Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN, PROFIL BISNIS, MARKET SHARE,


STRATEGI (TEKNOLOGI DAN INFORMASI)

DOSEN PENGAMPU : Dea Stivani Suherman S. Pd., M. Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Anang Purnama
2. Bima Andesko
3. Dedek Rahmat
4. Wahyu Tri Prasetyo

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt atas kehendaknya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang yang membahas tentang kurikulum pendidikan
anak usia dini dengan menyusun kata. Kami ucapkan terima kasih kepada anggota
kelompok yang telah bekerja sama dalam membuat makalah dan juga dosen yang
telah membimbing dan mengarahkan. Karena makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahannya.

Oleh karena itu, kami siap menerima kritik dan saran yang nantinya akan lebih
membangun dan menyempurnakan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat pada diri sendiri dan juga kelompok lain. Dan juga akan bermanfaat
bagi pembaca serta orang yang membutuhkan.

Padang, 14 Februari 2020

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Apa Business Plan itu?...........................................................................3
1. Pengertian Business Plan....................................................................3
2. Prinsip Business Plan..........................................................................4
3. Manfaat Business Plan........................................................................5
4. Kegiatan Business Plan.......................................................................5
B. Apakah Ada Standar dalam Pembuatan Business Plan?.........................6
C. Apa yang Paling Penting dalam Sebuah Perencanaan?..........................6
D. Siapa saja yang Membutuhkan Perencanaan Bisnis?.............................11
E. Bagaimana Membuat Perencanaan Bisnis Yang Baik?..........................11
F. Profil Perusahaan.....................................................................................12
1. Panduan Dasar dalam Membuat Profil Perusahaan............................12
2. Kepada Siapa Company Profile Ditujukan.........................................14
3. Contoh-contoh Company Profile........................................................14
G. Market Share (Pangsa Pasar)..................................................................15
H. Strategi (Teknologi dan informasi).........................................................17
BAB 3 PENUTUP............................................................................................22
A. Kesimpulan.............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan


menuangkan ide-ide atau gagasan cemerlang yang kreatif dan inovatif
dan mempunyai nilai ekonomi/komersial tinggi ke dalam sebuah
Business Plan atau perencanaan bisnis yang matang dan realistis.
Apapun jenis usaha yang akan kita jalankan. Lebih-lebih jika
ditindaklanjuti dengan menuangkan ide-ide tersebut dalam tulisan
sehingga dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak lain.

Perencanaan bisnis (Business Plan) adalah rencana-rencana tentang


apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan meliputi alokasi
sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan mengolah
permasalahan-permasalahan dan peluang yang ada. Secara garis besar
isi suatu perencanaan bisnis dimulai dari Ringkasan, Statemen Misi,
Faktor-faktor kunci, Analisis Pasar, Produksi, Manajemen dan Analisis
Finansial seperti analisis Break Event dan lain-lainnya.

Kebutuhan akan sebuah perencanaan bisnis menjadi mutlak jika kita


akan menjalankan suatu bisnis, karena perencanaan bisnis sendiri ibarat
sebuah peta dan kompas untuk menjalankan bisnis. Dengan sebuah
perencanaan kita dapat menetapkan tujuan utama bisnis kita, skala
prioritas, dan menetapkan cash flow.

Sementara dengan perencanaan bisnis yang baik akan menjadikan


peluang sukses bisnis kita semakin tinggi. Perencanaan bisnis yang baik
sendiri adalah sebuah proses, bukan hanya sekedar perencanaan.
Perencanaan bisnis yang baik indikatornya antara lain: Sederhana
(mengandung kemudahan dan kepraktisan) untuk dilaksanakan;
Spesifik (konkret, terukur, spesifik dalam waktu, personalianya dan

1
anggarannya); Realistik (realistik dalam tujuan, anggaran maupun target
pencapaian waktunya) dan Komplit atau lengkap semua elemennya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang akan di


bahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa itu business plan ?


2. Apa itu profil bisnis ?

C. Tujuan Penulisan

Mampu memahami, menjelaskan langkah-langkah dalam memulai


usaha.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Apa Business Plan itu?

1. Pengertian Business Plan


Data penelitian mengungkapkan, dari 100 orang pendiri perusahaan
yang mempunyai pertumbuhan tinggi, terungkap bahwa para wirausaha
sedikit sekali yang melakukan perencanaan usaha (business plan) pada
tingkat awal. Bahkan 41% dari mereka tidak mempunyai rencana usaha,
26% hanya memiliki perencanaan seadanya, 5% hanya membuat proyeksi
keuangan, dan 28% membuat perencanaan usaha secara jelas.
Cerita lain, ketika seorang direksi bank yang ingin membuat usaha,
dihitung-hitung terus berbagai kalkulasi mengenai usaha yang akan
dilakukannya eh ternyata hasil hitungannya selalu tidak positif. Akhirnya
dia tidak berani buka usaha. Purdi Candra menyatakan jika mau memulai
usaha "Jangan dihitung terus!" Usaha itu dibuka, baru dihitung. Ini street
smart (cerdas jalanan atau cerdas dalam praktek). Kalau dihitung baru
dibuka, maka tidak akan buka-buka usaha. Makanya, yang membuat orang
takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang. Karena kita mampu
menghitung atau tahu hitung-hitungannya, tahu risikonya besar, jadi takut
memulai usaha. Kalau gelap, tidak tahu apa-apa, usaha itu tidak takut.
Dihitung atau tidak dihitung itu sama saja kok.
Dari dua cerita di atas bukan berarti perencanaan usaha tidak perlu
dibuat dan bukan pula perencanaan usaha menjadi tidak penting.
Perencanaan usaha tetap perlu dibuat walau sangat sederhana dan
perencanaan usaha juga tetap penting karena bisa untuk memperkirakan
prospek, keuntungan maupun risiko usaha/bisnis tersebut. Dan sebaiknya
perencanaan usahapun harus dibuat secara tertulis dan resmi, karena
merupakan alat untuk memegang kendali dan menjaga agar usaha
perusahaan tidak menyimpang.

