Latar Belakang
Padi adalah komoditas strategis yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik
sosial, ekonomi, budaya, maupun politik. Padi atau beras hingga saat ini masih berperan
sebagai pangan utama dan bahkan sebagai sumber perekonomian sebagian besar penduduk di
pedesaan. Tanaman padi merupakan komoditas penting dan strategis bagi penduduk Indonesia
karena saat ini hampir 90% penduduk Indonesia pangannya bersumber dari beras. Pada tahun
2017 konsumsi beras sebesar 114,6 kg/kapita/tahun ( Badan Pusat Statistik, 2018 ).
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 252 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan 1,49% (BPS, 2015). Hal ini merupakan ancaman yang serius bagi Indonesia
sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat Indonesia. Kebutuhan konsumsi beras terus meningkat, oleh sebab itu pemerintah
selalu berupaya meningkatkan produktivitas dalam negeri (Regazzoni et al., 2013). Produksi padi
tahun 2015 sebanyak 75,39 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan
sebanyak 4,51 juta ton (6,37 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi padi terjadi
karena kenaikan luas panen seluas 0,32 juta hektar (2,31 persen) dan peningkatan produktivitas
Tanaman padi di Indonesia pada umumnya tidak dapat berproduksi secara optimal karena
berbagai faktor, salah satunya adalah karena adanya serangan cendawan penyebab penyakit pada
tanaman padi, diantranya adalah cendawan Pyricularia oryzae Cav. penyebab penyakit blas,
cendawan Rhizoctonia solani Khun. penyebab penyakit hawar pelepah daun dan cendawan
Cercospora oryzae Miyake. penyebab penyakit bercak daun Cercospora pada tanaman padi
(Semangun, 2004).
Penyakit tanaman padi sendiri disebabkan dari bakteri, virus, dan cendawan. Beberapa
diagnosa penyakit tanaman padi sendiri dapat dilihat langsung dari gejala-gejala yang timbul.
Setiap gejala penyakit yang timbul bisa saja merupakan salah satu dari penyakit tanaman padi
sedangkan ada terdapat banyak gejala penyakit tanaman yang dapat diketahui dan terkadang
Salah satu penyakit yang menginfeksi tanaman padi adalah penyakit bercak coklat sempit
yang disebabkan oleh C. oryzae. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat merugikan
terutama di sawah tadah hujan yang kahat kalium. Penurunan hasil akibat penyakit ini
disebabkan oleh keringnya daun sebelum waktunya. Penyakit bercak coklat sempit tersebar
diseluruh Negara penghasil padi di Asia Tenggara, Jepang,Cina, Amerika Serikat, Amerika
Tengah dan Afrika. Di Indonesia penyakit bercak coklat sempit tersebar diseluruh daerah
Penyakit bercak daun Cercospora atau yang sering disebut bercak coklat sempit
disebabkan oleh cendawan C. oryzae. Penyakit bercak daun Cercospora merupakan salah satu
penyakit yang sangat merugikan terutama pada lahan sawah yang kahat kalium. Penyakit bercak
daun Cercospora dapat mengakibatkan daun padi menjadi kering sebelum waktunya sehingga
berdampak buruk terhadap turunnya hasil panen tanaman padi dan juga dapat menyebabkan
Salah satu cara pengendalian penyakit tanaman padi yang banyak digunakan adalah
dengan menggunakan fungisida sintetik. Meskipun telah diketahui bahwa penggunaan fungisida
sintetik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, tetapi fungisida sintetik masih sering
digunakan karena pertimbangan waktu. Aplikasi fungisida sintetik pada umumnya menunjukkan
pengaruh yang lebih cepat dalam menghambat perkembangan penyakit (Djojosumarto, 2000).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran penyakit Bercak Coklat yang di
sebababkan oleh jamur C. oryzae Miyake Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di beberapa
Hipotesis Penelitian
Diduga adanya Intensitas serangan dan keparahan penyakit Bercak Coklat yang di
sebabkan oleh jamur C. oryzae Miyake Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di beberapa daerah
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penulisan yang dilakukan adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,