Anda di halaman 1dari 21

“KEPEMIMPINAN EFEKTIF LEMBAGA PENDIDIKAN”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajmen


Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam Kelompok 1
DOSEN PENGAMPU: DR. ASTUTI, S.Ag M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4:

HAERUNNISA NUR ARIMAH 862312020021

ISRAMIANTI 862312020014

PUTRI DYTA SARI 862312020008

RISMA IRMAYANI 862312020001

SYIFA HASRIANI 862312020027

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Kepemimpinan Efektif
Lembaga Pendidikan” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan Islam yang diampu oleh Ibu Dr. Astuti, S.Ag M.Pd. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Astuti, S.Ag M.Pd. selaku dosen pada mata kuliah
Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Watampone, 17 November 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 5

C. Tujuan Masalah .............................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................. 6

A. Lembaga Pendidikan ...................................................................................................... 6

B. Kepemimpinan................................................................................................................ 8

C. Kepemimpinan Efektif Lembaga Pendidikan ............................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 17

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17

B. Saran ............................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan sebaik baik
ciptaan dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilahirkan sebagai
pemimpin setidaknya pemimpin bagi dirinya sendiri, hal ini dikarenakan setiap manusia
memiliki hak untuk mengatur jalan hidupnya dan apapun yang ia inginkan, mesikupun itu
hal baik maupun buruk. Dan tentu saja ia harus bertanggung jawab terhadap yang
dipilihnya. Mengenai dengan hak, hal ini didukung oleh konsep hukum yaitu HAM (Hak
Asasi Manusia) atau juga disebut human rights.
Pemimpin itu sendiri adalah seseorang yang mampu mempengaruhi satu orang atau
lebih untuk mengikutinya dan memiliki wawasan yang lebih luas diantaranya. Dalam diri
seorang pemimpin tentunya memiliki kepemimpinan yang berbeda tiap individunya.
Kepemimpinan yang baik akan membawa suatu lembaga atau organisasi menuju tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan seseorang juga merupakan faktor kunci
keberhasilan suatu lembaga ataupun organisasi.
Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan lebih mengarah kepada pemberdayaan
seluruh potensi lembaga dan menjadikan anggota sebagai kunci penentu keberhasilan
pencapaian lemabaga. Lembaga pendidikan akan berjalan sesuai dengan gaya
kepemimpinan dari seorang pemimpin tersebut. Tentunya kepemimpinan efektif yang akan
mendukung keberhasilan tersebut, dimana pempimpin tersebut harus memiliki sifat yang
bertanggung jawab, adil, jujur, dan juga tegas.

