Ketika suatu benda bergerak pada lintasan lurus, maka benda tersebut dapat dikatakan
bergerak secara translasi. Akan tetapi, ketika benda tersebut bergerak pada sumbu
putarnya atau bergerak pada lintasan melingkar, maka benda tersebut bergerak secara
rotasi (lihat gambar 5.1). Dinamika rotasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai
r dFt
dm
Gambar 5.1
θ = lintasan sudut
Untuk: t = t1 θ = θ1
t = t2 θ = θ2
Maka: t2 - t1 = ∆ t
θ2 - θ1 = ∆ θ
68
∆θ
ω avg=
∆t
∆ θ dθ
ω ¿ lim = =θ o atau ω = θo
∆ t →0 ∆t dt
Pada saat: t = t1 ω = ω1 ω2 - ω1 = ∆ω
t = t2 ω = ω2
∆ω
α avg=
∆t
∆ ω dω
α ¿ lim = =ω o = θoo
∆ t →0 ∆ t dt
Jadi:α =ω o=θ oo
Kalau kita tinjau bagian kecil (misalnya dm) dari benda yang berputar, dengan jarak r
dari sumbu perputaran (seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1), maka gerakan
Jadi: S = rθ
V = So = r θo = r ω
at = Soo = r θoo = r α
2
V 2 So 2
a n= = =r ω 2=r θo
R R
Bila suatu gerakan rotasi harga α = θoo = 0, maka rotasi tersebut disebut gerak rotasi
beraturan.
69
Kita tinjau bagian kecil dari benda berputar yang jaraknya r dari sumbu perputaran dan
at = r θoo
2
a n=r θo
Jumlah momen putar yang bekerja terhadap seluruh benda berputar adalah:
aka: M = I θoo
θ
dU =r dm∫ θoo dθ
2
70
θ
U =I ∫ θoo dθ
0
dT =½ dmS o
2
T =∫ dT =∫ ½ dm r 2 θ o =½ θo ∫ r 2 dm
2
atau T=½ I θo
71
5.3. Bandul Sederhana
Suatu benda berat W digantung memakai tali panjang l pada suatu titik tetap A
(sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.2. berikut). Di dalam persoalan ini perhatian
kita hanya pada benda dengan berat W saja. (Berat tali dan regangan tali diabaikan).
Gerakan bisa dipandang sebagai gerakan translasi sepanjang garis lengkung. Tetapi bila
ditinjau kepada sistem keseluruhannya, yaitu benda yang bengantung dengan tali
panjang l pada titik A, gerakan adalah gerak rotasi. Untuk mencari frekuensi ayunan
dari sistem ini, dapat digunakan hukum-hukum translasi atau hukum-hukum rotasi.
θ
θ
l l
Ft
S
S θ
Fn
Gambar 5.2
Ft = W Sin θ
Fn = W Cos θ
72
W oo
Hukum Newton II: F = ma = S
g
F t = m at
W oo
−W sin θ= S
g
S
Bilaharga θ kecil , maka: sinθ= sin θ=θ
l
S
Jadi : Soo + g =0
l
g
Soo + S=0( persamaan getaran harmonis)
l
g g
p2=
l
p=
√l
p 1 g
Frekuensi Ayunan f = =
2π 2π √ l
Momen kelembamanmassa I =∫ r 2 dm
atau I =ml 2
W 2
I= l
g
Pada saat simpangan sudut = θ, maka momen yang mempengaruhi sistem adalah:
M = - W l Sin θ
Rotasi M = I θoo
W 2 oo
−W l sinθ= l θ
g
73
l
−sin θ= θoo
g
−g
sin θ=θoo
l
g
θoo + sin θ=0
l
g
Jadi:θoo + θ=0
l
g g
p2 =
l
p=
√
l
p 1 g
Frekuensi Ayunan f = =
2π 2π √ l
Suatu benda tegar (rigid body) digantungkan pada titik 0, sehingga benda dapat
bebas berputar pada bidang vertikal. Sistem ini disebut compound pendulum. Gerakan
dari sistem ini tunduk pada hukum-hukum gerak notasi. 0 adalah sumbu rotasi. Jarak 0
ke titik berat benda tersebut = C (perhatikan gambar 4.3). Pada saat kedudukan benda
M = - W C Sin θ
M = -WCθ
M = I θoo
I =∫ r 2 dm=mi 2o
W 2
I= i i =radius of gyrationterhadap pusat rotasi 0
g o o
74
C
O L
Gambar 5.3
W 2 oo
−W C θ= i θ
g o
i2o oo
−¿ C θ = θ
g
−C g
= θoo
i 2o
Cg
θoo +
i 2o
= 0 persamaan getaran harmonis
i 2o
Bila diganti L, maka:
C
g
θoo + θ=0 persamaan getaran harmonis
l
75
Bila:i 2o=i 2C +C 2
i 2C i 2o
L= +C atau L=C +
C C
Bila P adalah titik pada garis dari O lewat titik berat sedemikian rupa, sehingga OP =
kelembaman massa suatu benda terhadap titik beratnya. Bila C diketahui dan perioda
getaran diukur, hanga L dapat dihitung, kemudian i 2C bisa dicari, maka harga I
dr
½l r
½l
Gambar 5.4
Ditinjau bagian setebal dr yang berjarak r dari sumbu dan luas penampang batang A
m
Massa jenis batang 𝝆 = ............ massa = volume x massa jenis
A .l
76
1 n+1 1
Massa bagian yang ditinjau: ∫ x n dm =
n+1
x ........ ∫ x 2 dx = x3
3
m m m
dm= A dr . ρ= A dr = dr ....... dm = dr
Al l l
½l ½l
m
I C = ∫ r 2 dm= ∫ r 2 dr
−½ l −½l l
½l
m 1 m 3 ½l 1m
I C= ∫
l −½l
r 2 dr =
3 l
r =
−½ l 3 l [
{( ½l )3− (−½ l )3 }
1 m 1 3 −1 3 1m 1 3 1 3
I C=
3 l 8 {
l −(
8
l ) =
3 l 8
l + l
8 } ( )
1
I C= ml 2
12
dari titik berat (contoh a di atas, sumbu letaknya pada titik berat atau d = 0).
