Anda di halaman 1dari 43

Perubahan Masyarakat Indonesia dari

Negara Berkembang Menuju Negara


Maju

INDIKATOR PEMBELAJARAN

❖ Dapat menjelaskan laju pertumbuhan penduduk.


❖ Dapat mendeskripsikan pertumbuhan penduduk ekonomi dan peningkatan
kualitas hidup.
❖ Dapat menjelaskan terbentuknya stratifikasi sosial.
❖ Dapat mendeskripsikan keadaan masyarakat pasca-p
PETA KONSEP

Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Ekonomi dan Peningkatan


Perubahan Masyarakat Kualitas Hidup
Indonesia dari Negara
Berkembang Menuju Negara
Maju
Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Keadaan Masyarakat Pasca Pengakuan


Kedaulatan Hingga Era Awal Reformasi

KOMPETENSI DASAR
1. Menerapkan aspek keruangan dan konektivitas antarruang dan waktu dalam
mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan
keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)
2. Menyajikan hasil olahan telaah tentang hasil hasil kebudayaan dan fikiran
masyarakat Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan sampai sekarang dalam
aspek geografis, ekonomi, budaya, dan politik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3. Membandingkan manfaat kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam
masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
4. Merumuskan alternatif tindakan nyata dalam mengatasi masalah yang kelembagaan
sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
5. Membandingkan landasan dari dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam,
sosial, budaya dan ekonomi
6. Merumuskan alternatif tindakan nyata dan melaksana-kannya sebagai bentuk
partisipasi dalam mengatasi masalah lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
sebagai akibat adanya dinamika interaksi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Secara sederhana penduduk adalah manusia-manusia yang menghuni suatu


tempat dalam jangka waktu tertentu. Penduduk bersifat dinamis, artinya
penduduk terus berubah, perubahan ini terjadi karena siklus kehidupan manusia
yang tak dapat dihindari yakni kelahiran dan kematian. (Pujiastuti dkk, 2013:78).
Berdasarkan data sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia
tercatat makin meningkat tiap tahun. Pada tahun 1971, penduduk Indonesia
berjumlah 118,3 juta jiwa. Sementara itu, pada tahun 2010, jumlah penduduk
Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa.Secara umum, bertambah dan
berkurangnya penduduk tiap tahun ditentukan oleh dinamika penduduk. Unsur
dinamika penduduk ada tiga, yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Adapun
hubungan antar unsur tersebut adalah sebagai berikut. (N.Suparno dkk,
2014:30).
a. Jika kelahiran lebih besar dari pada kematian, artinya pertumbuhan
penduduk bertambah.
b. Jika kematian lebih besar dari pada kelahiran, artinya pertumbuhan
penduduk berkurang.
c. Jika penduduk yang masuk lebih banyak dari pada yang keluar, artinya
pertumbuhan penduduk bertambah.
d. Jika penduduk yang keluar lebih banyak yang keluar lebih banyak dari pada
yang masuk artinya penduduk berkurang.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh factor dinamika penduduk dan


pertumbuhan alami. (Pujiastuti dkk, 2013:78).

Dinamika Penduduk

Seperti yang sudah disebutkan di atas, unsur dinamika penduduk ada tiga.
Berikut penjelasannya.

a. Fertilitas (tingkat kelahiran)


Fertilitas adalah bertambahnya jumlah penduduk karena banyaknya
kelahiran bayi pada periode waktu tertentu. Untuk mengukur tingkat fertilitas
penduduk, dapat dilakukan dengan teknik berikut.
1. Dengan menghitung angka kelahiran kasar (crude birth ratel CBR). Yaitu
jumlah kelahiran per seribu penduduk dalam suatu periode tertentu.
2. Dengan menghitung angka kelahiran umum (general fertility ratel/GFR),
yaitu jumlah bayi yang dilahirkan dari tiap seribu wanita usia produktif
(usia antara 15-49 tahun).
b. Mortalitas (tingkat kematian)
Mortalitas adalah berkurangnya penduduk pada periode waktu tertentu
karena kematian. Untuk mengukur tingkat mortalitas penduduk, dapat
dilakukan tiga teknik berikut. (Pujiastuti dkk, 2013:79)
1. Dengan menghitung angka kematian kasar (crude death ratel CBR). Yaitu
jumlah rata-rata kematian per seribu penduduk dalam satu tahun.
2. Dengan menghitung angka kematian umur (age death specific rate/ADSR),
yaitu jumlah kematian pada kelompok umur tertentu per seribu penduduk
dalam kelompok yang sama.
3. Dengan menghitung angka kematian menurut penyebab (cause specific
death rate/CSDR), yaitu jumlah kematian menurut penyebab tertentu
(misalnya sakit jantung, kanker, dan kecelakaan) per seribu penduduk pada
suatu periode tertentu.
c. Migrasi (perpindahan penduduk)
Migrasi adalah perpindahan penduduk kesuatu wilayah tertentu
berdasarkan batas administrative Negara, pulau, ataupun Negara dengan
tujuan menetap. Migrasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk berikut.
(N.Suparno, 2014:32).
1. Migrasi internal yaitu perpindahan penduduk dari wilayah satu ke wilayah
yang lainnya dalam suatu Negara.
2. Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk dari Negara satu ke
negara lainnya.

Angka Pertumbuhan Alami

Angka pertumbuhan penduduk alami menyatakan penambahan atau


pengurangan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Angka ini hanya disebabkan
oleh factor kelahiran dan kematian, sedangkan factor perpindahan penduduk
tidak dihitung sebagai factor yang memengaruhi perubahan penduduk. (Pujiastuti
dkk, 2013:80)

Untuk menghitung tingkat pertumbuhan alami penduduk, digunakan


persamaan sebagai berikut.
RNI B-D/P x 100%

Keterangan:

RNI : tingkat pertumbuhan alami

B : jumlah kelahiran

D : jumlah kematian

P : Jumlah Penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk

Indonesia telah melaksanakan beberapa kali sensus penduduk. Sejak


Kemerdekaan, telah dilakukan enam kali sensus penduduk, yaitu sensus penduduk
tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan terakhir tahun 2010.Pada tahun 1920,
jumlah penduduk di Indonesia mencapai 34,3 juta jiwa dan tahun 1930 mencapai
60,7 juta. Berikut ini data hasil sensus penduduk di Indonesia. (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015:92)
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Tahun Sensus
(Juta) (%)

1961 97,1 2,15

1971 119,2 2,13

1980 147,5 2,32

1990 179,3 1,97

2000 209,6 1,45

2010 237,56 1,49

Dari data hasil sensus, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk


Indonesia pada tahun 2010 tergolong sedang karena mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dikatakan tinggi jika
laju pertumbuhan penduduknya mencapai angka lebih dari 2%. Jika angka
pertumbuhannya antara 1 dan 2 persen, lajupertumbuhan termasuk sedang. Jika
angka pertumbuhan kurang dari satu persen, laju pertumbuhan termasuk rendah.

Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk yang mendiami


wilayah tertentu. Hal ini dinyatakan dengan orang per km. untuk menghitung
kepadatan penduduk, digunakan persamaan berikut.
Jumlah Penduduk
D=
Luas Wilayah

Keterangan:

D : kepadatan penduduk

Untuk menghindari kepadatan penduduk, harus dilakukan upaya-upaya


sebagai berikut. (N. suparno, 2014:32).

a. Menurunkan tingkat kelahiran.Upaya menurunkan angka kelahiran ini bisa


dilakukan dengan cara berikut.
1. Mengatur jarak kelahiran anak.
2. Melakukan program perencanaan keluarga sejahtera.
3. Menentukan batas minimal umur untuk menikah.
b. Pemerataan pembangunan tanpa terkecuali, baik masyarakat perkotaan,
pedesaan, maupun daerah terpencil yang sulit dijangkau. Oleh karena itu,
diperlukan program-program pemberdayaan masyarakat.
Pertumbuhan penduduk membawa akibat pada berbagai aspek kehidupan
manusia. Pada gilirannya, pertumbuhan penduduk akan berpengaruh pada
pemanfaatan aspek biofisik atau sumber daya alam. (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2015:96)
a. Dampak positif
Beberapa dampak positif pertumbuhan penduduk antara lain sebagai
berikut.
1. Tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat.
2. Bertambahnya kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan sehingga
berkembang jumlah dan jenis usaha lokal.
3. Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak
kebutuhan manusia.
b. Dampak negatif
Beberapa dampak negatif tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Meningkatnya angka pengangguran
2. Meningkatnya Angka Kriminal
3. Meningkatnya Angka Kemiskinan
4. Berkurangnya Lahan untuk Pertanian dan Permukiman
Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan


klasifikasi-klasifikasi tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan,
dan agama. (Sri Pujiastuti dkk, 2013:83)

Berdasarkan umur, komposisi penduduk dapat dibedakan menjadi tiga


kelompok berikut.