Disamping pemahaman kepemimpinan umum di atas, penulis juga akan membahas


mengenai kepemimpinan efektif lembaga pendidikan secara mendetail. Maka dari itulah
kami menyusun makalah ini guna menambah wawasan dan menambah khasanah
pengetahunan.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan apa pengertian lembaga pendidikan ?
2. Menjelaskan apa pengertian kepemimpinan ?
3. Menjelaskan bagaimana kepemimpinan efektif lembaga pendidikan ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang pengertian lembaga pendidikan
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang pengertian kepemimpinan
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang kepemimpinan efektif lembaga pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lembaga Pendidikan
1. Pengertian Lembaga
Lembaga merupakan wadah atau tempat orang-orang berkumpul, bekerja sama,
untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Seperti halnya dengan organisasi-organisasi
yang memiliki tujuan yang sama. Ada banyak kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan di
lembaga, salah satunya proses belajar mengajar seperti halnya lembaga pendidikan.
Sekolah adalah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan yang berfungsi
sebagai wadah pendidikan, yang berada dibawah pengawasan guru sebagai tenaga
pendidik.1
Adapun pengertian lembaga menurut Schmidt, lemabaga merupakan sekumpulan
orang yang mempunyai hubungan yang teratur dengan memberikan definisi pada hak,
kewajiban, kepentingan, dan tanggung jawab bersama. Selain itu, menurut
Hendropuspito, lembaga yaitu bentuk lain organisasi yang tersusun secara tetap dari
pola-pola kelakuan, peranan-peranan, dan relasi sebagai cara yang mengikat buat
tercapainya kebutuhan-kebutuhan sosial dasar. 2
Maka dapat kami simpulkan bahwa lembaga adalah wadah atau tempat dimana
orang-orang berkumpul baik secara formal ataupun non-formal yang memiliki
keterkaitan dan hubungan satu sama lain dan juga memiliki peranan masing-masing
demi mewujudkan tujuan yang sama.
Lembaga ini sangat luas cakupannya bahkan lembaga dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu, lembaga formal dan lembaga non-formal. Lembaga formal adalah lembaga
yang dibentuk secara resmi oleh beberapa pihak untuk tujuan tertentu, sedangkan
lembaga non-formal adalah lembaga yang ada dan tumbuh secara alamiah di
masyarakat.
2. Pengertian Pendidikan
Menurut Crow dalam buku yang berjudul Introduction to Education, setiap bangsa
1
Jujhi, dkk. Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan. ( Bandung, Widima, 2020), h. 4.
2
Aditya Rangga, “Pengertian lembaga secara umum dan menurut para ahli” https://cerdika.com/pengertian-lembaga/
(diakses pada 28 November 2021, pukul 11.43).
6
tentu akan menyatakan tujuan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang
sedang diperjuangkannya untuk kemajuan bangsanya. Pendidikan bagi tiap individu
merupakan pengaruh dinamis dalam perkembangan jasmani jiwa, prasaan-perasaan
sosial, susila, dan sebagainya. Ada yang menafsirkan bahwa pendidikan adalah proses
belajar. Dengan demikian, pendidikan adalah pengalaman yang memberikan
pengertian, pandangan (insight), dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan
seseorang tersebut berkembang.3
Menurut Langeveld dalam Imam Bernadib, pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan yang diberikan kepada anak menuju pendewasaan. Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia atau sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. UU
RI No. 2 Tahun 1989 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.4
Sedangkan pendidikan menurut kami yaitu proses yang ditempuh selama bertahun-
tahun di suatu lembaga yang menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan juga
perilaku. Pendidikan mengajarkan kita bagaimana bersikap terhadap lingkungan di
sekitar dan juga membantu kita mewujudkan keinginan yang sudah dicita-citakan.
Pendidikan juga pada hakikatnya merupakan proses pembinaan dan pelatihan
manusia sebagai peserta didik. Pembinaan ini diarahkan terhadap olah pikir, olah rasa,
dan olah jiwa. Dengan pembinaan olah pikir, manusia terbina kecerdasan
intelegensinya, dengan olah rasa, manusia menjadi tercerdaskan emosinya, dan dengan
olah jiwa secara spritual, manusia menjadi makhluk yang beriman dan bertakwa kepada
Allah swt. Sehingga sempurnalah tujuan pendidikan yang berupaya mewujudkan
manusia yang paripurna.5
Pendidikan bisa didapatkan secara formal maupun non-formal. Pendidikan secara
formal meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah

3
Chomaidi & Salamah. Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran Sekolah. (Jakarta, Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2018), hlm. 2.
4
Ibid., hlm. 3.
5
Prof. Dr. H. Andi Rasyid Pananrangi, SH., M.Pd., Manajemen Pendidikan (Makassar: Celebes Media Perkasa, 2017),
hlm. 9.
7
Menengah Atas (SMA). Sedangkan non-formal adalah pendidikan yang tentunya
diselenggarakan di luar pendidikan formal, yang meliputi sanggar, lembaga kursus, dan
juga Kelompok Bermain (KB).
3. Pengertian Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah sistem-sistem yang ada dibawah naungannya paling
berkaitan dan bekerjasama menuju pencapaian suprasistem, dimaksud sebagai contoh
kaitan antara suprasistem, sistem, dan sub sistem dalam Dunia Pendidikan adalah
Departemen Pendidikan Nasional, Sekolah, dan Pembelajaran dikelas.6
Lembaga pendidikan juga diartikan sebagai wadah pusat berlangsungnya seluruh
aspek-aspek pendidikan untuk mengembangkan potensi anak sebagai makhluk sosial.
Lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi dan peran yaitu :
a) Mempersiapkan setiap anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
b) Melestarikan kebudayaan yang ada pada masyarakat.
c) Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam masyarakat.
B. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut kami ialah bagaimana seorang pemimpin dapat
mempengaruhi dan memotivasi anggotanya untuk mengikuti perintahnya guna
mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah bagian dan kemampuan dari
seorang pemimpin.
Kepemimpinan dalam bahasa Inggris disebut leadership yang berarti being a leader
power of leading; the qualities of leader. Yang berarti kekuatan atau kualitas seseorang
dalam memimpin dan mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa Indonesia pemimpin disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina,
panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan
sebagainya. Kata pemimpin mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun,
mengarahkan, dan berjalan di depan (presede). Dalam bahasa Arab, kepemimpinan
sering diterjemahkan dengan al-riâyah, al-imârah, al-qiyâdah, atau al-za’âmah. Akan
tetapi, untuk menyebut kepemimpinan pendidikan, para ahli menggunakan istilah
qiyâdah tarbawiyah. Kata al-ri’âyah atau râ’in diambil dari hadits Nabi: kullukum

