Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU


TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BLANG COT
BAROH KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

DISUSUN OLEH :
ZIKRAHAYATI
NIM : 1807201102
SEMESTER : VI-c

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penyusun serahkan kepada Allah swt. karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya. Penyusun telah dapat menyelesaikan proposal

penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

ASI Eksklusif Dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif Di Desa

Blang Cot Baroh Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen”.

Selawat beriring salam penyusun sampaikan kepangkuan Rasulullah

Muhammad saw. yang telah mengantarkan umatnya dari alam kebodohan ke

alam yang penuh ilmu pengetahuan. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan

terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan

yang cocok untuk bayi.

Kami berharap semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi

penyusun dan pembaca.

Bireuen, 05 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……………………….………...… 2
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………….………….. 3
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………….…… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Pengetahuan ………………………………………….... 4
2.1.1 Pengertian Pengetahuan …………………………….…..... 4
2.2.2 Tingkat Pengetahuan ………………………………........... 4
2.2 Konsep ASI Ekslusif …………………………………...…... 5
2.2.1 Pengertian ASI Ekslusif …………………..……………… 5
2.2.2 Komposisi ASI Eksklusif ……………………………..….. 6
2.2.3 Kandungan Zat Gizi ASI ……………………………….... 7
2.2.4 Manfaat ASI Eksklusif ………………………………...…. 9
2.2.5 Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif ……………......... 11
2.2.6 Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI …….......…... 11
2.2.7 Kerangka Teoritis ……………………………...……........ 11
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian ………...……………………......... 12
3.2 Hipotesis ……………………………………………………....... 12
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ……………………………………………....... 13
4.2 Populasi dan sampel ………………………………………........... 13
4.3 Teknik pengumpulan sampel …………………………………..... 14
4.4 Teknik penetapan jumlah sampel …………………….………...... 14
4.5 Analisis data ……………………………………..…………......... 14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….....…...... 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UNICEF menyatakan bahwa 30 ribu kematian anak balita di Indonesia dan

10 juta kematian balita di seluruh dunia setiap tahun dapat dicegah melalui

pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan sejak pertama setelah kelahiran bayi

tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi .Cakupan ASI

Eksklusif di negara ASEAN seperti India mencapai 46%, di Philipina 34%, di

Vietnam 27%, di Myanmar 24% sedangkan di Indonesia sudah mencapai 54,3%

(Infodatin, 2014).

The Lancet Breastfeeding Series, 2016 menyatakan bahwa memberi ASI

dapat menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi sebesar 88%. Selain itu,

menyusui juga berkontribusi terhadap penurunan risiko stunting, obesitas, dan

penyakit kronis di masa yang akan datang. Sebanyak 31,36% dari 37,94% anak

sakit, karena tidak menerima ASI Ekslusif. Bukti manfaat menyusui membantu

kelangsungan hidup dan mendukung anak kita untuk tumbuh dan berkembang

secara optimal sudah tidak diragukan lagi. (Kemenkes RI,2017).

Penyebab gagalnya ibu mempraktekkan ASI eksklusif bermacam-macam

seperti contohnya kebiasaan memberikan makanan pralaktal, pemberian susu

formula karena ASI tidak keluar, menghentikan pemberian ASI karena ibu atau

bayi sakit, ibu sibuk bekerja sehingga tidak sempat menyusui bayi, dan ibu ingin

mencoba susu formula (Wahyuningsih et al, 2013). Secara nasional pemberian

1
ASI eksklusif di indonesia berfluktuasi selama 3 tahun terakhir. Bila bayi tidak

diberi ASI Eksklusif  memiliki dampak yang tidak baik bagi bayi. Adapun

dampak memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan

bayi yang mendapat ASI Eksklusif .Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat

dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Pemberian ASI akan lebih

sehat dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula . (Kemenkes, 2016).

ASI adalah cairan ciptaan Allah SWT, Yang fungsinya untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi pada bayi dan melindunginya dari serangan penyakit.

Keseimbangan gizi yang terbaik berada di dalam ASI. ASI Eksklusif memiliki

kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak.

Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal

dan tidak mudah sakit. (Widiyanto et al, 2018).

Asupan ASI yang kurang mengakibatkan kebutuhan gizi menjadi tidak

seimbang. Ketidakseimbangan pemenuhan gizi pada bayi akan berdampak buruk

pada kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat dari terhambatnya tumbuh

kembang bayi secara optimal. (Kemenkes, 2013).

Beberapa factor yang mempengaruhi tercukupi pemberian ASI secara

eksklusif yaitu : karakteristik ibu (pengetahuan,pekerjaan, etnis, usia dan paritas),

karakteristik bayi (berat lahir, kondisi kesehatan) , lingkungan (budaya, dukungan

keluarga, tempat tinggal, dan ekonomi sosial), pelayanan kesehatan (konseling,

penyuluhanatau edukasi dini, konseling laktasi, temapat persalinan, dan

kebijakan). (Djami, dkk.2014).

2
1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini apakah ada “Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Tindakan Pemberian ASI

Eksklusif di Desa Blang Cot Baroh Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI

Eksklusif Dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Blang Cot

Baroh Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen”.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif

b. Untuk mengetahui adakah “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang ASI Eksklusif Dengan Tindakan Pemberian ASI

Eksklusif Di Desa Blang Cot Baroh Kecamatan Jeumpa Kabupaten

Bireuen”.

1.4 Manfaat Penelitian

Agar mendapatkan pengalaman dan mengaplikasi ilmu yang diperoleh

serta dapat belajar meneliti 2 bagi peneliti lain.Hasil penelitian ini dapat

digunakan untuk memberi masukan tentang pengetahuan ASI ekskusif .

Memberikan wawasan tentang pengetahuan ASI eksklusif dan pemberian ASI

secara eksklusif di Desa Blang Cot Baroh Kecamatan Jeumpa Kabupaten

Bireuen”.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan atau

kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui.

Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu. (Suriasumantri Nurroh

2017).

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera

yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah

berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Daryanto dalam Yuliana (2017), pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan menjelaskan bahwa ada

enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan (KnowledgeTahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan).

Seseorang dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek

yang diketahui.

4
3. Penerapan (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut

dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada

situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen

yang terdapat dalam suatu objek.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu

hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki.

6. Penilaian (evaluation)

Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap

suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang

berlaku di masyarakat.

2.2 Konsep ASI Ekslusif

2.2.1 Pengertian ASI Ekslusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan/minuman tambahan

atau pengganti kepada bayi hingga berusia 6 bulan.  ASI (Air Susu Ibu) adalah

suatu emulsi lemak dalam larutan protein,lactose dan garam-garam organik yang

disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi

5
bayi . Pada usia 6 bulan pertama, bayi hanya perlu diberikan ASI saja atau dikenal

dengan sebutan ASI eksklusif (Haryono 2014).

ASI diproduksi dalam korpus alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi

susu, selanjutnya dari alveolus air susu akan diteruskan ke dalam saluran yang

disebut duktus laktiferus. Setelah persalinan, produksi susu dipengaruhi oleh

isapan mulut bayi yang mampu merangsang prolaktin keluar. ASI eksklusif

adalah pemberian ASI saja pada bayi 0-6 bulan tanpa pemberian tambahan cairan

lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, dan nasi tim

(Setianingsih, 2017).

2.2.2 Komposisi ASI Eksklusif

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi dan diit

ibu. Air susu ibu menurut stadium laktasi adalah kolostrom, ASI transisi/peralihan

dan ASI matur (Fikawati dkk, 2015).

1) Kolostrom Cairan pertama kali yang keluar dari kelenjar payudara,

mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam

alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa

puerperium.Kolostrom keluar pada hari pertama sampai hari keempat

pasca persalinan.Cairan ini mempunyai viskositas kental, lengket dan

berwarna kekuning-kuningan. Kolostrom berfungsi sebagai pencahar

ideal yang dapat mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai dari usus

6
bayi baru lahir dan mempersiapkan kondisi saluran pencernaan agar

siap menerima makanan yang akan datang (Nugroho, 2011).

