Anda di halaman 1dari 14

NAMA : BIMA ANDESKO

NIM : 19063007

Melilit ulang motor satu fasa

a. Menguji keadaan motor awal

Pengujian keadaan awal motor dilakukan dengan mengukur tahanan belitan yang disajikan pada
tabel 3 dan tahanan isolasi motor sebelum dibongkar yang disajikan pada tabel 4.

Berdasarkan hasil pengujian keadaan motor awal tersebut nilai tahanan belitan dan tahanan
isolasi motor dalam keadaan baik dengan nilai tahanan isolasi belitan utama dan belitan bantu
1000 mega ohm lebih dari batas minimum 1000 ohm per volt. Dan tahanan belitan utama 50
ohm serta belitan bantu 20 Ohm.

b Membongkar motor dan menggambar bentuk kumparan


Berikut ini adalah proses pembongkaran motor induksi satu fasa :

1. Siapkan kunci pas ukuran 8 mm.


2. Buka skrup hex dengan kunci pas ukuran 8 mm.
3. Setelah skrup hex terbuka, pukul bagian end belt motor induksi satu fasa dengan
menggunakan palu karet sampai end belt terpisah dari bodi motor.
4. Lepaskan rotor motor satu fasa dengan bagian statornya seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Bagian Rotor Dan End Belt Telah Terpisah Dari Stator

6. Setelah bagian end belt, stator, rotor dan skrup sudah terpisah. Berakhirlah proses
pembongkaran motor induksi satu fasa.

7. Dalam pembongkaran motor dilakukan proses menggambar bentuk kumparan dan alur dari
kumparan utama dan bantu terlebih dahulu sebelum dilakukan pelepasan bamboo,plastic
mika,dan belitan. Alur belitan yang diamati seperti pada gambar 6 dan gambar 7.
Gambar 6. Alur lilitan Utama Motor
Gambar 7. Alur Lilitan Bantu

C. Melilit Ulang Stator Motor Induksi satu fasa

Proses terpenting dalam pelilitan ulang motor induksi satu fasa adalah mengetahui alur lilitan
yang dililitkan pada stator, memastikan kawat tembaga yang digunakan tidak dalam kondisi
terputus, memastikan isolasi pada stator dan belitan dalam kondisi yang baik. Berikut ini adalah
proses pelilitan ulang stator motor induksi satu fasa.

1. Proses pengukuran dan pemasangan mika/prespan

Untuk melindungi belitan yang menyentuh langsung dengan bodi stator maka perlu pemasangan
mika/prespan sebagai isolasinya. Mengukur panjang dan lebar mika sesuai dengan ukuran alur
pada stator. Kemudian potong dan buat sejumlah 24 buah atau sesuai dengan jumlah alur pada
stator. Setelah itu masukkan mika kedalam alur stator yang ditunjukkan pada gambar 8. Ujung
mika dilengkungkan supaya mika terpasang dengan rapih dan tidak keluar dari alur stator
Gambar 8. Pemasangan Mika Pada Stator

2. Amplas bagian bodi stator dan rotor

Proses pengamplasan ini dilakukan supaya karat yang ada pada bodi hilang dan memperkecil
gesekan yang terjadi antara stator dan rotor.

3. Pelilitan kumparan utama

Kumparan utama pada motor induksi satu fasa menggunakan kawat tembaga 1.04 mm,
ditunjukkan pada gambar 9 dan jumlah lilitannya sebanyak 85 lilitan. Untuk pelilitan kumparan
utama dilakukan pelilitan secara langsung didalam stator. Proses pelilitan dapat dilakukan
dengan dua teknik yaitu lilit luar dan lilit dalam, tetapi kelompok praktikan lebih memilih untuk
menggunakan teknik melilit didalam karena lebih aman, teliti dan rapi.

Gambar 9. Kawat tembaga 0.55 mm

Pelilitan secara langsung dilakukan dengan cara memasukkan kawat email kedalam tapal stator
secara satu-persatu mengikuti alur sebanyak 8 buah kumparan dengan masing-masing kumparan
terdiri dari 85 kali lilitan.