6
Ani Sulianti, Yusuf Efendi, Halimatus Sa’diyah, “Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Lembaga Pendidikan”,
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol.5 No. 1 (2020), 57.
8
râ’in wa kullukum masûlun ‘an ra’iyyatihi (setiap orang di antara kamu adalah
pemimpin (yang bertugas memelihara) dan bertanggung jawab atas
7
kepemimpinannya).
Kepemimpinan berpengaruh penting terhadap keberhasilan suatu lembaga, apabila
kepemimpinan yang dihasilkan bagus maka lembaga yang dijalankan akan tercapai
tujuannya. Maka dari itu suatu lembaga harus memperhatikan orang yang ingin
dijadikan seorang pemimpin.
Fungsi kepemimpinan bagi pemimpin adalah implementasi aransemen yang sudah
disusun pemimpin melalui dukungan orang lain. Hal ini menyiratkan bahwa
kepemimpinan berlangsung dalam interaksi antara pemimpin dan pengikut dalam
situasi tertentu. Pada tataran yang lebih tinggi, kepemimpinan dapat dijabarkan sebagai
serangkaian perilaku yang jarang dapat ditiru oleh kebanyakan orang. Di antara kedua
pandangan ini terdapat hubungan yang khas dan unik di antara orang yang memimpin
dan yang mengikuti. Pemikiran terkini menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
suatu proses dan bukan kedudukan, dan bahwa kepemimpinan terutama menyangkut
pengelolaan hubungan. Sambil belajar dan membaca lebih lanjut mengenai
kepemimpinan, Anda akan segera menemukan bahwa terdapat demikian banyak
pandangan dan rumusan, tanpa ada aturan yang mutlak.8
Yukl mendefinisikan kepemimpinan yang dianggap cukup mewakili definisi
kepemimpinan selama seperempat abad, yakni sebagai berikut.9
a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-
aktivitas suatu kelompok, ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
b. Kepemimpinan adalah pengaruh anta rpribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau
beberapa tujuan tertentu.
c. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam
harapan dan interaksi.
d. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan
berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
7
Dr. Rahmat Hidayat, MA, Dr. H. Candra Wijaya, M.Pd, Ayat-Ayat Alquran Tentang Manajemen Pendidikan Islam
(Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2017), 267
8
Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd, M.Si, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta Pusat: Penerbit Lentera Ilmu Cendekia,
2017), hlm. 12.
9
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T., Kepemimpinan Efektif (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2019), hlm. 10.
9
e. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok,
yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
f. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
g. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan kontribusi yang
efektif terhadap orde sosial, serta yang diharapkan dan dipersepsikan untuk
melakukannya.
Jika Yukl menyatakan kepemimpinan memfasilitasi individu dan tim maka
Northouse menyatakan, "Leadership is a process whereby an individual influences a
group of individual to achieve a common goal." Kepemimpinan adalah proses yang
dilakukan seorang untuk memengaruhi kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
Bass & Bass menyatakan bahwa kepemimpinan adalah interaksi dua orang atau lebih
dalam suatu kelompok yang terstruktur terhadap situasi persepsi dan harapan anggota.
Hoy & Miskel mendefinisikan kepemimpinan dalam arti luas yaitu sebagai proses
sosial yang memengaruhi perilaku individual atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.10
Dalam diri seorang pemimpin tentu saja memiliki model dan gaya kepemimpinan,
maka dari itu adapun kalsifikasi teori pendekatan model-model kepemimpinan secara
umum yaitu :11
a) Teori Sifat (Traith Approach/Theory)
Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa, beberapa orang merupakan pemimpin
alamiah dan dianugerahi beberapa karakter yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Kepemimipinan sifat menekankan atribut-atribut pribadi dan karakteristik fisik
dan kepribadian dari sang pemimpin.
b) Teori Prilaku Kepemimpinan (Behavior Approach/Theory)
Kepemimpinan berbasis prilaku berusaha menjelaskan keefektifan
kepemimpinan dilihat dari dua aspek, yaitu (1) aspek fungsi kepemimpinan, dan
(2) aspek gaya kepemimpinan.
c) Kepemimpinan Kharismatik (Leadership of Charismatic)
10
Ibid. hlm. 11.
11
Dr. Drs. H. Suhadi Winoto, B.A., M.Pd., Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: BILDUNG, 2020),
hlm. 77-90.
10
Kepemimpinan kharismatik merujuk kepada atribut seorang pemimpin yang
dapat mengilhami, dan mempunyai pengaruh yang luar biasa kepada
pengikutnya. Inti teori ini adalah para pengikut membuat atribusi kemampuan
kepemimpinan yang heroik dan luar biasa dari prilaku pemimpin.
d) Teori Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Theory of Leadership)
Teori kontingensi merupakan suatu kekuatan yang secara langsung ada dalam
organisasi dan menunjukkan perubahan dari prinsip universal ke prinsip
hubungan situasional.
e) Kepemimpinan Situasional (Leadership of Situational)
Berdasarkan teori kepemimpinan situasional, menekankan bahwa keberhasilan
kepemimpinan ditentukan oleh perilaku pemimpin dan faktor-faktor situasional
organisasi, seperti jenis pekerjaan, lingkungan organisasi, dan karakteristik
individu yang terlibat dalam organisasi.
f) Teori Transaksional dan Transformasional (Transactional and Transformational
Theory)
Kepemimpinan transformasional merupakan suatu proses dimana pemimpin dan
pengikutnya merangsang diri satu sama lain untuk menciptakan level moralitas
dan motivasi bersama.
2. Kepemimpinan dalam Pendidikan
a) Kepemimpinan Visioner
Menurut kami kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang
ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-
sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberi arahan dan makna pada
kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas sesuai dengan
kompetensi yang telah disusun atau di rencanakan bersama.
Visioner Leadership didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang menuntut
dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptakan sumber
daya manusia yang handal. Untuk menjadi pemimpin yang visioner, maka
seseorang harus :12
1) Memahami konsep visi
2) Memahami karakteristik dan unsur visi

12
Sukarman Purba dkk, Kepemimpinan Pendidikan, ( Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm. 86.
11
3) Karakter visi antara lain :
a. Memperjelas arah dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasi.
b. Mencerminkan cita-cita yang tinggi dan menetapkan standart of
excellence.
c. Menumbuhkan inspirasi, semangat, kegairahan, dan komitmen
perubahan pada masa yang akan datang dengan cara mentransformasi
paradigma dan nilai-nilai individu dalam organisasi untuk
mendukung tercapainya tujuan dan visi organisasi.
b) Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transaksional adalah salah satu gaya kepemimpinan yang intinya
menekankan transaksi di antara pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan
transaksional memungkinkan pemimpin memotivasi dan memengaruhi bawahan
dengan cara mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Artinya dalam
sebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward bila mampu
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama.
Proses kepemimpinan transaksional dapat ditunjukkan melalui sejumlah dimensi
perilaku kepemimpinan yakni, contingent reward, active management by exception
dan passive management by exception.13
C. Kepemimpinan Efektif Lembaga Pendidikan