½ l+d
m r3
I= ∫ .
l 3 −½+d
m 1 3 3 1 3
I=
3l 8 {
l +¾ l 2 d + l d 2 +d 3 + l 3−¾ l 2 d+ l d 2−d 3
2 8 2 }
m 1 3 1
I=
3l 4 { 12 }
l +3 l 2 d = ml 2 +m d 2
I =I C + md 2
77
d = jarak sumbu sembarang ke titik berat
Rumus di atas berlaku umum untuk mencari harga I dari segala bentuk terhadap garis
2
I= m R2
5
I =½ m R 2
e. Untuk tabung yang berlubang dengan jari-jari dalam R1 dan jari-jari luar R2, maka
I =½ m ( R21 + R22 )
f. Untuk silinder berlubang dan berdinding tipis dengan jari-jari R, maka momen
kelembamannya adalah:
I =m R 2
g. Untuk sebuah batang dengan panjang l dan salah satu ujungnya menempel pada
1
I = m l2
3
Contoh:
Sebuah roda gila dengan jari-jari rim r = 30 cm dan beratnya 300 N, memiliki
momen kelembaman massa terhadap sumbu putarnya dan berputar 150 putaran/menit,
jika dibiarkan sendiri akan berhenti dengan perlambatan sudut konstan dalam waktu
Penyelesaian:
78
2π n
Perlambatan sudut konstan dari roda gila adalah: θoo = t .... n (put/det)
2π n 150
θoo = 60 x t ............ n = 60 = 2,5 put/det dan t = 60 det
Roda gila dianggap sebagai sebuah tabung pejal, maka momen kelembaman massanya
W 2 2π n
adalah: M = I θoo ....... M =
2g
r x
t
...... M.2g.t = W.r2.2 π n
I =½ m r 2
I I
W W 2 2 gI
I =½ r 2 ..... I = r .... r2 = W .... r =
2
........ w = r 2 =
g 2g W
2g 2g
I .2g
r2
150 x 900
I = Ndet2cm M g t = Wr2 π n.. W=
981
W 2 2π n
Momen yang ditimbulkan oleh gaya gesek adalah: M = r
2g t
M = 3600,9162 N cm
Atau M = 36,009162 N m
300 2
20 = ½ r 0,25
981
79
2.W 2 2 π n 2W 2.3,14 . 3
M=
5g
r
t
20 = 5.981
102 .
12
.20.5. 981.12
=2.100.6.3,14.W
BAB VI
Y1 X1 A Y1 X1
X θ
𝜑 θ
Xo 01
Yo
1 X
Gambar 6.1
Kita pandang salib sumbu X1Y1 bergerak sembarang terhadap salib sumbu tetap XY.
Gerakan salib sumbu X1Y1 terhadap salib sumbu XY disebut gerak seret
80
- Gerak rotasi salib sumbu X1Y1 terhadap titik O1.
X = X0 + X1 Cos θ - Y1 Sin θ
Y = Y0 + X1 Sin θ + Y1 Cos θ
X0, Y0 dan θ
X1 dan Y1
Dua suku pertama ruas kanan persamaan di atas menunjukkan kecepatan seret dan dua
V́ a =V́ s + V́ r
Va = kecepatan absolut
Vs = kecepatan seret
Vr = kecepatan relatif
Percepatan titik A:
a x =X oo=X oo o oo oo o o oo o
o −d ( X 1 sinθ+ Y 1 cos θ ) θ + ( X 1 sin θ+Y 1 cos θ ) θ + X 1 cos θ−X 1 sin θ θ −Y 1 sin θ−Y 1 cos θ
a x =X oo=X oo o o o o o o oo oo o
o − ( X 1 sin θ+ X 1 cos θ θ +Y 1 cos θ−Y 1 sin θ θ ) θ − ( X 1 sin θ+Y 1 cos θ ) θ + X 1 cos θ− X 1 sin
81
2
a x =X oo=X oo o oo o o o oo oo
o − ( X 1 cos θ−Y 1 sin θ ) θ − ( X 1 sin θ+Y 1 cos θ ) θ −2 ( X 1 sinθ +Y 1 cos θ ) θ + X 1 cos θ−Y 1 si
a y =Y oo=Y oo o oo oo o o oo o
o + d ( X 1 cos θ−Y 1 sinθ ) θ + ( X 1 cos θ−Y 1 sin θ ) θ + X 1 sinθ+ X 1 cos θ θ +Y 1 cos θ−Y 1 sin θ
a y =Y oo=Y oo o o o o o oo oo o
o + ( X 1 cos θ−X 1 sin θθ −Y 1 sin θ−Y 1 cos θ θ ) θ + ( X 1 cos θ−Y 1 sinθ ) θ + X 1 sin θ+ X 1 cos θ
a y =Y oo=Y oo o oo o o o oo oo
o −( X 1 sin θ+Y 1 cos θ ) θ + ( X 1 cos θ−Y 1 sinθ ) θ + 2 ( X 1 cos θ−Y 1 sinθ ) θ + X 1 sin θ+Y 1 cos
Seandainya tidak ada gerak relatif , sehingga: X 1o=X 1oo=Y o1=Y 1oo=0 , maka:
2
a sx =X oo o oo
o −( X 1 cos θ−Y 1 sin θ ) θ −( X 1 sinθ+ Y 1 cos θ ) θ
a sy =Y oo o oo
o − ( X 1 sin θ+Y 1 cos θ ) θ + ( X 1 cos θ−Y 1 sin θ ) θ
a rx= X oo oo
1 cos θ+Y 1 sinθ
a y =X oo oo
1 sin θ+Y 1 cos θ
Persamaan menjadi:
Y o1 =V r sin φ
a y =a sy +a ry +2 θo V r cos( θ+φ)
a´a=á s + ár + 2θ o V r
2 θo Vr = percepatan koreolis = ac
Kita tinjau gerakan benda tegar di dalam bidang datar. Bila titik C adalah titik
82
berat benda yang bergerak, gerakan benda tegar tersebut dapat dianggap:
Gerak seret: gerakan translasi mengikuti gerakan titik referensi tersebut atau
Gerak relatif: gerak rotasi mengelilingi titik referensi tersebut atau rotasi benda
terhadap titik C.