3
Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang
akan dikerjakan pada masa yang akan datang, dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting, karena perencanaan
usaha merupakan pedoman kerja bagi seorang wirausaha. Pada umumnya,
perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan usaha, produksi,
pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha, pembelian,
tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan peralatan.
Pengertian lain Perencanaan usaha/bisnis (Business Plan) adalah
rencana-rencana tentang apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan
meliputi alokasi sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan
mengolah permasalahan-permasalahan dan peluang yang ada. Kadang-
kadang banyak orang berpikir bahwa perencanaan bisnis hanya untuk
sebuah bisnis baru atau sebuah proposal untuk mencari pinjaman dana ke
pihak perbankan atau bagaimana mendatangkan investor baru dalam
bisnis. Sebenarnya tidak sederhana hal di atas, perencanaan bisnis juga
penting untuk suatu bisnis yang sedang berjalan. Bisnis membutuhkan
perencanaan untuk pertumbuhan yang optimis dan pengembangan-
pengembangan dengan skala prioritas. Perencanaan Usaha/Bisnis sendiri
adalah suatu hasil pemikiran, dimana isi dari perencanaan harus mampu
mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan/bisnis.
Adapun hal-hal apa yang harus ada dalam perencanaan usaha, secara
sederhana dalam suatu perencanaan bisnis dimulai dari Ringkasan,
Statemen Misi, Faktor-faktor kunci, Analisis Pasar, Produksi, Manajemen
dan Analisis Finansial seperti analisis Break Event dan lain-lainnya.

2. Prinsip Business Plan


Adapun prinsip-prinsip dalam perencanaan usaha itu sebagai berikut:
a. Perencanaan usaha harus dapat diterima oleh semua pihak.
b. Perencanaan usaha harus fleksibel dan realistis.
c. Perencanaan usaha harus mencakup seluruh aspek kegiatan usaha.
d. Perencanaan usaha harus merumuskan cara-cara kerja usaha yang
efektif dan efisien.

4
3. Manfaat Business Plan
Adapun manfaat perencanaan usaha itu di antaranya:
a. Membimbing jalannya kegiatan usaha.
b. Mengamankan kelangsungan hidup usaha.
c. Mengembangkan kemampuan manajerial di bidang usaha.
d. Sebagai pedoman/petunjuk bagi pimpinan perusahaan di dalam
menjalankan usahanya.
e. Mengetahui apa-apa yang akan terjadi dalam usaha.
f. Sebagai alat berkomunikasi dalam usaha.
g. Sebagai alat untuk memperkecil risiko usaha.
h. Memperbesar peluang untuk mencapai laba.
i. Memudahkan perolehan bantuan kredit modal dari bank
j. Sebagai pedoman di dalam pengawasan.

4. Kegiatan Business Plan


Perencanaan usaha adalah sebuah selling document yang
mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang
dana potensial. Jadi, perencanaan usaha merupakan dokumen tertulis yang
disiapkan oleh seorang wirausaha yang mengembangkan dan
menggambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun
eksternal untuk memulai suatu usaha.
Di sini seorang wirausaha diharapkan mampu menggarap perencanaan
usaha jangka pendek dan dapat merumuskan untuk mencapai sasaran dan
tujuannya. Perencanaan usaha itu harus mencakup berbagai jenis kegiatan,
di antaranya:
a. Mempelajari dan meramalkan masa depan usaha.
b. Menentukan sasaran beserta fasilitas yang diperlukan dalam usaha.
c. Membuat program kerja dan perhitungan usaha.
d. Menentukan prosedur kerja di dalam usaha.
e. Menentukan rencana anggaran usaha.
f. Membuat kebijaksanaan usaha.

5
B. Apakah Ada Standar dalam Pembuatan Business Plan?
Sebuah perencanaan usaha/bisnis, normalnya mengandung serangkaian
elemen-elemen standar. Format dan bentuk perencanaan sangat bervariasi,
tetapi biasanya sebuah perencanaan bisnis akan berisi komponen-komponen
seperti deskripsi perusahaan, produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan,
pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan ke depan, team manajemennya dan
analisis finansial/keuangannya. Sebuah perencanaan usaha/bisnis
juga tergantung atau dipengaruhi oleh situasi yang spesifik. Sebagai contoh
deskripsi dari team manajemen sangatlah penting untuk investor, demikian
juga tentang kondisi keuangan masa lalu menjadi penting untuk pihak bank
atau kreditor. Akan tetapi jika pengembangan sebuah perencanaan hanya akan
digunakan oleh pihak internal, kita tidak membutuhkan penjelasan secara
detail karena semua pihak dalam perusahaan sudah mengetahuinya, justru
yang terpenting adalah sudahkah perencanaan yang kita buat matching dengan
tujuan perusahaan.