2) ASI Peralihan Merupakan peralihan dari kolostrom sampai menjadi

ASI matur. ASI peralihan keluar sejak hari ke 4-10 pasca

persalinan.Volumenya bertambah banyak dan ada perubahan warna

dan komposisinya. Kadar immunoglobulin menurun, sedangkan kadar

lemak dan laktosa meningkat (Nugroho, 2011).

3) ASI Matur ASI yang keluar dari hari ke 10 pasca persalinan sampai

seterusnya.Komposisi relative konstan (adapula yang menyatakan

bahwa komposisi ASI relative mulai konstan pada minggu ke 3 sampai

minggu ke 5), tidak mudah menggumpal bila dipanaskan.ASI pada

fase ini yang keluar pertama kali atau pada 5 menit pertama disebut

sebagai foremilk. Foremilk lebih encer, kandungan lemaknya lebih

rendah namun tinggi laktosa, gula protein, mineral dan air (Nugroho,

2011).

2.2.3 Kandungan Zat Gizi ASI

1) Karbohidrat Karbohidrat pada ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang

sangat tinggi dibandingkan dengan susu formula. Jumlah laktosa yang

lebih banyak terkandung dalam ASI membuat rasa ASI menjadi lebih

manis dibandingkan dengan susu formula. Laktosa akan difermentasikan

menjadi asam laktat dalam pencernaan bayi, suasana asam memberi

beberapa keuntungan bagi pencernaan bayi, antara lain:

a) Menghambat pertumbuhan bakteri patologis.

7
b) Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan

mensitesis protein.

c) Memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat.

d) Memudahkan absorbsi dari mineral seperti kalsium, fosfor, dan

magnesium.

2.) Protein

ASI mengandung protein yang lebih rendah dibandingkan dengan susu

formula, namun protein ASI yang diebut “whey” ini bersifat lebih lembut

sehingga mudah dicerna oleh pencernaan bayi (Rukiyah

Aiyeyeh,dkk,2011).

3.) Lemak Kadar lemak antara ASI dengan susu formula relatif sama, namun

lemak dalam ASI mempunyai beberapa keistimewaan.

4.) Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap dan cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayi sampai berusia 6 bulan. Kandungan mineral dalam ASI

adalah konstans, tetapi ada beberapa mineral spesifik yang kadarnya

dipengaruhi oleh diit ibu. Kandungan zat besi dan kalsium paling stabil

dan tidak dipengaruhi oleh diit ibu.

5.) Vitamin

Vitamin dalam ASI cukup lengkap, vitamin A, D, dan C cukup, sedangkan

golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik kurang.

Vitamin lain yang tidak tekandung dalam ASI .


8
6) Air ASI terdiri dari 88% air, air berguna untuk melarutkan zat-zat yang

terkandung dalam ASI. Kandungan air dalam ASI yang cukup besar juga

bisa meredakan rasa haus pada bayi.

2.2.4 Manfaat ASI Eksklusif

Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) manfaat ASI Eksklusif bagi

bayi, antara lain:

1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi

bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum

yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari

pertama kelahiran. Walaupun sedikit tetapi cukup untuk memenuhi

kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada

bayi. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi,

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

2) Membantu mengeluarkan mekonium (feses bayi)

3) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas terkontaminasi,

Immunoglobin A (IgA) dalam ASI kadarnya tinggi yang dapat

melumpuhkan bakteri pathogen E.Coli dan berbagai virus di saluran

pencernaan.

4) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat

kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

9
5) Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri E.Coli,

salmonella dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak

daripada susu sapi.

6) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 1.000 sel

per mil. Terdiri dari 3 macam, yaitu: Bronchus Asociated Lympocite Tisue

(BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocite Tisue (GALT)

antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocite Tisue

(MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

7) Faktor Bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen untuk

menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga

keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan

bakteri yang merugikan.