1. Pentingnya Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan


Keberhasilan suatu lembaga dalam menjalankan dan mewujudkan program-
program yang telah direncanakan tidak akan lepas dari peran kepemimpinan
dalam lembaga tersebut. Seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan dituntut
agar memiliki kemampuan menggerakan personel satuan pendidikan atau
sekolah dalam melaksanakan tugas pembelajaran sesuai prinsip-prinsip
pedagogik. Lembaga pendidikan merupakan sebuah wahana untuk
pengembangan seseorang untuk menjadi lebih baik.14
Pemimpin dalam lembaga pendidikan mempunyai wewenang dan kekuasaan
untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata
lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus

13
Ibid, hlm. 89.
14
Dr. Amiruddin Siahaan, M.Pd, Kepemimpinan Pendidikan (Medan: CV. Widya Puspita, 2018), hlm. 7.
12
dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bawahan untuk dapat melaksanakan
perintahnya. Hal ini menciptakan suatu hubungan sosial yang saling
berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya terjadi suatu
hubungan timbal balik. Pentingnya peran kepemimpinan pada lembaga
pendidikan dapat dilihat dari proses manajemen lembaga tersebut. Penerapan
manajemen lembaga pendidikan melibatkan sepenuhnya pemimpin dalam
mengelola seluruh sumber daya yang tersedia pada lembaga tersebut. Lembaga
pendidikan yang dimaksud adalah sekolah.15

2. Kepemimpinan Efektif Lembaga Pendidikan


Untuk mengembangkan lembaga pendidikan tentunya memiliki sebuah
hakikat untuk kepemimpinannya, karena dengan memahami sebuah
kepemimpinan maka seorang pemimpin akan menyadari siapa dirinya, siapa
yang dia pimpin, dan apa yang harus dilakukannya. Oleh karena itu hakikat dari
sebuah kepemimpinan perlu diketahui yaitu diantaraya :
a) Mengarahkan
Mengarahkan merupakan langkah awal bagi seorang pemimpin
waktu berinteraksi dengan bawahan dalam rangka melaksanakan suatu
tugas atau pekerjaan. Pada tahap ini seorang pemimpin menyampaikan
garis besar tugas yang akan dilaksanakan oleh bawahan, hasil apa yang
hendak dicapai dari tugas tersebut, kapan tugas dilaksanakan,
bagaiamana tugas tersebut dilaksanakan, dan mengapa hal itu
dilakukan.16
Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya secara
sistematik karena hal tersebut dapat membantu bawahan untuk lebih
cepat memahami apa yang menjadi tugasnya, dan bagaimana
melaksanakannya.
Mengarahkan bawahan tentunya harus dalam konsep yang baik atau
untuk memajukan lembaga yang dipimpin. Namun pada situasi tertentu
seorang pemimpin tidak perlu memberikan pengarahan kepada bawahan,

