TUBERKULOSIS PARU
1. Pengertian ( Definisi ) Tuberkulosis paru adalah infeksi paru menterang jaringan parenkim paru,
disebkan bakteri Mycobacterium tuberculosis
2. Anamnesis Gejala yang ditemukan ( tergantung derajat berat, organ terlibat dan
komplikasi : keadaan umum lemah, kakeksia, takipnea, febris, paru : tanda-
tanda konsolidasi ( redup, fremutus mengeras ? melemah, suara nafas
bronial/ melemah, ronkhi basah / kering )
3. Pemeriksaan Fisik Batuk- batuk > 3 munggu , batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, malaise,
lemah, berat badan turun, nafsu turun, keringat malam, demam.
4. Kriteria Diagnosis Gejala klinis yang dianggap (+) adalah batuk dari ringan (dua tanpa dahak )
sampai berat /batuk darah, gejala seperti flu yang hilang timbul dan
semakin sering dan demam terutama senja hari.
9. Edukasi
10. Prognosis Dubia ; tergantung pada derajat berat, kepatuhan pasien, sensitifitas bakteri,
gizi, status imun, komorbiditas.
DEMAM TIFOID
1. .Pengertian ( Definisi ) Penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella
typhi atau salmnella parathipy
2. Anamnesis - Demam naik secara bertangga pada minggu pertama lalu demam
menetap atau remiten pada minggu kedua.
- Demam terutama pada malam hari, sakit kepala, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare
3. Pemeriksaan Fisik Febris, kesadaran berkabut, bradikardi relative ( peningkatan suhu 1ͦ C tidak
di ikuti peningkatan denyut nadi 8x/ mnt ), lidah yang berselaput ( kotor
ditengah,tepi di ujung merah, serta tremor )tomegali, splenomegali, nyeri
abdomen, rosela ( jarang pada orang Indonesia )
4. Kriteria Diagnosis Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala, kesadaran menurun,
lidah kotor, hepatoplenomegali.
7. Pemeriksaan Penunjang Laboratotium : dapat di temukan lekopi, lekosiosis, atau lekosit normal,
aneosinopilia, limfopenia, peningkatan LED, anemia ringan,
trombositopenia, gangguan funsi hati.
Kultur darah ( biakan empedu ) positif atau peningkatan titer uju widal >4
kali lipat setelah satu minggu memastikan diagnosis.
Kultur darah negatif tidak menyingkirkan diagnosis.
Uji widal tunggal dengan titer antibody O 1/320 atau H 1/640 disertai
gambaran klinis khas menyongsong diagnosis
Pemeriksaan : Darah perifer lengkap, tes fungsi hati, kultur darah.
8. Tatalaksana Terapi
Non Farmakologis : tirah baring, makanan lunak rendah serat
Farmakologis :
- Pilihan utama: kloramfenikol 4x500mg sampai dengan 7 hari bebas
demam.
Alternatif lain :
- Thiampenikol 4x500 mg ( komplikasi hematologi lebihrendah
dibanding klorampenikol
- Kotrimoksasol 2x2 tablet selama 1 minggu
- Ampisilin dan amoksisilin 50-150mg/ BB selama 2 minggu
- Sefalosporin generasi III, yang terbukti efektif adalah cefriaxon 3-4
gr dalam dekstrosa 100cc selama ½ jam perinfus sekali sehari,
selama 3-5 hari.
Dapat pula
Pada kasus toksik tifoid ( demam tifoid disertai gangguan
kesadaran dengan atau tanpa kelainan neorologis lainnya dan
Lama perawatan hasil pemeriksaan cairan otak masih dalam batas norma )
langsung di berikan kombinasi kloramfenikol 4x500mg, dengan
ampicillin 4x1gr dan deksametason 3x5mg
Kombinasi antibiotic hanya diindikasikan pada toksis tifoid,
peritonitis atau perforasi, renjatan septic
Steroid hanya diindikasikan pada toksik tifoid atau demam
tifoid yang mengalami renjatan septic dengan dosis 3x5mg
9. Edukasi
10. Prognosis Baik, Bila penyakit berat, pengobatan terlambat/ tidak adekuat atau ada
komplikasi berat, prognosis meragukan/ buruk
3. Pemeriksaan Fisik - Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi, facial
flushmuntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok
dengan faring hiperemis, nyeri dibawah lengkung iga kanan
- Sedangkan hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering
terjadi DBD
- Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan
perembesan plasma, hipovolemia dan syok.