8) Interaksi antara ibu dan bayi dapat membantu pertumbuhan dan

perkembangan psikologik bayi. Pengaruh kontak langsung ibubayi: ikatan

kasih saying ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan

kulit (skin to skin contact) ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang

sudah dikenal sejak bayi masih di dalam rahim.

9) Interaksi antara ibu-bayi dan kandungan gizi dalam ASI sangat

dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat

meningkatkan kecerdasan bayi. ASI mengandung berbagai zat gizi yang

bisa meningkatkan kecerdasan bayi, Manfaat ASI Eksklusif bagi ibu

antara lain:

1) Mengurangi terjadinya perdarahan dan anemia

10
2) Menunda kehamilan

3) Mengecilkan rahim

4) Lebih cepat langsing kembali

5) Mengurangi resiko terkena kanker

6) Tidak merepotkan dan menghemat waktu

2.2.5 Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif

Dampak bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif akan lebih rentan untuk

terkena penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa

serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (Arifa Y, dan

Shrimarti R.D, 2017). Sementara untuk ibu sendiri akan beresiko mengalami

kanker payudara, mengeluarkan biaya lebih mahal apabila bayi maupun ibu

terkena penyakit , karena memang beresiko rentan terhadap penyakit. Selain itu

untuk biaya susu formula menggantikan ASI pada bayi.

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dibedakan

menjadi tiga yaitu faktor pemudah (predisposing factors), faktor pendukung

(enabling factors)dan faktor pendorong (reinforcing).

2.2.7 Kerangka Teoritis 


Tahu (Know) Pengetahuan Ibu
Memahami (comprehension)
Aplikasi (Application)
Analisis (Analysis)
Sintesis (synthesis) Pemberian ASI
Evaluasi (evaluation) secara ekslusif

11
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membetuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar
variabel (Nursalam, 2017).
Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan ibu tentang ASI ASI eksklusif


eksklusif

Skema 1.1 Kerangka Konsep Penelitian

Hipotesis

Ho : Tidak Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif dan pemberian ASI secara eksklusif di Desa Blang Cot Baroh

Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen.

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan

pemberian ASI secara eksklusif di Desa Blang Cot Baroh Kecamatan Jeumpa

Kabupaten Bireuen.

12
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Ekspolaratif
yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan mencari ide-ide baru
mengenai suatu gejala tertentu , menggambarkan fenomena social dan
menjelaskan bagaimana terjadi suatu fenomena social untuk merumuskan
masalah secara lebih terperinci atau menggembangkan hipotesis bukan menguji
hipotesis (Bambang 2018 ).

4.2 Populasi dan sampel


4.2.1 Populasi

Menurut (Notoatmodjo, 2018) mengartikan populasi sebagai kumpulan

individu dengan kualitas dan ciri yang telah ditetapkan. Kualitas dan ciri

ditentukan oleh variabelnya. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua Ibu

yang yang ada di Desa Blang Cot Baroh Kecamatan Jeumpa Kabupaten

Bireuen sebanyak 500 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Notoatmodjo, 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu
yang sebagai anggota Posyandu yang di Desa Blang Cot Baroh Kecamatan
Jeumpa Kabupaten Bireuen . Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari
anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu sehingga mempermudah dalam penyebaran koesioner.
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 83 orang.

13
4.3 Teknik pengumpulan sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple Random


Sampling. Data diperoleh dari sampel dengan penilaian langsung dari hasil
jawaban pada kuesioner pengetahuan dan tindakan yang telah dijawab responden.
Tujuannya untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan tindakan pemberian ASI
eksklusif.

4.4 Teknik penetapan jumlah sampel

Penghitungan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus slovin yaitu


sebagai berikut:
n= N n= 500 = 500 = 83,33

1+ N(e) 2 1 + 500 (0,1) 2 6,00

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

E = Batas toleransi kesalahan (error tolerance).