C. Apa yang Paling Penting dalam Sebuah Perencanaan?


Secara umum garis besar isi perencanaan usaha yang dibuat seorang
wirausaha, berusaha merinci profit, neraca perusahaan, dan proyeksi aliran
khas. Sedangkan mengenai kedalaman dan rincian perencanaan usaha sangat
tergantung pada luas tidaknya usaha. Oleh karena itu dalam membuat
perencanaan usaha paling tidak kita harus adalah memikirkan, menimbang-
nimbang, memutuskan, dan menentukan hal-hal berikut ini:
1. Apa yang akan dikerjakan di dalam usaha?
2. Kapan pekerjaan usaha itu akan dilaksanakan?
3. Bagaimana cara mengerjakan pekerjaan usaha?
4. Siapa saja yang ditugaskan untuk melakukan pekerjaan usaha?
5. Di mana pekerjaan usaha akan dilaksanakan dan mengapa harus
dikerjakan?

Sebenarnya berbicara yang paling penting dalam sebuah perencanaan


sangat tergantung kasusnya. Namun secara umum biasanya dalam sebuah

6
perencanaan yang paling penting adalah (1) Analisis Cash Flownya misalnya
bisa untuk prediksi profit; (2) Detail Pelaksanaan untuk prediksi apa-apa
yang akan terjadi, siapa yang bertanggung jawab, kapan, dan bagaimana
anggarannya? Hasil akhir dari sebuah perencanaan adalah bagaimana kondisi
perusahaan mengalami peningkatan.
Komponen-komponen utama yang dianjurkan ada dalam sebuah
perencanaan bisnis dan garis besar isinya adalah sebagai berikut:

1. Ringkasan (Executive Summary)


Berisi gambaran singkat kira-kira 1 sampai 2 halaman, mencakup Latar
belakang proyek, penggagas proyek, pasar yang menjadi sasaran,
pengelolaan proyek sampai dengan kelayakan proyek secara finansial,
kelayakan proyek secara umum.

2. Deskripsi Perusahaan (Company Description)


Berisi gambaran singkat profil perusahaan yang akan menjalankan proyek,
misalnya Aspek hukum/legal dari bentuk badan usahanya apa?
Sejarah/historis Perusahaan, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kepemilikan
dalam perusahaan dan lainnya.

3. Barang atau Jasa yang diproduksi atau dipasarkan


Berisi gambaran barang/jasa apa yang akan diproduksi atau dipasarkan,
alasan barang/jasa tersebut diproduksi dan manfaat/benefit yang dapat
diperoleh konsumen/customer atas barang/jasa tersebut.

4. Analisis Aspek Pasar


Berisi gambaran tentang:
a. Peluang Bisnis dan Prospeknya, hal-hal yang perlu dikupas dalam
peluang bisnis antara lain: (1) Apa yang bisa kita buat?, (2) Pasar
membutuhkan Apa?, (3) Perlunya Menciptakan Kebutuhan Konsumen
(Paradigma terbaru agar bisnis kita bisa eksis kita harus bisa

7
menciptakan pasar)?, (4) Melihat masih adakah Peluang?, (5)
Layakkah Peluang itu kita garap?
b. Kondisi Persaingan, bagaimana bentuk atau kondisi persaingan dari
pasar yang akan kita hadapi, pembicaranya antara lain: (1) Pasarnya
sudah pasti/Captive Market, misalnya kita berproduksi atas dasar
pesanan, maka kita tidak perlu memikirkan barang yang kita buat laku
atau tidak laku?; (2) Pasarnya ditentukan oleh Pembeli/Buyer Market
(jika pasar dikuasai oleh pembeli maka posisi kita sebagai produsen
akan lebih berat karena kita harus bersaing ketat berebut konsumen).
c. Posisi Perusahaan dalam Pasar, yang perlu dibahas antara lain: Pasar
yang hendak dikuasai/Target Pasar berapa?, Posisi dalam
Pasar/Positioning apakah sebagai Leader (pemimpin pasar), Follower
(pengikut) atau Nicher (pengisi ceruk/relung pasar)?
d. Usaha-usaha Pemasarannya/Marketing effort bagaimana? Jika kita
sudah mempunyai target pasar, maka agar target bisa tercapai harus
didukung oleh usaha-usaha pemasarannya. Salah satu bentuk usaha
pemasaran bisa menggunakan Bauran Pemasaran/Marketing Mix yang
meliputi 4P: Product, Price, Place, dan Promotion. Di sisi lain masalah
Siklus Kehidupan Produknya/Product Life Cycles (suatu produk akan
mengalami tahap-tahap sebagai berikut: perkenalan, tumbuh, matang,
jenuh dan decline)juga harus diperhatikan.

5. Analisis Aspek Teknik/Produksi


Berisi gambaran tentang:
a. Lokasi (Dekat konsumen atau dekat bahan baku?)
b. Layout (Layout Garis jika pengelompokan mesin atau peralatan
menggunakan urutan proses produksi atau Layout Fungsi jika
pengelompokan mesin atau peralatan atas dasar fungsi-fungsi yang
sama dijadikan satu?)
c. Luas atau Skala Produksi (bisa menggunakan pertimbangan
Keuntungan Maksimum atau Biaya Rata-rata Terendah?)