Proses melilit ulang kumparan stator ini dimulai dari kumparan utama terlebih dahulu dengan b
anyak lilitan tiap alur yaitu 85 lilitan dan terdapat delapan buah kelompok lilitan . Kedelapan
kelompok kumparannya yaitu lilitan dengan alur 1-6, 2-5,12-7, 11-8, 13-18, 14-17, 24-19, 23-20.
Motor induksi yang dipakai memiliki empat kutub, yang ditunjukan oleh kumparan 1-6 dan 2-5
menjadi kutub pertama, kumparan 12-7 dan 11-8 menjadi kutub kedua, kumparan 13-18 dan 14-
17 menjadi kutub ketiga, kumparan 24-19 dan 23-20 menjadi kutub keempat.

Selanjutnya dilanjutkan dengan melilit kumparan bantu pada stator dengan banyak lilitan tiap
alur yaitu 180 lilitan, dan terdapat empat buah kelompok lilitan. Keempat kelompok kumparan
yaitu lilitan dengan alur 4-9, 15-10, 16-21, 3-22. Keempat kelompok kumparan tersebut
sekaligus membentuk kutub. D1-D2 menunjukan kumparan utama (diameter 1,04 mm). K1-K2
menunjukan kumparan bantu. (diameter 0,27 mm).
Pada proses pelilitan ulang motor dibutuhkan alas untuk setiap alur lilitan tembaga menggunakan
sejenis prispan yang dibentuk sedemikian rupa seperti sebelum dibongkar. Hal ini bertujuan
untuk menghindari gesekan antar alas dengan rotor atau bila ada yang tidak tertutupi prispan
memungkinkan kebocoran arus karena kumparan menyentuh besi stator. Alas yang dibuat oleh
kelompok 2 memiliki ukuran dan ketebalan yang pas sehingga tidak terjadi masalah seperti yang
ditunjukan.

Pemasangan kumparan primer yang berdiameter 1,04 mm pada stator dilakukan dengan melilit
langsung didalam motor hal ini diharapkan memudahkan dalam pelilitan serta menghindari
kelecetan isolasi pada kawat tembaga yang digunakan yang dapat menyebabkan short sehingga
motor akan menjadi mudah panas. Pemasangan ini dilakukan sesuai arah yang sudah ditentukan
karena memperngaruhi arah medan magnet.

Pada ruang yang tersisa di slot stator dipasangi kayu/bambu yang dibentuk sesuai ukuran slot hal
ini berfungsi memisahkan bagian kumparan dan rotor tidak bergesekan.

Pada pemasangan lilitan sekunder dilakukan dengan melilit diluar motor lalu dipasang pada slot
rotor sesuai arah yang sudah ditentukan, pemasangan diluar motor dirasa lebih udah dilakukan
dikarenakan jumlah lilitan yang mencapai 180 lilitan. Pembersihan stator dan rotor dari karat
untuk mendapat hasil yang maksimal. Serta memasang tutup motor

4. ikat kumparan utama dengan tali nilon

Untuk membantu memisahkan kumparan pada setiap jalur maka perlu diikat dengan benang
nilon yang ditunjukkan pada gambar 10.
Gambar 10 Mengikat Kumparan Dengan Tali Nilon

5. Pelilitan kumparan bantu

Proses pelilitan kumparan bantu dilakukan diluar stator. Kawat yang digunakan adalah kawat
email 0.27 mm dan jumlah lilitannya sebanyak 170 lilitan. Proses pertama yang dilakukan adalah
membuat ukuran diameter kumparan bantu.

6. Membuat bambu dengan panjang dan lebar sesuai alur pada stator.

Bambu tidak boleh tajam, agar tidak menggores kawat penghantar. Apabila tergores dapat
menimbulkan hubungan antar kawat atau kawat dengan rangka stator.
7. Apabila ada kawat yang terputus, pada titik sambungan harus dipasang selongsong.

D. Perakitan Ulang Motor Induksi Satu Fasa

Setelah proses pelilitan ulang motor induksi satu fasa selesai. Baik untuk kumparan bantu
ataupun kumparan utama proses selanjutnya adalah perakitan kembali motor induksi satu fasa.