1. Kelompok ekspansif, yaitu kelompok yang sebagaian besar penduduknya


adalah kaum muda.
2. Kelompok kontraktif, yaitu kelompok yang jumlah penduduk usia mudanya
mengalami penurunan.
3. Kelompok stasioner, yaitu kelompok yang perbandingan antar kelompok
penduduknya hampir sama (usia muda, dewasa, dan tua sama banyak).
Penyebabnya adalah tingkat kelahiran yang rendah pada Negara tersebut.

Angka Bebas Ketergantungan

Angka bebas ketergantungan adalah angka yang diperoleh dari


perbandingan antara usia produktif dengan usia yang tidak produktif. Usia
produktif adalah 15-64 tahun, sedangkan usia tidak produktif di atas 64 tahun.
(pujiastuti dkk, 2013:87).

Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah angka yang diperoleh dari perbandingan


banyaknya jumlah penduduk laki-laki dengan banyaknya jumlah penduduk
perempuan pada wilayah tertentu.Rasio jenis kelamin dapat dihitung
menggunakan rumus berikut.

Sex ratio = Penduduk pria x 100

Penduduk wanita

Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup adalah taksiran angka usia hidup yang dapat dicapai
pada daerah tertentu. Angka harapan hidup yang berlaku adalah harapan hidup
lahir yang dinyatakan dalam tahun.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan angka harapan hidup


diwilayah yang lainnya antara lain sebagai berikut.
a. Pelayanan kesehatan
b. Tingkat gizi
c. Tingkat kesehatan
d. Tingkat ekonomi

Ledakan Penduduk

Ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk secara cepat dan tidak


terkendali. Penyebabnya adalah peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
penduduk. Jika tingkat kesehatan penduduk meningkat, tingkat kematian suatu
wilayah akan menurun. Adapun dampak yang ditimbulkan akibat ledakan penduduk
antara lain sebagai berikut.

a. Tumbuhnya pemukiman-pemukiman baru yang akan memicu menjamurnya


permukiman kumuh (slum area).
b. Rusaknya lingkungan alam. Dalam hal ini ketika terjadi ledakan penduduk,
masyarakat membuka lahan baru untuk pemukiman.
c. Meningkatnya angka pengangguran karena ledakan penduduk biasanya tidak
diimbangi dengan lapangan kerja.
d. Kelaparan dan gizi buruk.

Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi ledakan penduduk antara lain
sebagai berikut. (Sri Pujiastuti dkk, 2013:83)

a. Sosialisasi program keluarga berencana


b. Sosialisasi penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan subur yang telah
memiliki dua anak
c. Sosialisasi usia pernikahan, anjuran batas minimal usia pernikahan adalah 21
tahun

Penyajian Informasi Kependudukan

Data kependudukan berisi angka kelahiran, angka kematian, angka harapan


hidup, jumlah penduduk, jumlah petumbuhan penduduk , migrasi penduduk, dan
sebagainya. Untuk menyajikan informasi data kependudukan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya menggunakan table, grafik, diagram,
maupun peta.

Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan pendudukdari desa ke kota. Banyak
penduduk desa yang kemudian memutuskan untuk tinggal di kota, baik untuk
menetap atau sementara. Akibatnya, kota-kota di Indonesia, khususnya di Pulau
Jawa, menjadi sangat padat penduduknya. (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2015:102)
Berpindahnya penduduk di Indonesia, terutama setelah kemerdekaan,
didasari oleh sejumlah faktor penyebab. Adapun faktor pendorong berpindahnya
penduduk ke kota, diantaranya adalah seperti berikut. (Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015:101)
1. Rendahnya penghasilan atau upah di desa sehingga tidak dapat mencukupi
kebutuhan hidup.
2. Makin terbatasnya pemilikan lahan pertanian akibat makin besarnya jumlah
penduduk di desa.
3. Terbatasnya lapangan kerja di desa.
Sementara itu, faktor penarik penduduk untuk pindah ke kota, diantaranya
adalah seperti berikut.
1. Upah di kota yang lebih tinggi dibandingkan dengan di desa.
2. Jumlah dan peluang pekerjaan di kota yang lebih banyak dan bervariasi.
3. Sarana dan prasarana pendidikan yang lebih memadai.

Migrasi Penduduk

Migrasi merupakan salah satu bentuk mobilitas penduduk. Mobilitas


penduduk adalah gerakan gerakan penduduk yang melintasi batas wilayah
tertentu dalam periode tertentu. Contohnya, mobilitas penduduk dari desa ke
kota, dari pulau yang satu ke pulau yang lain, atau dari suatu Negara ke Negara
lain. (Sri Pujiastuti dkk, 2013:91)

Berdasarkan tujuannya, mobilitas terbagi atas dua macam, yaitu mobilitas


permanen dan mobilitas non permanen. Mobilitas permanen dinamakan juga
migrasi. Mobilitas non permanen dinamakan juga mobilitas sirkuler. Mobilitas
sirkuler merupakan gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan
niat tidak menetap. Terdapat tiga macam mobilitas non permanen, yaitu mobilitas
ulang-alik, mobilitas periodic, dan mobilitas musiman.

Berdasarkan waktu dan frekuensi, migrasi terbagi menjadi empat, yaitu


sebagai berikut.
Jenis Migrasi Waktu Regional
Permanen Internal: urbanisasi, Internal: perpindahan
transmigrasi, dan regional penduduk dari desa ke kota,
Eksternal: sukarela dan perpindahan penduduk Jawa
terpaksa (misalnya ke Sumatera
pengungsian) Eksternal: antarnegara
(internasional)
Semipermanen Periode tahunan Tenaga kerja yang bekerja
diluar negeri (TKI/TKW)
Musiman Periode mingguan atau Wisatawan, mahasiswa
bulanan
Harian Komuter Orang Bogor, Depok, Bekasi
yang bekerja di Jakarta

Factor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi

Keputusan seseorang untuk melakukan migrasi dipengaruhi oleh beberapa


faktor yaitu sebagai berikut. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2015:92)
a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, antara lain sebagai berikut.
• Terjadi bencana di daerah asal, Misalnya banjir, kelaparan, longsor, dan
gagal panen.
• Berkurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal. Akibatnya banyak
penduduk yang pergi dan mencari pekerjaan di daerah lain.
• Terbatasnya fasilitas social seperti fasilitas pendidikan, rekreasi, dan
kesehatan di daerah asal.
b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan, antara lain sebagai berikut
• Memiliki harapan untuk hidup lebih baik dari pada di daerah asal
• Lebih terjamin keamanannya dibandingkan dengan daerah asal
• Memiliki pilihan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih menjanjikan
dibandingkan dengan daerah asal
• Memiliki fasilitas yang lebih baik dari pada daerah asal
c. Faktor-faktor yang terdapat di perjalanan, anatara lain sebagai berikut.
• Rintangan alam yang cukup sulit untuk dilalui
• Sarana dan prasarana transportasi. Jika sarana transportasi memadai
maka akan mudah bagi seseorang memutuskan untuk melakukan migrasi.
• Faktor politik yang menghambat seseorang menuju ke daerah tujuan.
• Jarak yang ditempuh menuju daerah tujuan. Jika daerah tujuan itu dekat
maka migrasi akan mudah dilakukan.
d. Faktor-faktor pribadi, antara lain sebagai berikut.
• Ikatan batin terhadap daerah asal. Ikatan tersebut akan memengaruhi
pertimbangan seseorang untuk pindah ke tempat lain.
• Perasaan tidak adil, terkucilkan, atau korban kejahatan di daerah asal akan
termotivasi bermigrasi ke daerah lain.

Dampak Migrasi

Migrasi penduduk akan memiliki dampak positif dan negative baik terhadap
daerah asal maupun daerah tujuan. Dampak positif migrasi terhadap daerah asal,
antara lain sebagai berikut.

• Mengurangi masalah pengangguran di daerah.


• Meningkatkan kualitas penduduk bagi daerah yang berpendudukan padat.
• Memotivasi pembangunan daerah asal karena penduduk telah melihat
kemajuan daerah lainnya.
Dampak negatif migrasi terhadap daerah asal, antara lain sebagai berikut.
(kemendikbud, 2013:93)
• Mengurangi tenaga kerja di daerah asal, terutama di daerah pertanian.
• Mengurangi tenaga yang potensial untuk membangun daerahnya.
• Perilaku yang tidak sesuai dengan norma daerah asal sering ditularkan dari
daerah tujuan.

Dampak positif migrasi terhadap daerah tujuan antara lain sebagai berikut.

• Mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan.


• Merangsang pengembangan daerah bagi daerah yang jarang penduduknya.
• Daerah tujuan memperoleh keuntungan budaya dengan ditemukannya
teknologi baru oleh para pendatang.

Dampak negatif migrasi terhadap daerah tujuan antara lain sebagai berikut.

• Timbulnya masalah pengangguran karena terlalu banyak pendatang.