Y Y oo
A
rθoo
c
a
dFx 1 2 dm X oo
A
θ 2
b rθ o .C
θ
A
dFy
0 X
Gambar 6.2
Terlebih dahulu kita pilih suatu titik referensi tertentu (misalnya titik A) pada benda
Percepatan titik A:
X oo
A (sejajar sumbu X )
Y oo
A ( sejajar sumbu Y )
Ditinjau dm:
2
X oo=X oo o oo
A −r θ cos θ−r θ sin θ
Y oo=Y oo o oo
A −r θ sinθ +r θ cos θ Hk Newton II : F = m a
2
d F x =X oo dm= X oo o oo
A dm−r θ cos θ dm−r θ sin θ dm
83
2
d F y =Y oo dm=Y oo o oo
A dm−r θ sin θ dm+r θ cos θ dm
d M A=Y oo o oo oo o
A dm r cos θ−r θ sin θ dmr cos θ+ r θ cos θ dmr cos θ−X A dmr sin θ+r θ cos θ dm r sin θ+ r θ
d M A=Y oo oo 2 oo
A dm r cos θ− X A dmr sinθ +r θ dm
F x =∫ d F x =X oo o oo
A ∫ dm−θ ∫ r cos θ dm−θ ∫ r sin θ dm
F y =∫ d F y =Y oo o oo
A ∫ dm−θ ∫ r sin θ dm+θ ∫ r cos θ dm
M A =∫ d M A =Y oo oo oo 2
A ∫ r cos θ dm−X A ∫ r sinθ dm+θ ∫ r dm
oo oo oo
M A =Y A ∫ r cos θ dm− X A ∫ r sin θ dm+ I θ
Kalau misalnya titik A berimpit dengan titik berat C, maka harga-harga berikut akan
berubah menjadi:
X oo oo
A =X C r2θoo dm cos2 θ + r2θoo dmsin 2 θ
∫ r sin θ dm ≈ 0
MA = MC dan IA = I C
F x =m X oo
C
F y =mY oo
C
M C =I C θ oo
6.3. Menggelinding
berputar tetapi mobil tidak maju seperti biasa, jarak yang ditempuh titik-titik
dipermukaan (tepi) roda lebih besar dari pada jarak yang ditempuh oleh sumbu roda.
84
Sebaliknya jika mobil selip di tempat yang curam atau mobil yang sedang berjalan
cepat tiba-tiba direm, maka sumbu roda menempuh jarak yang lebih besar dari pada
Kedua gerak di atas adalah contoh dari gerak benda yang menggelinding dan meluncur
atau selip di atas suatu permukaan, biasanya akan terlihat bekas-bekas selip ini pada
permukaan ban dan jalan, karena titik-titik pada permukaan ban mengalami
perpindahan di atas jalan atau titik-titik pada jalan mengalanni perpindahan di atas
maka jarak yang ditempuh oleh setiap titik pada permukaan roda sama dengan jarak
yang ditempuh oleh sumbu roda, jadi jika roda membuat satu putaran penuh maka
dalam waktu yang sama sumbunya maju dengan jarak yang sama dengan keliling roda
X < 2πr
A A
r
X = 2πr
A X A
X >2πr
A A
Gambar 6. 3
Jika titik-titik pada roda melakukan satu putaran penuh, jarak sudut yang
ditempuhnya = θ = 2 π, sedangkan jarak linier yang ditempuh oleh titik pusat roda
X = rθ
85
Jika roda rnenggelinding dengan kecepatan sudut tetap ω, titik pusatnya
bergerak dengan kecepatan linier Xo, maka dalam selang waktu t untuk menernpuh satu
θ = ωt = 2π
X = Xo t = 2 π r ....... X = v t
Maka: Xo = r ω = r θo
Jika roda mulai dari diam menggelinding dengan percepatan sudut tetap, titik
θ = ½ θoo t2 = 2 π
X = ½ Xoo t2 = 2 π r
Xoo = r θoo
tetap dan percepatan tetap, persamaan-persamaan ini berlaku umum untuk benda
Contoh soal-soal:
1. Suatu silinder pejal terletak di atas bidang miring yang membuat sudut 𝜑
dengan bidang horisontal. Koefisien gesekan antara silinder dan bidang miring = f,
Penyelesaian:
r P
86
mgSin𝜑
mgCos𝜑
𝜑 mg
Gambar 6. 4
Persamaan geraknya:
I. ∑ Fy = N - m g Cos 𝜑 = m Yoo = 0
III. ∑ MC = P r = IC θoo
V. P ≤ fN
P = ½ m Xoo 2 P = m Xoo
m g Sin 𝜑 - P = 2 P
m g Sin 𝜑 = 3 P P = ⅓ m g Sin 𝜑
P ≤ fN
2
P ≤ f m g Cos 𝜑 ............ m g Sin 𝜑 ≤ f m g Cos 𝜑
7
7
⅓ m g Sin 𝜑 ≤ f m g Cos 𝜑 ... tg 𝜑 ≤ f
2
sin φ
Kalau misalnya: tg 𝜑 = 4 f = ¼ tg 𝜑 = ¼
cos φ
87
Pers. I: N = m g Cos 𝜑
P = f m g Cos 𝜑
sin φ
¿ m g sin φ−¼ m g cos φ
cos φ
= m g Sin 𝜑 - ¼ m g Sin 𝜑
m Xoo = ¾ m g Sin 𝜑
Xoo = ¾ g Sin 𝜑
P = ½ m r θoo
f m g Cos 𝜑 = ½ m r θoo
¼ m g Sin 𝜑 = ½ m r θoo
r θoo = ½ g Sin 𝜑
2. Tentukan batas sudut 𝜑 agar bola dan silinder (jari-jari sama = r) bersama-
sama menggulung sempurna ke bawah dan selalu melekat. Antara bola dan
bola
r
silinder m2
r
m1
88
koef. gesek
silinder
N1 K N2 bola
m1 m2
W1 W2
m1gsin𝜑 m2gsin𝜑
m1gcos𝜑 K m2gcos𝜑
Gambar 6.5
Untuk silinder:
oo
Pers. A1 : ∑ Fx = m1g Sin𝜑 - W1 + K = m 1 X C 1
Pers. A2 : ∑ Fy = N1 - m1 g Cos 𝜑 = 0
oo
Pers. A3 : ∑ M C =W 1 r=I C θ 1
1 1
Pers. A5 : W1 ≤ f N1
Untuk bola:
oo
Pers. B1 : ∑ Fx = m2g Sin𝜑 - W2 - K = m 2 X C 2
Pers. B2 : ∑ Fy = N2 - m2 g Cos 𝜑 = 0
oo
Pers. B3 : ∑ M C =W 2 r=I C θ 2
2 2
89
Pers. B4 : X Coo=r θoo
2
2
Pers. B5 : W2 ≤ f N2
oo
Pers. A1 : ∑ Fx = m1g Sin𝜑 - W1 + K = m 1 X C 1
oo
Pers. B1 : ∑ Fx = m2g Sin𝜑 - W2 - K = m 2 X C 2
+
W1 r = ½ m1 r2 θoo
W1 = ½ m1 r θoo
W1 = ½ m1 Xoo
2 W1 = m1 Xoo
oo
Pers. B3 : ∑ M C =W 2 r=I C θ 2
2 2
2
W2 r = m r2 θoo
5 2
2
W2 = m r θoo
5 2
2
W2 = m Xoo
5 2
5
W = m1 Xoo
2 2
5
(m1 + m2) g Sin 𝜑 - W1 - W2 = 2 W1 + W
2 2
7
(m1 + m2) g Sin 𝜑 = 3 W1 + W
2 2
Pers. A2 : N1 = m1 g Cos 𝜑
Pers. A5 : W1 ≤ f N1
90
W1 ≤ f m1 g Cos 𝜑
3 W1 ≤ 3 f m1 g Cos 𝜑
Pers. B2 : N2 = m2 g Cos 𝜑
Pers. B5 : W2 ≤ f N2
W2 ≤ f m2 g Cos 𝜑
7 7
W2 ≤ f m2 g Cos 𝜑
2 2
7 7
3 W1 + W2 ≤ 3 f m1 g Cos 𝜑 + f m2 g Cos 𝜑
2 2
7
(m1 + m2) g Sin 𝜑 ≤ 3 f m1 g Cos 𝜑 + f m2 g Cos 𝜑
2
7
3 f m 1+ f m 2
2
tg φ ≤
m1 +m2
(6 m1+7 m2 )
tg φ ≤½ f
m1 +m2
3. Sebuah roda massanya m dan jari-jari r ditarik oleh gaya horisontal yang bekerja di
sehingga roda akan meluncur tanpa berputar. Agar roda menggelinding jelaslah
bahwa harus ada gesekan sehingga gaya yang bekerja pada roda dapat di lukiskan
(gambar 5.6).
