Jagung (Zea mays L), Tepung Pisang Goroho (Musa acuminafe,sp) dan
Tepung Kacang Hijau (Phaseolus radiates)
meinipapunas@yahoo.com
ABSTRACT
ABSTRAK
kuning-kemerahan.
Flakes yang dihasilkan dengan Gambar 12. Tingkat nilai L, a* dan b*
nilai a+ berkisar 4,70 – 6,63 dan nilai b*
Kadar Air
dengan kisaran 23,59 – 28,88 berada
pada posisi kuning kemerahan, dapat Kadar air flakes yang dihasilkan
dilihat pada gambar 12. Dengan tingkat berkisar antara 0,9 – 1,7 %. Data dapat
kecerahan berkisar 61,06 - 64,42, dilihat pada tabel 5.
menujukkan produk yang dihasilkan
berwarna kuning cerah dan agak sedikit
kemerahan. Sehingga hasil uji Tabel 5. Nilai Rata-Rata Kadar Air
organoleptik terhadap warna flakes
mneunjukkan hasil netral sampai suka. No Perlakuan Rata- Notasi*
Perbedaan yang nyata pada flakes Rata
dengan perlakuan kosentrasi tepung 1 A 1.7 a
jagung, tepung pisang goroho dan 2 B
tepung kacang hijau, dimana semakin 1.3 a
tinggi konsentrasi tepung jagung 3 C 1.3 a
semakin tinggi nilai L,a* dan b*, yang 4 D 0.8 b
artinya semakin kuning flakes yang 5 E 0.9 b
dihasilkan. Hal ini disebabkan BNT 5% = 0.78 (*) Notasi yang berbeda
kandungan karotein yang terdapat pada menunjukkan adanya perbedaan yang
tepung jagung. nyata
Pada proses pembuatan flakes
digunakan suhu pemanggangan 125ºC
dengan waktu pemanggangan 30 menit,
namun pada perlakuan dengan
konsentrasi tepung jagung yang tinggi mineral flakes yang dihasilkan pada
sebelum 30 menit atau dengan waktu 20 setiap perlakuan relativ sama. Kadar
menit flakes telah matang. Parameter abu fakes yang dihasilkan memenuhi
yang digunakan untuk menentukkan standart mutu corn flakes yaitu kadar
flakes telah matang dilihat dari warna abu maksimal 1.9%.
flakes yang telah berwarna kuning
kecoklatan (kuning kemerahan). Protein
Varietas jagung yang digunakan untuk Kadar protein flakes yang
membuat tepung jagung adalah varietas dihasilkan berkisar antara 6,86 – 5,7%.
Manado Kuning, sehingga menghasilkan Data dapat dilihat pada tabel 7.
tepung jagung yang berwarna Tabel 7. Nilai Rata-Rata Protein Flakes
kekuningan. Sehingga dalam proses No Perlakuan Rata- Notasi
pemanggangan perlakuan yang Rata
menggunakan konsentrasi tepung jagung 1 A 6,86 a
yang tinggi akan lebih cepat berubah 2 B 6,59 a
warna menjadi kuning kecoklatan 3 C 5,96 b
(kuning kemerahan) sehingga waktu 4 D 5,74 b
pemanggangan menjadi lebih singkat 5 E 5,97 b
dari pada perlakuan yang konsentrasi
BNT 5% = 0.27 (*) Notasi yang berbeda
tepung jagungnya lebih rendah. Hal
menunjukkan adanya perbedaan yang
inilah yang menyebabkan pada
nyata
perlakuan dengan konsentrasi tepung
Hasil penelitian menunjukkan
jagung yang tinggi menghasilkan flakes
kadar protein semakin meningkat pada
dengan kadar air yang lebih tinggi pula.
perlakuan dengan konsentrasi tepung
Kadar air flakes yang dihasilkan
jagung yang lebih tinggi. Hal ini
memenuhi syarat mutu corn flakes yaitu
disebabkan bahan baku yang digunakan
3,35%.
memiliki kandungan protein yang
berbeda, dimana pada tepung jagung
Kadar Abu
memiliki kandungan protein yang lebih
Kadar abu flakes yang
tinggi yaitu 11,02% (Suarni, 2008)
dihasilkan berkisar antara 1,55 – 1,73%.
sedangkan pada tepung pisang goroho
Data dapat dilihat pada tabel 6.
mengandung protein 2,89% (Sondakh,
Tabel 6. Nilai Rata-Rata Kadar Abu 1990). Kadar protein flakes yang
Flakes dihasilkan memenuhi standar mutu corn
No Perlakuan Rata-Rata flakes yaitu 6,25%.
