013,
Penatalaksanaan diet pada pasien,
Graha Ilmu, Yogyakarta
[70] Wahyunita, VD & Fitrah, 2010,
Memahami kesehatan pada lansia,
Trans Info Media, Jakarta
[71] World Health Organization, 2010,
Global atlas on cardiovascular
disease prevention and control,
Geneva
[72] Yeni, dkk 2010, ‘Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Wanita Usia Subur
di Puskesmas Umbulharjo I
Yogyakarta Tahun 2009’, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Ahmad Dahlan, vol.4 no.2, Juni 2010
[73] Yulianti, dkk 2013, Asuhan
kebidanan 3 (menopause), Trans Info
Media, Jakarta
[74] Zuliani, dkk 2013, ‘Pengaruh
Stimulasi Kataneus (Slow Stroke
Back Massage) terhadap Penurunan
Nyeri Haid (Dismenore)’, Jurnal
Eduhealt, vol.3 no.2
[75] Zuraidah, Maksus, & Apriliadi, N
2012, ‘Analisis Faktor Risiko
Penyakit Hipertensi pada Masyarakat
di Kecamatan Kemuning Kota
Palembang Tahun 2012’,
Palembang, Riset Pembinaan Tenaga
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Efektifitas Terapi Slow Stroke Back Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia…..

Anda mungkin juga menyukai