15
Ibid. hlm. 8.
16
Prof. Dr. Suparyadi, S.IP., M.M., Pemimpin & Kepemimpinan yang Efektif (Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI),
2020), hlm. 35.
13
jika tugas yang diberikan sudah rutin dilakukan. Hal ini agar bawahan
juga memiliki rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri yang tinggi
terhadap kemampuannya.
b) Memengaruhi
Pemimpin dalam hal memengaruhi bawahan agar mau menerima dan
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan kepadanya dapat
dengan cara menunjukkan arti penting tugas atau pekerjaan itu bagi
kelancaran tugas-tugas lembaga secara keseluruhan dan pencapaian
tujuan lembaga, dan pemimpin menjelaskan risiko-risiko yang dapat
terjadi apabila pekerjaan itu gagal dilaksanakan17.
Pemimpin dapat memengaruhi bawahan dengan cara apapun, tetapi
harus dengan cara yang efektif yaitu bersifat smart, bukan dengan cara
yang kasar, menggunakan kata-kata kotor, memukul, dan mengancam.
Seseorang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin jika ia tidak mampu
memengaruhi bawahannya, karena pempimpinlah yang akan diikuti oleh
bawahannya, jadi ketika pemimpin tidak mampu memengaruhi maka
siapa yang akan mengikuti pemimpin tersebut dan tentu saja tujuan awal
dari lembaga tidak akan tercapai.
c) Memotivasi
Salah satu dari komponen karakteristik individu adalah bahwa setiap
individu memiliki motivasi tertentu sehingga ia berbuat tertentu. Adanya
motivasi atau dorongan seseorang untuk berbuat tertentu adalah karena
setiap orang itu memiliki kebutuhan, kehendak atau karsa. Memotivasi
dapat dikatakan sebagai salah satu bagian dari seni kepemimpinan karena
seorang pemimpin harus menyelami kebutuhan apa yang diharapkan
oleh bawahannya agar mereka bersedia melakukan tugas atau
pekerjaannya dengan penuh semangat.18
Tentunya sebuah motivasi dari seorang pemimpin akan sangat
berharga bagi bawahannya karena merasa dihargai oleh pemimpinnya.
Motivasi bukan hanya lewat kalimat tetapi tindakan ataupun gerakan,

17
Ibid. hlm. 36.
18
Ibid. hlm. 37.
14
juga bisa dilakukan. Memotivasi bawahan bukan hanya untuk kebaikan
mereka sendiri, tetapi kita sebagai pemimpin yang memberikan motivasi
akan ikut senang dan semangat melihat bawahan kita yang termotivasi.
Bagi pemimpin semangat dari bawahan akan sangat membantu
terwujudnya tujuan kelembagaan.
Selain itu, adapun pendekatan yang sebaiknya dilakukan oleh seorang
pemimpin sebagai bentuk kepemimpinan yang efektif bagi lembaga pendidikan.
Adapun beberapa pendekatan yang dimaksud yaitu : 19
a) Pendekatan Kepemimpinan yang Berintegritas
Integritas berkaitan dengan konsistensi tindakan, metode, nilai,
ukuran-ukuran, dan prinsip-prinsip. Dengan demikian pemimpin yang
berintegritas memiliki pribadi yang jujur dan karakter yang kuat.
b) Pendekatan Kepemimpinan dalam Mengambil Keputusan
Di dalam melaksanakan tanggung jawab dalam kepemimpinannya,
maka memerlukan bentuk hubungan yang efektif, artinya hubungan
manusiawi dalam kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin dalam
memperlakukan orang yang dipimpinnya, yang akan memberikan
tanggapan berupa kegiatan-kegiatan yang menunjang untuk pencapaian
tujuan kelompok. Pengambilan keputusan penting dalam pendidikan,
karena proses pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam
memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi dan perubahan
organisasi.
c) Pendekatan Kepemimpinan dalam Pembagian Kerja dan Pengarahan
Efesiensi dan efektifitas pelaksanaan sangat ditentukan oleh sumber
daya manusianya. Pekerjaan itu harus dibagi karena manusia memiliki
keterbatasan kemampuan, keterbatasan waktu, keterbatasan pengetahuan,
dan keterbatasan perhatian.
d) Pendekatan dalam Berkomunikasi
Komunikasi merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam
organisasi. Cara pimpinan berkomunikasi ke bawahan akan sangat