8
d. Pemilihan Mesin atau Teknologi yang hendak dipakai (Padat
Teknologi atau Padat Karya/Tenaga?).

6. Analisis Aspek Manajemen


Berisi gambaran tentang:
a. Bisnis/proyek dalam Masa Pembangunan, berisi kajian Berapa Lama
waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan proyek sampai proyek siap
beroperasi? Dan yang kedua harus bisa menjawab berapa biaya yang
dibutuhkan untuk proyek tersebut?
b. Bisnis/proyek sudah Berjalan atau Beroperasi, berisi kajian apa Bentuk
Badan Hukum Organisasi Pengelolanya? Apakah mau berbentuk
Perusahaan Perseorangan, Firma, Koperasi, PT atau yang lainnya?
Bagaimana Struktur Organisasinya?; Jumlah Karyawan Yang
Dibutuhkan?; Persyaratan Karyawan untuk Jabatan Kunci?; Proses
Rekruitmentnya?; Jenjang Karir dan lainnya?

7. Analisis Aspek Finansial/Keuangan


Berisi gambaran tentang:
a. Kebutuhan Dana (Menghitung total kebutuhan akan dana yaitu
berapa jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai rencana bisnis,
kebutuhan ini bisa diuraikan untuk (1) Membiayai Aktiva Tetap dan
(2) Modal Kerja). Pada Neraca dapat dilihat di sisi Aktiva.
b. Sumber Dana (Sumber dana untuk membiayai rencana bisnis bisa
diperoleh (1) Hutang, dapat berupa hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang; (2) Modal Sendiri/Equity). Pada Neraca dapat dilihat
dari sisi Pasiva
c. Menghitung Aliran Kas/Cash Flow dari Rencana Bisnis, aliran kas
dapat dikelompokkan menjadi:
(1) Pengelompokan pertama untuk cash flow terdiri atas Cash Out
Flow/COF = Aliran kas keluar, diberi tanda negatif dan Cash In
Flow/CIF = Aliran kas masuk, diberi tanda positif.

9
(2) Pengelompokan kedua, aliran kas atau cash flow dibagi 3, yaitu: (a)
Initial Cash Flow = Aliran kas atau dana yang dikeluarkan di awal
proyek diberi tanda Negatif karena berupa dana keluar; (b)
Operational Cash Flow = Aliran dana ketika proyek
beroperasi/berjalan, ketika proyek berjalan ada dana keluar sebagai
biaya-biaya operasional tetapi juga sudah ada pendapatan
operasional. Untuk sebuah proyek komersial aliran kas operasional
biasanya bertanda Positif karena pendapatan operasional idealnya
harus lebih besar dari biaya operasional; (c) Terminal Cash Flow=
Aliran kas di akhir proyek, di akhir proyek akan ada 2 (dua) aliran
kas yaitu berupa Pengembalian Modal Kerja dan Nilai Residu/Nilai
Sisa, keduanya selalu berupa aliran kas masuk jadi aliran kas di
akhir proyek bertanda Positif.

d. Menilai Kelayakan Bisnis/Proyek dari sisi Keuangan.


Ada 5 (lima) metode penilaian, yaitu Pay Back Period/PP, Average
Rate of Return/ARR; Profitabilitas Indeks/PI; Internal rate of
Return/IRR dan Net Present Value/NPV. Dari 5 (lima) metode di atas
yang paling sering digunakan hanya 3 (tiga) metode yaitu: (1) PP
intinya seberapa cepat dana yang diinvestasikan bisa kembali, tentunya
semakin cepat kembali semakin baik; (2) IRR mencari tingkat bunga
yang menyamakan nilai sekarang dari aliran kas keluar (Present Value
Cash Out Flow = PV COF) dengan nilai sekarang dari aliran kas
masuk (Present Value Cash In Flow = PV CIF); hasil IRR ini
dibandingkan dengan tingkat bunga pinjaman bank/ri, jika IRR > ri;
maka proyek layak; (3) NPV yaitu mencari nilai bersih sekarang, dapat
dicari NPV = PV CIF – PV COF; jika nilai NPV positif maka proyek
layak, sebaliknya jika negatif proyek tidak layak.
Tujuh komponen utama dalam suatu perencanaan bisnis minimal
harus ada sebagaimana diuraikan di depan. Namun jika yang kita
kerjakan suatu rencana bisnis/proyek yang nilai besar tentunya masih
diperlukan tinjauan aspek-aspek lain, seperti aspek ekonomi

10
makro/nasional, aspek hukum, aspek sosial budaya dan aspek dampak
terhadap lingkungan.

