Unsur Proses
Unsur Proses
Unsur Proses
a. Proses Manjemen Asuhan Keperawatan
1) Kajian Teori
Proses manajemen adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada
suatu tujuan. Proses akhir dari proses keperawatan bisa berupa sebuah
pembebasan dari gejala, eliminasi risiko, pencegahan komplikasi, argumentasi
pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan secara
maksimal (Nursalam, 2012). Proses keperawatan merupakan pemberian asuhan
keperawatan yang logis, sistematis, dinamis dan teratur. Langkah-langkah proses
keperawatan dilakukan secara bertahap meliputi:
a) Pengkajian
Pengkajian adalah peran penting perawat professional, dan membutuhkan
pemahaman tentang konsep keperawatan yang merupakan dasar
pengembangan diagnosis keperawatan (Herdman, 2018). Perawat
mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis dan
menyeluruh, akurat dan berkesinambungan. Pengumpulan data bertujuan
untuk mengidentifikasi informasi penting, terkati diagnosis keperawatan dan
kemudian melakukan pengkajian mendalam untuk memvalidasi dan
memprioritaskan diagnosis. Tahap pengkajian data terdiri dari 3 kegiatan
yaitu:
(1) Pengumpulan data keperawatan
(2) Pengelompokan data atau analisa data
(3) Perumusan diagnose
(4) Diagnosa
b) Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang
mengacu pada aktual atau potensial masalah/sindrom dengan pemecahannya
dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat menurut Herdman (2018),
perumusan diagnosa keperawatan mengacu pada toksonomi NANDA 2018-
2020:
(1) Rumus PES untuk diagnosa aktual yaitu Problem (masalah), Etiologi
(penyebab), dan Symptom (gejala dan tanda).
(2) Rumus PE untuk diagnosa risiko yaitu Problem (masalah), Etiology
(penyebab).
c) Intervensi
Perencanaan merupakan tahap sitematik dalam proses keperawatan
yang melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Perencanaan
keperawatan berisi rencana tindakan keperawatan yang akan menanggulangi
masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan mampu memenuhi kebutuhan pasien (Herdman, 2018).
Cara yang paling efektif untuk menentukan outcome adalah dengan
menggunakan NOC yang terdiri dari 490 hasil pencapaian bagi individu,
keluarga dan masyarakat yang mewakili untuk semua tatanan dan spesialisasi
klinis. Outcome NOC digunakan dalam rangka memonitor seberapa
perkembangan kemajuan pasien atau justru selama proses keperawatan,
setelah menentukan outcome maka perumusan rencana diutamakan
menggunakan NIC. Edisi keenam NIC telah terorganisir kedalam 7 domain
dan 30 kelas, taksonomi pengelompokan intervensi dengan tujuan untuk
mendapatkan kemudahan dalam penggunaanya. Langkah-langkah penyusunan
perencanaan keperawatan terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
(1) Membuat prioritas masalah.
(2) Merumuskan tujuan dan kriteria hasil keperawatan yang akan
dicapai.
(3) Menentukan rencana tindakan keperawatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan secara umum adalah
sebagai berikut:
(1) Specific adalah pernyataan tujuan dengan berisi perilaku pasien
yang menunjukkan berkurangnya masalah pasien. Masalah tersebut telah
diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan.
(2) Measurable yaitu dapat ditulis secara singkat dan jelas sehingga
mudah dimengerti oleh perawat atau tenaga kesehatan lain.
d) Implementasi
Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tindakan
keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien itu sendiri, perawat
secara mandiri atau mungkin dilakukan secara kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya (Hermand, 2018). Implementasi adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Asmadi, 2008).
e) Evaluasi
Proses evaluasi merupakan penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian kembali rencana keperawatan. Evaluasi adalah tahap akhir dari
proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan Nursalam (2014), kriteria evaluasi keperawatan:
(1) Evaluasi hasil dengan menggunakan indikator perubahan fisiologi dan
tingkah laku pasien.
(2) Hasil evaluasi segera dicatat dan ditindak lanjuti.
(3) Evaluasi melibatkan keluarga, pasien dan tim kesehatan lainnya.
(4) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar (tujuan yang ingin dicapai dan
standar praktik keperawatan.
3) Analisa
Berdasarkan tabel diatas kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan paling tinggi terdapat pada catatan asuhan keperawatan dan diagnosa
yaitu 100%, dan yang terendah adalah implementasi yaitu 81,1%.
Ketidaklengkapan dokumentasi menurut perawat disebabkan karena banyak
tindakan ke pasien sehingga waktu untuk pendokumentasian dirasa kurang.
b. Proses Manajemen Pelayanan/Operasional Keperawatan
Terdapat beberapa elemen dalam manajemen keperawatan berdasarkan fungsinya
yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing),
pengarahan (actuating) dan pengendalian/evaluasi (controlling).