• Banyaknya pendatang juga menimbulkan masalah tata kota.
• Menimbulkan permasalahan permukiman kumuh.
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENINGKATAN
KUALITAS HIDUP

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Ada sejumlah teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan oleh


para tokoh ekonomi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Teori pertumbuhan ekonomi klasik


Tokoh yang memperkenalkan teori ekonomi klasik adalah Adam Smith.
Menurut Adam Smith dan disetujui pula oleh David Ricardo, pertumbuhan
ekonomi dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk, teknologi, kekayaan alam, luas
tanah, dan persediaan modal. Asumsi dari teori pertumbuhan ekonomi klasik ini
adalah sebagai berikut.
• Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan ketika lahan masih luas,
penduduk sedikit, dan modal yang masih banyak.
• Pertumbuhan ekonomi dikatakan tidak berkembang ketika produktivitas
penduduk menurun sebagai akibat dari berkurangnya kapasitas produksi
sehingga kemakmuran dan frekuensi kegiatan ekonomi ikut menurun
b. Teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter
Teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter menekan pada pentingnya peranan
pengusaha dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, para penguasa akan membuat inovasi/penemuan yang baru,
sehingga mereka membutuhkan bantuan modal. Ketika mereka tidak mempunyai
modal, bisa jadi inovasi tidak terwujud. Oleh karena itu mereka melakukan
pinjaman uang untuk mendukung investasi usahanya.
Investasi terbagi menjadi dua, yaitu investasi otonom (investasi yang timbul
dari kebutuhan modal untuk investasi) dan investasi terpengaruh (investasi yang
timbul dari kenaikan pendapatan nasional untuk investasi kembali).
c. Teori pertumbuhan ekonomi neoklasik
Aliran teori neoklasik ini terbagi menjadi dua, yaitu teori pertumbuhan
ekonomi Harrod-Domar dan teori pertumbuhan ekonomi Ambramovitz dan Solow.
Menurut Harrod dan Domar, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh modal,
besarnya tabungan proporsional dengan fluktuasi pendapatan nasional, sistem
perekonomian tertutup, serta perbandingan modal dan hasil produksi tetap.
Adapun menurut pandangan Abramoviz dan Solow, pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh perkembangan faktor-faktor produksi (modal, teknologi, dan
penduduk).
d. Teori pertumbuhan ekonomi Rostow
Menurut ahli ekonomi W.W. Rostow, pertumbuhan ekonomi suatu negara
melalui lima tahapan. Kelima tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Lima Tahapan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara Menurut W.W. Rostow

Tahap 5 – Perekonomian dengan


Tingkat Konsumsi yang Tinggi

Tahap 4 – Perekonomian
Menuju Kedewasaan
Tahap 3 – Lepas Landas

Tahap 2 – Perekonomian Transisi,


Prekondisi Menjelang Lepas Landas

Tahap 1 – Perekonomian
Tradisional

Waktu

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Agar sebuah negara berkembang dapat menjadi negara maju. Haruslah ada
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut.

a. Kekayaan alam dan lahan.


b. manusia memadai, dan pasar potensial.
c. Kemampuan produk dan tenaga kerja.
d. Kepemilikan modal dan penguasaan terhadap teknologi.
e. Sistem sosial dan sikap masyarakat.

Peningkatan Kualitas Hidup

Pertumbuhan ekonomi suatu negara berhubungan dengan tingkat


pertumbuhan masyarakatnya, terutama mengenai kualitas hidup masyarakat.
Untuk menuju Indonesia yang lebih maju, pertumbuhan ekonomi sangat penting.
Adapun tingkat kesejahteraan diukur dengan aspek nonekonomi seperti
kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Agar tujuan pembangunan nasional
tersebut tercapai, salah satunya dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Untuk mengukur kualitas hidup masyarakat suatu negara, kita dapat


menggunakan Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). IPM adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,
pendidikan, dan kehidupan yang layak (melalui angka pengeluaran per kapita)
untuk semua negara seluruh dunia. IPM mengklasifikasikan negara dalam empat
tingkatan yaitu pembangunan manusia sangat tinggi, tinggi, menengah, dan
rendah.

Jika IPM suatu negara membaik dari tahun ke tahun, berarti ada
peningkatan kualitas hidup masyarakat di negara tersebut. Apabila IPM suatu
negara makin memburuk dari tahun ke tahun, maka terjadi penurunan kualitas
hidup masyarakat di negara tersebut.

Indeks Harapan Hidup

Harapan hidup (life expectancy) merupakan perwujudan dari dimensi umur


panjang dan sehat (longevity). Dalam perhitungannya menggunakan angka harapan
hidup pada saat lahir. Angka Harapan Hidup (AHH) pada waktu lahir merupakan
rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama
hidup. Besarnya nilai maksimum dan minimumnya telah disepakati oleh semua
negara (175 negara) sebagai standar UNDP, yakni 85 tahun sebagai batas atas
dan 25 tahun sebagai batas terendah.

Tingkat pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur melalui sejumlah


indikator sebagai berikut.

a. Pendapatan per kapita.


b. Indikator social.
c. Indeks kualitas hidup (IKH) atau physical quality of line index (PQLI).
d. Indikator Susenas Inti.
Indeks Pendidikan

Pendidikan merupakan perwujudan dari dimensi pengetahuan (knowledge).


Dalam perhitunganya menggunakan dua indikator, yaitu angka melek huruf (adult
literacy atau Lit) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling atau
MYS). Angka melek huruf adalah presentase dari penduduk usia 15 tahun ke atas
yang bisa membaca dan menulis.

Indeks Pendapatan

Indeks Pendapatan merupakan perwujudan dari dimensi kehidupan yang


layak. Adapun untuk mengukur dimensi kehidupan yang layak digunakan indikator
kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang
dilihat dari rata-rata besarnya besarnya pengeluaran per kapita suatu negara
(purchasing power party atau PPP).

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

Pada IPM tahun 2013, berdasarkan data dari UNDP, Indonesia menempati
urutan 108 dari 187 negara dengan IPM 0.684. Adapun tahun sebelumnya,
Indonesia tetap berada pada urutan 108, dengan IPM 0.681.Kecenderungan
peningkatan IPM Indonesia, dari 0.471 pada tahun 1980, meningkat menjadi
0.528 pada tahun 1990, serta 0.609 pada tahun 2010, dan akhirnya 0.684 pada
tahun 2013. (Sri Pujiastuti, dkk. 2013: 94-102)

Perkembangan Ekonomi

Sejak Proklamasi Kemerdekaan, perekonomian Indonesia terus mengalami


perkembangan dari masa ke masa. Mulai dari masa awal Kemerdekaan, Demokrasi
Liberal, Demokrasi Terpimpin, Orde Baru, sampai masa Reformasi. Dalam rentang
waktu tersebut, berbagai upaya telah dilakukan hingga perekonomian Indonesia
dapat berkembang ke arah yang lebih baik.

Perkembangan Ekonomi pada Awal Kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan, keadaan ekonomi bangsa Indonesia masih belum


stabil. Hal ini disebabkan oleh masalah-masalah ekonomi yang terjai saat itu.

a. Permasalahan Inflasi
Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia
mengalami inflasi yang terlalu tinggi (hiperinflasi). Inflasi terjadi karena mata
uang Jepang beredar secara tak terkendali. Pada saat itu, pemerintah tidak
dapat menyatakan mata uang Jepang tidak berlaku karena belum memiliki mata
uang sendiri sebagai penggantinya. Kas Negara pun kosong, pajak dan bea masuk
sangat kecil. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengambil kebijakan
berlakunya mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda
dan mata uang Jepang.
b. Blokade Laut
Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November
1945. Blokade ini menutup pintu keluar-masuk perdagangan Indonesia.
Akibatnya, barang-barang dagang milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan
Indonesia tidak mendapatkan barang-barang impor yang sangat dibutuhkan.
Tujuan belanda melakukan blokade ini adalah untuk meruntuhkan perekonomian
Indonesia.
Dalam rangka menghadapi blokade laut ini, pemerintah melakukan berbagai
upaya, diantaranya sebagai berikut.
1. Melaksanakan Program Pinjaman Nasional
2. Melakukan Diplomasi ke India
3. Mengadakan Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri

Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin


Pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi terpimpin, perekonomian
Indonesia masih menghadapi berbagai masalah ekonomi, seperti beban ekonomi
dan keuangan yang harus ditanggung oleh Indonesia sebagaimana yang disepakati
dalam Konferensi Meja Bundar (KMB), defisit keuangan, serta upaya mengubah
struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional yang tersendat-sendat.

Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang!
2. Carilah di internet atau membaca buku di perpustakaan
terkait materi perkembangan ekonomi! Indonesia pada
massa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin!

