Anda di halaman 1dari 16
Aplind Mechanics laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University BABI DAHULUAN jar Belakang Berbagai teori kegngalan dengan refenensensi korespondensi: mereka menckankan dari ilmu kekuatan material dapat diuji secara eksperimental untuk: validitas menggunakan unit uji WP 130. Pemahaman peserta pelatihan tentang arca materialistis dan tidak jclas dari kckuatan material ini dipromosikan oleh percobaan. Tegangan referensi digunakan untuk menemukan ukuran untuk tckanan material dengan menundukkan komponcn dengan penggabungan gabungan dan beban langsung Karena nilai material yang khas biasanya hanya ‘tersedia untuk stresa aksial tungyal (kekuatan tarik, stess bukti) tegangan referensi ‘yang sesuai harus ditentukan dari stres bi-atau-tri-aksial yang sebenarnya, Tegangan langsung dan geser harus dihasilkan secara simultan pada satu titik dalam spesimen, untuk membuktikan kriteria stres referensi. Gaya geser tidak dapat diterapkan di melintang dan mereka tidak dapat dikombinasikan dengan tekanan langsung dengan anda! pada satu titik. Dari tegangan-ketegangan yang tersisa, lentur dan ‘puntir - yang terakhir, lentur dan puntir dipilih untuk unit uji ini, Mereka dapat dihasilkan dalam jumlah yang cukup dengan cara mekanis sederhana. Unit uji dirancang untuk memungkinkan baik lentur murni atau puntir atau beban ‘gabungan untuk diterapkan pada spesimen. Spesimen dijepit pada salah satu ujung dalam frame stasioner, pada akhir uurutan mereka dijepit ke pelat beban melingkar. Beban beban dapat terlibat dengan keliling dari pelat beban pada sudut yang dibutuhkan. Ini menghasilkan tekanan multiaaksi yang dikehendaki dalam penampang melintang spesimen. Deformasi spesimen ditampilkan oleh pengukur ukur. Peserta pelatihan dapat belajar bagaimana menggunakan peralatan mekanik, mengukur deformasi dan Bagaimana melakukan scrangkaian tes. , karena maksimumnya muncul di tengah penampang Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Enginooring Faculty Hasanuddin Univesity 1.2, Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui Puntir dan Bending 2. Untuk mengetahui Momen Lentur dan Momen Puntir 3. Untuk mengetahui Tegangan dan Regangan Geser Material 4, Untuk membandingkan kekuatan Baja dan Tembaga 1.3. Manfaaat Percobaan Percobaan ini sangat berguna untuk mengetahui kekuatan puntir suatu jenis, material. Dengan mengetahui kekuatan puntir material, maka pembebanan terhadap material yang berlebihan dapat dicegah dan akan memudahkan dalam ‘merancang suatu komponen, misalnya poros, batang pemutar dan lain-lain. Aplind Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasaruddin University BABI TEORI DASAR 2.1, Tegangan Puntir ‘Tegangan puntic merupakan teyangan yang diakibatkan oleh gaya putar ‘Tegangan puntir scring terjadi pada poros roda gigi dan batang torsi pada mobil, 7 wga saat melakukan pengeboran, Jadi, merupakantegangan tangens M. a wr, M Gambar 2.1. Tegangan Puntir Sumber = fuged sernd com/doc/21 2241855 Tegangan-punne Benda yang mengalami beban puntir akan menimbulkan tegangan puntir sebesar Wp Me Dengan: tt = tegangan puntir Wp = = momen tahanan polar Mt — = momen puntir 2.2. Definisi Bending Pembengkokan (logam) atau penekukan atau bending adalah proses deformasi secara plastik dari logam terhadap sumbu linier dengan hanya sedikit atau hampir tidak mengalami perubahan luas permukaan dengan bantuan tekanan piston pembentuk dan cetakan (die). Sepotong besi dapat menjadi bengkok akibat tekanan mesin sederhana dengan menggunakan pres yang discbut bending Biasanya pekerjaan bending menggunakan sepotong besi panjang, lembaran Jogam ataupun piring. Bending biasanya memakai die berbentuk V, U, W atau yang lainnya, Bending menyebabkan logam pada sisi luar sumbu netral ‘mengalami tarikan, sedangkan pada sisi lainnya mengalami tekanan, Aplid Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineoring Faculty Hasanuddin University 2.3, Puntiran poros penampang lingkaran Akibat puntiran muri pada poros berpenampang lingkaran adalah timbulnya tegangan geser murni dalam bahan. Bila poros dibagi menjadi dua bagian olch bidang transversal khayal, akan terlihat bahwa permukaan-permukaan pada kedua pihak dari bidang ini cenderung berputar, relatif yang dianggap terdiri dari lapisan-lapisan tipis transversal yang jumlahnya tak terhingga, masing- masing relative berputar sedikit terhadap lapisan berikutnya bila torsi diberikan, akibatnya poros akan terpuntir. Pergerakan angular salah satu ujung relative terhadap yang lain disebut sudut puntiran. Tegangan puntir disebabkan oleh ‘momen puntir yang bekerja pada penampang batang. Dalam menganalisa tegangan puntir, momen torsi yang biasanya dinyatakan dalam vektor rotasi diubah menjadi vektor translasi dengan menggunakan aturan tangan kanan, Lipatan jari tangan menunjukkan arah vektor rotasi dan jari jempol menunjukkan vektor translasi. Seperti halnya gaya aksial, tegangan puntir muncul (momen puntir ada) bila batang tersebut dipotong. Metode irisan tetap digunakan untuk mendapatkan momen puntir dalam, sehingga tegangan puntir dapat dicari >), Gambar 2.2, Poros yang mengalami Puntiran Sumber : hap: /iwansugivarto.blogspot.com/2011/) puntiran. hint ‘Untuk mencari hubungan antara momen puntir dalam dengan tegangan pada penampang batang bulat, perlu dibuatkan asumsi sbb: Aplied Mechanics Laboratory Machanical Engineering Department Engineoring Faculty Hasanuddin University 1 Potongan normal tetap di bidang datar sebelum maupun sesudah puntiran 2. Regangan geser berbanding lurus terhadap sumbu pusat 3. Potongan normal tetap berbentuk bulat selama puntiran 4, Batang dibebani momen puntir dalam bidang tegak lurus sumbu batang. 5. Tegangan puntir tidak melebihi batas proporsional, 6. Tegangan geser berubah sebanding dengan regangan linear. 2.5. Tegangan Geser ‘Tegangan geser merupakan tegangan yang bekerja sejajar atau ‘menyinggung permukaan, Perjanjian tanda untuk tegangan geser sebagai berikut: ‘Tegangan geser yang bekerja pada permukaan positif suatu elemen adalah positif apabila bekerja dalam arah positif dari salah satu sumbu-sumbu positif dan negatif apabila bekerja dalam arah negatif dari sumbu-sumbu. Tegangan geser yang bekerja pada permukaan negatif suatu elemen adalah positif apabila bekerja dalam arah negatif sumbu dan negatif apabila bekerja dalam arah positif, Sita t suatu bahan dalam keadaan geser dapat ditentukan secara eksperimental dari uji-uji geser langsung (direct shear) atau puntiran (torsion) ‘Uji-uji yang kemudian dilakukan dengan memuntir pipa-pipa berongga, schingga menghasilkan suatu keadaan geser murni, Sebagai suatu contoh dapat dilihat pada sambungan baut. Tegangan geser pada baut diciptakan olah aksi langsung dari gaya-gaya yang mencoba mengiris bahan. Tegangan geser dapat diperoleh dengan membagi gaya geser terhadap luas. O = Tegangan normal T = Tegangan geser Gambar 2.3. Diagram Tegangan Geser Sumber = hups:/id seribu com/doc/59231370/TEGANGAN-GESER Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University ree a Dimana: yan geeser (Mpa) F, = Gaya geser (N) A= Luas penampang (mm?) Gambar 2.4, Tegangan Geser Pada Baut Sumber huaps:/id sershd.comilac/59231370/TEGANGAN-GESER Bagian awal dari diagram tegangan-regangan geser sebuah garis lurus, seperti dalam keadaan tarik, Untuk daerah elastis linier, tegangan geser berbanding lurus dengan regangan geser, jadi diperoleh persamaan berikut bagi hukum Hooke untuk keadaan geser. t= Dimana: t = Tegangan geser (Mpa) G — =Modulus geser (Nim?) y _ =Regangan geser (rad) © Tegangan geser pada permukaan-permukaan yang berhadapan besamya sama. tapi arahnya berlawanan. © Tegangan geser pada permukaan-permukaan yang saling tegak lurus besarnya sama tetapi memiliki arah-arah yang sedemikian rupa sehingga kedua tegangan mengarah ke, atau menjauhi garis perpotongan kedua permukaan. Selain gaya aksial, puntir, dan momen lentur yang dapat bekerja pada Penampang ada pula gaya geser (gaya lintang). Adanya gaya geser maka timbul tegangan geser pada penampang. Sebuah segmen kecil pada balok seperti pada Gambar (a) akan bekerja tegangan geser. Apabila segmen kecil tersebut diperbesar maka tegangan geser bekerja tegak lurus sumbu batang dan sejajar dengan sumbu batang seperti terlihat pada Gambar (b). Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University Gambar 2.5. Tegangan geser balok Sumber : hip. sew academia edu/41961168/Tegangan Geser Balok Geser yang bekerja dalam arah horizontal (sejajar dengan sumbu balok) dapat dibuktikan pada dua buah papan dilenturkan bersama maka diantara pertemuan bidang memanjang papan akan terjadi geser. Gambar (a) menunjukkan pada balok belum bekerja beban, sehingga papan masih lurus dan ujung-ujungnya masih rata satu dengan yang lain, Pada Gambar (b), beban sudah bekerja sehingga balok melengkung, apabila diperhatikan ujung-ujungnya maka sudah tidak rata lagi, ini yang membuktikan sudah terjadi geser pada pertemuan kedua bidang papan. Untuk mengatasi geser maka kedua papan dapat dipaku atau dilem Gambar 2.6. Balok melengkung Sumber = hip. /nsw-academia.edu/31961165/Tegangan_Geser Balok Tinjau segmen sepanjang Ax pada balok seperti terlihat pada Gambar (a) dengan luas penampang A. Luas penampang A adalah luasan yang dihitamkan seperti terlihat pada Gambar (b) Pada segmen Ax bekerja tegangan pada arah x, diuraikan pada Gambar (c). Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Enginoering Faculty Hasaruddin University Gambar 2.7, Tinjauan segmen tegangan geser Sumber : fiyp:/wwy.academia.edu/s1961165/Tegungan_Geser Balok Resultan gaya tekan akibat lentur pada potongan s’ selauas A pena Resultan gaya tekan akibat lentur pada potongan s selauas A fouaa=f [2a ” wl fo.as=™ finda ” Z * Gaya geser pada sisi bawah segmen = r.b.Ax Kesetimbangan pada sumbu x, DFx = 0 _M+4M 7 thax fada+ a eee? [nto ij Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Enginmering Department Engineering Faculty Hasaruddin University Sehingga 7-28 ol, Dimana T — =tegangan geser D aya geser (gaya lintang) S —=statis momen b =lebar bidang geser Ix =momen inersia 2.6. Regangan Geser Regangan geser terjadi akibat tegangan geser. Tegangan geser tidak mempunyai kecenderungan untuk memperpanjang atau memperpendekelemen dalam arah x, y, dan z , telapi tegangan geser akan menghasilkan perubahan bentuk seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Aplid Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University Gambar 2.8. Skema regangan geser Sumber : hyp nd sershd com/doc/212278251/Regungan-Normal-Geser oxy vey oyz aon Dengan: G = konstanta perbandingan clastisitas modulus gescr Regangan geser disimbolkan dengan y (gamma), yang merupakan perubahan bentuk pada gambar diatas. Satan regangan geser adalahradian. Schingga regangan geser dapat dinyatakan dengan Dengan: E = modulus young v = konstanta kenyal 2.9, Diagram Tegangan dan Regangan Diagram —(kurva) tegangan-regangan seperti pada gambar dibawah_memperlihatkan antara 0 ke ay disebut dacrah clastis, sedangkan titik oy adalah batas luluh (yield). Titik ou merupakan tegangan maksimal dimana bila beban dilepas maka bahan tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula, Bila diberi beban sampai melebihi titik opatah,maka bahan akan menjadi putus. Dari Aalind Mechanics Laboratory Mechanical Enginring Department Enginearing Faculty Hasaruddin University litik oy ke tithk ow bahan terscbut mengalami deformasi plastis, sempurna Sedangkan ou sampai apatah terjadi deformasi plastis tak sempurna dimana batang mulai mengeei dan akbirnya patwh Gambar 2.14. Diagram (kurva) tegangan- Sumber : hips /al sershd.comidocument/5 39690771 lama