1) Perencanaan (Planning)
a) Kajian Teori
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Fungsi
perencanaan mencakup proses merumuskan sasaran, membangun strategi
untuk mencapai sasaran yang telah disepakati dan mengembangkan
perencanaan tersebut untuk memadukan dan mengkoordinasikan sejumlah
kegiatan (Robins dan Coulter, 2013). Perencanaan dimaksudkan untuk
menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan
kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien. Menegakkan
tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang
dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan
dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah
ditetapkan (Swansburg, 2000).
Beberapa jenis perencanaan menurut Swanburg (2000) diantaranya:
(1) Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencaan
operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan 1 jam
sampai dengan 1 tahun.
(2) Perencanaan jangka menengah adalah perencaan yang dibuat
untuk kegiatan 1 sampai dengan 5 tahun.
(3) Perencanaan jangka panjang atau yang disebut perencanaan
strategis adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan 3 sampai
dengan 20 tahun.
b) Kajian Data
Dari hasil wawancara terhadap perencanaan bulanan di Ruang Marwah,
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 2.13
Penilaian Rencana di Ruang Marwah RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
No Organizing Persentase
1 Organizing 100%
2 Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang 100%
3 Pelaksanaan Tugas Primary Nurse 85%
4 Pelaksanaan Tugas Associate Nurse 85%
Rata-Rata 92,5%
Sumber: Data Primer, observasi dan wawancara 2021
Tabel 2.15
Organizing
Dilakukan
No Standar
Ya Tidak
1 Pembagian tugas √
2 Pendelegasian tugas √
3 Koordinasi tugas √
4 Pengaturan/manajemen waktu √
5 Pengaturan dan pengendalian situasitempat praktik √
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
6 administrasi klien √
Tabel 2.16
Tabel 2.17
Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akir jaga dari
dan kepada AN yang ada dalam satu grup
2. Melakukan konfirmasi atau supervise tentang kondisi
pasien segera setelah operan setiap pasien
3. Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
4. Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal
tugas
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
6. Melakukan monitoring respon pasien da nada bukti di
rekam keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
kepada PN
8. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
mengatasinya
10. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien
yang menjadi tanggungjawabnya
11. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua
pasien yang menjadi tanggungjawabnya
12. Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondidi dan
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawanya kepada PN
13. Bila tidak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam
grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga
berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14. Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore, malam
dan libur
15. Berkoordinasi dengan PPJR/Dokter/tim kesehatan lain bila
ada masalah pasien pada sore, malam atau libur
16. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan
17. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan
18. Melaksanakan tugas lain sesuai tugas AN
Jumlah 17 1
Persentase 94% 6%
c) Analisa
Berdasarkan tabel diatas tentang organizing di Ruang
Marwah sudah dengan cukup baik sebesar 94%. Metode penugasan
yang ada di ruang Marwah sudah dilakukan pembagian tugas,
pendelegasian tugas, dan koordinasi tugas yang dibagi secara terinci
sesuai dengan kemampuan masing-masing perawat.
4) Pengarahan (Actuating)
a) Kajian Teori
Pengarahan adalah tindakan manajemen keperawatan yang bertujuan
menyelesaikan sasaran keperawatan atau proses penerapan rencana manajemen
untuk menyelesaikan sasaran keperawatan. Pengarahan meliputi proses
pendelegasian, pengawasan, koordinasi dan pengendalian, implementasi,
rencana organisasi (Swanburg dalam Nursalam 2014).
Actuating tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan untuk bisa
mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi
masingmasing dengan baik. Tiga elemen utama dalam pengarahan adalah
mewujudkan pengawasan dalam personel perawatan: motivasi, kepemimpinan,
dan komunikasi (Swanburg dalam Nursalam 2014). Tujuan dari fungsi
pengarahan adalah menciptakan kerjasama yang lebih efisien, mengembangkan
ketrampilan dan kemampuan staf, menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai
pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf, membuat organisasi berkembang secara
dinamis (Simamora, 2012).
Kegiatan Actuating dalam manajeme keperawatan adalah sebagai berikut:
(1) Meeting Morning
Meeting Morning yaitu suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari
sebelum dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift pagi.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah koordinasi intern ruang
perawatan sebagai wahana informasi dan komunikasi. Upaya untuk
meningkatkan disiplin dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan
pertemuan internal (meeting morning atau morning briefing).
Meum (2011) menjelaskan bahwa dengan adanya kegiatan morning
briefing yang dilakukan pada pagi hari maka akan dipastikan terjadi
proses komunikasi secara lisan yang tertuju pada peserta kegiatan
morning briefing sehingga semua staf mendapatkan kesempatan untuk
berpartisipasi meskipun tidak setiap hari bisa mengikuti.
