Anda di halaman 1dari 23

1.

Unsur Proses
a. Proses Manjemen Asuhan Keperawatan
1) Kajian Teori
Proses manajemen adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada
suatu tujuan. Proses akhir dari proses keperawatan bisa berupa sebuah
pembebasan dari gejala, eliminasi risiko, pencegahan komplikasi, argumentasi
pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan secara
maksimal (Nursalam, 2012). Proses keperawatan merupakan pemberian asuhan
keperawatan yang logis, sistematis, dinamis dan teratur. Langkah-langkah proses
keperawatan dilakukan secara bertahap meliputi:
a) Pengkajian
Pengkajian adalah peran penting perawat professional, dan membutuhkan
pemahaman tentang konsep keperawatan yang merupakan dasar
pengembangan diagnosis keperawatan (Herdman, 2018). Perawat
mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis dan
menyeluruh, akurat dan berkesinambungan. Pengumpulan data bertujuan
untuk mengidentifikasi informasi penting, terkati diagnosis keperawatan dan
kemudian melakukan pengkajian mendalam untuk memvalidasi dan
memprioritaskan diagnosis. Tahap pengkajian data terdiri dari 3 kegiatan
yaitu:
(1) Pengumpulan data keperawatan
(2) Pengelompokan data atau analisa data
(3) Perumusan diagnose
(4) Diagnosa

b) Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang
mengacu pada aktual atau potensial masalah/sindrom dengan pemecahannya
dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat menurut Herdman (2018),
perumusan diagnosa keperawatan mengacu pada toksonomi NANDA 2018-
2020:
(1) Rumus PES untuk diagnosa aktual yaitu Problem (masalah), Etiologi
(penyebab), dan Symptom (gejala dan tanda).
(2) Rumus PE untuk diagnosa risiko yaitu Problem (masalah), Etiology
(penyebab).

c) Intervensi
Perencanaan merupakan tahap sitematik dalam proses keperawatan
yang melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Perencanaan
keperawatan berisi rencana tindakan keperawatan yang akan menanggulangi
masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan mampu memenuhi kebutuhan pasien (Herdman, 2018).
Cara yang paling efektif untuk menentukan outcome adalah dengan
menggunakan NOC yang terdiri dari 490 hasil pencapaian bagi individu,
keluarga dan masyarakat yang mewakili untuk semua tatanan dan spesialisasi
klinis. Outcome NOC digunakan dalam rangka memonitor seberapa
perkembangan kemajuan pasien atau justru selama proses keperawatan,
setelah menentukan outcome maka perumusan rencana diutamakan
menggunakan NIC. Edisi keenam NIC telah terorganisir kedalam 7 domain
dan 30 kelas, taksonomi pengelompokan intervensi dengan tujuan untuk
mendapatkan kemudahan dalam penggunaanya. Langkah-langkah penyusunan
perencanaan keperawatan terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
(1) Membuat prioritas masalah.
(2) Merumuskan tujuan dan kriteria hasil keperawatan yang akan
dicapai.
(3) Menentukan rencana tindakan keperawatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan secara umum adalah
sebagai berikut:
(1) Specific adalah pernyataan tujuan dengan berisi perilaku pasien
yang menunjukkan berkurangnya masalah pasien. Masalah tersebut telah
diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan.

(2) Measurable yaitu dapat ditulis secara singkat dan jelas sehingga
mudah dimengerti oleh perawat atau tenaga kesehatan lain.

(3) Dapat diukur (achievable) yaitu dapat diamati, ditafsirkan dan


dinilai. Hindari penggunaan kata-kata baik, cukup, normal, dll
(4) Realitas (reality) yaitu dapat dilaksanakan dengan tenaga dan
fasilitas yang tersedia serta realistis untuk kemampuan pasien pada waktu
yang telah ditetapkan. Time yaitu tujuan di tegaknya berdasarkan
diagnosis keperawatan dan kriteria waktu tertentu