1 A 1.55
Lemak
2 B 1.73
Kadar lemak flakes yang dihasilkan
3 C 1.71 berkisar antara 2,58-3,62%. Data dapat
4 D 1.73 dilihat pada tabel 8.
5 E 1.68
Abu Kadar abu dari suatu bahan Tabel 8. Nilai Rata-Rata Lemak Flakes
pangan menunjukkan residu bahan No Perlakuan Rata-Rata Notasi
anorganik yang tersisa setelah suatu
1 A 3.38 a
bahan dibakar sampai bebas karbon.
Penentuan kadar abu bertujuan untuk 2 B 3.62 a
mengetahui banayaknya kandungan 3 C 2.6 b
mineral yang terdapat pada produk 4 D 2.74 b
flakes yang dihasilkan. Filakes yang 5 E 2.58 b
dihasilkan mengandung kadar abu yang BNT 5% = 0.25 (*) Notasi yang berbeda
bereda tidak nyata pada setiap menunjukkan adanya perbedaan yang
perlakuannya, ini menunjukkan kadar nyata
Hasil penelitian menunjukkan aroma, dan kerenyahan flakes dengan
semakin banyak tepung jagung yang kriteria 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak
digunakan maka kadar lemak flakes suka, 3. Netral, 4. Suka, 5. Sangat suka.
yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini
disebabkan karena tepung jagung Rasa
memiliki kadar lemak 3,38% (Suarni, Hasil pengujian organoleptik
2008) dan pada tepung goroho memiliki terhadap rasa diperoleh data dengan
kadar lemak 0,67% (Sondakh, 1990). rata-rata berkisar 3,55 - 4,1
Sumber lemak utama pada jagung (dikategorikan suka). Data dapat dilihat
terdapat pada bagian lembaga yaitu pada tabel 10.
sekitar 33,2%. Tabel 10. Nilai Rata-Rata Rasa Flakes
No Perlakuan Rata-Rata
Total Karbohidrat 1 A 3.55
Karbohidrat flakes yang 2 B 3.6
dihasilkan berkisar antara 80,1-88,78%. 3 C 4.1
Data dapat dilihat pada tabel 9. 4 D 4.05
Tabel 9. Nilai Rata-Rata Total
5 E 3.65
Karbohidrat flakes
Masyarakat Sulawesi utara telah
No Perlakuan Rata-Rata Notasi
lama mengkonsumsi pisang goroho
1 A 88,56 a dengan berbagai macam bentuk olahan
2 B 88,78 a dan merupakan pisang khas Sulawesi
3 C 88.73 a uatara. Begitu pula dengan jagung
4 D 87,63 a manado kuning yang merupakan
5 E 80,1 b varietas endemik Sulawesi Utara. Hal
BNT 5% = 3.0 (*) Notasi yang berbeda inilah yang menyebabkan rasa dari
menunjukkan adanya perbedaan yang flakes terasa tidak asing dilidah panelis,
nyata sehingga tidak namapak perbedaan yang
Tepung jagung terdiri dari 50- nyata pada setiap perlakuan.
80% karbohidrat (David dkk, 2000),
sedangkan tepung pisang mengandung Kerenyahan
70-80% karbohidrat. Hasil penelitian Hasil pengujian organoleptik
semakin banyak konsentrasi tepung terhadap kerenyahan diperoleh data
pisang goroho, semakin meningkat dengan rata-rata berkisar 3,7 – 3,8
persentasi karbohidrat flakes. Pati (dikategorikan suka). Data dapat dilihat
merupakan bagian dari karbohidrat, pada pada tabel 11. Pemakaian tepung jagung
tepung jagung kuning yang digunakan sebagai salah satu bahan utama dalam
sebagai bahan baku dalam pembuatan pembuatan flakes menghasilkan produk
flakes mengandung pati 64-67% dengan tekstur yang renyah (Muchtadi
sedangkan kandungan pati dalam tepung dkk., 1988 dalam Apriani N. R. 2009).
pisang goroho adalah 80,89%. Hal inilah
yang menyebabkan persentasi Tabel 11. Nilai Rata-Rata Kerenyahan
karbohidrat meningkat pada penggunaan Flakes
konsentrasi tepung pisang goroho yang No Perlakuan Rata-Rata
lebih tinggi. Kadar karbohidrat flakes 1 A 3,7
yang dihasilkan memenuhi standar mutu 2 B 3.75
corn flakes yaitu 87,56.
