Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN FILSAFAT DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

ISLAM DILIHAT DARI EVOLUSI MANAJEMEN

Makalah

Diajukan untukMemenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Manajemen


Pendidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
FakultasTarbiyah

OLEH :

KELOMPOK 5

ELVINA DAMAYANTI
862312020005

RINA ADRIANI
862312020006

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE


FAKULTAS TARBIYAH
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan

kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat-Nya, sehingga

kami mampu menyelesaikan penyusunan Makalah ini.

ShalawatsertasalamsemogatercurahkankepadaNabi MuhammadSaw.

yangsenantiasamembawakitakepadajalankeridhaandanmaghfirah Allah

SWT.

Tentunya dalam penyusunan ini, tak luput adanya kekurangan

dan kelemahan dari segala sisinya. Oleh karena itu, dengan hati

terbuka, kami menerima saran dan kritik dari pembaca sekalian, yang

tentunya bisa menyempurnakan penyusunan Makalah ini.

Rasa terima kasih yang terdalam kami hanturkan kepada

semua pihak yang telah ikut serta membantu penyusunan Makalah ini.

Terlebih ucapan terima kasih itu kami sampaikan kepada dosen

pembimbing.

Akhirnya, dapatlah kami menadahkan tangan kehadirat Allah

SWT. seraya berdoa dan bermunajat, semoga Makalah ini dapat


bermanfaat, khususnya pada bidang pelajaran.

Watampone, 15 Oktober 2021

KELOMPOK 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. LatarBelakang .................................................................................. 1
B. RumusanMasalah ............................................................................. 2
C. TujuanMasalah ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Fase Prasejarah ................................................................................ 4
B. Fase Sejarah .................................................................................... 6
C. Fase Modern..................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................. 10
A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Malalui metode filsafat maka dapat melahirkan ilmu


pengetahuan, perkembangan ilmu pengetatahuan dewasa ini adalah
berkat adanya berfikir secara filsafati. Proses filsafat secara seistematik
adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada dalam
realitas sosial. Oleh karena itu pembahasan ini mengaitkan filsafat
dengan manajemen pendidikan sehingga persoalan-persoalan yang
terkait dengan manajemen dapat dijawab secara sistematis dan rasional.

Sebagaimana telah diketahui, manajemen atau pengelolaan


sebuah organisasi sebetulnya berdimensi dua. Dimensi pertama
berorientasi atau menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen,
yaitu urutan fungsi-fungsi dari perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan seterusnya. Dimensi yang kedua berorientasi
pada pendekatan pada obyek atau sasaran yang di kelola.

Membahas tentang filsafat manajemen pendidikan, tidak bisa


kita pisahkan dengan sejarah filsafat. Seperti kita ketahui filsafat
mempunyai andil yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, segala ilmu pengetahuan lahir dari rahim filsafat. Bisa
dikatakan bahwa filsafat adalah induk segala ilmu pengetahuan. Pada
fase awalnya filsafat hanya melahirkan dua ilmu pengetahuan, yakni
ilmu alam (Natural Philosophy) dan ilmu sosial (Moral Philosophy)
maka dewasa ini terdapat lebih dari 650 cabang keilmuan. Hal ini,
menurut Ibnu Khaldun disebabkan oleh berkembangnya kebudayaan
dan peradaban manusia.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana tinjauan filsafat dalam manajemen pendidikan islam dilihat dari
evolusi manajemen :

1. Apa dimaksud dengan Fase Prasejarah dilihat dari evolusi manajemen


2. Apa yang dimaksud dengan Fase Sejarah dilihat dari evolusi
manajemen
3. Apa yang dimaksdu dengan Fase Modern dilihat dari evolusi
manajemen
C. Tujuan Permaslahan
BerdasarkanlatarbelakangdiatasmakapenulismerumuskanbeberapaTujuanPe
nulisansebagaiberikut :
Untuk mengetahui Bagaimana tinjauan filsafat dalam manajemen
pendidikan islam dilihat dari evolusi manajemen :
1. Untuk mengetahui Fase Prasejarah dilihat dari evolusi manajemen
2. Untuk mengetahui Fase Sejarah dilihat dari evolusi manajemen
3. Untuk mengetahui Fase Modern dilihat dari evolusi manajemen