d) Implementasi
Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tindakan
keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien itu sendiri, perawat
secara mandiri atau mungkin dilakukan secara kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya (Hermand, 2018). Implementasi adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Asmadi, 2008).
e) Evaluasi
Proses evaluasi merupakan penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian kembali rencana keperawatan. Evaluasi adalah tahap akhir dari
proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan Nursalam (2014), kriteria evaluasi keperawatan:
(1) Evaluasi hasil dengan menggunakan indikator perubahan fisiologi dan
tingkah laku pasien.
(2) Hasil evaluasi segera dicatat dan ditindak lanjuti.
(3) Evaluasi melibatkan keluarga, pasien dan tim kesehatan lainnya.
(4) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar (tujuan yang ingin dicapai dan
standar praktik keperawatan.

f) Catatan Asuhan Keperawatan


Catatan asuhan keperawatan merupakan evaluasi terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah baku. Evaluasi dilakukan
terhadap dokumentasi. Dokumentasi keperawatan mempunyai proporsi yang
besar dari perjalanan perkembangan klinis pasien sampai dengan
menginformasikan situasi yang terjadi selama asuhan dilakukan.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor
749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis mempunyai makna bahwa
rekam medis, berisi catatan tentang semua kgiatan pasien terkait dengan
kebutuhannya yang dilakukan oleh semua tenaga kesehtana termasuk perawat.
2) Kajian Data
Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada rekam medis pasien di
Ruang Marwah PKU Muhammadiyah Yogyakarta di dapatkan hasil:
Tabel 2.12
3)
Rekapitulasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Marwah
RS PKU Yogyakarta

No Asuhan Keperawatan Persentase


1 Pengkajian 96,7%
2 Diagnosa 100 %
3 Intervensi 91,3 %
4 Implementasi 81,1 %
5 Evaluasi 91,7 %
6 Catatan Asuhan Keperawatan 100 %
Rata-Rata 93,4%
Sumber : Data Sekunder 2021

3) Analisa
Berdasarkan tabel diatas kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan paling tinggi terdapat pada catatan asuhan keperawatan dan diagnosa
yaitu 100%, dan yang terendah adalah implementasi yaitu 81,1%.
Ketidaklengkapan dokumentasi menurut perawat disebabkan karena banyak
tindakan ke pasien sehingga waktu untuk pendokumentasian dirasa kurang.
b. Proses Manajemen Pelayanan/Operasional Keperawatan
Terdapat beberapa elemen dalam manajemen keperawatan berdasarkan fungsinya
yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing),
pengarahan (actuating) dan pengendalian/evaluasi (controlling).
1) Perencanaan (Planning)
a) Kajian Teori
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Fungsi
perencanaan mencakup proses merumuskan sasaran, membangun strategi
untuk mencapai sasaran yang telah disepakati dan mengembangkan
perencanaan tersebut untuk memadukan dan mengkoordinasikan sejumlah
kegiatan (Robins dan Coulter, 2013). Perencanaan dimaksudkan untuk
menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan
kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien. Menegakkan
tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang
dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan
dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah
ditetapkan (Swansburg, 2000).
Beberapa jenis perencanaan menurut Swanburg (2000) diantaranya:
(1) Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencaan
operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan 1 jam
sampai dengan 1 tahun.
(2) Perencanaan jangka menengah adalah perencaan yang dibuat
untuk kegiatan 1 sampai dengan 5 tahun.
(3) Perencanaan jangka panjang atau yang disebut perencanaan
strategis adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan 3 sampai
dengan 20 tahun.