r
F
mg
91
Gambar 6.6
∑ Fx = F - P = m Xoo
∑ Fy = N - mg = 0
∑ MC = P. r = IC θoo
Xoo = r θoo
IC = ½ m r 2
F - P = m Xoo
3
F = m Xoo
2
2F
Xoo =
3m
.................. F = m a
gesekan .
2F 2 15
Maka: Xoo = = . = 2 m/det2.
3m 3 5
Xo = Xoo t = 2 . 5 = 10 m/det.
4. Tentukan harga t agar bola pejal menggulung sempurna bila gesekan diabaikan
92
(lihat gambar 5.7).
F r
t C
mg
Gambar 6.7
Penyelesaian:
Persamaan geraknya:
∑ Fx = F = m Xoo
∑ Fy = N - mg = 0
∑ MC = F t = IC θoo
Xoo = r θoo
2
F t = IC θoo bola pejal: IC = m r2
5
2 2
Ft = m r2 θoo ........... F t = r m Xoo
5 5
5 Ft
m Xoo =
2 r
5 Ft
F = m Xoo ............. F =
2 r
5t
1 = ....... 2 r = 5 t ...... t =
2r
2
t = r
5
93
5. Tentukan harga t agar bola pejal menggulung sempurna, bila koefisien gesek =
F r
t C
koef. gesek = f
P
W=mg
Gambar 6.8
Penyelesaian:
Persamaan geraknya:
I. ∑ Fx = F - P = m Xoo
II. ∑ Fy = N - mg = 0 .......... N = mg
III. ∑ MC = F t + P r = IC θoo
Xoo = r θoo
P ≤ fN
2 2
III. Ft + Pr = m r2 θoo ..... bola: I = m r2
5 5
2
. Ft + Pr = r m Xoo
5
5 Ft 5
+ P = m Xoo
2 r 2
I. F - P = m Xoo
5 Ft 5 5 Ft 5
F - P = + P ....... F - =P+ P
2 r 2 2 r 2
94
5t 7
F (1 - ) = P
2r 2
2 5t
7
F (1 -
2r
) = P .......... P ≤ f N ..... N = mg
P ≤ fmg
2 −5 t
7
F (1
2 r
) ≤ fmg
−5 t 7 f mg
(1 ) ≤
2 r 2 F
7 f mg 5t 5t 7 f mg
1−
2 F
≤ 2r
........ 2 r ≥ 1−
2 F
2 −7 2 r f m g
t ≥ r
5 2 5 F
r
t ≥ (2 F - 7 f m g)
5F
r
atau (2 F - 7 f m g)
5F
≤ t
6. Tentukan harga t agar bola pejal menggulung sempurna, bila koefisien gesek = f,
jari-jari bola = r dan arah gaya F berlawanan dengan arah putaran bola tersebut
F r
t C
koef. gesek = f
P
mg
Gambar 6.9
Penyelesaian:
Persamaan geraknya:
95
I. ∑ Fx = F + P = m Xoo
II. ∑ Fy = N - m g = 0
III. ∑ MC = F t - P r = IC θoo
Xoo = r θoo
P ≤ fN
2
III. Ft - Pr = m r2 θoo
5
2
. Ft - Pr = m rXoo
5
5 Ft 5
- P = m Xoo
2 r 2
I. F + P = m Xoo
5 Ft 5
F + P = - P
2 r 2
7 5 Ft
P = - F
2 2 r
5 F t −2
P = F
7 r 7
5 t −2
P = ( )F
7r 7
P ≤ fmg
5 t −2
( )F ≤ f m g
7r 7
5t f mg 2
≤ +
7r F 7
7 f mg 2
t ≤ r + r
5 F 5
r
t ≤ (2 F + 7 f m g)
5F
96
r r
Jadi: (2 F - 7 f m g)
5F
≤ t ≤ (2 F + 7 f m g)
5F
disandarkan pada dinding vertikal, titik A terletak pada dinding vertikal dan titik B
pada bidang horisontal. Antara batang AB dengan dinding tidak ada gesekan.