3 C 3,7
Uji Organoleptik 4 D 3,8
Uji organoleptik dilakukan oleh 5 E 3,7
20 orang panelis menggunakan metode
hedonik, yaitu mengukur berdasarkan
tingkat kesukaan terhadap rasa, warna,
Aroma Tabel 13. Nilai Rata-Rata Warna Flakes
Hasil pengujian organoleptik No Perlakuan Rata-Rata
terhadap aroma diperoleh data dengan 1 A 3.4
rata-rata berkisar 3,1 – 3,7 2 B 3.5
(dikategorikan suka). Data dapat dilihat 3 C 3.7
pada tabel 12.
4 D 3.8
Tabel 12. Nilai Rata-Rata Aroma Flakes 5 E 3.3
No Perlakuan Rata-Rata Berdasarkan hasil analisis warna
1 A menggunakan ColorFlax menunjukkan
3.4
2 B flakes yang dihasilkan berada pada
3.1 posisi warna kuning kemerahan yang
3 C 3.6 agak cerah. Ini menunjukkan warna
4 D 3.7 flakes yang dihasilkan cukup bagus,
5 E 3.7 sehingga panelis menyukai warna dari
Flakes yang dihasilkan tidak ada flakes yang dihasilkan.
perbedaan yang nyata atas perlakuan
yang diberikan terhadap aroma flakes. KESIMPULAN DAN SARAN
Hal ini menunjukkan flakes yang
dihasilkan memiliki aroma yang enak Kesimpulan
dan tidak menghasilkan aroma yang Dari hasil penelitian ini dapat
menyimpang. disimpulkan bahwa campuran tepung
jagung 60%, tepung pisang goroho 35%,
Aroma tepung kacang hijau 5% adalah yang
Hasil pengujian organoleptik terbaik, berdasarkan pada waktu
terhadap aroma diperoleh data dengan ketahanan kerenyahan kerenyahan
rata-rata berkisar 3,1 – 3,7 selama 4 menit 47 detik, kadar air 1,7%,
(dikategorikan suka). Data dapat dilihat abu 1,55%, protein 6,59%, 88,56%.
pada tabel 12. Hasil analisis sensoris menunjukkan
Tabel 12. Nilai Rata-Rata Aroma Flakes tingkat kesukaan panelis terhadap rasa,
No Perlakuan Rata-Rata aroma, wana, dan kerenyahan berada
1 A 3.4 pada kriteria suka. Flakes yang
2 B 3.1 dihasilkan kandungan proteinnya rata-
3 C 3.6 rata sama seperti standar mutu corn
4 D 3.7 flakes.
5 E 3.7 Saran
Dalam mengembangkan produk
Hasil analisis sidik ragam
flakes yang kaya protein, persentasi
menunjukkan bahwa flakes yang
pencampuran tepung kacang hijau lebih
dihasilkan tidak ada perbedaan yang
tinggi lagi. Karena dengan persentasi
nyata atas perlakuan yang diberikan
pencampuran tepung kacang hijau
terhadap aroma flakes. Hal ini
sebesar 5% belum meningkatkan
menunjukkan flakes yang dihasilkan
protein.
memiliki aroma yang enak dan tidak
menghasilkan aroma yang menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Warna
Anonimous, 2008. Pembuatan Tepung
Hasil pengujian organoleptik
Jagung. Balai Pengkajian
terhadap warna diperoleh data dengan
Teknologi Pertanian. Jawa
rata-rata berkisar 3,3 – 3,8
Tengah.
(dikategorikan suka). Data dapat dilihat
tada tabel 13. Ambarsari Indrie, 2006. Pembuatan
Tepung Jagung. BPTP Jawa
Tengah
Anggara I., Caesaria C., Anelindha Y., Sudarmadji S., Haryono B., Suhardi.,
Muhamad A., Rizky S., Hashina 1984. Prosedur Analisa Untuk
L., Trias A., Retna P., Mardiati, Bahan Makanan Dan Pertanian.
Zahryanti D., 2011. Sereal Liberty. Yogyakarta.
Dengan Bahan Dasar
Suryanto E., Momuat L., Taroreh M.,
Djarkasi S., Sumual M., Lalujan L., Wehantouw F,. Kojong N,. Untu
Kapahang K., 2010. Kajian S,. Tampa’I R,. Potensi
Penggunaan Tepung Pisang Fitokimia Dari Pisang Goroho
Goroho (Musa paradisiacal (Musa sapien, sp.). Seminar
forma typical) Sebagai Bahan Nasional Potensi Pangan
Suptitusi Dalam Pembuatan Roti Tradisional Dalam Rangka
Tawar. Jurnal Teknologi Peningkatan Daya Saing
Pertanian. 5 (2) :1-7 Nasional. Prosiding. 2010. Hal.
1.
Layuk P, 2006. Pengolahan Jagung.
BPTP Sulawesi Utara.