BAB II

2
PEMBAHASAN

Lahirnya ilmu filsafat merupakan suatu evoluasi dari segala ilmu yang
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan ranah kehidupan manusia. Oleh karena itu uraian ini lebih
difokuskan tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa.
Dimana dalam ilmu manajemen ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang
merupakan cikal bakal teori dari ilmu manajemen yang berkembang terus dengan
berbagai aliran lainnya.
Dalam buku Filsafat Politik Prof.Dr. Armanda. Sokrates, sang pendiri
filsafat politik mendeklarasikan bahwa, filsafat sebagai aktivitas pencarian
kebijaksanaan. Sementara Karl Marx mendeklarsikan bahwa, perspektif filofis
sebagai agen of Change peradaban baru. Bisnis filsafat bukan lain kecuali
mengubah realitas ketidak adilan dan membalikkannya menjadi realitas keadilan.
Berdasarkan pada Karl Marx, maka dapat disimpulkan bahwa, realitas
yang diartikan disini lihat dari sudut pandang manajemen, ketidak adanya
pemerataan dalam ranah kehidupan. Perubahan yang dilakukan dan harus
berlandaskan pada kebutuhan societas dan problematik yang hadapi oleh
masyarakat dan kaum terlemah. Perubahan yang diharapkan adalah, pengembalian
hak hak kelayakan untuk hak tinggal, hak untuk perolehan capital, hak untuk
penataan taraf hidup, hak untuk mendapatkan keadilan yang sama.
Berfilsafat mengajak berfikir lebih dewasa (profesional) maksudnya,
dengan filsafat orang dapat mengetahui semua hal dengan cara berfikir sedalam-
dalamnya, yang tentunya dengan berbagai pertimbangan serta mengkaitan suatu
problem yang memiliki hubungan dengan objek, obyek yang dimaksudkan disini
adalah pengaturan sebuah sistem bisnis yang tidak mengabaikan norma- norma
kehidupan. Norma norma kehidupan yang dimaksudkan adalah bagaimana setiap
orang mendapatkan hak dan pengaturan kehidupan yang sesuai dengan standar
yang sebenarnya.
A. Fase Prasejarah

3
Kelahiran pemikiran filsafat diawali pada abad ke-6 SM yang ditandai
oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi
pembenaran setiap gejala alam. Filsafat Yunani yang telah berhasil mematahkan
berbagai mitos tentang kejadian dan asal usul alam semesta, dan itu berarti
dimulainya tahap rasionalisasi pemikiran manusia tentang alam semesta. Cara
berpikir ini berlangsung sampai abad ke-6 SM. Sedangkan sejak abad ke-6 SM
orang mulai mencari jawaban rasional tentang asal usul dan kejadian alam
semesta.
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam,
di mana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya.
Mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat
filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan mitos belaka. Mereka
mencari asas yang pertama dari alam semesta yang sifatnya mutlak, yang berada
di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
Filosof yang mengembangkan filasfat pada zaman Yunani yang begitu
ramai dipersoalkan sepanjang sejarah yaitu Socrates. Setelah itu, Plato
meneruskan keaktifan Socrates dengan mengarang dialog-dialog seperti gurunya.
Plato berpendapat bahwa berfilsafat artinya mencari kebijaksanaan atau
kebenaran, dan oleh karena itu dapat dimengerti bahwa mencari kebenaran itu
dilakukan secara bersama-sama dalam suatu dialog.
Pemikiran filsafat Yunani Kuno mencapai puncaknya pada masa
Aristoteles (384 SM-322 SM). Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu
pengetahuan ialah mencari penyebab objek yang diselidiki. Kekurangan utama
para filosof sebelumnya adalah mereka tidak memeriksa semua penyebabnya.
Fase pra-sejarah, dikelompokan ke dalam beberapa zaman/peradaban
manusia, antara lain :
1. Mesopotamia Pada masa peradaban ini, prinsip-prinsip manajemen sudah
dilaksanakan terutama dalam bidang pemerintahan, perdagangan, komunikasi
dan angkutan. Pada masa ini sudah digunakan uang logam sebagai alat tukar
yang sah, dimana sebelumnya sistem perdagangan menggunakan barter. Dalam