D. Siapa saja yang Membutuhkan Perencanaan Bisnis?


Kita membutuhkan sebuah perencanaan bisnis jika kita akan menjalankan
suatu bisnis. Sebuah perencanaan bisnis adalah ibarat sebuah peta dan kompas
untuk menjalankan bisnis, sehingga tanpa perencanaan bisnis maka perjalanan
bisnis kita ibarat orang yang berjalan dalam kegelapan. Dengan sebuah
perencanaan kita dapat menetapkan tujuan utama bisnis kita, skala prioritas,
dan menetapkan cash flow.
Di sisi lain, kita juga membutuhkan perencanaan bisnis untuk dapat
dikomunikasikan kepada semua pihak, baik pihak internal maupun pihak
eksternal/luar perusahaan, komunikasi ini dibutuhkan misalnya kita ingin:
1. Mencari pinjaman dana ke bank
2. Mencari investor
3. Mengkomunikasikan dengan pihak manajemen
4. Pihak-pihak lain

E. Bagaimana Membuat Perencanaan Bisnis Yang Baik?


1. Perencanaan yang baik adalah sebuah proses, bukan hanya sekedar
perencanaan. Perencanaan yang baik indikatornya antara lain:
a. Sederhana, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang mudah
dimengerti dan mudah dilaksanakan (mengandung kemudahan dan
kepraktisan)
b. Spesifik, perencanaan yang baik adalah yang konkret, terukur, spesifik
dalam waktu, personalianya dan anggarannya.
c. Realistik, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang realistik
dalam tujuan, anggaran maupun target pencapaian waktunya.
d. Komplit atau lengkap, perencanaan yang baik adalah perencanaan
yang lengkap semua elemennya.

11
2. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat dipergunakan
untuk berbagai hal, seperti:
a. Mendefinisikan dan menetapkan tujuan
b. Menciptakan laporan bisnis secara reguler
c. Mendefinisikan bisnis-bisnis baru
d. Mensupport aplikasi pinjaman
e. Mendifinisikan berbagai perjanjian dengan partner
f. Serangkaian nilai untuk pencapaian tujuan secara legal
g. Untuk mengevaluasi masalah produk-produk, promosi maupun
ekspansi

F. Profil Perusahaan
Profil perusahaan adalah deskripsi ringkas suatu perusahaan yang
mencerminkan kualitas serta fokus kerja dari satu perusahaan. Biasanya, profil
perusahaan (company profile) dibutuhkan saat kamu akan mengajukan
penawaran atau investasi kepada calon pembeli, investor maupun kerjasama
dengan mitra strategis bisnis.
Memiliki profil bisnis yang baik adalah satu keharusan jika ingin
perusahaan yang kamu miliki mendapatkan perhatian orang banyak. Tidak
heran, banyak bisnis maupun UKM yang akhirnya menyerahkan pembuatan
profil bisnis nya ke pihak agensi kreatif. Namun begitu, kamu sendiri
sebenarnya bisa loh membuat profil company yang baik hampir tanpa
mengeluarkan biaya.

1. Panduan Dasar dalam Membuat Profil Perusahaan


Tidak sedikit bisnis skala UKM maupun industri yang belum memiliki
company profile yang cukup mumpuni. Sebagiannya dikarenakan mereka
menyantumkan informasi yang sangat terbatas dalam profil usaha,
sedangkan yang lainnya mencantumkan semua hal terkait perusahaan dari
A-Z.

12
Lalu apa saja sebenarnya yang harus dimasukkan dalam sebuah profil
perusahaan yang baik? Berikut kami rangkum jawabannya dalam poin-
poin di bawah ini:
a. Informasi Dasar Bisnis
Berikut informasi dasar sebuah bisnis yang perlu dicantumkan
dalam profil usaha. Tidak lupa juga jika ada info di bawah ini berubah
dari waktu ke waktu, kamu perlu meng-update nya secara berkala.

(1) Nama legal bisnis serta entitas perusahaan (CV, PT, Perseorangan,
dll.)
(2) Tanggal berdirinya perusahaan
(3) Alamat kantor
(4) Nomor telepon
(5) Alamat Website (URL)
(6) Alamat Email
(7) Opsional: Akun media sosial (Facebook/Instagram)

b. Profil Perusahaan
Pada bagian ini, Anda harus menampilkan bahwa perusahaan kamu
bukan sekedar “business as usual“, oleh karenanya penting untuk
menunjukkan kekuatan serta “competitive advantage” yang dimiliki
perusahaan. Sederhananya, di bagian ini, kamu haus berusaha
meyakinkan orang luar bahwa bisnis kamu berbeda dari yang lain.
Berikut informasi terkait yang perlu kamu cantumkan.

(1) Latar belakang serta visi dan misi perusahaan (lebih tepat
disebut dream)
(2) Deskripsi produk / layanan yang usaha kamu tawarkan
(3) Sejarah bisnis, ekspansi dan pertumbuhannya dair waktu ke waktu
(4) Kebijakan perusahaan terkait kesehatan, keamanan, dan
kelesatarian alam
(5) Board of Director – para pemangku kebijakan di perusahaan
(6) Portofolio yang pernah dikerjakan sebelumnya

13
(7) Opsional: Keunikan bisnis

c. Pencapaian Perusahaan
Di bagian ini, kamu perlu menyajikan informasi perusahaan sesuai
dengan data dan fakta yang Ada. Semakin banyak pencapaian bisnis
tentu akan semakin bagus, oleh karena itu, pintar-pintar lah memilih
mana yang akan kamu cantumkan dan mana yang tidak begitu penting.