Tabel 2.18
Hasil Pengkajian Meeting Morning di Ruang Marwah
Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Karu menyiapkan tempat
2. Doa bersama
3. Karu memberikan arahan sesuai materi yang
disiapkan
4. Karu melakukan klarifikasi apa yang telah
disampaikan kepada staff
5. Karu memberikan kesempatan kepada staff
untuk mengungkapkan permasalahan yang
muncul di ruangan
6. Bersama-sama staff mendiskusikan
pemecahan masalah
7. Memberi motivasi dan reinforcement kepada
staff
8. Memastikan jumlah TT yang bisa berfungsi
9. Memastikan jumlah TT yang kosong
10. Mengidentifikasi pasien yang akan pulang
hari ini
11. Mengidentifikasi pasien yang akan pulang
besok
12. Mengidentifikasi pasien dengan pemanjangan
hari rawat
13. Meeting morning diikuti oleh semua staff
yang dinas pagi dan malam
Total 0
Presentase 0%
Tabel 2.19
Analisis:
Tabel 2.20
Observasi
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Pre conference menjadi satu rangkaian
dengan operan tugas jaga untuk setiap pasien
yang dioperkan sebelum proses konfirmasi
dan kunjungan pasien
2. PN memandu pelaksanaan pre conference
3. PN menjelaskan masalah keperawatan pasien
dan rencana keperawatan
4. PN membagi tugas kepada PA sesuai
kemampuan dengan memperhatikan
keseimbangan kerja
5. Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan
asuhan pasien/tindakan
6. Memotivasi untuk memberikan tanggapan
dan penyelesaian masalah yang sedang
didiskusikan
7. Mengklarifikasi kesiapan PA untuk
melaksanakan asuhan keperawatan
8. Memberikan reinforcement positif pada PA
9. Menyimpulkan hasil pre conference
dilanjutkan kunjungan pasien sesuai langak
operan
Jumlah 9
Presentase 100%
Observasi
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Menyiapkan ruangan/tempat
2. Menyiapkan rekam medic pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
3. Menjelaskan tujuan dilakukan post
conference
4. Menerima penjelasan dari PA tentang
hasil tindakan/hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan PA
5. Mendiskusikan masalah yang telah
ditemukan dalam memberikan ASKEP
pada pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
6. Memberi renforcement pad PA
7. Menyimpulkan hasil post conference
8. Mengklarifikasi pasien sebelum
melakukan operan tugas jaga berikutnya
(melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 8
presentase 100%
(4) Pendelegasian
Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekaryaan melalui orang lain atau dapat
juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi. Pendelegasian (pelimpahan
wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan.
Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan
wewenang kepada bawahannya.
Tabel 2.22
Hasil Pengkajian Pendelegasian di Ruang Marwah
Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas
2. Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
melakukan pendelegasian
3. Selainpelimpahan tugas, kewenangan juga
dilimpahkawaktu pendelegasian tugas ditentukann
4. Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5. Apabila pelaksana tugas mengalami kesulitan, Karu
dan PN memberikan arahan untuk mengatasi masalah
6. Ada evaluasi selesai tugas dilaksanakan
Jumlah 6
Presentase 100%
(5) Supervisi
Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai
dengan pemberian bimbingan. Selain itu, juga merupakan tindakan
merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus
pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman,
cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat. Supervisi adalah suatu proses yang menunjang
manajemen dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbingan dan
sebagian kecil pengawasan.
Tabel 2.23
Hasil Pengkajian Supervisi di Ruang Marwah
Keterangan
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Supervise disusun secara terjadwal
2. Semua staf mengetahui jadwal
3. Materi supervise dipahami oleh supervisor maupun
staf
4. Supervisor mengorientasikan matero supervise
kepada staf yang disupervisikan
5. Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan
materi supervise
6. Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan
memberikan reinforcement
7. Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang
perlu ditingkatkan oleh staf
8. Supervisor memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja perawat
9. Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervise yang
telah dilakukan
10. Supervisor memberikan renforcement terhadap
pencapaian keseluruhan staf
Jumlah 10
Presentase 100%
No Actuating Persentase
Rata-rata 98,6%
Keterangan
No. Aspek yang Dinilai
Ya Tidak
1. Ada jadwal rutin
2. Ada notulen keperawatan
3. Agenda rapat membahas masalah-masalah ruangan
4. Dalam notulen, masalah terbatas tuntas
5. Ada kesimpulan rapat
6. Ada daftar hadir rapat
Jumlah 6
Presentase 100%
c) Analisis
Berdasarkan tabel 2.16 didapatkan hasil persentase 100% yaitu sudah baik.
Notulen rapat sudah ada, agenda rapat yang membahas masalah ruangan sudah
ada. Hasil wawancara dengan kepala ruang agenda rapat dijadwalkan setiap 2
bulan sekali.
7) Proses Penerapan Pasien Safety
a) Kajian Teori
(1) Pengertian Patient Safety
Keselamatan pasien adalah proses dalam fasilitas pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi
pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko (Kristanti, 2017).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
(2) Tujuan Keselamatan Pasien
Tujuan keselamatan pasien di rumah sakit menurut Depkes RI (2011)
adalah sebagai berikut:
(a) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
(b) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
(c) Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
(d) Terlaksananya program–program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan (KTD).
(e) Standar Keselamatan Pasien
Tabel 2.26
Peneraan patient safety di Ruang Marwah RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta
c) Analisa
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan identifikasi pasien sebesar 83%. (menunggu
konfirmasi)