Uud (TWK)
Uud (TWK)
A. Hakikat Konstitusi
Pengertian Konstitusi
Dalam arti sempit
Konstitusi adalah hukum dasar yang memuat aturan pokok atau aturanaturan dasar negara.
Dalam arti luas
Konstitusi adalah keseluruhan sistem aturan yang menetapkan dan mengatur kehidupan kenegaraan melalui
sistem pemerintahan negara dan tata hubungan secara timbal balik antarlembaga negara dan antara negara
dengan warga negara.
B. Macam-Macam Konstitusi
C. Sifat Konstitusi
Fleksibel (luwes)
Artinya, pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya sedikit sehingga mudah diubah dan disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Rigid (kaku)
Artinya, pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya banyak dan sulit diubahubah.
E. Hakikat Konstitusi
Berikut adalah berbagai penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah terjadi di Indonesia.
UUD 1945 hasil amandemen
Kekuasaan presiden tidak terbatas
Masa awal proklamasi dianggap sebagai masa peralihan sehingga pada masa ini, kekuasaan presiden sangat
luas. Selain menjalankan kekuasaan eksekutif, presiden juga menjalankan kekuasaan MPR dan DPR.
Di samping presiden, hanya ada wakil presiden dan KNIP sebagai pembantu presiden.
Pergantian sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer menjadikan para menteri diangkat dan
bertanggung jawab kepada parlemen/DPR.
Amandemen adalah penambahan atau perubahan pada sebuah konstitusi yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari naskah aslinya.
Tahap kedua
Diputuskan dalam Sidang MPR pada 18 Agustus 2000.
Menyangkut 9 persoalan pengaturan mengenai:
Wilayah negara.
Hak-hak asasi manusia.
DPR.
Pemerintahan Daerah.
Pertahanan dan keamanan.
Lambang negara.
Lagu kebangsaan.
5 bab dan 25 pasal yang diamandemen adalah:
Bab IXA, X, XA, XII, dan XV.
Pasal 18, 18A, 18B, 19, 20, 20A, 22A, 22B, 25E, 26, 27, 28A, 28B, 28C, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 281,
28J, 30, 36B, 36C, dan 36A.
Tahap ketiga
Diputuskan dalam Sidang MPR pada 9 November 2001.
Berkenaan dengan 16 persoalan pokok, meliputi:
Kedaulatan rakyat.
Tugas MPR.
Syarat-syarat Presiden dan Wakil Presiden.
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.
Pemberhentian Presiden.
Presiden berhalangan tetap.
Kekosongan Wakil Presiden.
Perjanjian internasional.
Kementerian negara.
Pemilihan umum.
APBN, pajak, dan keuangan negara.
Komisi Yudisial.
Mahkamah Konstitusi.
3 bab dan 22 pasal yang diamandemen adalah:
Bab VIIA, VIIB, dan VIIIA.
Pasal 1, 3, 6, 6A, 7A, 78, 7C, 8, 11, 17, 22C, 22D, 22E, 23, 23A, 23C, 23E, 23F, 23G, 24, 24A, 24B, dan
24C.
Tahap keempat
Diputuskan dalam Sidang MPR pada 10 Agustus 2002.
Berkenaan dengan 12 persoalan sebagai berikut.
Komposisi keanggotaan MPR.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat menjalankan kewajiban dalam masa jabatan secara bersamaan.
Dewan Pertimbangan yang bertugas memberi nasihat Presiden.
Mata uang.
Bank sentral.
Badan-badan lain dalam kekuasaan kehakiman.
Pendidikan.
Kebudayaan.
2 bab dan 13 pasal yang diamandemen adalah:
Bab XIII, dan XIV.
Pasal 2, 6A, 8, 11, 16, 23B, 23O, 24, 31, 32, 33, 34, dan 37.