(1) Penghargaan yang pernah diperoleh


(2) Sertifikasi yang sudah dimiliki
(3) Testimoni dari klien/mitra strategis (biasanya dari pihak yang lebih
bonafide)
(4) Pengakuan dan peliputan dari media massa
(5) Opsional: Angka penjualan dan kondisi keuangan

2. Kepada Siapa Company Profile Ditujukan


Hal terakhir yang perlu diperhatikan saat kamu akan membuat
company profile adalah untuk siapa ditujukan profil usaha yang kamu
buat. Karena berbeda audience tentu saja informasi yang harus
dicantumkan dalam profil usaha juga berbeda.
Profil perusahaan yang ditujukan kepada calon konsumen atau
pelanggan tetap pasti berbeda dengan yang ditujukan kepada investor serta
pemegang saham perusahaan. Profil usaha yang berhubungan dengan
investasi tentu membutuhkan informasi legal standing yang lebih detail,
seperti bukti kepemilikan merk dagang, kode klasifikasi usaha (KBLI) dan
sejenisnya. Oleh karenanya, kamu perlu mendefinisikan dulu dengan jelas
siapa yang nanti akan membaca company profile yang kamu buat.

3. Contoh-contoh Company Profile


Berikut kami akan berikan contoh profil perusahaan dalam berbagai
media serta ukuran bisnis yang berbeda-beda. Setidaknya, dengan contoh
di bawah ini, akan lebih mudah untuk mengetahui mana company profile
yang lebih relean untuk bisnis kamu saat ini.
a. Company Profile Perusahaan Digital

14
Jika kita berbicara mengenai bisnis digital, siapa lagi panutannya
kalau bukan Google. Perusahaan raksasa ini secara berkala selalu
memperbaharui profil perusahaannya dengan tetap menonjolkan core
business nya sebagai manajer data sedunia.
Satu lagi profil perusahaan startup digital yang sudah unicorn,
Bukalapak, sepertinya bisa juga jadi panutan mengingat besarnya
kontribusi yang sudah diberikan untuk banyak orang di negeri ini.
Anda dapat mengakses profil perusahaan nya yang ciamik dihiasi
segudang penghargaan di bukalapak.com/about.

b. Company Profile Startup & UKM


Jika Anda tidak berniat untuk membuat company profile secara
online, mungkin menampilkan profil usaha dalam bentuk poster dan
dokumen cetak juga bisa jadi alternatif.

c. Company Profile untuk Pendanaan ke Investor


Sebenarnya, company profile yang ditujukan untuk calon investor
lebih umum dikenal dengan istilah pitch deck. Penyampaiannya pun
biasa disebut sebagai elevator pitch. Baiknya kamu pelajari pitch deck
itu sendiri sebelum presentasi bisnis ke investor.

G. Market Share (Pangsa Pasar)


Pangsa pasar adalah persentase pasar (didefinisikan dalam satuan atau
pendapatan) yang dicatat oleh entitas tertentu.
Para pemasar harus mampu menerjemahkan dan memasukkan target
penjualan ke dalam pangsa pasar karena ini akan menunjukkan apakah
perkiraan akan dicapai dengan tumbuh bersama pasar atau dengan merebut
pangsa dari pesaing. Yang terakhir hampir selalu akan lebih sulit untuk
dicapai. Pangsa pasar dimonitor secara ketat untuk tanda-tanda perubahan
dalam lanskap kompetitif, dan sering kali mendorong tindakan strategis atau
taktis. Selain itu, pangsa pasar adalah metrik kunci dalam memahami kinerja
relatif terhadap pertumbuhan pasar karena pengukuran pertumbuhan penjualan

15
internal (atau penurunan) hanya mungkin merupakan hasil dari pertumbuhan
yang sama atau penurunan dalam industri yang sedang diukur.
Meningkatkan pangsa pasar adalah salah satu tujuan bisnis yang paling
penting. Keuntungan utama menggunakan pangsa pasar sebagai ukuran
kinerja bisnis adalah bahwa ia kurang tergantung pada variabel lingkungan
makro seperti keadaan ekonomi atau perubahan kebijakan pajak .
Namun, di pasar Amerika Serikat , meningkatkan pangsa pasar mungkin
berbahaya bagi pembuat produk yang sepadan dan berpotensi berbahaya
seperti obat-obatan, karena hanya doktrin hukum AS yang disebut kewajiban
pangsa pasar .

Pangsa pasar dikatakan sebagai indikator utama daya saing pasar, yaitu
seberapa baik kinerja suatu perusahaan terhadap para pesaingnya. "Metrik ini,
dilengkapi dengan perubahan dalam pendapatan penjualan, membantu
manajer mengevaluasi permintaan primer dan selektif di pasar mereka.
Artinya, ini memungkinkan mereka untuk menilai tidak hanya pertumbuhan
total pasar atau penurunan tetapi juga tren dalam pemilihan pelanggan di
antara para pesaing. Umumnya, pertumbuhan penjualan yang dihasilkan dari
permintaan primer (pertumbuhan pasar total) lebih murah dan lebih
menguntungkan daripada yang dicapai dengan mengambil bagian dari
pesaing. Sebaliknya, kerugian dalam pangsa pasar dapat menandakan masalah
serius jangka panjang yang memerlukan penyesuaian strategis. Perusahaan
dengan pangsa pasar di bawah tingkat tertentu mungkin tidak layak. Demikian
pula, dalam lini produk perusahaan, tren pangsa pasar untuk produk individual
dianggap sebagai indikator awal peluang atau masalah di masa depan. "
Penelitian juga menunjukkan bahwa pangsa pasar adalah aset yang
diinginkan di antara perusahaan yang bersaing. Namun, para ahli enggan
menjadikan pangsa pasar sebagai tujuan dan kriteria yang menjadi dasar
kebijakan ekonomi. Penggunaan pangsa pasar tersebut sebagai dasar untuk
mengukur kinerja perusahaan yang bersaing telah mengembangkan sistem di
mana perusahaan membuat keputusan terkait operasi mereka dengan

16
pertimbangan cermat dampak dari setiap keputusan terhadap pangsa pasar
pesaing mereka.
Namun, kadang-kadang, seseorang dapat menggunakan penelitian utama
untuk memperkirakan ukuran pasar total dan pangsa pasar perusahaan.