Tanggungan beban ekonomi dan keuangan sesuai kesepakatan KMB


tersebut dapat dikurangi dengan pinjaman pemerintah. Dalam rangka
memperbaiki keadaan ekonomi, pemerintah berupaya mengubah struktur
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Upaya-upaya tersebut antara lain
adalah sebagai berikut.
a) Gunting Syafruddin
Kebijakan ini adalah pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua
uang yang bernilai Rp2,50 ke

atas hingga nilainya tinggal setengahnya. pada masa pemerintahan RIS.


b) Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng memiliki tujuan antara lain sebagai
berikut.
1. Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia.
2. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan
diberikan bantuan kredit.
3. Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang
menjadi maju.
c) Nasionalisasi De Javasche Bank
Tujuan nasionalisasi De Javasche Bank adalah untuk menaikkan
pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan.
d) Sistem Ekonomi Ali-Baba
Sistem ekonomi ini bertujuan mendorong tumbuh dan berkembangnya
pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi.
e) Devaluasi Mata Uang Rupiah
Tujuan kebijakan devaluasi ini adalah untuk meningkatkan nilai rupiah
dan rakyat kecil tidak dirugikan. Namun, kebijakan pemerintah ini
ternyata tidak dapat mengatasi kemunduran ekonomi secara keseluruhan.
f) Mengeluarkan Deklarasi Ekonomi
Deklarasi Ekonomi (Dekon) dikeluarkan pada tanggal 26 Mei 1963.
Pemerintah menganggap bahwa untuk menanggulangi kesulitan ekonomi,
satu-satunya jalan adalah dengan sistem Ekonomi Terpimpin. Namun, dalam
pelaksanaan Ekonomi Terpimpin, pemerintah lebih menonjolkan unsur
terpimpinnya dari pada unsur efisien. Sektor ekonomi ditangani langsung
oleh Presiden. Akibatnya, kegiatan ekonomi sangat bergantung pada
pemerintah pusat dan kegiatan ekonomi pun mengalami penurunan. Meski
berbagai upaya perbaikan ekonomi telah dilakukan, pendapatan perintah
tetap menurun karena saat itu Indonesia tidak memiliki ekspor kecuali hasil
perkebunan. Selain itu, adanya pemberontakan dan gerakan separatis di
berbagai daerah di Indonesia dan tidak stabilnya situasi politik dalam negeri
mengakibatkan pengeluaran pemerintah untuk operasi-operasi keamanan
makin meningkat.
Perkembangan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru, program ekonomi pemerintah lebih banyak
tertuju kepada kepada upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama upaya
mengatasi inflasi, penyelamatan keuangan negara, dan pengamanan kebutuhan
pokok rakyat. Dalam melaksanakan program ekonomi, pemerintah menetapkan
kebijakan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. Program tersebut dapat
terlaksana dan berhasil menjadikan ekonomi Indonesia berkembang pesat.
1) Program Jangka Pendek
Program jangka pendek dalam rangka penyelamatan ekonomi nasional
diwujudkan dengan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Pada awal tahun
1966, tingkat inflasi mencapai 650% maka, pemerintah tidak dapat melakukan
pembangunan dengan segera, tetapi harus melakukan stabilisasi dan
rehabilitasi ekonomi terlebih dahulu. Stabilisasi yang dimaksud adalah
pengendalian inflasi supaya harga-harga tidak melonjak terus secara cepat.
Rehabilitasi yang dimaksud adalah rehabiilitasi fisik terhadap prasarana-
prasarana dan alat-alat produksi yang banyak mengalami kerusakan.
Stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi yang dilakukan membuahkan hasil
yang cukup baik. Tingkat inflasi yang semula mencapai 650% menjadi 120% pada
tahun 1967. Keadaan ekonomi Indonesia terus membaik, hingga pada tahun
1969, pemerintah siap melaksanakan program jangka panjang.
2) Program Jangka Panjang
Program jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde
Baru diwujudkan dengan pelaksanaan rencana pembangunan jangka panjang
(25 tahun). Pembangunan jangka panjang dilakukan secara periodik lima tahunan
yang disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
• Pelita I (1 April 1969-1 Maret 1974)
Sasaran yang hendak dicapai adalah pangan, sandang, perbaikan
prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani. Pelita I lebih menitikberatkan pada sektor pertanian.
• Pelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)
Sasaran yang hendak dicapai pada masa ini adalah pangan, sandang
perumahan, sarana dan prasarana, menyejahterakan rakyat, dan memperluas
lapangan kerja.
• Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984)
Pelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan, serta meningkatkan industri yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi. Produksi beras diperkirakan mencapai 20,6 juta ton
pada tahun 1983.
• Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)
Pelita IV menitikberatkan pada sektor pertanian untuk melanjutkan
usaha menuju swasembada pangan, serta meningkatkan industri yang
dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat
maupun industri ringan.
• Pelita V (1 April 1989 - 31 Maret 1994)
Pelita V menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri untuk
menetapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian
lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang
ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan
hasil pertanian, serta industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin
industry.
• Pelita VI
Pelita VI merupakan awal pembangunan jangka panjang tahap kedua.
Pelita VI lebih menitikberatkan pada sektor ekonomi, industri, pertanian,
serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya.
Perkembangan Ekonomi pada Masa Reformasi
Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis keuangan dan terus berlanjut
pada tahun-tahun berikutnya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
melemah dari Rp2.500,00 pada tahun 1997 menjadi Rp15.000,00 pada bulan Juni
1998. Melemahnya nilai tukar rupiah memicu terjadinya krisis ekonomi. Angka
pemutusan kerja meningkat disebabkan banyak perusahaan yang melakukan
penghematan atau menghentikan kegiatan usaha (bangkrut). Angka kemiskinan
bertambah, harga-harga kebutuhan pokok naik tidak terkendali, dan biaya hidup
makin tinggi.
Aktivitas Kelompok
1. Bentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 3-4 orang
2. Carilah materi yang terkait dengan perkembangan ekonomi
Indonesia pada masa Reformasi!
3. Buatlah kolom perbedaan periode kepemimpinan, kondisi
ekonomi, dan kebijakan mengatasi krisis ekonomi!

Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie


Pada masa ini, proses pemulihan ekonomi dilaksanakan dengan langkah-
langkah antara lain sebagai berikut.
1) Menjalin kerja sama dengan International Moneter Fund-IMF (Dana
Moneter Internasional) untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi.
2) Menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi
perekonomian
3) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.
4) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah
Rp10.000,00.
5) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri.
(Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. 2015:104-119)
a. SARANA TRANSPORTASI

WAWASAN
Indonesia sangat menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci
keberhasilan dalam pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah
Indonesia menganggarkan 20% APBN untuk sektor pendidikan. Berbagai
program tengah dilaksanakan untuk perluasan akses dan kualitas
pendidikan. Perluasan akses pendidikan dilakukan dengan menambah
jumlah kelas atau rombongan belajar dan pembangunan sekolah baru.
Pemerintah juga memberikan bantuan operasional sekolah (BOS) dan
berbagai jenis beasiswa.
Dalam peningkatan kualitas pendidikan, pemerintah secara terus-
menerus memberikan berbagai macam pelatihan bagi para pendidik.
Dengan cara demikian, diharapkan kualitas para pendidik terus
meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan mereka.
Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pendidikan dengan
baik, pemerintah menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan berupa alat dan media pembelajaran, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain. Pemerintah juga menerapkan program
besiswa, sekolah gratis, dan proram wajib belajar untuk mempermudah
akses memperoleh pendidikan bagi masyarakat
STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial atau yang biasa dikenal dengan istilah pelapisan sosial
adalah pembedaan masyarakat berdasarkan lapisan-lapisan atau kelas-kelas
sosial secara bertingkat. Kata stratifikasi sosial berasal dari bahasa latin,
stratum; yang berarti tingkatan dan socius; yang berarti teman atau masyarakat.

Proses terjadinya stratifikasi sosial

Sistem lapisan dalam masyarakat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan


pertumbuhan masyarakat yang bersangkutan. Akan tetapi, lapisan atau
stratifikasi sosial ini dapat terjadi dengan sengaja yang disusun untuk tujuan
bersama.
Alasan terbentuknya lapisan masyarakat tanpa disengaja, seperti tingkat
kepandaian seseorang, usia, dekatnya hubungan kekerabatan dengan orang yang
di hormati, atau mungkin harta yang dimiliki seseorang, bergantung pada
masyarakat yang bersangkutan dalam memegang nilai dan norma sosial, sesuai
dengan tujuan masyarakat itu sendiri.
Kriteria stratifikasi sosial

Di antara lapisan atas sampai paling rendah, terdapat berbagai macam


lapisan yang didasarkan pada beberapa kriteria. Misalnya, suatu lapisan akan
memiliki berbagai kriteria tersendiri yang dapat dihormati oleh setiap anggota
masyarakat.