Dalam ruang perawatan, yang biasanya digunakan adalah perencanaan


jangka pendek yaitu rencana harian, bulanan, tahunan. Rencana harian
berisi kegiatan masing-masing perawat yang dibuat setiap hari sesuai
perannya. Rencana dibuat oleh kepala ruang, ketua tim/perawat primer
dan perawat pelaksana. Rencana bulanan berisi kegiatan selama 1 bulan.
Rencana ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana ini
biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/perawat primer. Rencana
tahunan dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi
tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang.

b) Kajian Data
Dari hasil wawancara terhadap perencanaan bulanan di Ruang Marwah,
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 2.13
Penilaian Rencana di Ruang Marwah RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta

No Aspek yang dinilai Ya Tidak Keterangan


1. Menetukan rencana bulanan √
2. Rencana bulanan berisi √
seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan selama 1 bulan
3. Ada aktifitas manajerial √
4. Ada aktifitas asuhan √
keperawatan
5. Rencana bulanan dikerjakan √
secara konsisten
Skor Total 5 0
Prsentase 100% 0%
Sumber: Wawancara
c) Analisa
Dari hasil wawancara kepala ruang pada hari Senin, 29 November 2021
terhadap perencanaan bulanan di ruang Marwah didapatkan data penilaian
rencana baik sebesar 100%.
2) Pengorganisasian (Organizing)
a) Kajian Teori
Fungsi manajemen keperawatan dalam organisasi adalah
mengembangkan seseorang dan merancang organisasi yang paling
sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan. Peran manajer dalam fungsi
pengorganisasian adalah menentukan, tugas yang akan dikerjakan,
individu yang akan mengerjakan, pengelompokkan tugas, struktur
pertanggungjawaban, dan proses pengambilan keputusan. Manajer
bertanggung jawab juga dalam merancang pekerjaan staf yang digunakan
untuk mencapai sasaran organisasi (Robins dan Coulter, 2013).
Menurut Nursalam (2015), fungsi pengorganisasian dari kepala
ruang adalah sebagai berikut:
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
(3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas.
(4) Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
(5) Mengatur dan mengendalikan logistik unit.
(6) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
(7) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat
kepada ketua tim.
(8) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi klien.
(9) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya.
(10) Identifikasi masalah dan cara penanganan.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan hasil rekapitulasi
Tabel 2.14
Rekapitulasi Hasil Kegiatan Organizing di Ruang Marwah RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta

No Organizing Persentase
1 Organizing 100%
2 Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang 100%
3 Pelaksanaan Tugas Primary Nurse 85%
4 Pelaksanaan Tugas Associate Nurse 85%
Rata-Rata 92,5%
Sumber: Data Primer, observasi dan wawancara 2021

Tabel 2.15
Organizing

Dilakukan
No Standar
Ya Tidak
1 Pembagian tugas √
2 Pendelegasian tugas √
3 Koordinasi tugas √
4 Pengaturan/manajemen waktu √
5 Pengaturan dan pengendalian situasitempat praktik √
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
6 administrasi klien √

7 Pengembangan MPKP dengan MPM 


A. Pelaksanaan tugas

1) Pelaksanaan tugas kepala ruang keperawatan 

2) Pelaksanaan tugas Primary Nurse 

3) Pelaksanaan tugas Assosiated Nurse 


B. hubungan Profesional 
1) Hubungan professional antara staf keperawatan pasien

2) Hubungan professional antar staf keperawatan 


3) Hubungan professional/kemitraan antara staf 
keperawatan dengan dokter/tim kesehatan lain
4) Hubungan professional antara staf keperawatan 
dengan peserta didik dengan MPM

5) Pelaksanaan serah terima tugas jaga (operan) 