19
Astuti, Saril, “Kepemimpinan Berbasis Islami dalam Meningkatkan Mutu Pengelolaan Perguruan Tinggi”, Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 10 No. 1 (Februari, 2020), 74-78.
15
menentukan terbangunnya suatu proses kerja sama yang baik. oelh
karena itu, komunikasi harus jelas dengan mempertimbangkan cara
berkomunikasi yang tepat baik secara langsung maupun tidak langsung.
e) Pendekatan dalam Pengawasan
Pengawasan adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu
kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan sebelumnya yang terlihat dalam rencana.
Pengawasan dilakukan dalam usaha menjamin bahwa semua kegiatan
terlaksana sesuai dengan kebijaksanaan, strategi, keputusan, rencana, dan
program kerja yang telah dianalisis, dirumuskan, dan ditetapkan
sebelumnya.
f) Pendekatan dalam Pemberian Kesejahteraan
Organisasi merupakan wadah terjadinya kerja sama orang-orang
dalam mewujudkan tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Timbulnya kesejahteraan tidak semata-mata disebabkan oleh imbalan
yang berbentuk material tetapi juga terkait dari keadaan lingkungan dan
suasana nyaman.
g) Pendekatan Kepemimpinan dalam Pemberian Hukuman
Pimpinan yang berani adalah pimpinan yang mampu mengahadapi
tekanan-tekanan yang tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya dimiliki
oleh bawahan, bertindak adil dalam mengambil keputusan bagi pengawai
yang melanggar peraturan. Pada prinsipnya, sanksi yang diberikan
merupakan upaya untuk mencegah perilaku uang menyimpang dan
sebagai hukuman penjeraan untuk tidak melakukan perbuatan yang bisa
merugikan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Lembaga adalah wadah atau tempat dimana orang-orang berkumpul baik secara
formal ataupun non-formal yang memiliki keterkaitan dan hubungan satu sama lain
dan juga memiliki peranan masing-masing demi mewujudkan tujuan yang sama.
Pendidikan yaitu proses yang ditempuh selama bertahun-tahun di suatu lembaga
yang menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan juga perilaku. Pendidikan
mengajarkan kita bagaimana bersikap terhadap lingkungan di sekitar dan juga
membantu kita mewujudkan keinginan yang sudah dicita-citakan. Lembaga
pendidikan adalah sistem-sistem yang ada dibawah naungannya paling berkaitan
dan bekerjasama menuju pencapaian suprasistem, dimaksud sebagai contoh
kaitan antara suprasistem, sistem, dan sub sistem dalam Dunia Pendidikan
adalah Departemen Pendidikan Nasional, Sekolah, dan Pembelajaran dikelas.
2. Kepemimpinan ialah bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi dan
memotivasi anggotanya untuk mengikuti perintahnya guna mencapai tujuan yang
diinginkan. Kepemimpinan adalah bagian dan kemampuan dari seorang pemimpin.
Dalam diri seorang pemimpin tentu saja memiliki model dan gaya kepemimpinan
yaitu Teori Sifat (Traith Approach/Theory), (2) Teori Prilaku Kepemimpinan
(Behavior Approach/Theory), (3) Kepemimpinan Kharismatik (Leadership of
Charismatic), (4) Teori Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Theory of
Leadership), (5) Kepemimpinan Situasional (Leadership of Situational), (6) Teori
Transaksional dan Transformasional (Transactional and Transformational
Theory). Selain itu kepemimpinan yang dibutuhkan dalam lembaga pendidikan
yaitu (1) Kepemimpinan Visioner, (2) Kepemimpinan Transaksional.
3. Pentingnya peran kepemimpinan pada lembaga pendidikan dapat dilihat dari proses
manajemen lembaga tersebut. Kepemimpinan Efektif Lembaga Pendidikan Untuk
mengembangkan lembaga pendidikan tentunya memiliki sebuah hakikat untuk
kepemimpinannya, karena dengan memahami sebuah kepemimpinan maka seorang
pemimpin akan menyadari siapa dirinya, siapa yang dia pimpin, dan apa yang