Gambar 1 Pengemis dalam masyarakat menduduki lapisan bawah

Sumber: (menyelami fenomena sosial di masyarakat oleh Bagja Waluyo)


Ukuran atau kriteria yang dapat dipakai untuk menggolongkan anggota
masyarakat ke dalam suatu lapisan, yaitu sebagai berikut:

a. Ukuran kekayaan.
b. Ukuran kekuasaan.
c. Ukuran kehormatan,
d. Ukuran ilmu pengetahuan.
MOTIVASI

”Orang baik tidak memerlukan hukum untuk


memerintahkan mereka agar bertindak penuh tanggung
jawab, sementara orang jahat akan selalu menemukan
celah di sekitar hukum.” Plato (428 SM—348 SM), filsuf
Yunani Kuno”

Faktor-Faktor Penyebab Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat, proses terjadinya stratifikasi sosial muncul dengan


sendirinya. Penyebabnya adalah adanya kemampuan, umur, jenis kelamin, sifat
asli dalam diri individu, dan harta benda. Menurut Wila Huky, faktor-faktor yang
melahirkan stratifikasi sosial adalah sebagai berikut :

a. Perbedaan ras dan budaya sehingga mengakibatkan munculnya kelas-kelas


sosial
b. Spesialisasi tugas yang berbeda sehingga muncul perbedaan posisi atau
status masyarakat
c. Langkanya pembagian hak dan kekuasaan di masyarakat

Dasar Stratifikasi Sosial

Adanya sesuatu yang dihargai menjadi dasar terbentuknya stratifikasi


sosial di dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai tersebut dijadikan ukuran
untuk menggolongkan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial. Ukuran stratifikasi
sosial tersebut berupa:

a. Kekuasaan.
b. Pendidikan.
c. Kekayaan.
d. Keturunan.
Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial

Unsur-unsur buku yang ada dalam stratifikasi sosial adalah kedudukan


(status) dan peran (role). Kedua unsur tersebut tidak bisa dipisahkan karena
mempunyai keterkaitan satu sama lainnya.

a. Kedudukan (status) adalah posisi seseorang berkaitan dengan hak dan


kewajiban didalam masyarakt. Kedudukan didalam masyarakat dapat
diperoleh melalui tiga cara berikut :
1) Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh sejak lahir.
2) Achieved status, yaitu kedudukan seseorang diperolehberdasarkan usaha-
usaha yang disengaja.
3) Assigned status.

Gambar 2 Untuk menjadi seorang dokter perlu usaha,misalnya harus lulus di fakultaskedokteran

Sumber: (menyelami fenomena sosial di masyarakat oleh Bagja Waluyo)

Aktivitas Kelompok
1. Bentuklah kelompok kecil yang beranggotakan 2-3 orang !
2. Carilah buku di perpustakaan kemudian bacalah materi
tentang unsur stratifikasi sosial !
3. Kemudian buatlah ringkasan dan contoh tiap unsurnya
dalam kehidupan sehari-harimu !

b. Peran (role) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam


melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan di masyarakat.
Peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut.
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan denganposisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
2) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan olehindividu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yangpenting bagi
struktur sosial masyarakat.

Sifat Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial di dalam masyarakat dapat bersifat terbuka (open sosial


stratification), tertutup (close sosial stratification), dan campuran (soerjono
soekanto, 2003). Berikut uraiannya :

a. Stratifikasi sosial terbuka berarti setiap masyarakat mempunyai kesempatan


untuk bergerak atau berpindah lapisan.
b. Stratifikasi sosial tertutup berarti membatasi seseorang untuk melakukan
mobilitas vertikal.
c. Stratifikasi sosial a.
campuran adalah perpaduan dari sistem terbuka dan
SARANA TRANSPORTASI

tertutup. (Bagja Waluyo,2009: 22).

WAWASAN

INDIA

Salah satu negara yang tetap menganut sistem kasta dalam lapisan
masyarakatnya. Lapisan sosial masyarakat tertutupnya terwujud dalam
kasta berdasarkan agama Hindu.

Di India, lapisan sosial masyarakat tertutup terwujud dalam kasta


berdasarkan agama Hindu. Lapisan masyarakat di India yang menganut sistem
kasta, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Keanggotaan pada kasta diperoleh karena kelahiran.


b. Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup karena seseorang tidak
mungkin mengubah kedudukannya, kecualijika dikeluarkan dari kastanya.
c. Perkawinan bersifat endogami, artinya dari orang yangsekasta.
d. Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifatterbatas.
e. Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta tertentu, terutamanyata dari nama
kasta,identifikasi anggota kastanya, danpenyesuaian diri yang ketat terhadap
norma-norma kasta.
f. Kasta diikat oleh kedudukan yang secara tradisional ditetapkan.
g. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

Gambar 3Gambar sekumpulan masyarakat di India

Sumber: (menyelami fenomena sosial di masyarakat oleh Bagja Waluyo)

Sistem kasta di India telah ada sejak berabad-abad yang lalu, yang disebut
Yati, sedangkan sistemnya disebut Varna. Kasta pada masyarakat tersusun dari
atas ke bawah, yaitu sebagai berikut.
a. Brahmana.
b. Ksatria.
c. Waisya.
d. Sudra.
Susunan kasta tersebut kedudukannya sangat kompleks dan sampai
sekarang masih tetap dipertahankan walaupun masyarakat India sendiri
terkadang tidak mengakuinya
Sistem pelapisan sosial tertutup dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
a. Kedudukan ditentukan atas dasar keturunan.
b. Kedudukan yang diperoleh atas dasar keturunan tidak dapatdiubah dan
berlaku seumur hidup, kecuali karena suatupelanggaran sehingga seorang
pewaris kedudukan dikeluarkandari kelompoknya.
c. Hubungan antarsesama ditentukan atas dasar kesamaankedudukan dengan
mengikuti pola perilaku dan tata krama adatyang berlaku.
d. Harga diri yang dimiliki individu merupakan pandanganhidupnya.
Fungsi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Sebagai alat solidaritas antar kelas yang sama


b. Sarana penyalur hak-hak istimewa secara objektif, seperti menentukan
penghasilan dan wewenang
c. Menentukan simbol kedudukan, seperti tingkah laku dan cara berpakaian.
d. Media penentu melakukan perpindahan kedudukan.

Wujud Stratifikasi Sosial

Wujud stratifiikas sosial dapat dilihat pada kelas-kelas sosial dibidang


ekonomi, sosial dan politik.

a. Bidang ekonomi

Menurut Max Weber kelas sosial terbagi menjadi tiga, yaitu golongan
kapitalis (bangsawan, menengah dan proletar (budak). b.Bidang politik

Dalam bidang politik, kelas sosial dibedakan atas dasar kekuasaan. Semakin
tinggi kekuasaan seseorang, akan semakin tinggi pula kelas atau lapisan yang
ditempatinya.
b. Bidang sosial
Status merupakan dasar pembentukan kelas sosial di dalam masyarakat.
Masyarakat menganggap bahwa seseorang yang mempunyai status dan prestise
akan ditempatkan pada lapisan yang tinggi pula.

Sistem Stratifikasi Sosial di Indonesia

Berikut adalah sistem stratifikasi sosial yang ada di Indonesia:

a. Sistem Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat Pertanian


Pada masyarakat pertanian, sratifikasi sosial didasarkan atas kepemilikan
tanah. Pembagian masyarakat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Lapisan tertinggi diduduki oleh petani yang memiliki lahan pertanian dan
rumah
2) Lapisan menengah diduduki oleh petanu yang hanya memiliki pekarangan dan
rumah
3) Lapisan bawah diduduki oleh patani uang tidak mempunyai rumah, pekarangan,
bahkan lahan pertanian.
Sementara itu, pada masyarakat pertanian di jawa, kelas yang menduduki
lapisan paling atas adalah cikal bakal (para pembuka hutan untuk rumah dan lahan
pertanian serta penguasa desa.

b. Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat feodal


Pada sistem masyarakat feodal, raja dan bangsawan menduduki lapisan yang
paling atas. Mereka mempunyai hak istimewa yang harus di patuhi oleh lapisan
bawah, yaitu rakyat. Berikut ini akan di gambarkan sistem stratifikasi sosial pada
masyrakat feodal yang ada di indonesia.
1) Surakarta dan yogyakarta
Kerajaan yang sampai saat ini masih menganut sistem feodal meskipun
sudah tidak lagi di jajah oleh belanda. Stratifikasi sosial terbagi menjadi
tiga yaitu raja dan Bangsawan; Priayi, ulama, dan punggawa ; serta petani,
pedagang, dan buruh.

Gambar 4 Tatanan Kasta Dalam Kasultanan

Sumber : (menyelami fenomena sosial di masyarakat oleh Bagja Waluyo)

2) Aceh
Aceh juga masih mengembangkan sistem masyarakat feodal. Hal ini
terlihat dengan adanya pembagian strata masyarakat menjadi tiga yaitu raja,
olee balang, dan rakyat jelata.
3) Sulawesi selatan
Sistem masyarakat feodal yang berkembang di Sulawesi Selatam
terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat kelas atas yang merupakan keturunan
raja (anak karaung), kelas menengah yang disebut to-maradeke, dan kelas
bawah yaitu para budak.
c. Sistem stratifikasi sosial pada masa pendudukan Belanda
Pada masa pendudukan Belanda, stratifikasi sosial masyarakat didasarkan
atas perbedaan ras. Posisi teratas diduduki oleh golongan orang kulit Bumiputera.
Hal ini terlihat pada Gambar 2.20. Dimasa ini, golongan ningrat hanya
dimanfaatkan Belanda untuk mencapai tujuan-tujuannya. Sementara itu, golongan
bumiputera tidak bisa berbuat apa-apa, karena akses tehadap segala hal
dibatasi.
d. Sistem stratifikasi sosial pada pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, golongan Bumiputera ditempatkan di atas
golongan Eropa dan Timur Asing (kecuali Jepang). Alasannya bukan semata
karena penduduk pribumi yang lebih pantas. Ada alasan lebih pantas. Ada alasan
lain yang memengaruhi, yaitu agar golongan Bumi putera membantu Jepang dalam
Perang Asia Timur Raya.
e. Sistem stratifikasi sosial pada zaman modern
Pada zaman modern sekarang ini, masyarakat sangat kompleks. Pembedaan
masyarakatnya pun tidak hanya didasarkan atas ekonomi, tetapi juga di dasarkan
atas profesionalisme dan kelangkaan.

MOTIVASI

”Salah satu hal yang paling sulit di dunia ini adalah mengakui
kesalahan dan tak ada yang lebih membantu dalam memecahkan
persoalan daripada pengakuan jujur.” Benjamin Disraeli (1804–1881),
Novelis dan Mantan Perdana Menteri Inggris”

Aktivitas Individu
ISILAH BAGAN DI BAWAH INI !

(tentang adanya sistem stratifikasi di Indonesia)

Lalu jelaskan di depan kelas beserta contoh!


Konsekuensi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial yang hidup di dalam masyarakat akan berdampak pada


perubahan gaya hidup (life style) seseorang. Seseorang itu memiliki suatu
konsekuensi yang harus diterimanya. Berikut disajikan contoh-contohnya:

a. Pakaian
b. Makanan
c. Gaya bicara dan Bahasa
d. Rumah
e. Gelar, pangkat dan jabatan.
f. Hobi dan kegemaran.
KEADAAN MASYARAKAT PASCA-PENGAKUAN
KEDAULATAN HINGGA ERA AWAL REFORMASI

Pembentukan sistem pemerintahan di Indonesia

Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan pada 17 agustus 1945.


Namun , perjuangan Indonesia tidak berhenti sampai di sana. Rakyat Indonesia
harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah di raih dengan
susah payah itu. Selain itu, proklamasi kemerdekaan Indonesia bukanlah tujuan
teakhir bangsa Indonesia, namun sebagai menjadi awal dari pembentukan sebuah
negara yang demokratis, berdaulat , dan memiliki integritas di lingkungan
internasional. (Sri Pujiastuti dkk, 2014:109)

Sehari setelah proklamasi kemerdekaaan, panitia persiapan kemerdekaan


indonesia (PPKI) yang dibentuk pada 7 agustus 1945 mulia bersidang membentuk
sisitem pemerintahan di Indonesia. Hasil yang dihasilkan antara lain menetapkan
dan mengesahkan. Undang-undang dasar republik indonesia 1945 (UUD 1945)
serta memilih dan mengangkat pimpinan tinggi negara, yaitu soekarno sebagai
presiden Republik Indonesia dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden Republik
Indonesia.

Pada sidang kedua pada tanggal 29 agustus 1945, PPKI berhasil membentuk
12 departemen dan 4 menteri negara tanpa portofolio, serta membagi wilayah
administrasi pemerintahan dalam 8 provinsi beserta para gubernurnya.

Pertempuran Membela Kemerdekaan

Belanda sebagai pihak penjajah tentu tidak akan mudah melepaskan


wilayah jajahannya. Untuk itu, berbagai serangan dilancarkan ke Indonesia,
dengan cara membonceng pasukan sekutu yang mendarat di berbagai tempat di
Indonesia. Berikut sejumlah peperangan yang terjadi.(Sri Pujiastuti dkk,
2014:110)

Pertempuran Jawa

a. Peperangan di Bandung.
b. Pertempursan Ambarawa.
c. Pertempuran Surabaya.
Perjuangan Bersenjata di Bali

Sekutu datang ke Bali dengan diboncengi pasukan Belanda. Situasi semakin


buruk setelah Belanda ingin membentuk Indonesia Timur. Mereka membujuk
komandan Resimen Sunda kecil, Letkol I Gusti Ngurah rai, untuk bekerja sama.
Namun, ngurah rai menolaknya, bahkan menyerang posisi Belanda di Marga dan
Tabanan. Sekutu kemudian menggempur pasukan Ngurah Rai, walau tidak
seimbang semangat laskar Bali tidak luntur. Ngurah Rai memerintahkan para
pejuang untuk mengadakan perang puputan (perang habis-habisan) terhadap
sekutu. Letkol I gusti Ngurah Rai akhirnya gugur bersama dengan anak
buahnya.(Sri Pujiastuti dkk, 2014:111)

Perjuangan Bersenjata di Sulawesi

Dr. Sam Ratulangi di tunjuk oleh pemerintah pusat sebagai gunernur


sulawesi yang mendapatkan tugas pokok untuk menegakkan kekuasaan RI di
sulawesi. Sam ratulangi di tangkap oleh sekutu sebelum ia berhasil menghimpun
semua kekuatan rakyat sulawesi. Penangkapan itu mengacu kemarahan laskar
pejuang. Dibawah kepemimpinan Ranggong Daeng Romo, makareang daeng
Djarung, dan Robert Wolter Monginsidi, mereka berjuang mengusir pasukan
sekutu. Dalam pertempuran dahsyat 28 februari 1947, Ranggong gugur.
Sementara itu Wolter ditangkap belanda dan dihukum mati, namun hal ini tidak
menyurutkan perjuangan rakyat. Mereka terus menerus melakukan perlawanan.
Perjuangan rakyat mengganggu belanda sehingga mendorong wasterling, seorang
kapten belanda membunuhi rakyat sulawesiselatan yang dicurigai mendukung para
laskar pejuang. Pada 11 desember 1946 sekitar 40.000 orang rakyat sulawesi
menjadi korban keganasan wasterling. (N.Suparno dkk, 2014:41).

Blokade Ekonomi Belanda

Selain cara politis dan militer, belanda juga mengepung republik insonesia
secara ekonomis dengan menutup semua jalur pintu keluar-masuk perdagangan
RI. Untuk mengatasi kesulitan ekonomi, pemerintah melakukan pinjaman nasional,
mengeluarkan uang kertas (Oeang Repoeblik Indonesia (ORI)) dan membentuk
bank negara indonesia pada tangggal november 1946 (Sri Pujiastuti dkk,
2014:112)
Agresi Militer Belanda I

Belanda yang tetap pada prinsipnya tidak mau mengakui kemerdekaan


Indonseia melangsungkan Agresi Militer Belanda I ke Jawa dan sumatera pada
juli hingga agustus 1947. Atas permintaan india dan australia agar menanggapi
Agresi Militer Belanda I, dewan keamanan PBB mengadakan sidang dengan hasil
agar RI dan Belanda segera mengadakan gencatan senjata. Kemudian
direncanakan perundingan Renville yang diprakarsai Komisi Tiga Negara (KTN).
Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili Amir sjarifoeddin dan pihak belanda
diwakili oleh Abdul Kadir Widjojoatmodjo, kedua delegasi menyetujui
pelaksanaan perjanjian Renville di adakan pada tanggal 17 januari 1948. Beberapa
kesepakatan Renville antara lain, penghentian saling baku tembak antara tentara
Ri danBelanda, penetapan garis wilayah antara daerah yang besab dari Agresi I
dan daerah Ri yang diduduki oleh Belanda (di sebut garis demarkasi van mook
atau garis quo renvillle). Selain itu, kedua belah pihak setuju dengan membentuk
negara Indonesia serikat (NIS).(Sri Pujiastuti dkk, 2014:114)

Agresi militer II

Pada desember 1948, belanda melangsungkan Agresi Militer BelandaII, di


awali serangan ke Yogyakarta, yaitu ibu kota Indonesia pada saat itu. Belanda
lanatas menangkap Soekarno, Hatta, Sjahrur, dna bokoh lainnya. Dewan
beberapa keamanan PBB mengadakan sidang pada 24 januari 1949 untuk
menanggapi Agresi Militer Belanda II dan mengeluarkan resolusi. Perundinagn
roem –roijen merupaka tindak lanjut resolusi. Perundingan diadakan tanggal 14
april 1949 di hotel des indes Jakarta. Dalam perundingan itu, PBB diwakili oleh
Merle Cochran, sedangkan pihak Republik Indonesia di pimpin Moh. Roem dengan
dengan nggota Mr. Ali Sastroamidjojo, dr. Leimena, Ir.Djoeanda, Prof.Soepomo
dan Mr. Latuharhary. Sementara itu, delegasi Belanda dipimpin oleh Van Roijen
dan didampingi Mr. N. Blom, Mr. A.Jacob , dan Dr.J.J van der Velde.

Hasil perundingan ini terkenal dengan persetujuan Roem-Roijen. Isi


persetujuan ini antara lain pemerinath RI dan Belanda sepakat untuk
menghentikan daling baku tembak-menembak dan bekerjasama menciptakan
keamanan. Selain itu, pemerintah Belanda akan segera menembalikan pemerintah
republik indonesia ke yogyakarta, dan kedua belah pihak sepakat untuk
menyelenggarakan konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag.
BAB 3

Baca juga pada halaman 171-173

Konferensi Meja Bundar (KMB)

Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan di Den Haag pada 23 agustus–2


november 1949. Delegasi Belanda di pimpin Maerseven, delegasi Indonesia
dipimpin Moh. Hatta dan delegasi dari BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II.