6) Pelaksanaan meeting morning 

7) Pelaksanaan Pre Conference 

8) Pelaksanaan Post Conference 

9) Pelaksanaan komunikasi terapeutik 

10) Pelaksanann informasi pasien baru 


Total 20
Presentase 100%

Tabel 2.16

Pelaksaan Tugas Kepala Ruang

No. Aspek yang Dinilai Observasi


Ya Tidak
1. Membagi staf kedalam grup MPM sesuai dengan 
kemampuan dan beban kerja
2. Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN 
3. Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan 
ruangan yang ada pada hari tersebut termasuk laporan
permasalahan dinas malam
4. Kepala Ruang melakukan meeting morning untuk 
menindaklanjuti maslah yang ada yang diawali dan diakhiri
dengan doa
5. Membagi pasien dalam grup MPM sesuai dengan 
kemampuan dan beban kerja
6. Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN dan AN 
7. Melakukan supervise dan memberi motivasi seluruh staf 
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
8. Memberikan reinforcement positif kepada semua staf 
termasuk pada saat mengakhiri meeting morning kepada
dinas malam dan dinas pagi.
9. Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatna 
dengan melakukan evaluasi melalui angket setiap pasienn
akan pulang
10. Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore, malam 
dan libur
11. Berperan serta sebagai konsulen 
12. Melakukan pegawasan kedisiplinan tugas staff melalui 
dafrtar hadir yang ada di ruang
13. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga 
14. Mengadakan CNE (Continuining Nursing Education) 
Jumlah 13 1
Presentase 92% 8%

Tabel 2.17

Pelaksanaan Nurse Associate

Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akir jaga dari 
dan kepada AN yang ada dalam satu grup
2. Melakukan konfirmasi atau supervise tentang kondisi 
pasien segera setelah operan setiap pasien
3. Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang 
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
4. Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal 
tugas
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang 
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
6. Melakukan monitoring respon pasien da nada bukti di 
rekam keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga 
kepada PN
8. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada 
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk 
mengatasinya
10. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien 
yang menjadi tanggungjawabnya
11. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua 
pasien yang menjadi tanggungjawabnya
12. Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada 
setiap akhir tugas dan melaporkan kondidi dan
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawanya kepada PN
13. Bila tidak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam 
grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga
berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14. Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore, malam 
dan libur
15. Berkoordinasi dengan PPJR/Dokter/tim kesehatan lain bila 
ada masalah pasien pada sore, malam atau libur
16. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin 
keperawatan di ruangan
17. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin 
keperawatan di ruangan
18. Melaksanakan tugas lain sesuai tugas AN 
Jumlah 17 1
Persentase 94% 6%

c) Analisa
Berdasarkan tabel diatas tentang organizing di Ruang
Marwah sudah dengan cukup baik sebesar 94%. Metode penugasan
yang ada di ruang Marwah sudah dilakukan pembagian tugas,
pendelegasian tugas, dan koordinasi tugas yang dibagi secara terinci
sesuai dengan kemampuan masing-masing perawat.
4) Pengarahan (Actuating)
a) Kajian Teori
Pengarahan adalah tindakan manajemen keperawatan yang bertujuan
menyelesaikan sasaran keperawatan atau proses penerapan rencana manajemen
untuk menyelesaikan sasaran keperawatan. Pengarahan meliputi proses
pendelegasian, pengawasan, koordinasi dan pengendalian, implementasi,
rencana organisasi (Swanburg dalam Nursalam 2014).
Actuating tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa
mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi
masingmasing dengan baik. Tiga elemen utama dalam pengarahan adalah
mewujudkan pengawasan dalam personel perawatan: motivasi, kepemimpinan,
dan komunikasi (Swanburg dalam Nursalam 2014). Tujuan dari fungsi
pengarahan adalah menciptakan kerjasama yang lebih efisien, mengembangkan
ketrampilan dan kemampuan staf, menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai
pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf, membuat organisasi berkembang secara
dinamis (Simamora, 2012).
Kegiatan Actuating dalam manajeme keperawatan adalah sebagai berikut:
(1) Meeting Morning
Meeting Morning yaitu suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari
sebelum dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift pagi.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah koordinasi intern ruang
perawatan sebagai wahana informasi dan komunikasi. Upaya untuk
meningkatkan disiplin dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan
pertemuan internal (meeting morning atau morning briefing).
Meum (2011) menjelaskan bahwa dengan adanya kegiatan morning
briefing yang dilakukan pada pagi hari maka akan dipastikan terjadi
proses komunikasi secara lisan yang tertuju pada peserta kegiatan
morning briefing sehingga semua staf mendapatkan kesempatan untuk
berpartisipasi meskipun tidak setiap hari bisa mengikuti.
Tabel 2.18
Hasil Pengkajian Meeting Morning di Ruang Marwah

Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Karu menyiapkan tempat 
2. Doa bersama 
3. Karu memberikan arahan sesuai materi yang 
disiapkan
4. Karu melakukan klarifikasi apa yang telah 
disampaikan kepada staff
5. Karu memberikan kesempatan kepada staff 
untuk mengungkapkan permasalahan yang
muncul di ruangan
6. Bersama-sama staff mendiskusikan 
pemecahan masalah
7. Memberi motivasi dan reinforcement kepada 
staff
8. Memastikan jumlah TT yang bisa berfungsi 
9. Memastikan jumlah TT yang kosong 
10. Mengidentifikasi pasien yang akan pulang 
hari ini
11. Mengidentifikasi pasien yang akan pulang 
besok
12. Mengidentifikasi pasien dengan pemanjangan 
hari rawat
13. Meeting morning diikuti oleh semua staff 
yang dinas pagi dan malam
Total  0
Presentase  0%

Operan jaga adalah komunikasi informasi terkait dengan keadaan pasien


yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Fungsi timbang
terima perawat dapat mengikuti perkembgan pasien secara paripurna,
meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat, akan terjalin suatu
hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat,
terlaksananya asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan,
menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum pasien, menyampaikan
hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, dan
tersusunya rencana kerja untuk shift berikutnya.

Tabel 2.19

Hasil Pengkajian Operan Jaga di Ruang Marwah

No. Aspek yang Dinilai Observasi


Ya Tidak
1. Identitas pasien 
2. Diagnose medis 
3. Diagnose keperawatan 
4. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan 
beserta waktu pelaksanaannya
5. Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta 
waktunya yang dilakukan selama shift
6. Menginformasikan pendidikan kesehatan yang 
telah dilakukan (bila ada)
7. Menyampaikan evaluasi hasil tindakan 
keperawatan
8. Menyebutkan perkembangnan pasien yang ada 
selama shift
9. Menginformasikan jenis dan waktu rencana 
tindakan keperawatan yang belum dilakukan
10. Menyebutkan rencana tindakan medis dan 
keperawatan
11. Pemberi operan mendokumentasikan dalam 
lembar CPT menggunakan SOAP dan
menandatangani
12. Penerima operan melakukan konfirmasi dan 
kunjungan pasien
13. Pemberi dan penerima operan melakukan 
konfirmasi dan kunjungan pasien
Jumlah 12 1
Presentase 92% 8%

Analisis:

Berdasarkan tabel diatas didapatkan 92 % dilakukan berdasarkan SOP.


Sedangkan 8% belum optimal dilakukan secara SOP. Hasil observasi dari
tanggal 22 – 26 November semua perawat dalam menjalankan operan jaga
tidak memberi tahukan pergantian shif kepada pasien, hanya dilakukan
antar perawat saja.

(2) Pelaksanaan Pre Conference


Komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang,
maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat atau rencana harian dan tambahan rencana dari ketua tim atau
penanggung jawab tim (Sitorus, 2013). Waktu kegiatan pre conference
adalah pada saat setelah operan jaga. Kegiatan pre conference berupa:
(a) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara.
(b) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana harian
masing-masing perawat pelaksana.
(c) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan
tindak lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan pada saat itu.
(d) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement.
(e) Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara.

Tabel 2.20

Hasil pengkajian Pre Conferenmce di Ruang Marwah

Observasi
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Pre conference menjadi satu rangkaian 
dengan operan tugas jaga untuk setiap pasien
yang dioperkan sebelum proses konfirmasi
dan kunjungan pasien
2. PN memandu pelaksanaan pre conference 
3. PN menjelaskan masalah keperawatan pasien 
dan rencana keperawatan
4. PN membagi tugas kepada PA sesuai 
kemampuan dengan memperhatikan
keseimbangan kerja
5. Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan 
asuhan pasien/tindakan
6. Memotivasi untuk memberikan tanggapan 
dan penyelesaian masalah yang sedang
didiskusikan
7. Mengklarifikasi kesiapan PA untuk 
melaksanakan asuhan keperawatan
8. Memberikan reinforcement positif pada PA 
9. Menyimpulkan hasil pre conference 
dilanjutkan kunjungan pasien sesuai langak
operan
Jumlah 9
Presentase 100%