Berikut ini adalah proses perakitan ulangnya :

1. Pastikan setiap kumparan pada stator terpasang dengan baik dan tidak ada yang
mengganggu putaran rotor.
2. Pastikan mika yang terpasang tidak ada yang rusak.
3. Masukkan rotor motor kedalam bagian stator.
4. Tutup bagian depan dan belakang end belt motor induksi satu fasa.
5. Pukul bagian end belt dengan palu karet sampai end belt terpasang dengan rapi.
6. Lakukan pengecekan pada poros rotor apakah memiliki hambatan putaran.
7. Setelah dipastikan tidak ada hambatan, tutup kembali sekrup motor dengan menggunakan
kunci pas.
8. Setelah semua sekrup terpasang dengan baik dan rotor motor dapat diputar. Maka proses
perakitan ulang motor induksi satu fasa telah selesai dilakukan.
Gambar 11. Motor Induksi Satu Fasa Setelah Dililit Dan Dirakit Kembali

9. Untuk proses pengujian dilakukan penyambungkan kawat dengan kabel kumparan.

10. Buat rangkaian pengujian dengan menghubungkan kapasitor dan saklar tunggal dalam
sebuah rangkaian seperti pada gambar 12.
Gambar 12. Rangkaian Pengujian Motor Induksi Satu Fasa

D. PENGUJIAN (ANALISA DAN PEMBAHASAN)

1. Pengujian Tahanan Belitan dan Tahanan Isolasi Motor Setelah Dililit Ulang

 Tahanan belitan

Pada belitan D1-D2 (utama) memiliki resistansi sebesar 50 Ohm.

Pada belitan K1-K2 (bantu) memiliki resistansi sebesar 20 Ohm.

Tahanan isolasi merupakan tahanan yang terdapat terdapat diantara dua kawat atau antara kawat
dengan ground. Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi rangkaian
atau perlengkapan listrik sebagai pengendali keselamatan. Tahanan isolasi minimal adalah 1000
x tegangan kerja.

Karena motor satu fasa maka tegangan kerjanya 220 V. Jadi tahanan isolasi minimalnya 220
Kilo Ohm.

Nilai tahanan isolasi ditunjukan oleh tabel 5 berikut :


Tabel 5. Tahanan Isolasi Kumparan

Dari tabel diatas tahanan isolasi motor lebih besar dari 220 Kilo Ohm. Sehingga tahanan isolasi
motor dalam keadaan baik.

E. Pengujian Kinerja Motor Setelah Dililit Ulang

Dalam pengujian kinerja motor setelah dilakukan proses pelilitan ulang ini menunjukan hasil
bahwa motor dapat bekerja dalam waktu kurang lebih 2 jam 30 menit. Pada pengujian unjuk
kerja motor ini menunjukan peningkatan panas pada akhir-akhir waktu pengujian. Seperti pada
gambar 13 berikut ini.
Gambar 13. Rangkaian Pengujian Motor Yang Telah Dililit Ulang

Nilai RPM motor terukur 1483 RPM menunjukan bahwa kinerja motor setelah dilakukan proses
pelilitan ulang dalam keadaan baik karena nilai RPM yang terdapat di nameplate motor yaitu
1400 RPM.

Kendala yang dihadapi ketika melakukan pengujian yaitu ketika merangkai, praktikan belum
begitu mengerti fungsi dari saklar tunggal yang diasumsikan sebagai saklar sentrifugal
yang diposisikan diluar. Saklar tersebut diposisikan on untuk menghidupkan lilitan bantu untuk
memutar motor awal dar posisi diam hingga berputar stabil. Tetapi praktikan tidak mematikan
saklar tersebut hingga beberapa lama sehingga motor tersebut mengeluarkan asap dan suhunya
sangat panas.
Untuk kendala saat proses pelilitan ulang misalnya saat melilit dan menghitung jumlah lilitan
terjadi salah komunikasi antara praktikan pencatat dan pelilit sehingga jumlah lilitan pada setiap
kumparan terkadang berbeda atau tidak akurat sesuai keinginan.

Kendala lainya yaitu ketika memasukkan lilitan dalam stator terkadang sulit karena posisi stator
dan ruang tersedia pada stator tidak cukup menampung lilitan dan jika lilitan terputus atau
kurang harus menyolder dan memberikan selongsong pada sambungan kawat penghantar.
Pengujian yang dilakukan tersebut merupakan pengujian tanpa beban karena motor tersebut
berputar tanpa terbebani sesuatu komponen lain untuk diputar misalnya konveyor, bor, dsn
komponen lainya sehingga tingkat kenaikan suhu motor, slip motor dan RPM motor masih
normal karena belum terpengaruh oleh beban komponen lainya.

Anda mungkin juga menyukai