(gambar 5. 10). Tentukan kecepatan batang tersebut pada saat seluruh batang AB
Penyelesaian:
v = 0
Ttranslasi + Trotasi
V = mgh
batang pengungkit AB
. C
YC h
mg
X
Xc B
Gambar 6.10
97
2 2
T translasi =½ m X oC +½ mY oC
XC = ½ l Sin θ
dθ
X Co =½ lcos θθ o θ o=
dt
YC = ½ l Cos θ
Y oC =−½ lsin θ θo
o 1
Trotasi = ½ I C θ IC = m l2
12
1 2
Trotasi = ½ ( m l2) θo
12
1 2
Trotasi = m l2 θo
24
2 1 2
T = ⅛ m l2 θ o + m l2 θo
24
1 2
T o + Vo = m l2 θo + m g h = konstan
6
1 2
= m l2 θo + ½ m l g Cos θo θ = θo
6
θo = 0
Jadi: To + Vo = ½ m l g Cos θo
1 2
T 2 + V2 = m l2 θo2
6
Karena To + Vo = T2 + V2
98
1 2
½ m l g Cos θo = m l2 θo2
6
3 g cos θo g
θo2 =
√ l
=
√ 3
l
cos θo
Xc = ½ l Sin θ
X Co =½ lcos θθ o θ = 90o X Co =¿ 0
YC = ½ l Cos θ
g
√
2
3
atau Y oC =¿ −
√ 4
g l cos θ o (diperlambat)
A RA
. C
RB
YC
mg
X
Xc B
Gambar 6.11
99
Penyelesaian:
II. ∑ Fy = RB - mg = m Y oo
C
Xc = ½ l Sin θ
X Co =½ lcos θθ o
2
YC = ½ l Cos θ
Y oC =−½ lsin θ θo
2
Y oo o
C = −¿½ l Cos θ θ −¿ ½ l Sin θ θ
oo
1
Momen kelembaman massa: IC = m l2
12
2
1
RB . ½ l Sin θ - RA . ½ l Cos θ = m l2 θoo
12
1
RB . Sin θ - RA . Cos θ = m l2 θoo ………………….. III
6
2
−¿
1
III …………………. - RA . Cos θ + RB . Sin θ = m l2 θoo +
6
100
2 2 oo
g Sin θ = l θ
3
3g
θoo = Sin θ
2 l
d θo 3 g
= Sin θ x dθ
dt 2 l
d θo 3g
dθ ¿ Sin θ dθ
dt 2 l
3g
dθo θo ¿ Sin θ dθ
2 l
−3 g
½ d(θ o)2 = 2 l
d(Cos θ)
g
d(θ o)2 = −3 d(Cos θ)
l
2 g
θo = −3 l Cos θ + C
Saat θ = θo ………………….. θo = 0
g g
0 = −3 Cos θ + C …………. C = 3 Cos θo
l l
2 g g
θo = −3 l Cos θ + 3 l Cos θo
g g
θo = 3 l (Cos θo −3 l Cos θ)
2
g g 3g
RA = −¿½ l m Sin θ . (Cos θo −3 Cos θ) + ½ l m Cos θ . Sin
l l 2 l
−3 3 3
RA = m g Sin θ Cos θo + m g Sin θ Cos θo + m g Sin θ Cos θo
2 2 2
−6 9
RA = m g Sin θ Cos θo + m g Sin θ Cos θo
4 4
101
3
atau RA = m g Sin θ (3 Cos θ −¿ 2 Cos θo)
4
2
RB - mg = −¿½ l m Cos θ θo −¿ ½ l m Sin θ θoo
g g 3g
RB = m g −¿½ l m Cos θ.3 (Cos θo −3 Cos θ)−¿ ½ l m Sin θ
l l 2 l
Sin θ
−3 3 −3
RB = m g m g Cos θ.Cos θo + m g Cos2 θ m g Sin2 θ
2 2 4
−6 6 −3
RB = m g (1 Cos θ.Cos θo + Cos2 θ Sin2 θ)
4 4 4
1 −6 6 3 −3
RB = m g ( Cos θ.Cos θo + Cos2 θ + Sin2 θ)
4 4 4 4 4
1 −6 6 3
RB = m g ( Cos θ.Cos θo + Cos2 θ + Cos2 θ)
4 4 4 4
1
RB = m g (1 −¿ 6 Cos θ.Cos θo + 9 Cos2 θ)
4
9. Perhatikan gambar 5.12 berikut! Bila panjang batang = l, tentukan besar gaya R!
C .
θ mg Yc
102
Gambar 6.12
Persamaan geraknya:
I. ∑ Fx = 0
II. ∑ Fy = R - mg = m Y oo
C
1
Momen kelembaman massa: IC = m l2
12
Y = ½ l Cos θ
Y o =−½ lsin θ θ o
2
II. ………. R - m g = m Y oo
C
2
R - m g = - ½ m l Cos θ θo - ½ m l Sin θ θoo
1
III ……… R. ½ l Sin θ = m l2 θoo
12
1
R Sin θ = m l θoo
6
1
R Sin2 θ = m l Sin θ θoo
6
T + V = konstan …………..To + Vo = T2 + V2
t = 0 …………………. θo = 0 dan θ = θo
To = Ttranslasi + Trotasi
2 2
To = ½ m Y oC + ½ IC θo
2
To = ½ m(−½ l sin θθ o)2 + ½ IC θo = 0
103
Vo = m g h …………. h = YC
Vo = m g ½ l Cos θo
Vo = ½ m g l Cos θo
T o + Vo = ½ m g l Cos θo
1 2
T = ½ m(−½ l sin θθ o)2 + m l2 θo
24
2 1 2
T = ⅛ m l2 Sin2 θ θo + m l2 θo
24
1 2
T = m l2 θo (3 Sin2 θ + 1)
24
V = mgh
V = ½ m g l Cos θ
1
m l2 θo (3 Sin2 θ + 1) + ½ m g l Cos θ
2
T 2 + V2 =
24
1
m l2 θo (3 Sin2 θ + 1) + ½ m g l Cos θ = ½ m g l Cos θo
2
24
2 6 m g l(cos θ o−cos θ)
½ m l2 θo = 2
3 sin θ+1
104
−m g(3sin 2 θ+1−6 cos θ o cos θ+ 6 cos2 θ)
R =
(3 sin 2 θ+ 1)2
10. Sebuah tangga AB disandarkan sedemikian rupa pada dinding, yang panjangnya
adalah l. Koefisien gesek antara tangga dengan dinding = f2 serta antara lantai
gambar 5.13 berikut). Tentukan batas harga θ, agar tangga tidak tergelincir!