4
angkutan pun sudah digunakan transportasi sungai sebagai bagian dari sistem
komunikasi antar daerah.
2. Babilonia Selain bidang pemerintahan, perdagangan, komunikasi dan angkutan
yang sudah berkembang sebelumnya, pada peradaban ini bidang teknologi
sudah mulai berkembang, terbukti dengan adanya taman gantung yang sulit
tertandingi oleh karya manusia modern saat ini.
3. Mesir Kuno Berbeda dengan kedua peradaban di atas, pada masa Mesir Kuno
banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang masih dapat digali dan dapat
diinterpretasikan. Pada masa ini aspek manajemen berkembang sangat pesat
seperti bidang pemerintahan, militer, perpajakan bahkan pertanian yang sudah
menggunakan sistem irigasi. Hanya saja pada masa ini proses manajemen yang
dijalankan bukan ditujukan untuk kepentingan rakyat seperti yang umum
diakui sekarang, tetapi ditujukan untuk kepentingan Fir’aun dan keluarganya.
4. Tiongkok Kuno Pada masa Tiongkok Kuno banyak pengetahuan tentang
manajemen yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni masyarakat
Tiongkok Kuno telah berhasil menciptakan suatu sistem kepegawaian yang
digunakan sampai dengan saat ini, yang dikenal dengan istilah merit system.
Ada tiga orang tokoh yang memberikan sumbangan besar bagi perkembangan
manajemen yaitu Confucius, Chow, dan Mo Ti.
5. Romawi Kuno Sumber-sumber ilmiah yang dapat dipelajari mengenai
perkembangan manajemen pada masa Romawi kuno adalah karyakarya ahli
filsafat terkenal yaitu Cicero, dengan terbitnya buku yang berjudul De officii
(the office) dan De Legibus (the law) yang menjelaskan tentang Pemerintah
Romawi berhasil memerintah daerah yang sangat luas dengan cara membagi-
bagi tugas pemerintahan dalam departemen-departemen. Bidang lain yang
berkembang sangat menonjol adalah administrasi militer, pajak dan
perhubungan melebihi yang sebelumnya, hal ini diperlukan mengingat Romawi
mempunyai wilayah yang sangat luas.
6. Yunani Kuno Sumbangan terbesar terhadap bidang administrasi dan manajemen
pada masa Yunani Kuno adalah berkembangnya konsep demokrasi, meskipun
tidak langsung dalam ruang lingkup administrasi, tetapi sangat mempengaruhi

5
jalannya administrasi dan manajemen. Yang berbeda konsep demokrasi pada
masa Yunani Kuno dengan saat ini terletak pada interpretasi rakyat. Demokrasi
berasal dari kata demos dan kratos yang berarti rakyat dan kekuasaan sehingga
kekuasaan berada ditangan rakyat. Definisi rakyat pada masa Yunani Kuno
terbatas pada pengertian :
a. Pria
b. Dewasa (berumur 21 tahun)
c. Lahir di Athena
d. Orang tua warga asli Athena

B. Fase Sejarah
Pada masa pertengahan ini, terdapat periode yang membuat perkembangan
filsafat tidak berlanjut, yaitu pada masa skolastik Kristen.Hal ini dikarenakan
pihak gereja membatasi para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan
terhambat dan tidak bisa berkembang, karena semuanya diatur oleh doktirn-
doktrin gereja yang berdasarkan kenyakinan. Apabila terdapat pemikiran-
pemikiran yang bertentangan dari keyakinan para gerejawan, maka filosof
tersebut dianggap murtad dan akan dihukum berat samapai pada hukuman mati.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua
periode yaitu: periode Scholastik Islam dan periode Scholastik Kristen. Pada
periode Scholastik Islam, para filosof Islamlah yang pertama mengenalkan
filsafatnya Aristoteles. Diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada
orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles. Para ahli pikir
Islam yang lain (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-
Ghazali, dan lain-lain.
Mereka itulah yang memberi sumbagan sangat besar bagi para filosof
Eropa yang menganggap bahwa filsafat Aristoteles, Plato, dan Al-Quran adalah
benar. Namun dalam kenyataannya bangsa Eropa tidak mengakui atas peranan
ahli pikir Islam yang mengantarkam kemoderenan bangsa Barat.
Pada masa ini Scholastik Kristen, kekuasaan agama masih begitu
berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan filasafat, khususnya di kawasan

