Anda di halaman 1dari 1

Cara Melakukan Ekspansi

A. CARA MELAKUKAN MERGER


Suatu perusahaan dapat melakukan merger dengan jalan membeli asset atau
saham dari perusahaan lain dan pembayarannya dapat dilakukan dengan tunai atau
dengan saham. Apabila pembayarannya dengan tunai, maka transaksi tersebut dikenakan
pajak kepada perusahaan yang menjual atau kepada pemegang sahamnya. Hal ini berarti
harus ada pengakuan laba atau rugi pada saat transaksi dilakukan.
Apabila pembayaran dengan mempergunakan saham, maka tidak dikenakan pajak
pada saat transaksi merger dilakukan. Laba atau rugi baru diakui apabila saham tersebut
dikemudian hari dijual oleh pemilknya. Dengan demikian apabila pembayaran dilakukan
dengan saham, pengenaan pajaknya ditunda sampai dengan saham tersebut dijual
pemiliknya.

B. CARA MELAKUKAN KONSOLIDASI


Konsolidasi dilakukan dengan mengevaluasi kondisi usaha saat ini, diteruskan
dengan pengembangan strategi usaha jangka panjang, strategi tersebut dibuat lebih
terperinci dalam bentuk perencanaan dengan sasaran bergerak ke jangka menengah dan
panjang yang meliputi pengembangan sistem manajemen agar perencanaan dan
implementasi bisa sejalan, memberikan perioritas pada pengembangan yang dilakukan
secara terus menerus, pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan efisiensi menjadi
acuan prestasi.

C. CARA MELAKUKAN AKUISISI


Pengambil alihan perusahaan (akuisisi), sesuai Pasal 1 angka 11 UURI Nomor 40
Tahun 2007 tentang Persoroan Terbatas, adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Sementara itu,
pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 27 Tahun 1998, adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk
mengambilalih perusahaan baik seluruh ataupun sebagian besar saham perseroan yang
dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 57 Tahun 2010,
adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mengambilalih saham
badan usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas badan usaha tersebut.
Pelaku usaha, sesuai dengan pasal 1 angka 8 PP Nomor 57 Tahun 2010, adalah setiap
orang perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai