PENDIDIKAN PANCASILA
OLEH:
KEL. 1
AMA LODO (1903040100)
ANSELMA S. KEWA KIA (1903040115)
ASTO U. B. NDAPA (1903040117)
BONEFASIUS U. GALI MARA (1903040102)
MARIA A. N. PEREIRA (1903040134)
SALOMO Z. TUNGGA (1903040133)
PUNEF M. MUSUS (1903040141)
Daftar Isi i
Kata Pengantar ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………………..1
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………………..3
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………………..11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………..11
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………….11
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami ini.
Di dalam makalah ini, akan dibahas mengenai pengantar Pendidikan Pancasila. Penulis
akan membahas konsep Pendidikan Pancasila, sumber-sumber historis, argumen mengenai
Pancasila, serta esensi dan urgensi Pancasila.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat. Terima Kasih.
Hormat kami,
Kelompok 1.
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa konsep dari Pendidikan Pancasila?
b) Apa saja sumber-sumber historis Pancasila?
c) Bagaimana argumentasi mengenai Pancasila sebagai ideologi negara?
d) Apa saja esensi serta urgensi dari Pancasila?
1.3 Tujuan Penulisan.
a) Menjelaskan konsep dari Pendidikan Pancasila.
b) Menjelaskan sejarah Pancasila dari berbagai sumber-sumber histori.
c) Menjelaskan argumentasi Pancasila sebagai ideologi negara.
d) Menjelaskan esensi serta urgensi Pancasila.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila adalah upaya
mengembangkan kualitas warga negara secara utuh dalam berbagai aspek sebagai
berikut.
1. Kemelekwacanaan sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman
peserta didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara
dalam kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikan
perilakunya dengan pemahaman dan kesadaran itu.
4
keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di
lingkungannya secara cerdas dan baik.
5
menganggap Pancasila sebagai dasar atau fondasi berdirinya sebuah rumah besar, yakni
Republik Indonesia, yang di dalamnya menaungi berbagai macam suku dan agama.
6
semesta (pandangan dunia), kehidupan dan manusia. Kedua, melahirkan sebuah sistem.
Akan tetapi, anggapan Pancasila bukan ideologi dapat dibantah.
Untuk membantah hal tersebut, maka harus terlebih dahulu diketahui apa itu
ideologi. Menurut Sastrapratedja, definisi ideologi adalah seperangkat gagasan/pemikiran
yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Selanjutnya Kaelan berpendapat, tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita-cita
yang mendasar dan menyeluruh yang jalin-menjalin menjadi satu sistem pemikiran
(system of thought) yang logis, adalah bersumber kepada filsafat. Dari kedua pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa Ideologi adalah konsep operasionalisasi dari suatu
pandangan atau filsafat hidup dan merupakan norma ideal yang melandasi ideologi,
karena norma itu akan dituangkan dalam perilaku, juga dalam kelembagaan sosial,
politik, ekonomi, pertahanan keamanan dan sebagainya
Nilai berketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah mufakat dan keadilan
sosial diangkat dan dijadikan pedoman berkehidupan berbangsa di Indonesia berasal dari
nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain perkataan unsur-
unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan)
Pancasila sebagaimana pendapat yang disampaikan oleh Notonagoro. Pancasila
merupakan sebuah sistem filsafat, karena logika berpikir yang membentuk pandangan
dunia (world view) masyarakat Indonesia dengan telah melekat kuatnya budaya toleransi
antar umat beragama, gotong royong, musyawarah, solidaritas atau kesetiakawanan sosial
dan sebagainya telah menjadi konsensus bersama secara tidak tertulis dan kemudian
dituangkan secara tertulis dalam sebuah kesepakatan sosial (social agreement) yang
disebut dengan Pancasila, lalu oleh masyarakat Indonesia dijadikan tujuan serta cita-cita
untuk diwujudkan, dipertahankan, dijadikan cara pandang, landasan, keyakinan dan
dijadikan pedoman hidup dalam berkehidupan kebangsaan Indonesia yang heterogen atau
majemuk, maka sejalan dengan definisi ideologi yang dinyatakan oleh Sastrapratedja dan
Kaelan pendapat yang lainnya, bahwa Pancasila yang semula merupakan sistem filsafat
kemudian beralih dan masuk kepada wilayah ideologi. Dengan ini dapat ditegaskan,
bahwa Pancasila adalah merupakan sebuah ideologi.
7
2.4 Esensi serta Urgensi Pancasila
A. Esensi Pancasila
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang
artinya hakikat; inti; hal yang pokok. Dalam sila-sila pancasila terdapat patologi budaya
Pancasila, yang bisa menghancurkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila
Pancasila. Fenomena yang terjadi pada masa Indonesia saat ini seperti korupsi,
kerusuhan, dan moral yang bertentangan dengan nilai pancasila. Jika dasar Pancasila itu
tidak tertanam kuat pada diri rakyat Indonesia maka negara ini akan berantakan.
Dengan berkembangnya dunia dan segala masukan berbagai macam ideologi dari luar
negeri ke dalam negara, Pancasila sebagai konsep dasar kehidupan rakyat Indonesia harus
diperkuat serta ditanamkan agar kita tidak dijajah oleh bangsa lain. Memang tidak dijajah
dalam hal fisik tetapi dijajah dalam hal pemikiran yang secara perlahan-lahan membuat
berubah rakyat Indonesia dari sila-sila pancasila itu sendiri.
Beberapa contoh penerapan esensi pancasila sebagai dasar negara :
Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, artinya sesuai dengan agama dan
keyakinan yang sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradab. Contohnya
rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih agama yang akan ia anut dan jalani tanpa
ada unsur paksaan, bebas melaksanakan kegiatan agama dengan syarat
tidak melanggar norma-norma di Indonesia dan saling menghormati dengan agama lain.
Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya setiap warga negara telah
mengakui persamaan derajat, kewajiban antara sesama manusia sebagai asas
kebersamaan bangsa Indonesia, dan hak. Contoh penerapannya, majikan tidak sewenang-
wenangnya bertindak ke pembantunya dengan tidak berperikemanusiaan.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, artinya setiap warga negara mengutamakan
persatuan, kesatuan, dan juga keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan
diupayakan secara terus-menerus. Contoh penerapannya, tidak terlalu menonjolkan
8
kebudayaan masing-masing daerah untuk melihat siapa yang terbaik tetapi dipelajari dan
ikut melestarikan dengan serta meyakinkan bahwa perbedaan itu baik.
B. Urgensi Pancasila
Ir. Soekarno menggambarkan urgensi pancasila secara ringkas tetapi meyakinkan.
Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah dan juga satu alat pemersatu
bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatukan dalam perjuangan
melenyapkan segala macam penjajahan terutama imperialisme. Memahami urgensi
pancasila sebagai dasar negara, bisa menggunakan dua pendekatan yaitu, pendekatan
institusional dan pendekatan sumber daya manusia, Pendekatan institusional adalah
membentuk dan menyelenggarakan negara yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila
sehingga negara Indonesia dapat mewujudkan tujuan negara atau terpenuhinya
kepentingan nasional. Sementara itu pendekatan sumber daya manusia terdapat pada dua
aspek, yaitu orang-orang yang menjalankan pemerintahan dengan cara melaksanakan
nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen di dalam mengemban tugas dan
9
bertanggung jawab. Sehingga kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang
mengedepankan kepentingan rakyat.
Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada perlu pemahaman yang mendalam
terhadap urgensi pancasila sebagai dasar negara. Dalam pemahaman tersebut ada tahap
implementasi juga, yaitu tahap yang selalu memperhatikan prinsip-prinsip good
governance, antara lain transparan, akuntabel, dan fairness, sehingga akan terhindar dari
KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) dan warga negara yang berkiprah dalam bidang
bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang
menghindarkan warga negara melakukan free fightliberalism, tidak terjadi monopoli dan
monopsoni, serta warga negara yang bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan
dan bidang politik. Maka Indonesia akan mencapai tujuan yang di cita-citakan seperti
yang diharapan pejuang-pejuang pada masa dulu.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Pancasila sangatlah diperlukan di perguruan tinggi pada zaman
sekarang ini. Hal tersebut dikarenakan di zaman sekarang ini, semangat Pancasila sudah
mulai meredup, sebagai contoh munculnya intoleransi, maraknya kasus korupsi, serta
munculnya aliran radikal yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
Perguruan tinggi pun merupakan sasaran empuk bagi aliran radikal untuk menanamkan
ideologi mereka. Untuk itu, diperlukannya Pendidikan Pancasila agar bisa
mengembalikan kembali nilai-nilai serta norma-norma yang hilang dari kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Selain itu, Pendidikan Pancasila dalam perguruan tinggi juga berperan untuk
menghasilkan peserta didik yang memiliki semangat juang yang tinggi dan kesadaran
bela negara sesuai bidang profesi masing-masing demi tetap tegak dan utuhnya NKRI
dan mampu menerapkan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Dari uraian makalah dan kesimpulan, maka penulis mencoba memberikan saran
bahwa, Pendidikan Pancasila haruslah segera diterapkan di seluruh perguruan tinggi di
Indonesia, negeri maupun swasta, sebagai mata kuliah wajib agar nilai-nilai Pancasila
tidak hilang dan tertanam pada seluruh generasi masa depan tanpa terkecuali.
11
Selain itu, Pendidikan Pancasila ini juga harus diawasi agar pelaksaannya tidak
keluar dari konsep Pendidikan Pancasila yang telah ditetapkan, serta tidak keluar dari
landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-UndangDasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan landasan operasional Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
12