Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


SISTEM PEMERINTAHAN

Oleh:
Kel. 3
Ama Lodo (1903040100)
Arel G. L. Sairo
Margereta Tameon (1903040135)
Marto Nabuasa (1903040144)
Oktavianus Poseng (1903040126)
Salomo Z. Tungga (1903040133)
Yakobus Tamu Ama (1903040139)
Yohanis Smaut (1903040118)

JURUSAN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA 2019/2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Kata Pengantar ii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan 2
Bab 2 Pembahasan………………………………………………………………………………...3
2.1 Jenis-jenis Sistem Pemerintahan………………………………………………………3
2.2 Sistem Pemerintahan Islam……………………………………………………………6
2.3 Hubungan Sistem Pemerintahan Islam dengan Sistem Lainnya 8
Bab 3 Penutup…………………………………………………………………………………...10
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….10
3.2 Saran…………………………………………………………………………………10
Referensi 11

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami ini.
Di dalam makalah ini, akan dibahas mengenai sistem pemerintahan dan macam-macam
sistem pemerintahan yang ada, serta akan dibahas juga tentang sistem pemerintahan Islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Hormat kami,

Kelompok 3.

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pemerintahan merupakan suatu struktur yang berisi peraturan-peraturan
serta lembaga-lembaga yang bertujuan untuk mengatur pola-pola kepemimpinan,
pengambilan keputusan, serta pengambilan kebijakan dalam suatu negara. Sebuah negara
haruslah mempunyai sistem pemerintahan, karena sistem pemerintahan berfungsi sebagai
organisasi yang mengelola suatu negara serta menetapkan kebijakan-kebijakan dalam
mencapai tujuan negara.
Di dunia terdapat banyak jenis sistem pemerintahan, seperti sistem pemerintahan
presidensial yang diterapkan di Indonesia sekarang ini, sistem parlementer, sistem
komunis, sistem yang berdasarkan pada ajaran agama seperti sistem pemerintahan Islam,
dan lain-lain. Setiap negara berhak untuk menganut sistem pemerintahannya sendiri
dalam mencapai tujuan negara. Sistem pemerintahan yang diterapkan dalam suatu negara
sangat dipengaruhi oleh latar belakang dari negara tersebut. Penerapan sistem
pemerintahan dalam suatu negara juga terkadang juga dipengaruhi oleh proses yang
dialami oleh negara tersebut, dan juga didalamnya terdapat persaingan untuk mendapat
pengaruh, kekuasaan, dan faktor kepentingan.
Salah satu bentuk sistem pemerintahan di dunia adalah sistem pemerintahan
Islam. Bentuk pemerintahan Islam adalah pemerintahan yang merujuk kepada syariat.
Konstitusinya tercermin dalam prinsip-prinsip Islam dan hukum-hukum syariat yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an dan dijelaskan Sunnah Nabawy, baik mengenai aqidah,
ibadah, akhlak, mu’amalah maupun berbagai macam hubungan. Oleh karena itu hukum
yang berlaku harus selalu bersumber dan merujuk kepada hukum yang telah ditetapkan
oleh Allah SWT. 

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja jenis-jenis sistem pemerintahan yang dikenal saat ini?
b. Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan Islam?
c. Bagaimana hubungan sistem pemerintahan Islam dengan sistem pemerintahan
yang lainnya?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Menjelaskan jenis-jenis sistem pemerintahan yang dikenal saat ini.
b. Menjelaskan tentang sistem pemerintah Islam.
c. Menjelaskan hubungan sistem pemerintahan Islam dengan sistem pemerintahan
yang lainnya.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Sistem Pemerintahan


 Sistem Pemerintahan Parlementer:
Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem atau keseluruhan prisip
penataan hubungan kerja antar lembaga negara yang secara formal memberikan
peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan
pemerintahan negara. Presiden atau raja hanya menjadi simbol kepada negara
saja. Parlemen adalah badan legislatif yang anggotanya dipilih secara langsung
oleh rakyat melalui pemilu. Pada sistem parlementer, terdapat dua pemimpin
yakni perdana menteri sebagai kepala pemerintahan dan presiden atau raja sebagai
kepala negara. Parlemen mempunyai kekuasaan untuk mengangkat atau
menurunkan perdana menteri.
Terdapat beberapa ciri dari sistem pemerintahan parlementer, antara lain:
 Terdapat pemisahan antara kepala negara dan kepala pemerintahan,
tetapi tidak ada pemisah antara kekuasaan eksekutif dan legislatif,
kedua kekuasaan tersebut dipegang oleh parlemen.
 Anggota parlemen ditetapkan menurut pemilihan umum. Parlemen
terpilih yang terdiri dari anggota parlemen yakni menteri-menteri dan
Perdana Menteri yaitu pemimpin parlemen.
 Presiden/raja hanya mempunyai kekuasaan simbolis di luar eksekutif
dan legislatif sebagai kepala negara.
 Perdana menteri sebagai kepala pemerintahan yang dipilih oleh
anggota parlemen, seringkali berasal dari partai politik yang
memimpin pemilu dan mempunyai kekuasan eksekutif atau
menerapkan hukum.

3
 Perdana menteri mempunyai hak preogratif atau hak istimewa untuk
mengangkat para menteri yang memimpin departemen dan non
departemen negara.
 Anggota parlemen dapat menjatuhkan Perdana Menteri apabila suatu
saat sebagian besar dari mereka tidak setuju dengan pemimpin
pemerintahan tersebut. Caranya yakni dengan menyatakan mosi tidak
percaya.
 Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif bisa dijatuhkan oleh legislatif.

 Sistem Pemerintahan Presidensial


Pada sistem pemerintahan presidensial, kekuasaan tidak dipegang
seluruhnya oleh parlemen, namun dibagi menjadi dua bagian dalam bentuk
kelembagaan yang independen, yaitu eksekutif (pemerintah) dan legislatif
(parlemen). Pada beberapa negara seperti di Indonesia, sistem presidensial ini
diikuti dengan Trias Politica, di mana kekuasaan dibagi menjadi tiga yaitu
eksekutif yang bertugas untuk menyelenggarakan pemerintahan dan
mengimplementasikan Undang-Undang, legislatif yang bertugas membuat
undang-undang dan mewakili rakyat dalam pemerintahan, serta yudikatif yang
bertugas menjalankan kehakiman dan mengawasi kedua lembaga yang telah
disebutkan sebelumnya. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat
untuk masa kerja yang lamanya ditentukan konstitusi, begitu pula lembaga
legislatif. Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu
presiden yang diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden.
Terdapat beberapa ciri dalam sistem pemerintahan presidensial, yaitu:
 Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan
sekaligus kepala negara.
 Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat
dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan
rakyat.

4
 Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan
non-departemen.
 Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet
bertangungjawab kepada presiden.
 Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
 Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga
perwakilan, anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
 Semua lembaga (eksekutif, legislatif, yudikatif) memiliki kedudukan
yang sama.
 Partai politik berfungsi sebagai fasilitator untuk mengusung pejabat-
pejabat lembaga pemerintahan.

 Sistem Pemerintahan Komunis


Sistem pemerintahan komunis didasarkan pada ideologi komunisme.
Komunisme merupakan suatu paham yang berfokus pada kepemilikian bersama
atas alat-alat produksi seperti tanah, modal, tenaga kerja yang memiliki tujuan
agar tercipta masyarakat yang makmur, sehingga masyarakat komunis tanpa kelas
dan semua orang memiliki tingkatan yang sama. Suatu negara yang menganut
ideologi komunis, setiap perusahaan, tanah dan lain sebagainya tidak dapat akui
secara pribadi sebab seluruhnya adalah milik negara. Sehingga jika terjadi
keuntungan ataupun kerugian akan ditanggung dan dirasakan oleh seluruh rakyat.
Negara komunisme akan mengatur rakyatnya sedemikian rupa dengan paham-
paham yang bersifat doktriner melalui media berupa sekolah-sekolah, media
massa hingga lembaga ideologi khusus yang pasti telah menghilangkan nilai-nilai
dari ketuhanan dan agama.
Ciri-ciri sistem pemerintahan komunis antara lain:
 Cenderung tidak mengakui adanya Tuhan dan agama.
 Pemerintahan didominasi oleh satu partai yaitu partai komunis.
 Ekonomi menggunakan sistem komunisme dengan perencanaan
terpusat.

5
 Semua alat produksi dikuasai oleh negara. Swasta tidak memiliki
peran.
 Bersifat otoriter dan tidak memiliki kebebasan berpendapat.
 Tidak adanya pembagian kelas dalam masyarakat.
 Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal
Sistem pemerintahan demokrasi liberal dipahami sebagai sistem
pemerintahan di mana masyarakat menyetujui pemimpin mereka secara
konstitusional serta mengakui adanya hak-hak individu. Dalam sistem
pemerintahan ini, pengendalian kekuasaan dilakukan oleh kepala pemerintahan
yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Perbedaan sistem ini dengan sistem
yang lainnya ialah, sistem ini sangat menekankan kebebasan individu. Keputusan-
keputusan pemerintah diberlakukan pada sebagian besar bidang kebijakan
pemerintah yang tunduk terhadap pembatasan-pembatasan agar keputusan
pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti yang
tercantum dalam konstitusi.
Ciri-ciri sistem demokrasi liberal antara lain:
 Sangat mengakui kebebasan dan hak-hak individu.
 Pemimpin negara dipilih secara demokrasi.
 Mayoritas kegiatan ekonomi dikuasai oleh swasta.
 Terdapat wakil rakyat dalam lembaga pemerintahan yang juga
bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan membatasi
kekuatan pemimpin negara.
 Keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

2.2 Sistem Pemerintahan Islam


Menurut Hasan al-Banna sebagaimana dikutip oleh Muhammad Abdul
Qadir Abu Faris, pemerintahan Islam adalah pemerintah yang terdiri dari pejabat-
pejabat pemerintah yang beragama Islam, melaksanakan kewajiban-kewajiban
agama Islam seperti tidak melakukan maksiat, serta melaksanakan hukum-hukum
dan ajaran-ajaran agama Islam. Dalam rentang waktu yang sangat panjang sejak

6
abad ke-7 Masehi hingga sekarang, umat Islam pernah mempraktekkan beberapa
sistem pemerintahan yang meliputi sistem pemerintahan khilafah (khilafah
berdasarkan syura dan khilafah monarki), imamah, monarki dan demokrasi.
Dalam catatan sejarah Islam, pasca wafatnya Rasulullah SAW, konsep
kekhalifahan beberapa kali mengalami perubahan. Pengangkatan Khalifah Abu
Bakar Al-Shiddiq merupakan representasi dari pemerintahan yang dibentuk atas
dasar musyawarah mufakat (al-syura) sebagai cikal bakal demokrasi. Sementara
itu pengangkatan khalifah kedua, yakni khalifah Umar ibn Khathab, merupakan
representasi dari sistem monarki absolut, karena dilakukan melalui penunjukan
dan penobatan.
Khilafah adalah pemerintahan Islam yang tidak dibatasi oleh teritorial,
sehingga kekhalifahan Islam meliputi berbagai suku dan bangsa. Ikatan yang
mempersatukan kekhalifahan adalah Islam sebagai agama. Pada intinya, khilafah
merupakan kepemimpinan umum yang mengurusi agama dan kenegaraan sebagai
wakil dari Nabi Saw. Dalam bahasa Ibn Khaldun, kekhalifahan adalah
kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan
hukum-hukum syariat Islam dan memikul da'wah Islam ke seluruh dunia.
Menegakkan khilafah adalah kewajiban bagi semua kaum muslimin di seluruh
penjuru dunia. Menjalankan kewajiban yang demikian itu, sama dengan
menjalankan kewajiban yang diwajibkan Allah atas semua kaum muslimin.
Melalaikan berdirinya kekhalifahan merupakan maksiat (kedurhakaan) yang
disiksa Allah dengan siksaan yang paling pedih.
Menurut Mohammed S. Elwa bahwa siapa saja terlibat dalam sebuah
riset tentang prinsip-prinsip sistem politik Islam dan sejarahnya, maka harus
menerima kenyataan bahwa Rasulullah Saw adalah yang pertama kali membentuk
pemerintahan Islam sesudah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Menurut Hasan al-
Banna, Islam menganggap pemerintahan sebagai salah satu dasar sistem sosial
yang dibuat untuk manusia. Islam tidak menghendaki kekacauan atau anarkis dan
tidak membiarkan satu jamaah tanpa Imam (pemimpin).
Menurut Hasan al-Banna sebagaimana dikutip oleh Muhammad Abdul
Qadir Abu Faris, kewajiban atau tugas-tugas pemerintah Islam adalah pertama,

7
menjaga keamanan dan melaksanakan undang-undang; kedua, menyelenggarakan
pendidikan; ketiga, mempersiapkan kekuatan; keempat, memelihara kesehatan;
kelima, memelihara kepentingan umum; keenam, mengembangkan kekayaan dan
memelihara harta benda; ketujuh, mengokohkan akhlak; kedelapan, menyebarkan
dakwah.
Tugas dan tujuan lembaga pemerintahan dalam pandangan Al-Ghazali,
adalah lembaga yang memiliki kekuasaan dan menjadi alat melaksanakan syari'at,
mewujudkan kemaslahatan rakyat, menjamin-ketertiban urusan dunia dan urusan
agama. Lembaga pemerintahan juga berfungsi sebagai lambang kesatuan umat
Islam demi kelangsungan sejarah umat Islam.

2.3 Hubungan Sistem Pemerintahan Islam dengan Sistem Pemerintahan yang Lain
Menurut pemikir-pemikir politik Islam, sistem pemerintahan Islam
berebeda dari semua bentuk sistem pemerintahan yang ada dan dikenal seluruh
dunia. Perbedaan itu ada pada semua segi, seperti asas yang mendasarinya, serta
pemahaman di dalamnya. Pemahaman, maqāyīs (standar), serta hukum-hukum
yang digunakan untuk mengatur berbagai urusan, juga konstitusi dan Undang-
undang yang dilegislasi untuk diimplementasikan dan diterapkan, serta bentuk
negara yang mencerminkan Daulah Islam.
Sistem pemerintahan Islam bukan sistem kerajaan. Bahkan, Islam tidak
mengakui sistem kerajaan, apalagi menyerupai sistem kerajaan, tentu tidak. Hal
itu karena dalam sistem kerajaan, seorang anak (putra mahkota) otomatis menjadi
raja karena pewarisan, di mana umat (rakyat) tidak memiliki andil dalam
pengangkatannya. Sementara itu dalam sistem Khilafah tidak ada pewarisan,
namun yang ada adalah baiat dari umat yang menjadi metode untuk mengangkat
Khalifah.
Sistem Pemerintahan Islam bukan sistem federasi, di mana dalam sistem
federasi, wilayah-wilayah negara terpisah satu sama lain dengan hak otonomi, dan
mereka dipersatukan dalam masalah pemerintahan yang bersifat umum.
Sementara sistem pemerintahan Islam adalah sistem kesatuan. Contohnya, sistem

8
pemerintahan Islam dalam sejarah, Marrakesh di barat dan Khurasan di timur,
diperlakukan sebagaimana distrik al-Fayyum jika ibukota negaranya di Kairo.
Sistem pemerintahan Islam bukan sistem republik. Di mana,
pemerintahan berada di tangan presiden dan para menterinya dalam sistem
republik presidensial, dan di tangan kabinet dalam sistem republik parlementer.
Sedangkan dalam sistem pemerintahan Islam (Khilafah), kewenangan untuk
melakukan legislasi (menetapkan hukum) tidak di tangan rakyat, tetapi ada pada
Allah subhānahu wa ta’āla. Sehingga dalam hal ini, tidak seorang pun selain
Allah subhānahu wa ta’āla yang dibenarkan menentukan halal dan haram.
Bahkan dalam sistem pemerintahan Islam, tindakan menjadikan kewenangan
untuk membuat hukum itu berada di tangan manusia, merupakan kejahatan besar.
Maka dapat dikatakan bahwa, sistem pemerintahan Islam tidak dapat
disamakan dengan sistem pemerintahan yang lainnya, karena sistem pemerintahan
Islam memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya berbeda. Dalam sistem
pemerintahan Islam, hukum syariat Islam dijadikan sebagai hukum negara, dan
hukum tersebut telah ditetapkan oleh Allah dan bukan oleh manusia. Manusia
hanyalah sebagai pelaksana hukum tersebut di dunia.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pemerintahan merupakan suatu tatanan struktur yang terdiri dari lembaga-
lembaga yang saling memengaruhi dan saling bergantung, serta di dalamnya terdapat
peraturan-peraturan dan pola-pola yang dipakai demi mencapai tujuan suatu negara. Di
dunia, dikenal banyak jenis sistem pemerintahan. Sistem yang dipakai saat ini adalah
seperti, sistem parlementer, sistem presidensial, sistem komunis, serta sistem demokrasi
liberal.
Salah satu sistem pemerintahan yang juga dikenal adalah sistem pemerintaha
Islam. Sistem pemerintahan Islam adalah sistem yang menggunakan hukum Syariah
Islam sebagai hukum negara dan dipimpin oleh pemimpin-pemimpin Muslim yang
mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan bernegara. Sistem ini berbeda
dengan sistem yang lainnya, karena memiliki pemahaman maqāyīs (standar) tersendiri
yang menjadi ciri khas dari sistem pemerintahan ini.

3.2 Saran
Sistem pemerintahan Islam adalah sistem pemerintahan yang menjalankan syariat
Islam sesuai ketetapan Allah. Maka, dalam kehidupan bernegara haruslah sarat akan
nilai-nilai Islami yang damai dan menuju kesejahteraan bersama.
Para pejabat-pejabat pemerintahan juga haruslah orang-orang Muslim yang
mampu menjalankan kewajiban-kewajiban Islam dalam hidupnya. Pemerintah haruslah
taat kepada Allah dan kepada Rosul.

10
REFERENSI

http://eprints.walisongo.ac.id/6809/3/BAB%20II.pdf

https://guruakuntansi.co.id/pengertian-sistem-pemerintahan/

https://iain-surakarta.ac.id/bagaimanakah-sistem-pemerintahan-yang-islami/

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-sistem-pemerintahan-dan-macam-macam-sistem-
pemerintahan/

https://www.academia.edu/30181848/PKN_Pengertian_Sistem_Pemerintahan_dan_Sistem_Pem
erintahan_di_Berbagai_Negara

https://www.muslimahnews.com/2019/06/18/khilafah-sistem-pemerintahan-islam-berbeda-
dengan-seluruh-bentuk-sistem-pemerintahan-di-seluruh-dunia/

11

Anda mungkin juga menyukai