(3) Pelaksanaan Post conference


Komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isi post
conference adalah hasil asuhan keperawatan setiap perawat dan untuk
rencana tindak lanjut. Post conference dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim (Sugiharto et al, 2012).
Waktu kegiatan post conference adalah pada saat sebelum operan jaga.
Kegiatan post conference berupa:
(a) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara.
(b) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan hasil asuhan
masing-masing pasien.
(c) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam
asuhan keperawatan yang telah diberikan.
(d) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan tindak lanjut
asuhan keperawatan yang harus dioperkan kepada shift berikutnya.
(e) Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara.
Tabel 2.21
Hasil Pengkajian Post Conference di Ruang Marwah

Observasi
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Menyiapkan ruangan/tempat 
2. Menyiapkan rekam medic pasien yang 
menjadi tanggung jawabnya
3. Menjelaskan tujuan dilakukan post 
conference
4. Menerima penjelasan dari PA tentang 
hasil tindakan/hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan PA
5. Mendiskusikan masalah yang telah 
ditemukan dalam memberikan ASKEP
pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
6. Memberi renforcement pad PA 
7. Menyimpulkan hasil post conference 
8. Mengklarifikasi pasien sebelum 
melakukan operan tugas jaga berikutnya
(melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 8
presentase 100%

(4) Pendelegasian
Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekaryaan melalui orang lain atau dapat
juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Pendelegasian (pelimpahan
wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan.
Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan
wewenang kepada bawahannya.
Tabel 2.22
Hasil Pengkajian Pendelegasian di Ruang Marwah

Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki 
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas
2. Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum 
melakukan pendelegasian
3. Selainpelimpahan tugas, kewenangan juga 
dilimpahkawaktu pendelegasian tugas ditentukann
4. Waktu pendelegasian tugas ditentukan 
5. Apabila pelaksana tugas mengalami kesulitan, Karu 
dan PN memberikan arahan untuk mengatasi masalah
6. Ada evaluasi selesai tugas dilaksanakan 
Jumlah 6
Presentase 100%

(5) Supervisi
Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai
dengan pemberian bimbingan. Selain itu, juga merupakan tindakan
merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus
pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman,
cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat. Supervisi adalah suatu proses yang menunjang
manajemen dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbingan dan
sebagian kecil pengawasan.
Tabel 2.23
Hasil Pengkajian Supervisi di Ruang Marwah

Keterangan
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Supervise disusun secara terjadwal 
2. Semua staf mengetahui jadwal 
3. Materi supervise dipahami oleh supervisor maupun 
staf
4. Supervisor mengorientasikan matero supervise 
kepada staf yang disupervisikan
5. Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan 
materi supervise
6. Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan 
memberikan reinforcement
7. Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang 
perlu ditingkatkan oleh staf
8. Supervisor memberikan solusi dan role model 
bagaimana meningkatkan kinerja perawat
9. Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervise yang 
telah dilakukan
10. Supervisor memberikan renforcement terhadap 
pencapaian keseluruhan staf
Jumlah 10
Presentase 100%

(6) Rekapitulasi Actuating


Berdasarkan hasil observasi, hasil rekapitulasi kegiatan actuating di Ruang
Marwah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.24
Hasil Rekapitulasi Kegiatan Actuating di Ruang Marwah di RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta

No Actuating Persentase

1 Meeting Morning 100%


2 Operan Jaga 92%
3 Pre Conference 100%
4 Post Conference 100%
5 Pendelegasian 100%
6 Supervisi 100%

Rata-rata 98,6%

Sumber: Data Primer 2021


5) Staffing
a) Kajian Teori
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen
keperawatan. Pengaturan staf keperawatan merupakan proses yang teratur, sistematis,
rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan
sebelumnya pada kelompok pasien dalam situasi tertentu. Pengaturan staf
memerlukan banyak perencanaan dari manajer. Perencanaan pengaturan staf
dipengaruhi oleh misi dan tujuan institusi, dan dipengaruhi oleh kebijakan personel
(Marquis & Huston, 2010).
b) Kajian Data
File masing-masing pegawai tidak tersedia di ruang Marwah, tetapi disimpan di
ruang diskusi yang merupakan file tempat menyimpan bagian komite keparawatan,
namun sudah disusun berdasarkan syarat dokumen kepegawaian yang
menggambarkan profesi pegawai. Penempatan pegawai di Ruang Marwah RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
6) Pengendalian (Controlling)
a) Kajian Teori
Pengendalian atau pengevaluasian adalah suatu fungsi yang terus menerus dari
manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian dan
pengerahan aktivitas. Fungsi ini digunakan untuk memantau dan mengatur
perencanaan, proses dan sumber daya manusia yang efekti dan efisien untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Apabila terdapat
penyimpangan maka fungsi manajemen yang lain diperiksa kembali. Proses
pengendalian ini meliputi memantau, memperbandingkan dan mengoreksi.
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruang, pelaksanaan rapat ruang Marwah
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.25
Pelaksanaan Rapat ruang Marwah RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Keterangan
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Ada jadwal rutin 
2. Ada notulen keperawatan 
3. Agenda rapat membahas masalah-masalah ruangan 
4. Dalam notulen, masalah terbatas tuntas 
5. Ada kesimpulan rapat 
6. Ada daftar hadir rapat 
Jumlah 6
Presentase 100%

c) Analisis
Berdasarkan tabel 2.16 didapatkan hasil persentase 100% yaitu sudah baik.
Notulen rapat sudah ada, agenda rapat yang membahas masalah ruangan sudah
ada. Hasil wawancara dengan kepala ruang agenda rapat dijadwalkan setiap 2
bulan sekali.
7) Proses Penerapan Pasien Safety
a) Kajian Teori
(1) Pengertian Patient Safety
Keselamatan pasien adalah proses dalam fasilitas pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi
pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko (Kristanti, 2017).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
(2) Tujuan Keselamatan Pasien
Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit menurut Depkes RI (2011)
adalah sebagai berikut:
(a) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
(b) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
(c) Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
(d) Terlaksananya program–program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan (KTD).
(e) Standar Keselamatan Pasien

Menurut Kristanti (2017) standar keselamatan pasien RS menurut KARS dan


Kemenkes adalah sebagai berikut:
(a) Hak pasien.
(b) Mendidik pasien dan keluarga.
(c) Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan.
(d) Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja, untuk melakukan
evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien.
(e) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
(f) Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
(g) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
(3) Sasaran Keselamatan Pasien
Selain dari standar keselamatan, ada lagi yang menjadi poin penting dalam
pelaksanaan keselamatan pasien yaitu sasaran keselamat pasien atau Patient
Safety Goals. Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di
semua rumah sakit yang diakreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit.
Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions dari WHO Patient Safety tahun 2007 yang digunakan juga oleh komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRSI) dan Joint Commission
International (JCI). Menurut Joint Commission Internationalm(2013) terdapat
enam sasaran keselamatan pasien yaitu:
(a) Ketepatan identifikasi pasien dengan benar.
(b) Peningkatan komunikasi yang efektif.
(c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High-alert).
(d) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
(e) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
(f) Pengurangan risiko pasien jatuh
b) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Marwah RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta

Tabel 2.26
Peneraan patient safety di Ruang Marwah RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

No. Aspek yang Dinilai Keterangan


Ya Tidak
1. Ketepatan identifikasi pasien 
2. Peningkatan komunikasi efektif 
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert) 
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi 
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 
6. Pengurangan risiko pasien jatuh 
Rata-rata 83%
Sumber: Data Primer 2021

c) Analisa
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan identifikasi pasien sebesar 83%. (menunggu
konfirmasi)

8) Proses Manajemen Bimbingsn Mahasiswa


Berdasarkan hasil wawancara dengan di Ruang Marwah didapatkan pengkajian hubungan
professional antara staf keperawatan dan peserta didik di Ruang Marwah RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta persentasenya 100% dalam kategori baik.

Anda mungkin juga menyukai