- Perembesan plasma mengakibatkan ekstravasasi cairan kedalam
ronggapleura dan rongga peritoneal selama 24- 48 jam.
- Fase kritis sekitar hari ke -3 sampai hari ke- 5 perjalanan penyakit.
Pada saat itu suhu turun, yang dapat merupakan awal
penyembuhan pada infeksi ringan dan pada DBD berat merupakan
tanda awal syok.
- Perdarahan dapat berupa ptekie, epistaksis, melena ataupun
hematuria
- Tanda- tanda syok - Anak gelisah sampai terjadi penurunan
Kesadaran, sianosis
-Nafas cepat, nadi teraba lembut kadang-
Kadang tidak teraba
-Tekanan darah menurun, tekanan nadi
< 10mmHG
-Akral dingin capillary refill menurun
-Diuresis menurun sampai anuria
- Apabila syok tidak dapat segera teratasi akan terjadi komplikasi
berupa asidosis metabolic dan perdarah hebat.
4. Kriteria Diagnosis 1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya
binafik
2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut ini :
-Uji Torniguet positif ( > 20 petekie dalam 2,54 cm² )
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Perdarahan mukosa, saluran cerna, bekas suntikan, atau tempat
lain
- Hematemesis atau melena
3. Trombositopeni ( < 100.000/ mm³ )
4. Terdapat minimal satu tanda- tanda plasma leakage :
- Hematokrit meningkat >20% dibanding gengan Hematrokit
rata- rata pada usia, jenis kelamin, dan populasi yang sama.
9. Edukasi
3. Pemeriksaan Fisik - Keadaan umum sebagian tampak sakit ringan, suhu badan tidak
tinggi, mata ikterik
- Hepatomegali : ukur besar hati dalam sentimeter dibawah
lengkung iga kanan dan dibawah prossus sipoideus
- Periksa nyeri tekan didaerah hati selain itu perhatikan tepi,
permukaan, konsistensi hati.
- Splenomegali, ukurbesar limpa dalam sentimeter
- Kulit ikterus, perdarahan kulit
4. Kriteria Diagnosis Dimulai dengan demam, mual- mual dan muntah, badan lemah.
Setelah menurun timbul ikterus SGOT dan SGPT meninggi 3-5 x nilai
normal.
9. Edukasi
15. Kepustakaan
- Standar Pelayanan Medis
- Panduan Pelayanan Medik – PAPDI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK )
2 Anamnesis Nyeri dada tipikal ( angina ) berupa nyeri dada substernal, rerosternal,
dan prekordial, nyeri seperti di tekan., ditindih beban bera, rasa
terbakar,seperti ditusuk, rasa di peras dan di pelintir. Nyeri menjalar
keleher , lengan kiri, mandibula, gigi, punggung/ inskapula, dan dapat
juga ke lengan kanan.dapat disertai dengan gejala mual, muntah, sulit
bernafas, keringat dingindan lemas.
3 Pemeriksaan Fisik Nafas sesak, keluar keringat dingin, badan lemes, muntah, mual, nyeri
dada
Penyulit :
- Syok kardiogenik
- Ruptur Miokard
- Payah Jantung
- Distrimia dan blok
- Henti jantung
9 Edukasi
10 Prognosis Tergantung daerah jantung yang terkena, beratnya gejala, ada tidaknya
komplikasi.