H. Strategi (Teknologi dan informasi)


Peran Teknologi Informasi (TI) di sebuah organisasi selayaknya untuk
mendukung pencapaian organisasi tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka perlu dipastikan adanya keselarasan (IT Alignment) antara
TI dengan visi dan misi organisasi tersebut. Arsitektur TI organisasi yang
dibangun tentunya perlu mendukung hal tersebut. IT Strategic/Master Plan
merupakan sebuah rencana induk bagi TI sebuah organisasi yang sangat
diperlukan guna menjamin TI dan implementasinya dapat benar-benar
optimal mendukung pencapaian tujuan strategis jangka panjang organisasi
tersebut. Penerapan TI di suatu perusahaan tidak selamanya selaras dengan
strategi dan tujuan organisasi. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap
infrastruktur dan Pengelolaan TI yang ada agar dapat selalu dipastikan
kesesuaian infrastruktur dan pengelolaan yang ada dengan tujuan
organisasi.
1. Proses IT Strategic Planning
Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif saat ini,
perencanaan anggaran yang berorientasi pra kiraan tidak cukup untuk
menjamin daya tahan dan keunggulan organisasi. Organisasi harus
terlibat dalam perencanaan strategis yang secara jelas mendefinisikan
tujuan dan mempertimbangkan internal dan eksternal untuk
merumuskna dan menerapkan strategi, mengevaluasi kemajuan, dan
membuat penyesuaian yang diperlukan untuk tetap pada jalur
pencapaian tujuannya.
Tampilan yang disederhanakan dari proses perencanaan strategis
ditunjukkan dengan diagram berikut :

17
Gambar 2. Strategic Planning Process

Gambar 3. Framework Strategy Planning

"The strategic intent of our IT strategy is to enable the business to win


in the marketplace every day, with every customer, and with every
purchase. By repositioning IT assets, we will empower our employees
so that they can routinely delight and excite our customers. Through
our unique appreciation of the value if IT, we will elevate our IT to the
point where it becomes a compelling and durable contributor to the
sustainable and temporary competitive advantage of the business. In

18
this way IT will enable the business to impress its attitude on the
marketplace and prevail over its competitiors who have already lost."
Bernard H Boar (2001).
2. IT Governance
IT Governance bukan bidang yang terpisah dari pengelolaan
organisasi, melainkan merupakan komponen dari pengelolaan
organisasi secara keseluruhan, dengan tanggung jawab utama yang
memastikan kepentingan stakeholder diikutsertakan dalam penyusunan
strategi organisasi, memberikan arahan kepada proses-proses yang
menerapkan strategi organisasi, memastikan proses-proses tersebut
menghasilkan keluaran yang terukur, memastikan adanya informasi
mengenai hasil yang diperoleh dan memastikan keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Penerapan TI di suatu
perusahaan tidak selamanya selaras dengan strategi dan tujuan
organisasi. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap infrastruktur
dan Pengelolaan TI yang ada agar dapat selalu dipastikan kesesuaian
infrastruktur dan pengelolaan yang ada dengan tujuan organisasi.
Analisis yang dilakukan haruslah berdasarkan standar yang umum dan
diakui secara luas. Ada beberapa standar yang telah mendapat
pengakuan secara luas, antara lainITIL, ISO/IEC 17799,
COSO dan COBIT.
Dengan menggunakan standar-standar tersebut, maka tujuan
penerapan TI di sebuah perusahaan akan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan dan menghindarkan dari terjadinya kerugian akibat risiko-
risiko penerapan yang tidak terpetakan.
3. Konsep IT Governance
Penerapan TI di perusahaan akan dapat dilakukan dengan baik
apabila ditunjang dengan suatu pengelolaan TI (IT Governance) dari
mulai perencanaan sampai implementasinya. Definisi IT
Governance menurut ITGI adalah: “Suatu bagian terintegrasi dari
kepengurusan perusahaan serta mencakup kepemimpinan dan struktur

19
serta proses organisasi yang memastikan bahwa TI perusahaan
mempertahankan dan memperluas strategi dan tujuan organisasi.”

Kegunaan IT Governance adalah untuk mengatur penggunaan TI, dan


memastikan performa TI sesuai dengan tujuan berikut ini :
a. Keselarasan TI dengan perusahaan dan realisasi keuntungan-
keuntungan yang dijanjikan dari penerapan TI.
b. Penggunaan TI agar memungkinkan perusahaan mengekploitasi
kesempatan yang ada dan memaksimalkan keuntungan.
c.  Penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab.
d.  Penanganan manajemen risiko yang terkait TI secara tepat.