deformasi, bahan Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya menyerap energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja. Sckecil apapun gaya yang bekerja, maka benda akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran Perubahan ukuran secara fisik ini disebut sebagai deformasi. Deformasi ada dua macam, yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis. Deformasi elastis adalah deformasi yang terjadi akibat adanya beban yang jika beban ditiadakan, maka material akan kembali seperti ukuran dan bentuk semula, sedangkan deformasi plastis adalah deformasi yang bersifat permanen jika bebannya dilepas, Secara umum kekuatan suatu material diuji melalui uji tank dengan memberi gaya tarik pada bahan hingga bahan tersebut putus. Mesin uji akan mencetak kurva dari besarnya tegangan terhadap regangan yang timbul ‘selama proses penarikan hingga putus. Apliad Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University nbar 2,15, Deformasi elastis Sumber : hips. ul scribd. comidocument/3396 73 Penjelasan 1, Batas proporsional op (proportional limit). Titik sampai di mana penerapan hukum Hooke masih bisa ditolerir. Tidak ada standarisasi tentang nilai int Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis. 2. Deformasi plastis (plastic deformation). Yaitu perubahan bentuk yang tidak Kembali ke keadaan semula. Pada Gambar5 yaitu bila bahan ditarik sampai ‘melewati batas proporsional dan mencapai daerah landing. 3. Tegangan luluh atas ouy (upper yield stress). Tegangan maksimum sebelum bbahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi clastis ke plastis 4, Tegangan luluh bawah oty (Jower yield stress). 5. Togangan rata-rata dacrah landing. sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis. Bila hanya discbutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini. 6. Regangan Juluh e,(vield strain). Regangan permanen saat bahan akan ‘memasuki fase deformasi plastis 7. Regangan elastis e.(elastic strain). Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan, Pada saat beban dilepaskan regangan ini akan kembali ke posisi semula, 8. Regangan plastis ¢» (plastic strain). Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan ini tetap tinggal sebagai perubahan permanen bahan. Aplnd Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Enginoerng Faculty Hasarudn University 9. Regangan total (otal strain). Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, cr = fetip Perhatikan beban dengan arah OABF. Pada titik B, regangan yang ada adalah regangan total. Ketika beban dilepaskan, posis! regangan ada pada titik E dan besar regangan yang tinggal (OF) adalah reganyan plastis, 10. Teyangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength). Pada gambar ditunjukkan dengan titik C (op), merupakan besar tegangan maksimum yang didapatkan dalam uj tarik 11. Kekuatan patah (breaking strength). Pada gambar ditunjukkan dengan titik D, merupakan besar tegangan di mana bahan yang diuji putus atau patah. Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis. Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang {jelas, tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain Hubungan tegangan dan regangan dapat diketahui dengan jelas pada diagram tegangan dan regangan yang didasarkan dari data yang diperoleh dari pengujian tarik. Ini juga berlaku hukum hooke yang menyalakan tegangan sebanding dengan regangan. Dan tegangan (stress) adalah beban dibagi dengan fuas penampang bahan dan regangan (strain) adalah pertambahan panjang dibagi panjang awal bahan, Persamaannya sebagai berikut : b= pertambahan panjang (mm) = panjang awal (mm) ey Aplied Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University oP = Proporsional stress = pertambahan tegangan sebanding dengan pertambahan regangan ok = Elasticity stress ~ titik dimana terjadi deformasi clastes oY = Yield stress = tempat terjadinya penambahan regangan tanpa