Anda di halaman 1dari 15

PEMETAAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Cercospora oryzae

Miyake) DI SUMATERA UTARA

 HASIL PENELITIAN
 
OLEH:
 
FIFI ANNA SARI SIMANJUNTAK
150301259
HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
PENDAHULUAN

Tanaman padi di Indonesia pada umumnya tidak dapat


berproduksi secara optimal karena berbagai faktor, salah
satunya adalah karena adanya serangan cendawan
penyebab penyakit pada tanaman padi.

Salah satu penyakit yang menginfeksi tanaman padi adalah


penyakit bercak coklat sempit yang disebabkan oleh
Cercospora oryzae Miyake. Di Indonesia penyakit bercak
coklat sempit tersebar diseluruh daerah penghasil padi di
Jawa dan menyebabkan penurunan hasil 30-40%
Gejala penyakit bercak daun Cercospora biasanya muncul pada saat
tanaman padi menjelang panen yaitu sekitar 11-12 minggu setelah tanam.

C. oryzae merupakan patogen yang menyebabkan bintik coklat


sempit pada permukaan daun tanaman padi, efek serangan dari patogen
ini mengakibatkan munculnya lesi memanjang dengan pinggir yang
berwarna gelap dengan pusat yang keabu-abuan.
• Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan
pemetaan penyebaran penyakit Bercak Coklat (C.oryzae
Miyake) pada tanaman padi (Oryza sativa L.) di daerah-daerah
sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

• Hipotesis Penelitian
Diduga adanya instensitas serangan penyakit Bercak Coklat
yang tinggi yang di sebabkan oleh jamur C.oryzae Miyake di
Provinsi Sumatera Utara.

• Kegunaan Penelitian
Kegunaan penulisan yang dilakukan adalah sebagai salah satu
syarat untuk melaksanakan penelitian di Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
BAHAN DAN METODE
• Bahan dan Alat
METODE PENELITIAN

• Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang


dilakukan dengan metode survei yaitu
mengidentifikasi kejadian dan kejadian dan
keparahan penyakit pada tanaman padi di beberapa
daerah di Provinsi Sumatera Utara.
• Pengambilan wilayah sampel dilakukan dengan
metode (purposive sampling) atau secara sengaja
sesuai dengan data sekunder yang diperoleh melalui
berbagai sumber pustaka dan instansi terkait
PELAKSANAAN PENELITIAN

• Penentuan Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive sampling) di beberapa lokasi di
Sumatera Utara
1. Desa Suka Maju Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang,
2. Kelurahan Pahlawan Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai,
3. Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu bara,
4. Desa Saribujawa Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun ,
5. Desa Siabal abal Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara,
6. Desa Huta Bagasan Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hansundutan,
7. Desa Lumban Lobu Kecamatan Porsea Kabupaten Tobasa,
8. Desa Juhar Ginting Sada Nioga Kecamatan Juhar Kabupaten Karo,
9. Desa Rawang Pasar V Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan,
10.Kelurahan Ujung Bandar Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Induk,
11.Kelurahan Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat,
12.Kelurahan Tanjung Beringin Pasar 8 Kecamatan Hinai Kabupaten langkat,dan
13.Kelurahan Padang Bulan Selayang Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.
• Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel di lapangan diakukan secara diagonal yakni
dilakukan dengan pengambilan sampel yang dimulai dari sudut menuju ke
arah lawan membentuk dua alur diagonal.

1X1M

Teknik pengambilan sampel di lapangan


• Wawancara Langsung
Setelah ditentukan lokasi penelitian maka dilakukan wawancara
langsung kepada petani untuk mengetahui beberapa informasi terkait
lahan yang akan di amati

• Parameter Pengamatan
1. Jumlah Anakan / Rumpun
2. Jumlah Daun / Rumpun
3. Kejadian Penyakit

Keterangan:
I : Kejadian (insidensi) penyakit;
a : Rumpun terserang;
b : Total rumpun yang diamati;

4. Keparahan Penyakit
5. Prevelansi Penyakit
4. Keparahan Penyakit
Persentase keparahan penyakit dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :
KP = Keparahan serangan penyakit
n = Jumlah daun terserang dengan kategori tertentu;
v = Nilai skala setiap kategori serangan;
N = Jumlah daun yang diamati;
Z = Nilai skala tertinggi;
n = Jumlah tanaman yang diamati

5. Prevelansi Penyakit

Dihitung pravelensi penyakit di dari semua lokasi yang telah di amati :


Prevalensi Penyakit = x 100%
HASIL PEMBAHASAN

• Jumlah Anakan dan Jumlah Daun per


Rumpun
Rata-rata Jumlah anakan dan jumlah daun tanaman padi beberapa lokasi
di Sumatera Utara
No Lokasi Umur Varietas Jumlah Jumlah
Tanaman Anakan Daun
(hari)
1 Desa Suka Maju 45 IR 32 27,14 1,60
2 Kelurahan Pahlawan 30 IR 64 22,03 70,93
3 Desa Sumber Tani 70 C/iherang 19,56 78,46
4 Desa Saribujawa 60 Ciherang 12,66 38,04
5 Desa Siabal Abal 150 Br Tambun 14,64 59,56
6 Desa Hutabagasan 45 Siharompang 10,47 41,13
7 Desa Lumbanlobu 40 Arias 24,08 71,80
8 Desa Juhar Ginting Sada Nioga 45 Ciherang 32,80 98,86  
9 Desa Rawang Pasar 5 45 Inpari 32 17,32 52,39
10 Kelurahan Ujung Bandar 40 Ciherang 15,58 46,38
11 Kelurahan Pantai Cermin 150 Ramos 14,20 40,43
12 Kelurahan Tanjung Beringin 45 Ciherang 16,39 49,71
13 Kelurahan Padang bulan 100 Inpari 32 15,62 58,42
• Kejadian dan Keparahan Penyakit
Rata-rata Kejadian Penyakit (KJP) dan Keparahan Penyakit (KP)
Bercak Coklat yang disebabkan jamur Cercospora oryzae Miyake

No Umur Varietas KP

Tanaman KJP
(hari)
1 Desa Suka Maju 45 IR 32 8,85 0,04

2 Kelurahan Pahlawan 30 IR 64 91,67 1,27


3 Desa Sumber Tani 70 Ciherang 96,61 0,45
4 Desa Saribujawa 60 Ciherang 71,88 1,38
5 Desa Siabal Abal 150 Br Tambun 100 6,61

6 Desa Hutabagasan 45 Siharompan 99,74 2,64


7 Desa Lumbanlobu 40 g 99,48 0,84
 
8 Desa Juhar Ginting Sada Nioga 45 Arias 13,54 0,02
9 Desa Rawang Pasar 5 45 Ciherang 14,06 0,07

10 Kelurahan Ujung Bandar 40 Inpari 32 26,82 0,11


11 Kelurahan Pantai Cermin 150 Ciherang 86,68 0,97
12 Kelurahan Tanjung Beringin 45 Ramos 85,60 0,87
13 Kelurahan Padang bulan 100 Ciherang 100 22,06

Anda mungkin juga menyukai