Alasan terpenting mengapa IT governance penting adalah bahwa


ekspektasi dan realitas sering kali tidak sesuai. Shareholder perusahaan
selalu berharap tentang perusahaan untuk :
1. Memberikan solusi TI dengan kualitas yang bagus, tepat waktu,
dan sesuai dengan anggaran.
2. Menguasai dan menggunakan TI untuk mendatangkan keuntungan.
3. Menerapkan TI untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas
sambil menangani risiko TI.

20
IT governance yang tidak efektif akan menjadi awal terjadinya
pengalaman buruk yang dihadapi perusahaan seperti:
1. Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi, dan melemahnya posisi
kompetisi.
2. Tenggat waktu yang terlampaui, biaya lebih tinggi dari yang
diperkirakan, dan kualitas lebih rendah dari yang telah diantisipasi.
3. Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh secara negatif
oleh rendahnya kualitas penggunaan TI.
4. Kegagalan inisiatif TI untuk melahirkan inovasi atau memberikan
keuntungan yang dijanjikan.

21
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam dunia praktek sehari-hari, ternyata banyak kendala yang ditemui baik
dalam membuat business plan maupun implementasinya. Kendala yang sering
ditemui dalam membuat business plan adalah sulitnya menemukan ide-ide
yang dapat dijadikan proyek bisnis yang menguntungkan. Kendala lahirnya
ide-ide kreatif yang punyai nilai ekonomis ini banyak terjadi karena kita
sendiri sering kali kurang menyadari bahwa ide adalah hasil proses alam
bawah sadar sehingga ide tidak akan hadir berkali-kali. Di sisi lain kita juga
sering kurang peka terhadap lingkungan sekitar dan mudah menyerah ketika
menghadapi tantangan, padahal ide-ide kreatif, inovatif dan bernilai ekonomis
justru sering lahir dari kepekaan kita terhadap lingkungan dan kemampuan
kita merubah tantangan menjadi peluang. Setelah kita mampu membuat
business plan-pun seringkali tidak bisa diimplementasikan, alasan utama
adalah kendala modal. Kadangkala modal tidak menjadi masalah tetapi
keberanian untuk memulai yang belum ada atau nyaris tidak ada. Banyak
faktor yang menyebabkan semua ini terjadi, ada faktor di luar ekonomi,
misalnya kultur di Indonesia yang masih menganggap profesi wirausaha
sebagai profesi kurang terhormat, sehingga banyak orang tua yang lebih
menginginkan anakanaknya berprofesi sebagai PNS, ABRI atau Pegawai
Swasta. Faktor lain adanya anggapan bahwa berwirausaha selalu faktor modal
yang utama, padahal banyak bukti pengusaha/entrepreneur sukses justru
memulai usaha dari nol alias tanpa modal. Banyak entrepreneur sukses
menganggap dalam memulai bisnis modal utamanya adalah ide-ide cemerlang,
relasi ataupun impian-impian yang tinggi yang kadang menurut orang lain
tidak masuk akal, tapi dengan sedikit kecerdikan dan keberanian mengambil
risiko (ciri seorang entrepreneur) mampu melahirkan pengusahapengusaha
yang handal dan sukses. Harapan penulis mudah-mudah setelah membaca
tulisan ini pembaca akan tertarik untuk menuangkan ide cemerlangnya
menjadi sebuah rencana usaha/business plan yang layak diimplementasikan,

22
profitable dan berprospek cerah, sehingga hasil akhirnya akan mampu
melahirkan wirausahawan yang berhasil.

23
DAFTAR PUSTAKA
Andrias Harefa. (2008). Berwirausaha dari Nol 10 Kiat Sukses
dengan Modal Seadanya. Jakarta: Gramedia.
Farris, Paul W.; Neil T. Bendle; Phillip E. Pfeifer;David J. Reibstein
(2010). Marketing Metrics: The Definitive Guide to Measuring Marketing
Performance. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education,
Inc. ISBN 0137058292 .The Marketing Accountability Standards Board
(MASB)endorses the definitions, purposes, and constructs of classes of
measures that appear in Marketing Metrics as part of its ongoing Common
Language: Marketing Activities and Metrics Project .

Feddy Rangkuti. (2000). Business Plan, Teknik Membuat Perencanaan Bisnis


dan Analisis Kasus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fripp, Geoff, “Decomposing Market Share” The Marketing Study Guide

Ismail Solichin. (2007). Memahami Business Plan. Jakarta: Salemba.

 J. Scott Armstrong and Kesten C. Greene (2007)."Competitor-oriented


Objectives: The Myth of Market Share". International Journal of
Business . 12 (1): 116–134. ISSN 1083-4346 .

Linda Pinson. (2003). Panduan Lengkap Menyusun Proposal dan Rencana


Bisnis.Jakarta: Canary.

Purdi E Chandra. http://www.purdiechandra.net

Suad Husnan dan Soewarsono . (2003). Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta:


UPP-AMP YKPN.

Sutoyo. (1995). Studi Kelayakan Proyek. Jakarta: LPPM

Scott Armstrong and Fred Collopy (1996). "Competitor Orientation: Effects


of Objectives and Information on Managerial Decisions and
Profitability" (PDF) . Journal of Marketing Research . American Marketing
Association. 23 : 188–199. doi : 10.2307/3152146 . Archived from the
original (PDF) on 2010-12-17.

24

Anda mungkin juga menyukai