4.5 Analisis data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

4.5.1 Analisis Bivariat

Analisis bivariat menggunakan Chi-Square untuk mencari hubungan


antara variabel kategori dengan variabel kategori, dimana variabel kategori terdiri
dari variabel nominal dan ordinal. Analisis Bivariat dengan Hasil Uji Chi Square
mengenai tingkat pengetahuan ibu dan tindakan Pemberian Analisis bivariat yang
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi.
Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara 2 variabel yaitu variabel Independen dan variabel Dependen
yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

14
variable seperti pada penelitian ini pengetahuan ASI eksklusif dan pemberian ASI
secara eksklusif.
Berikut perhitungan chi-square:

Keterangan:
O= frekuensi observasi (fo)
E: Frekuensi eksplantasi/ harapan (fh)

Analisis dalam penelitian ini menggunakan program komputer dengan interpretasi


hasil :
1. Bila p-value (nilai signifikasi uji Chi-Square) kurang dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna mengenai tingkat pengetahuan
ASI eksklusif dan pemberian ASI secara eksklusif.
2. Bila p-value (nilai signifikasi uji Chi-Square) lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna mengenai tingkat
pengetahuan ASI eksklusif dan pemberian ASI secara eksklusif.

15
DAFTAR PUSTAKA

WHO (world health organization). (2016). Infant and young child feeding

Friska, Angelia Tendean. (2018). Pengetahuan ibu tentang menyusui jurnal


nursing of universitas Klabat. Vol 1, No.1;2019.

Arikunto, S. (2013) manajemen penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S . (2017). Metodelogi penelitian kesehatan . Jakarta.: PT Rineka


Daryanto dalam Yuliana (2017). Metodologi Penelitian Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Manusia.Yogayakarta: Nuha Medika.

Roesli , Utami. (2015). Panduan paktis menyusui . Jakarta : Puspa Swara.

Djami, dkk. (2014). Frekuensi pemeriksaan kehamilan, konseling laktasi,


pemberian Air Susu Ibu Eksklusif . Bandung : Fakultas kedokteran
Universitas Padjajaran.

Dieterich, Christine. Et. al. (2012). Brestfeeding and health outcomes for mother-
infart dyad. Journal pediatrik. Vol.60. (1), 31-48 . doi 10-1016./j.pcl.
2012.09.010.

Kemenkes. (2018). Riset kesehatan dasar. RIKESDAS. Jakarta :


Balitbang.kemenkes RI.

Monika, F.B. (2014). Buku pintar ASI dan menyusui. Jakarta : Noura book.

Zomratun, A., Wigati, A., Andriani, D., & Nurul, F. (2018). Panduan Praktis
keberhasilan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Angkat, A.H. (2018). Penyakit Infeksi dan Praktik Pemberian MP-ASI Jurnal
DuniaGizi.1(1).52-58.
http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jdg/article/view/2919

Oselaguri, 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI


Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon,

Roesli U., 2012. Panduan Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
Pustaka Bunda.

16
Soetjiningsih., 2017. ASI petunjuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC

Dinkes Sukoharjo, 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo:


Dinkes Kabupaten Sukoharjo..
Egata G., berhane Y., & Worku A., 2013. Predictors of non-exclusive
breastfeeding at 6 months among rural mothers in east Ethiopia:
acommunity-based analytical cross-sectional study. Egata et al.; licensee
BioMed Central Ltd. This is an Open Access article distributed under the
terms of the Creative Commons Attribution License
(http://creativecommons.org/licenses/by/2.0), which permits unrestricted
use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original
work is properly cited.
Firmansyah N & Mahmuda., 2012. Pengaruh Karakteristik (Pendidikan,
Pekerjaan),Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Terhadap Pemberian
ASI Eksklusif Di Kabupaten Tuban. Jurnal Biometrika dan Kependudukan,
Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 62-71
Giri, MKW, Suryani N dan Murdani P. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Tentang Pemberian Asi Serta Pemberian Asi Eksklusif Dengan Status
Gizi Balita Usia 6–24 Bulan (Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan
Buleleng). Jurnal Magister Kedokteran Keluarga. Vol 1, No 1, 2013, hal
24-37

17

Anda mungkin juga menyukai