17
harus dilakukannya. Oleh karena itu hakikat dari sebuah kepemimpinan perlu
diketahui yaitu (1) Mengarahkan, (2) Memengaruhi, (3) Memotivasi. Selain itu,
adapun pendekatan yang sebaiknya dilakukan oleh seorang pemimpin sebagai
bentuk kepemimpinan yang efektif bagi lembaga pendidikan. Adapun beberapa
pendekatan yang dimaksud yaitu (1) Pendekatan Kepemimpinan yang
Berintegritas, (2) Pendekatan Kepemimpinan dalam Mengambil Keputusan, (3)
Pendekatan Kepemimpinan dalam Pembagian Kerja dan Pengarahan, (4)
Pendekatan dalam Berkomunikasi, (5) Pendekatan dalam Pengawasan, (6)
Pendekatan dalam Pemberian Kesejahteraan, (7) Pendekatan Kepemimpinan dalam
Pemberian Hukuman.

B. Saran
Dalam mewujudkan tujuan dari suatu lembaga pendidikan tentunya perlu pemahaman
akan kepempimpinan yang efektif, menjadi seorang pemimpin yang memiliki
kepemimpinan yang dapat memajukan suatu lembaga bukanlah suatu hal yang mudah
perlu pemahaman teori dan juga tingkah laku dari lingkungan kelembagaan itu sendiri.
Maka dari itu perbanyaklah membaca jurnal, buku, maupun media lain untuk
mempelajari tentang kepemimpinan yang efektif tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Jujhi, dkk. Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan. ( Bandung, Widima, 2020)

Aditya Rangga, “Pengertian lembaga secara umum dan menurut para ahli”
https://cerdika.com/pengertian-lembaga/ (diakses pada 28 November 2021, pukul 11.43).

Chomaidi & Salamah. Pendidikan dan Pengajaran: Strategi Pembelajaran Sekolah. (Jakarta,
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2018)

Prof. Dr. H. Andi Rasyid Pananrangi, SH., M.Pd., Manajemen Pendidikan (Makassar: Celebes
Media Perkasa, 2017)

Ani Sulianti, Yusuf Efendi, Halimatus Sa’diyah (2020). “Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam
Lembaga Pendidikan”, Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 5 (1), 57.

Dr. Rahmat Hidayat, MA, Dr. H. Candra Wijaya, M.Pd, Ayat-Ayat Alquran Tentang Manajemen
Pendidikan Islam (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2017)

Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd, M.Si, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta Pusat: Penerbit Lentera
Ilmu Cendekia, 2017)

Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T., Kepemimpinan Efektif (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara,
2019)

Dr. Drs. H. Suhadi Winoto, B.A., M.Pd., Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta:
BILDUNG, 2020)

Sukarman Purba dkk, Kepemimpinan Pendidikan, ( Yayasan Kita Menulis, 2021)

Dr. Amiruddin Siahaan, M.Pd, Kepemimpinan Pendidikan (Medan: CV. Widya Puspita, 2018)

19
Prof. Dr. Suparyadi, S.IP., M.M., Pemimpin & Kepemimpinan yang Efektif (Yogyakarta: ANDI
(Anggota IKAPI), 2020)

Astuti, A., & Saril, S. (2020). KEPEMIMPINAN BERBASIS ISLAMI DALAM


MENINGKATKAN MUTU PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI. Adaara: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 10(1), 72-86.

20
Laporan Hasil Diskusi
“Kepemimpinan Efektif Lembaga Pendidikan”
Kelompok 4
Nim Nama Sub Materi Keterangan Paraf
862312020021 Haerunnisa Nur Peng. Lembaga AKTIF
Arimah dan Pendidikan

862312020014 Isramianti Kepemimpinan AKTIF


Efektif Lembaga
Pendidikan
862312020008 Putri Dyta Sari Peng. Lembaga AKTIF
Pendidikan dan
Kepemimpinan
862312020001 Risma Irmayani Kepemimpinan AKTIF
dalam Pendidikan
862312020027 Syifa Hasriani Pentingnya AKTIF
Kepemimpinan
Lembaga
Pendidikan

21

Anda mungkin juga menyukai