6
Eropa. Adanya tren perbudakan membuat para pemikir ahli terbatas hanya dari
kaum agamis yang berada di gereja saja, karena mereka yang diluar gereja terlalu
disibukkan dengan urusan melayani orang lain, daripada memikirkan hal- hal
yang tidak mengenyangkan seperti filsafat. Pada masa inilah perkembangan
filsafat dan ilmu pengetahuan sangat buruk.Karena pihak gereja membatasi dan
melarang para filosof dalam berfikir, sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat tidak
berkembang.
Berhubungan dengan gelapnya sejarah dunia, selama 15 abad pertama dari
sejarah dunia modern, bidang manajemen pun mengalami kegelapan. Timbulnya
Gereja Katolik Roma bukan saja karena ajaran-ajarannya yang suci, tetapi telah
memberikan pengaruh sangat besar terhadap perkembangan manajemen. Gereja
Katolik Roma telah menciptaka pola-pola dasar struktur organisasi yang ditiru
oleh hampir semua organisasi modern hingga sekarang ini. Pada zaman ini
administrasi berkembang lebih pesat lagi dengan adanya 3 (tiga) kelompok
cendekiawan yang memiliki pandangan dengan garis besar dan waktu yang
hampir bersamaan. Ketiga kelompok tersebut, yaitu:
a. Kaum kameralis di Jerman dan Australia
b. Kaum merkantilisme di Inggris
c. Kaum fisiokrat di Prancis
Perkembangan semakin pesat dengan timbulnya revolusi industri di
Inggris, yang mengakibatkan perubahan yang sangat besar dalam administrasi.
Revolusi industri tersebut dipercepat dengan penemuan mesin-mesin produksi.
Dengan adanya revolusi industri terjadi perubahan yang radikal dalam bidang
administrasi dan manajemen, diantaranya :

1. Dari filsafat job centered menjadi human centered


2. Dari orientasi efektifitas menjadi efisiensi dan efektifitas
3. Dari produksi kecil menjadi industri besar/masal
4. Dari manual menjadi otomatisasi
5. Dari organisasi tertutup menjadi organisasi terbuka
6. Dari sistem magang menjadi serikat buruh.

7
Puncak perkembangan manajemen pada fase sejarah dengan terbitnya
buku The economy of Manufacture karya Charles Babbage yang menekankan
pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai tujuan dan pentingnya pembagian
kerja.
Pada zaman ini, manusia mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-
angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah
membatasi manusia dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu
pengetahuan. Proses melahirkan kembali ini terjadi pada abad ke-15 dan 16. Dan,
yang melahirkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi kuno ini adalah orang-
orang yang biasa disebut kaum humanis.
Bangsawan Inggris yang meletakkan dasar filosofis untuk perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan dengan mengarang suatu maha karya yang
bermaksud menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan suatu
teori baru dalam bukunya Novum Organon.