11 Tingkat Evidens
12 Tingkat Rekomendasi
14 Indikator Medis
15 Kepustakaan
- Standar Pelayanan Medis
- Panduan Pelayanan Medik – PAPDI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK )
TATA LAKSANA KASUS RSI “ SUNAN KUDUS
DIARE AKUT
1 Pengertian (Definisi ) Diare akut adalah buang alir besar lebih dari 3 kali dalam 24 dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
2 Anamnesis - Sudah berapa lama diare berlangsung, berapa kali sehari, warna
dan konsistensi tinja, lendir dan atau darah dalam tinja, adanya
muntah, anak lemah, kesadaran menurun, rasa halus, rewel,
kapan kencing terakhir, suhu badan
- Jumlah cairan yang masuk selama diare
- Anak minum ASI atau susu formula, apakah makanan yang tidak
biasa.
- Apakah ada anak yang diare di sekitarnya, dari mana sumber iar
minum
3 Pemeriksaan Fisik - Pada pemeriksaan fisik perlu di perhatikan tanda utama yaitu
kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen
- Mata cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, kering
aatau mukosa mulut, bibir dan lidah, timbang berat badan.
9 Edukasi
10 Prognosis Tergantung daerah jantung yang terkena, beratnya gejala, ada tidaknya
komplikasi.
11 Tingkat Evidens
12 Tingkat Rekomendasi
14 Indikator Medis
15 Kepustakaan
- Standar Pelayanan Medis
- Panduan Pelayanan Medik – PAPDI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK )
TATA LAKSANA KASUS RSI “ SUNAN KUDUS
DIABETES MILITUS
1. Pengertian (Definisi ) Diabetes melitus merupakan suatu kelompok metabolik penyakit yang di
tandai oleh hiperglikemia akibat dari defek pada :
- Kerja insulin ( resistensi insulin ) di hati ( peningkatan produksi
glukosa hepatik ) dan di jaringan perifer ( otot lemak )
- Sekresi insulin oleh sel beta pankreas
- Atau keduanya
3. Pemeriksaan Fisik - Tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkar pinggang
- Tanda Neuropati
- Mata ( visus, lensa mata dan retina )
- Gigi mulut
- Keadaan kaki ( termasuk rabaan nadi kaki ) kulit dan kuku
4. Kriteria Diagnosis - Kadar glukosa darah sewaktu ( plasma vena ) > 200mg/dl
- Kadar glukosa darah puasa ( plasma vena ) > 126 mg/dl
- Kadar glukosa plasma > 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban
glukosa 75 gram pada TTGO
6. Diagnosis Kerja
7. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Hb, leukosit, hitung jenis leukosit, laju endap darah
Glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah puasa
Urinalisis rutin, proteinuria 24 jam, CCT ukur, kreatinin
SGPT, Albumin, Globulin
Kolesterol Total, kolesterol LDL, kolesterl HDL,
Trigliserida, A1C, Albuminuri mikro.
Pemeriksaan Penunjang lain : EKG, Foto toraks, Funduskopi
9. Edukasi
2. Anamnesis - Badan lemas, mual , muntah, sesak nafas, pucat, BAK berkurang
3. Pemeriksaan Fisik - Anemis, kulit kering, edema tungkai atau palpebra, tanda
bendungan paru.
4. Kriteria Diagnosis -
6. Diagnosis Kerja
7. Pemeriksaan Penunjang DPL, ureum, kreatinin, UL,tes klirens kreatinin ( TTK ) ukur, elektrolit,
(Na,K,CL,Ca,P,Mg), profil lipid, asam urat serum, gula darah, AGD,SL,
TIBC,feritin serum, hormon PHT, albumin, globulin
8. Tata Laksana Terapi
Non Farmakologi
Lama perawatan
9. Edukasi
TETANUS
1. Pengertian (Definisi ) Tetanus adalah gangguan neurologi yang di tandai dengan meningkatnya
tonus otot dan spasme, yang sisebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin
protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik -
6. Diagnosis Kerja
Lama perawatan
9. Edukasi
10. Prognosis