penambahan beban ou = Ultimate stress = tegangan maksimum yang dapat dicapai bahan oB = Breaking stress ~ titik dimana material tersebut patah Pada titik nol sampai batas proporsional, tegangan berbanding Iurus dengan regangan dan membentuk garis lurus yang curam (semakin curam garis tersebut maka semakin kaku materialnya). Pada titk nol sampai yicld point merupakan daerah elastis. Pada titik yield material akan mengalami pertambahan regangan tanpa disertai penambahan beban.Untuk material tertentu umumnya tidak ‘memperlihatkan batas yield yang jelas. Maka untuk menentukannya digunakan ‘metode offset. Dengan metode ini, kekuatan ditentukan sebagai tegangan dimana bahan memperlihatkan batas penyimpangar/deviasi tertentu dari keadaan proporsional tegangan dan regangan. 2.10, Momen lentur Apabila sebuah balok dibebani oleh beberapa buah gaya atau kopel maka akan tercipta sejumlah tegangan dan regangan internal. Untuk menentukan berbagai tegangan dan regangan tersebut, harus dicari terlebih dahulu gaya internal [Gaya Geser Dan Momen Lentur] (internal forces) dan kopel internal yang bekerja pada penampang balok. Gaya internal yang bekerja pada penampang-penampang balok diantaranya gaya geser V dan momen lentur M Momen lentur adalah jumlah aljabar dari semua komponen momen gaya uar yang bekerja pada segmen yang terisolasi, dinotasikan dengan M, Besar M dapat ditentukan dengan persamaan keseimbangan statis. 2M =0 EM = M— Rx + P(x a) + Pr(x~-b) =0 M = Ryx — Py(x — a) — P2(x — b) Aplied Mechanics laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University 2.11. Modulus Elastis Modulus clastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek atau ketahanan buhan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan 1 benda —didefinisikan pada benda itu, Modulus elastisitas su sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformast elastis Bahan kaku akan memiliki modulus clastisitas yang lebih tinggi. Modulus elastis dirumuskan dengan tegangan Dimana tegangan adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan daerah dimana gaya diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan beberapa parameter panjang yang disebabkan oleh deformasi ke nilai asli dari parameter panjang. Jika stres diukur dalam pascal , kemudian karena regangan adalah besaran tak berdimensi, maka Satuan untuk Aakan pascal juga Menentukan bagaimana stres dan regangan yang akan diukur, termasuk arah, ‘memungkinkan untuk berbagai jenis modulus elastisitas untuk didefinisikan. Tiga yang utama adalah © Modulus Young ( E) menjelaskan elastisitas tarik atau kecenderungan swam benda untuk berubah bentuk sepanjang sumbu ketika stress berlawanan diaplikasikan sepanjang sumbu itu; itu didefinisikan sebagai rasio tegangan tarik terhadap regangan tarik. Hal ini sering disebut hanya sebagai modulus elastisitas saja. ‘+ Modulus geser atau modulus kekakuan( G atau 1) menjelaskan kecenderungan sebuah objek untuk bergeser (deformasi bentuk pada volume konstan) ketika diberi kekuatan yang berlawanan; didefinisikan sebagai tegangan sgeser terhadap regangan geser. Modulus geser modulus adalah turunan dari viskositas. ‘+ Bulk modulus (K ) menjelaskan elastisitas volumetrik, atau kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika diberi tegangan seragam ke segala arab; didefinisikan sebagai tegangan volumetrik terhadap Apled Mechanics Laboratory Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Hasanuddin University regangan volumetrik, dan merupakan kebalikan dari kompresibilitas. Modulus bulk merupakan perpanjangan dari modulus Young pada tiga dimenst Tiga modulus elastisitas lain adalah modulus axial, parameter pertama Lame, dan modulus gelombang P. Buban material homogen dan isotropik (sama di semva arah) memiliki sifat Keelastisitasan yang dijelaskan olch dua modulus clastisitas, dan satu dapat memilih yang fain.

Anda mungkin juga menyukai