C.Fase Modern
Setelah zaman renaisans yaitu zaman pencerahan atau zaman modern.
Zaman Pencerahan (Inggris: Enlightenment) berlangsung dari abad ke-17 hingga
ke-20 M. Di zaman ini terdapat peristiwa penting, yaitu revolusi di Inggris dan
Perancis. Orang-orang yang hidup di zaman ini memiliki keyakinan bahwa
mereka mempunyai masa depan yang cerah dan bercahaya berkat rasio mereka
sendiri.
Sebelumnya, orang lebih suka berpaut pada otoritas lain di luar dirinya,
seperti otoritas gereja, kitab suci, para ahli, dan negara. Oleh karena itu, semboyan
zaman pencerahan adalah Sapere aude (beranilah berpikir sendiri). Dengan
semboyan itu, manusia di zaman pencerahan semakin bersemangat untuk
menemukan hal-hal baru. Mereka memanfaatkan akal mereka semaksimal
mungkin untuk menggapai perubahan, kemajuan, pertumbuhan, pembangunan,
peradaban, reformasi, bahkan revolusi.
Pada masa ini pembicaraan filsafat lebih banyak mebahas dan
membicrakan maslah logocentris (kata/kalimat), inipun terjadi pada filosof-filosuf

8
eropa, lain halnya dengan di Amerika lebih bersifat Pragmatis, artinya mereka
akan mengambilnya jika filsafat itu menguntungkan bagi mereka.
Perkembangan pemikiran filsafat pengetahuan memperlihatkan aliran-
aliran besar: rasionalisme, empirisme dan idealisme dengan mempertahankan
wilayah-wilayah yang luas. Dibandingkan dengan filsafat abad ketujuh belas dan
abad kedelapan belas, filsafat abad kesembilan belas dan abad kedua puluh
banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat tetapi wilayah pengaruhnya
lebih tertentu. Akan tetapi justru menemukan bentuknya (format) yang lebih
bebas dari corak spekulasi filsafati dan otonom.

Fase ini dimulai dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang


dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Serikat. Gerakan ini lahir
pada tahun 1886. Sebagai seorang sarjana teknik Taylor mulai mengadakan
penyelidikan-penyelidikan dalam rangka mempertinggi efisiensi perusahaan dan
meningkatkan produktivitas pekerja. Sementara itu di Perancis muncul seorang
tokoh (pakar) di bidang pertambangan yang bernama Henry Fayol.
Dari pola pemikiran dan hasil-hasil penyelidikannya, maka kedua tokoh
tersebut mendapat julukan bapak manajemen ilmiah bagi FW Taylor dan bapak
administrasi modern bagi Henry Fayol. Pembicaraan lebih lanjut (secara
mendalam) mengenai kedua tokoh ini, akan dibahas tersendiri pada bab tokoh-
tokoh (pioner-pioner) manajemen.

BAB III
PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Perkembangan filsafat pada masa prasejarah lebih focus pembahasannya


mengenai kosmosentris artinya yang difikirkan oleh orang-orang terdahulu ialah
alam semesta, entah bumi maupun matahari menjadi pusat edar.
Perkembangan filsafat pada masa sejarah lebih banyak membicarah
tentang theocentris yaitu dimana yang menjadi topic pembicaraannya pada masa
itu ialah tentang keTuhanan.
Sedangkan perkembangan filsafat pada masa modern atau bias juga disebut
masa eropa, lebih banyak kajiannya tentang antroposentris yakni membicara pada
diri manusia itu sendiri.
Dan terakhir masa perkemkembangan filsafat pada masa sekarang, dimana
yang menjadi pokok pembahasannya saat ini ialah logosentris artinya
membicarakan kata/kalimat tapi itu di Eropa, sedangkan di Amerika lebih
pragmatis yakni mereka akan mengambilnya jika menguntungkan diri mereka dan
membuangnya jika tidak berguna bagi mereka walaupun berguna bagi orang lain.

B. Saran
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

10
Armanda Riyanto, Filsafat Politik, ( Yogjakarta : Kanisius, 2014 )

Andi Rasyid Pananrangi, Manajemen Pendidikan, ( Makassar : Celebes Media


Perkasa, 2017 )

Lina Marliani. 2019. “Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Volume 6


Nomor 4. ( hlm. 253-256 ). Ciamis.

Alexandre Pirex, 2013 “ Tinjauan Ilmu Filsafat terhadap Manajemen” ,


https://www.kompasiana.com/alexalola.com/553020116ea834093
08b459b/tinjauan-ilmu-filsafat-terhadap-manajemen. diakses
pada 15 Oktober 2021, pukul 14.59.

11

Anda mungkin juga menyukai