PB koef.gesek = f2
B RB
tangga AB
. C
RA
YC
koef.gesek = f1
mg
PA X
Xc A
Gambar 6.13
Penyelesaian:
Persamaan geraknya:
I. ∑ Fx = RB - PA = m Xoo
105
II. ∑ Fy = RA + PB - mg = m Y oo
C
θoo = 0 P A ≤ f 1 RA
X Coo = 0 P B ≤ f 2 RB Y oo
C = 0
I. RB - PA = m Xoo = 0
. RB = P A P A ≤ f 1 RA
RB ≤ f 1 RA
Karena: P B ≤ f 2 RB P B ≤ f 1 f2 R A
II. RA + PB - mg = m Y oo
C = 0
. PB = mg - RA
mg - RA ≤ f1 f2 RA mg ≤ RA (1 + f1 f2)
RB + P A 2W A
tg θ = =
R A−P B R A−P B
2f 1RA
tg θ ≤
R A−f 1 f 2 R A
2f 1
tg θ ≤
1−f 1 f 2
11. Pengendara sepeda motor dengan sepeda motornya seberat 1000 N. Berapakah
besar kecepatan minimum agar dapat melingkari dinding dalam silinder vertikal
yang besar dengan diameter sebesar 10 meter. Koefisien geseran antara roda dan
dinding silinder adalah 0,75. Percepatan grafitasi 9,81 m/detik 2. Bila titik berat
106
bawah roda. Tentukan juga sudut yang dibentuk sepeda motor terhadap dinding
X
10 m
P
titik C
Fn
N A
60 cm
100 N
Gambar 6.14
Penyelesaian:
Fn = gaya sentrifugal
2 2
Fn = m a n an = r θo Fn = m r θ o
Persamaan geraknya:
I. ∑ Fx = Fn - N = 0
II. ∑ Fy = P - m g = 0
P = f N = 0,75 N
107
0,75 N. 0,6. Sin 𝜑 = N.0,6.Cos 𝜑
4 4 3
tg 𝜑 = Sin 𝜑 = Cos 𝜑 =
3 5 5
II. P = mg
1000
0,75 N = 1000 N =
0,75
2
I.. m r θo = N
4
r = 5 - 0,6 Sin 𝜑 = 5 - 0,6 . = 4,52 meter
5
1000
m =
9,81
1
2 N 1000 1000.9,81 9,81
θ o
= mr = 0,75 x 1000
.4,52 = 0,75.1000.4,52
= 0,75.4,52
9,81
9,81
θo =
√ 0,75.4,52
Vmin = r θo
9,81
Vmin = r
√ 0,75.4,52
BAB VII
108
ANALISA RODA GILA (RODA DAYA)
Sebuah roda gila merupakan sebuah massa atau badan berputar yang digunakan
sebagai penyimpan tenaga dalam mesin. Energi kinetik suatu massa berputar adalah
2
½ I θo atau ½ I ω 2 dimana I adalah momen kelembaman massa terhadap suatu
Roda gila sering disebut juga roda daya, roda penerus, adalah sebuah komponen berupa
sebuah piringan yang dipasangkan pada flensa di ujung roda poros engkol. Bagian tepi
roda gila biasanya memiliki cincin bergerigi untuk pertautan dengan roda gigi motor
starter pada saat motor dihidupkan. Karena itu tanpa roda gila hampir tidak mungkin
109
menghidupkan mesin. Kalaupun hidup, putaran mesin menjadi tidak teratur. Bobot
yang dimiliki roda gila inilah yang menyebabkan putaran poros engkol mantap dan
halus. Massa roda gila pada mesin mobil penumpang berkisar 7.5-50 kg.
Prinsip roda gila: Jika kecepatan mesin berkurang, maka energi akan dilepaskan oleh
roda gila, sebaliknya, jika kecepatan mesin bertambah, maka energi akan disimpan
Ada dua jenis mesin yang mendapatkan keuntungan dari penggunaan sebuah roda gila.
Jenis yang pertama adalah mesin pres pelubang. Operasi pelubangan dilakukan secara
berkala, energi yang diperlukan hanya sesaat dan hanya selama operasi pelubangan
yang sesungguhnya. Energi dari mesin disimpan dalam roda gila selama selang waktu
antara proses pembuatan lubang dan tersedia untuk digunakan pada waktu proses
pembuatan lubang terjadi. Dengan demikian dapat menggunakan ukuran motor yang
lebih kecil.
Jenis mesin yang kedua yang mengambil manfaat dari penggunaan roda gila adalah
mesin uap atau motor bakar, dimana energi disuplai ke mesin pada laju yang tak
beraturan dan diambil dari mesin pada suatu laju yang hampir konstan. Jika sebuah
mesin uap atau motor bakar menggerakkan sebuah generator listrik, maka kecepatan
yang berubah-ubah sangat tidak dikehendaki apalagi jika generator mensuplai arus
Pada prinsipnya perlu juga membedakan antara roda gila dengan pengatur yang
sejumlah fluida kerja atau bahan bakar yang mengalir ke mesin seperti yang diperlukan
oleh badan mesin. Di sisi lain, menolong mempermulus pemindahan energi dalam
setiap daur energi. Dengan kata lain, jika sebuah mesin beroperasi misalnya pada beban
110
seperempat, maka pengatur akan mengatur aliran sejumlah fluida ke mesin, sedangkan
roda gila akan menahan redistribusi energi selama satu daur. Jika beban diperbesar ke
beban penuh, maka pengatur akan mengijinkan lebih banyak fluida kerja mengalir ke
keseimbangan antara fluida kerja yang mengalir ke mesin dengan beban di mesin, roda
gila akan melanjutkan aksinya mendistribusikan energi selama satu daur. Perubahan
melakukan pekerjaan roda gila. Namun dalam perancangan roda gila, maka pengaruh
Dalam pembahasan roda gila ini akan dibatasi hanya pada mesin-mesin yang menerima
daya pada laju yang dapat bervariasi dan menyampaikannya ke poros pada suatu laju
ω2−ω1
didefinisikan: δ = ......ω = V/r
ω
V 2−V 1 θo2−θ o1
δ = atau δ =
V θo
berkisar antara 0,2 untuk pompa-pompa dan mesin-mesin pemecah sampai sekitar
0,003 untuk generator listrik. Harga-harga spesifik dapat dilihat dalam handbook dan
7.2. Berat Roda Gila untuk Sebuah Koefisien Fluktuasi Kecepatan tertentu
Energi Kinetik sebuah massa yang berputar terhadap satu pusat tetapnya adalah:
T = ½ I ω2
Dengan adanya kecepatan sudut maksimum dan kecepatan sudut minimum, maka
∆ T = ½ I ω 22 - ½ I ω 21 ........ ∆ T = ½ I ¿)
r2
Jika persamaan di atas dikali dengan 2 dimana r adalah jari-jari rata-rata dari rim roda
r
r2 I
gila, maka: ∆ T = ½ I 2 ¿) ...... ∆ T = 2 {(r ω2 )2−(r ω1)2 }
r 2r
I 2 2
∆T = (V 2−V 1 ) ......... a2 - b2 = (a + b)(a – b)
2r 2
I
∆T = (V2 + V1)(V2 - V1)
2r 2
V 2−V 1
Untuk δ = V2 - V1 = δ V
V
V 2+V 1
Kecepatan rata-rata V = V2 + V1 = 2 V
2
I
∆T = 2 V δV
2r 2
112
W
I V2δ r 2V 2 δ
∆T = ..... ∆ T = g
r2
r2
W 2
Dengan memasukkan harga momen kelembaman massa I = m r2 = r maka:
g
W V 2δ ∆T g
∆T = ........... W = Newton
g V2δ
W 2
Untuk roda gila yang dianggap sebagai plat bundar rata, maka I = ½ m r2 = ½ r
g
2∆T g
maka: W = Newton
V 2δ
Berat sesungguhnya dari rim roda gila dapat diambil kurang lebih 10 % lebih kecil dari
berat yang dihitung dengan rumus di atas untuk memperhitungkan efek-efek lengan
Untuk suatu mesin tertentu dengan sebuah roda gila dari bahan tertentu, kecepatan rim
rata-rata yang diijinkan secara aman ditentukan oleh bahan dan tegangan-tegangan
sentrifugal yang terjadi pada rim, misalnya untuk besi cor sebesar 1200 m/menit hingga
1800 m/menit.
Contoh soal:
Suatu lubang dengan diameter 16 mm dibuat dengan pres pelubang pada plat baja SAE
1030 yang tebalnya 18 mm. Jumlah lubang yang harus dibuat adalah 20 lubang dalam
waktu satu menit, sedangkan waktu pelubangan sesungguhnya hanya seperenam dari
interval antara pelubangan. Motor penggerak dan roda gila berputar pada 900
putaran/menit, dengan reduksi kecepatan yang diperlukan melalui satu rangkaian roda
(a) Tentukan ukuran motor yang diperlukan, jika tanpa memakai roda gila!
(b) Tentukan ukuran motor yang diperlukan, jika memakai roda gila!
(c) Dengan memisalkan bahwa roda gila mempunyai konstruksi tipe rim, tentukan
113
berat rim roda gila yang diperlukan, dengan menganggap bahwa 90 % efek
roda gila datang dari rim. Diameter rata-rata dari rim roda gila adalah 120 cm
(d) Rim roda gila mempunyai penampang persegi panjang, dimana b adalah lebar
1
rim dan h adalah tebal rim. Jika h = 1 b, tentukanlah ukuran b dan h tersebut!
4
Rim terbuat dari besi cor dengan berat jenisnya γ = 0,176 N/cm3.
Gaya maksimum yang diperlukan untuk memotong material dari plat adalah merupakan
hasil perkalian luas tergunting dengan tegangan geser yang diijinkan (lihat gambar 6.1):
P = π d t τ́ 1 dm = 10 cm 1 dm = 100 mm
πd
t t
Gambar 7.1
P = 325555,2 N
Wk = ½ P t
114
Wk = ½ . 325555,2 (N) . 0,018 (m)
Wk = 2929,9968 Nm
60
Interval antara pelubangan = = 3 detik
20
1
Waktu pelubangan sesungguhnya adalah = . 3 = ½ detik
6
(a). Jika tanpa roda gila, maka daya rata-rata yang diperlukan adalah:
Wk 2929,9968
= =
½ ½
Jadi jika tanpa roda gila, maka motor yang diperlukan harus memiliki kapasitas
Energi yang diambil dari roda gila adalah 2929,9968 Nm dalam ½ detik. Tetapi
energi 2929,9968 Nm ini harus disuplai oleh motor dalam 3 detik, jadi yang
2929,9968
harus disuplai setiap detik adalah: = 976,6656 Watt.
3
Jadi jika menggunakan roda gila, maka motor yang diperlukan cukup dengan
∆T = 2441,664 Nm
115
π Dn
V2 = π D n ...... n(put/det) V2 = ....... n(put/menit)
60
W 2
dipandang sebagai plat bundar rata ( I = m r2 = r ), maka berat rim roda
g
W
I 2 2
r2 2 2
gila: ∆T = (V 2−V 1 ) ∆T = g (V 2−V 1 )
2r 2
2 r2
2g∆T
W =
V 22−V 21
2. 9,81 . 2441,664
W = 2 2 = 54,040234 N
(56,52) −( 48,042)
= 48,63621 N
Ukuran rim dapat ditentukan dari kenyataan bahwa berat roda gila yang
1
48,63621 = b . 1 b . 3,14 . 120 . 0,176 2b = 3h.......b = 3/2 h .. h =
4
2/3b
1
48,63621 = 82,896 b2 ....h = 1 b. ..h = 2/3 b
4
116
48,63621
b =
√ 82,896
b = 0,7659723186485 cm
1
h = 1 b = 0,9574653983106 cm
4
BAB VIII
PERSAMAAN LAGRANGE
Kita tinjau gerakan suatu titik massa yang dipengaruhi oleh gaya F. Suatu gerakan
bebas dalam ruangan, dapat diubah menjadi gerak-gerak lurus dengan menguraikannya
F́= F́ x + F́ y + F́ z
F́ x = m Xoo
F́ y = m Yoo
F́ z = m Zoo
Gaya F dapat juga diuraikan atas Ft (gaya tangensial) dan Fn (gaya normal). Bila
kedudukan titik massa bergeser dS, maka usaha yang dilakukan oleh gaya F adalah:
dU = Fx dx + Fy dy + Fz dz
117
dU = m (Xoo dx + Yoo dy + Zoo dz)
∂x ∂x
Kalau: X = X (f1,f2) dx = df1 + df
∂f1 ∂f2 2
∂y ∂y
Y = Y (f1,f2) dy = df + df
∂f1 1 ∂f2 2
∂z ∂z
Z = Z (f1,f2) dz = df1 + df
∂f1 ∂f2 2
∂x ∂y ∂z ∂x ∂y ∂z
dU = (Fx + Fy + Fz ) df1 + (Fx + Fy + Fz ) df2
∂f1 ∂f1 ∂f1 ∂f2 ∂f2 ∂f2
∂x ∂y ∂z ∂x ∂y ∂z
dU = m(Xoo + Yoo + Zoo ) df1 + m(Xoo + Yoo + Zoo )
∂f1 ∂f1 ∂f1 ∂f2 ∂f2 ∂f2
df2
dU = dU f + dU f 1 2
∂x ∂y ∂z ∂x ∂y ∂z
dU f = (Fx + Fy + Fz ) df1 = m(Xoo + Yoo + Zoo ) df1
1
∂f1 ∂f1 ∂f1 ∂f1 ∂f1 ∂f1
∂x d ∂x d ∂x
Xoo
∂f1
=
dt
Xo
∂f1 (
−¿ Xo ( )
dt ∂ f 1
)
∂x ∂ xo d ∂x ∂x
Jika: −¿ dan ( ) =
∂f1 ∂ f o1 dt ∂ f 1 ∂f1
2
o 2
∂x d o∂x ∂ xo d ∂ xo ∂ xo
Xoo
∂f1
=
dt
X
∂ f o1 (
−¿ X o
)
∂ f o1
= (
dt ∂ f 1o 2
) −¿
{
( )
∂f1 2 }
Substitusi persamaan di atas, maka akan didapatkan persamaan berikut:
∂x ∂y ∂z
dU f = (Fx + Fy + Fz ) df1
1
∂f1 ∂f1 ∂f1
2 2 2 2 2 2
dU f 1
=
[{
d ∂
dt ∂ f o1
m(
X o +Y o + Z o
2
) −
∂
∂f1
m(
}X o +Y o + Z o
2
) df1
]
d ∂ ∂
dU f 1
=
[{ }
dt ∂ f o1
(T ) −
∂f1 ]
(T ) d f 1
118
d ∂T ∂T
dU f 1
=
{( ) } o
−
dt ∂ f 1 ∂ f 1
df1
2 2 2
T = ½ m ( X o +Y o + Z o ) = Energi Kinetik
d ∂T ∂T ∂x ∂y ∂z
( ) −
dt ∂ f 1 ∂ f 1
o
=¿ Fx
∂f1
+ F y
∂f1
+ F z
∂f1
d ∂T ∂T ∂x ∂y ∂z
( ) −
dt ∂ f 2 ∂ f 2
o
=¿ Fx
∂f2
+ F y
∂f2
+ F z
∂f2
∂x ∂y ∂z
Bila: Fx ∂ f + F y ∂ f + F z ∂ f = F f 2
2 2 2
d ∂T ∂T
Maka: ( ) F
dt ∂ f 2 ∂ f 2 = f
o
− 2
Ff 2
= generalized force
Suatu sistem terdiri dari p titik massa, masing-masing mempunyai massa m1,
Pada masing-masing titik massa bekerja gaya: F1, F2, F3, . . ., Fp.
F x = m1 X 1oo
1
F y = m1 Y oo
1 1
F z = m1 Z1oo
1
F x = m2 X 2oo
2
F y = m2 Y oo
2 2
F z = m2 Z2oo
2
dst.
p p
dU =∑ mi ( X oo oo oo
i d x i +Y i d yi + Z i d z i )=¿ ∑ ( F x + F y + F z ) ¿
i i i
i=1 i =1
119
p
∂ xi oo ∂ y i oo ∂ z i
d U f =∑ mi X i
2
i=1
( oo
∂f2
+Y i
∂f 2
+ Zi
∂f2
df2 )
p
∂ xi ∂ yi ∂ zi
d U f =∑ F x
2
i=1
( i
∂f2
+Fy
∂f2
+ Fz
∂f2
df2
i i )
Bila persamaan ini kita jabarkan seperti pada butir 6.1 di atas, maka akan diperoleh
persamaan Lagrange:
d ∂T ∂T
( ) o
− F
dt ∂ f 2 ∂ f 2 = f 2
p
2 2 2
T =½ ∑ mi ( X io +Y oi + Z oi )
i=1
p
∂ xi ∂ yi ∂ zi
F f =∑ F x
2
i=1
( i
∂f2
+F y
∂f2
+ Fz
∂f2 i i )
Tampaklah bahwa persamaan Lagrange juga berlaku untuk gerakan susunan titik
massa.
Kita tinjau suatu sistem yang terdiri dari p titik massa masing-masing dipengaruhi oleh
0x ,0 y ,0z
i i i p
V= ∫ ∑ ( F x d xi + F y d y i+ F z d z i) i i i
x i , y i , zi i=1
x i , yi , z i p
V =− ∫ ∑ (F x d xi + F y d y i + F z d z i) i i i
0 x ,0 y ,0 z i=1
i i i
−∂ V −∂ V −∂V
Fx = ; Fy= ; Fz =
i
∂ xi ∂ yi ∂ zi i i
120
Generalized Forced ( F f ) untuk sistem konservatif:
r
p
∂ xi ∂ yi ∂ zi
F f =∑ F x
r
i=1
( i
∂fr
+Fyi
∂f r
+ Fz
∂f r
i )
p
∂V ∂ x i ∂ V ∂ y i ∂ V ∂ z i
F f =−∑
r
i=1
( + +
∂ xi ∂ f r ∂ y i ∂ f r ∂ zi ∂ f r )
−∂ V
Ff =
r
∂fr
Persamaan Lagrange:
d ∂T ∂T
( ) o
− F
dt ∂ f r ∂ f r = f r
d ∂T ∂T −∂ V
( ) −
dt ∂ f r ∂ f r
o = ∂fr
d ∂T ∂T ∂V
( ) −
dt ∂ f or ∂ f r + ∂f = 0
r
d ∂T ∂(T −V )
( )
dt ∂ f r
o
−
∂fr = 0
d ∂(T −V ) ∂(T −V )
dt {
∂ f or
−
∂fr
= 0 }
Bila: T - V = L
d ∂L ∂L
Maka: ( )
dt ∂ f r ∂ f r = 0
o
− Persamaan Lagrange untuk sistem Konservatif
L = Fungsi Lagrange
Untuk suatu sistem yang dipengaruhi oleh gaya-gaya konservatif dan bukan konservatif
adalah:
121
d ∂L ∂L
( ) −
dt ∂ f or ∂ f r
=F f r
Contoh:
Suatu batang tanpa massa dapat berayun bebas dalam bidang vertikal terhadap sebuah
sendi pada salah satu ujungnya. Ujung yang lain dibebani benda dengan massa m.
Batang ini ditahan oleh dua buah pegas dengan konstanta pegas masing-masing k 1 dan
k2
k1
S1
122
S2
Gambar 8.1
Penyelesaian:
Gaya yang mempengaruhi hanya gaya pegas, maka sistemnya adalah konservatif.
per k2 = F2 = k2 S2 θ
per k2 = M2 = k2 S22 θ
0 0
V =∫ M dθ=∫ (−k 1 S21 θ−k 2 S22 θ ) dθ
θ θ
0
V =∫ −( k 1 S 21 +k 2 S 22 ) θ dθ
θ
θ
V =∫ ( k 1 S 21+ k 2 S 22 ) θ dθ
0
V = ½ ( k 1 S21 + k 2 S22 ) θ2
2
T = ½ m v2 = ½ m (r θo)2 = ½ m r2 θo
L = T - V = ½ m r2 θo −¿ ½ ( k 1 S21 + k 2 S22 ) θ2
2
d ∂L ∂L
( )
dt ∂ θo
=¿ m r 2 θ oo dan
∂θ o
= - ½ ( k 1 S21 + k 2 S22 ) θ
Persamaan Lagrange:
m r 2 θ oo + ( k 1 S21 + k 2 S22 ) θ = 0m r 2 θ oo
123
θoo
+
(k 1 S 21 +k 2 S 22 ) θ = 0 persamaan getaran harmonis
mr 2
p =
(k 1 S 21 +k 2 S 22 )
mr 2
k S2 +k S 2
r m √
p = 1 1 1 2 2
p
Frekuensi Ayunan = f =
2π
k 1 S 21+ k 2 S22
f = 1
2 πr m√ detik −1
DAFTAR PUSTAKA
Martin, George H., 1982 Kinematics and Dynamics of Machines. New York: McGraw-
Hill, Ltd.
Meriam, J,L. dan Kraige, L.G., 1987. Engineering Mechanics, Dinamics, Volume 2, 2nd
Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Timoshenko, S. dan Young, D.H., 1987. Engineering Mechanics. New York: McGraw-
Hill, Ltd.
124