Konferensi meja bundar menghasilkan sejumlah persetujuan, yaitu sebagai


berikut ;

a. Belanda menyerahkan sepenuhnya kedaulatan atas Hindia-Belanda kepada


republik Indonesia serikat dan kedaultan tidak dapat dicampur kembali.
Penyerahan kedaulatn itu dilakukan selambat-lambatnya pada 30 desember
1949.
b. Masalah Irian Barat akan di bicarakan setelah 1 tahun penyerahan
kedaulatan.
c. Kapal-kapal perang Belanda akan di tarik kembali dari Indonesia dengan
catatan bahwa beberapa konvet (kapal perang kecil) akan di serahkan kepada
RIS.
d. Untuk menindak lanjuti KMB, diadakanlah pemilihan Presiden RIS pada
tanggal 16 desember 1949.Pada tangal 27 desember 1949, perdana menteri
Moh. Hatta menerima penyerahan kedaulatan dari perdana menteri Willem
Dress di Den Haag. Naskah penyerahan kedaulatan itu ditandatngani oleh
Ratu Juliana dan menteri A.M.J.A Sassen.
Di Jakarta, penyerahan kedaulatan dilakukan oleh wakil tinggi mahkota
kerajaan Belanda A.H.J. Lovink kepada Sri Sultan Hamrngku Buwono IX. Bagi
pihak Indonesia tanggal 27 desember 1949 merupakan tanggal yang penting
karena saat itulah kedaulatan Indonesia yang diakui secara de jure oleh
Belanda.

BAB 3

Baca juga pada halaman 174-175


Republik Indonesia Serikat

Berdasarkan KMB, terbentuklah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)


yang terdiri atas 16 negara bagian, dengan luas daerah, dan jumlah penduduk
yang berbeda. Berdasarkan Konstitusi RIS, anggota RIS yang berbentuk
federasi ini adalah sebagai berikut.(Sri Pujiastuti dkk, 2014:116)

1. Negara Republik Indonesia (wilayah berdasarkan perjanjian Renville), Negara


Indonesia Timur, Negara Pesundan (termasuk Distrik Federal Jakarta),
Negara Jawa Timur, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan.
2. Satuan-satuan kenegaraan yang berdiri sendiri, seperti Jawa Tengah,
Bangka, Belitung, Riau, Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Dayak Besar,
Kalimantan Tenggara, Kalimantan Timur, dan Daerah Banjar.
3. Daerah Indonesia lainnya yang bukan daerah-daerah bagian.

Keadaan Ekonomi Sesudah Pengakuan Kedaulatan

Sesudah pengakuan kedaulatan, kehidupan perekonomian tidak membaik.


Perkebunan dan instalasi industry rusak berat, sementara pertambahan
penduduk sangat tinggi. Tahun 1950, jumlah penduduk 77,2 juta jiwa dan
meningkat menjadi 85,4 juta jiwa pada tahun 1955. Selain itu, deficit
pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1 miliar rupiah. Defisit anggaran
pemerintah berhasil dikurangi dengan pinjaman pemerintah. Namun, pengeluaran
pemerintah justru makin memburuk akibat tidak stabilnya situasi politik. Defisit
pemerintah yang cukup besar menimbulkan kecenderungan mencetak uang baru.
Akibatnya, inflasi membubung tinggi dan mengancam perekonomian Indonesia(Sri
Pujiastuti dkk, 2014:117).

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Tuntutan masyarakat agar Dewan Konstituante memberlakukan kembali


UUD 1945. Presiden Soekarno lalu berpidato di depan siding Konstituante
menganjurkan agar menetapkan UUD 1945 menjadi UUD Republik Indonesia.
Menanggapi usulan tersebut, Dewan Konstituante mengadakan siding dan tiga kali
pemungutan suara. Namun, jumlahnya tetap tidak mencapai dua per tiga jumlah
suara yang diperlukan. Oleh karena itu, hasil pemungutan suara tersebut tidak
dapat dijadikan keputusan.

Pada tanggal 3 juni 1959 konstituante mengadakan reses (istirahat).


Suasana yang serba tidak pasti ini dapat membahayakan bangsa dan Negara. Hal
ini mendorong Presiden Soekarno mengambil langkah inkonstituante. Pada 5 Juli
1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengumumkan Dekrit Presiden yang isi
pokoknya adalah pembubaran Konstituante, berlakunya kembali UUD 1945, dan
tidak berlakunya UUD 1950 (UUDS). Disamping ketiga hal tersebut, ditetapkan
pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dalam waktu singkat.

Demokrasi Terpimpin

Demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia sejak dikeluarkannya Dekrit


Presiden. Dalam system ini, kebebasan tetap ada namun dibatasi dengan alas an
kepentingan rakyat dan keselamatan Negara. Pada masa demokrasi terpimpin
dibentuk MPRS yang terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah utusan daerah
dan golongan. Para anggotanya diangkat oleh Presiden. MPRS hanya bertugas
menetapkan garis-garis besar haluan Negara (Sri Pujiastuti dkk, 2014:119).

Berbagai Gangguan Keamanan Pasca Kemerdekaan

a. Pemberontakan APRA
b. Pemberontakan Andi Aziz di Makassar
c. Pemberontakan Republik Maluku Selatan
d. Pemberontakan PRRI dan Permesta

Perjuangan Membebaskan Irian Barat

Sebagaimana daerah-daerah lain di Hindia Belanda, Irian Barat adalah


daerah jajahan Belanda. Namun, dalam kesepakatan penyerahan kedaulatan
kepada Negara Indonesia, Irian Barat belum dimasukkan sebagai wilayah
Indonesia. Menurut Konferensi Meja Bundar, masalah ini baru akan dibahas satu
tahun setelah penyerahan kedaulatan. Namun, Belanda tetap tidak mau
menyerahkan Irian Barat. Usaha-usaha pembebasan Irian Barat muncul dari
tahun 1950-1969, meliputi usaha diplomasi dan konfrontasi bersenjata.

Pada tanggal 15 Agustsu 1962, Indonesia dan Belanda berunding di Markas


Besar PBB di New York. Sesuai dengan kesepakatan New York, diselenggarakan
Pepera (Penentuan Pendapat Rakya) 14 Juli 1969-4 Agustus 1969. Hasil Pepera
memperlihatkan suara bulat bahwa masyarakat Irian Barat ingin tetap menjadi
bagian dari Republik Indonesia. Hasil Pepera disahkan dalam sidang Majelis
Umum PBB ke-24. Irian Barat kemudian resmi menjadi provinsi ke-26 Republik
Indonesia dengan nama Provinsi Irian Jaya. (Sri Pujiastuti dkk, 2014:120)
Gerakan 30 September 1965/PKI

PKI dan Angkatan Darat Sebagai Kekuatan Dominan

Pada masa demokrasi terpimpin ada dua kekuatan besar yang selalu bersaing
yaitu PKI dan Angkatan Darat sebagai kekuatan dominan didasarkan pada faktor-
faktor berikut.

Tabel 1 Faktor-faktor Pendorong PKI dan AD Menjadi kekuatan Dominan

PKI Angkatan Darat (AD)

PKI selalu berupaya menjadi Angkatan Darat tampil


barisan terdepan dalam dalam kancah politik karena
mendukung kebijakan keprihatinan atas
presiden. PKI mendukung kekacauan politik dan
ajaran presiden tentang keamanan akibat
Manipol, Nasakom persaingan yang tidak
(nasionalisme, agama, dan sehat antara partai-partai
komunisme), dan Resopim, politik.
dimana komunisme sebagai
Saat operasi pembebasan
ideologi PKI mendapat
Irian Barat, Angkatan
tempat didalamnya.
Darat sangatlah berperan.
PKI juga tampil sebagai Para perwira AD ikut dalam
pendukung utama Dwikora; menangani nasionalisasi
sementara kekuatan politik perusahaan belanda.
lain termasuk ABRI masih Pasukan AD juga menjadi
ragu untuk mendukung. PKI inti kekuatan Operasi
secara aktif ikut Jayawijaya. Angkatan
mendukung kampanye Darat juga berperan dalam
Ganyang Malaysia. menangani serah terima
Irian Barat.
PKI menjadi andalan utama
presidenmenjalin hubungan
dengan negara-negara
komunis, seperti Tiongkok
dan Uni Soviet.

Peristiwa G 30 S/PKI

Di tengah-tengah situasi persaingan antara PKI dan TNI, muncul


sekelompok pasukan bersenjata. Pasukan ini melakukan aksi penculikan dan
pembunuhan terhadap beberapa perwira angkatan darat. Kelompok ini
menamakan dirinya Gerakan 30 September/PKI dengan pemimpinnya Letkol
Untung menyatakan bahwa gerakan ini adalah gerakan intern angkatan darat
untuk menertibkan para anggota Dewan Jendral yang bermaksud mengadakan
kudeta. Ia kemudian mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi dan
pembubaran kabinet Dwikora. Sebagai ketuanya adalah Letkol Untung dan
wakilnya adalah Brigjen. Suparjo. Pembentukan Dewan Revolusi di Jakarta
diikuti juga pembentukan Dewan Revolusi di daerah-daerah.

Penumpasan Gerakan 30 September/PKI

Pimpinan Angkatan Darat kemudian diambil alih oleh Panglima Kostrad


Mayor Jenderal Soeharto. Hal ini dilakukan karena situasi negara dalam bahaya,
sementara Men/Pangad belum diketahui nasibnya. Mayjend Soeharto kemudian
melakukan konsolidasi pasukan-pasukan TNI yang masih setia kepada pemerintah.
Diantaranya adalah RPKAD (sekarang Kopassus) dibawah pimpinan Kolonel Sarwo
Edhi Wibowo. Dengan kekuatan ini, Mayjend Soeharto melakukan serangkaian
operasi penumpasan G 30 S/PKI.

Setelah merebut kembali stasiun RRI, Mayjend Soeharto memberikan


penjelasan kepada masyarakat bahwa telah terjadi tindakan pengkhianatan yang
dilakukan Gerakan 30 S/PKI. Mereka telah menculik beberapa perwira TNI AD.
Lebih lanjut Mayjend Soeharto menyampaikan bahwa Presiden Soekarno dan
Jenderal A.H. Nasution dalam keadaan sehat dan situasi Jakarta telah
dikendalikan.

Pada tangal 3 Oktober 1965 jenazah para korban G 30 S/PKI ditemukan


dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya (Jakarta Timur). Jenazah-
jenazah korban baru dapat diangkat pada tanggal 4 Oktober 1965. Proses ini
dilakukan oleh anggota Kesatuan Intai Para Amphibi KKO AL bersama RPKAD.
Jenazah baru dimakamkan pada keesokan harinya di Taman Makam Pahlawan
Kalibata.

Dari bukti-bukti yang dikumpulkan waktu itu, ABRI dam masyarakat


menyimpulkan bahwa di balik Gerakan 30 September ini terdapat keterlibatan
PKI. Maka dimulailah operasi pengejaran terhadap anggota-anggota PKI ini.
Dalam suatu operasi pengejaran di Tegal, Kolonel Untung bethasil ditangkap.
Sementara, D.N. Aidit tertembak mati di Boyolali. Para tokoh PKI yang
tertangkap kemudian diadili. Di antaranya ada yang dihukum mati. Lainya ada
yang dipenjarakan di Jakarta dan di Pulau Buru, Maluku. Berita tentang
keterlibatan PKI menimbulkan kemarahan rakyat. Berbagai aksi dan forum
digelar untuk menuntut pembubaran partai ini. Diantaranya yang terkenal adalah
Forum Pancasila dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).

Supersemar

Adanya Supersemar membuat Soeharto memiliki kuasa untuk mengambil


tindakan pemulihan keamanan. Tindakan yang dilakukan Soeharto adalah sebagai
berikut.

a. Membubarkan PKI serta ormas-ormasnya.


b. Mengamankan para menteri yang dinilai terlibat gerakan tersebut.
c. Menunjuk beberapa menteri ad interim untuk mengisi kekosongan jabatan.
d. Membersihkan sejumlah lembaga negara dari unsur-unsur kelompok G 30
S/PKI.

Orde Baru

Pengangkatan Soeharto

Dalam demokrasi terpimpin, MPRS ditempatkan di bawah presiden. Hal ini


jelas menyalahi konstitusi, yakni UUD 1945. Oleh karena itu, kedudukan presiden
dikembalikan lagi ke bawah MPRS.

Dalam sidang 20 Juni- 5 Juli 1996, MPRS membuat keputusan-keputusan


penting bagi lahirnya Orde Baru, antara lain sebagai berikut.

1. Mengukuhkan Supersemar dalam Ketetapan MPR.


2. Mempertegas kedudukan semua lembaga negara (termasuk presiden), baik di
pusat maupun di daerah pada posisi yang diatur sesuai UUD 1945.
3. Mencabut Tap MPRS yang yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden
seumur hidup.
4. Mengukuhkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya serta larangan
penyebaran ajaran Marxisme dan komunisme di Indonesia.

Kebijakan Luar Negeri

Pada Orde Baru, kebijakan luar negeri yang condong ke negara-negara Blok
Timur saat Soekarno berkuasa, ditinggalkan Soeharto. Indonesia kembali masuk
menjadi anggota PBB setelah sempat keluar pada Januari 1965. Selain itu,
dilakukan dengan perdamaian dengan Malaysia yang sempat mengalami
ketegangan pada tahun 1963. Satu lagi langkah Indonesia adalah turut
membentuk ASEAN (Association of South East Asian Nations), organisasi
negara-negara Asia Tenggara pada 8 Agustus 1967.

Pembangunan Nasional

Pada awal masa pemerintahannya, Soeharto dihadapkan olehutang yang


mencapai 2,2-2,7 miliar dolar AS Amerika Serikat. Soeharto mencanangkan
berbagai kebijakan ekonomi dalam dan luar negeri untuk menanggulanginya.
Kebijakan perekonomian dalam negeri yang dicanangkan oleh Soeharto, antara
lain sebagai berikut.

1. Dikeluarkannya beberapa peraturan 3 Oktober 1966 antara lain menetapkan


anggaran belanja berimbang, menetapkan kebijakan penundaan pembayaran
utang luar negeri (rescheduling), dan menerapkan kebijakan membuka
investor dan penanaman modal asing.
2. Dikeluarkannya Peraturan 28 Juli 1967.Tujuannya agar perekonomian
berkembang.
3. Menerapkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang penanaman Modal
Asing.
Kemudian diadakanlah perundingan di Paris, yang disebut sebagai Paris Club.
Berikut ini hasil perundingan tersebut.
1. Indonesia mendapatkan penangguhan pembayaran utang luar negeri hingga
kurun waktu tahun 1972-1978.
2. Utang-utang Indonesia yang jatuh tempo pada tahun 1969 dan 1970 juga
mendapat pertimbangan untuk ditunda dengan pemberian syarat-syarat
yang lunak dalam pelunasannya.

Kehidupan Politik

Dalam pandangan pemerintahan Orde Baru, banyaknya partai yang memiliki


ideologi yang berbeda merupakan salah satu kendala stabilitas nasional pada
masa Orde Lama. Maka, pemerintah Orde Baru mengambil kebijakan mengurangi
jumlah partai di Indonesia. Pemerintah Orde Baru tidak membubarkan partai-
partai tersebut, tetapi menggabungkannya (fusi) menjadi satu partai.
Penggabungan ini tidak didasari atas ideologi, tetapi atas persamaan program
yang diusung oleh partai-partai. Melalui proses ini, terbentuklah dua partai
politik dan satu golongan karya.
Pada masa Orde Baru telah dilaksanankan enam kali pemilu. Pemilu pertama
dilaksanakan pada tahun 1971. Pemilu kedua dan seterusnya dilakukan secara
teratur tiap lima tahun (1977, 1982, 1987, 1922, dan 1997). Pemilu pertama
diikuti sepuluh partai kontestan, yakni Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII),
Nahdatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Katholik, Golongan
Karya, Partai Kristen Indonesia, Partai Murba, Partai Nasional Indonesia, Partai
Islam PERTI, dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
(Kemendikbud, 2015:101)

Pemilu tahun 1977-1997, hanya diikuti 3 kontestan, yakni Golkar, PDI dan
PPP. Dalam enam kali pemilu, Golkar selalu menjadi pemenang sehingga
mendominasi suara dalam setiap pengambilan keputusan di DPR dan MPR. Selain
itu, Soeharto selalu terpilih pada setiap pemilihan presiden yang dilakukan MPR
pada masa Orde Baru.

Krisis Ekonomi

Pada masa Orde Baru hingga tahun 1990-an, Indonesia mengalami


pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pertumbuhan itu tidak terlepas dari proses
industrialisasi yang digalakkan pemerintah dengan didukung oleh investasi asing
dan pinjaman luar negeri.

Pada tahun 1997, krisis keuangan melanda Asia termasuk Indonesia,


sehingga situasi perekonomian Indonesia terus melemah. Kondisi ini semakin
diperparah dengan tudingan perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang
telah menggerogoti Instansi birokrasi pemerintah dan swasta sehingga
menyebabkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy). Pada tahun 1998,
ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif sekitar 13,2 persen. Pada
masa itu, nilai mata uang rupiah anjlok sekitar 80 persen, sedangkan bursa saham
anjlok lebih dari 50 persen. Pada bulan Januari 1998, rupiah jatuh dari Rp. 2.300
menjadi Rp. 17.000 per dollar Amerika. Selain itu, puluhan industri terpaksa
ditutup sehingga terjadi peningkatan pengangguran yang luar biasa.
(Kemendikbud, 2015:105)

Untuk menanggulangi krisis keuangan dan mengurangi beban anggaran


negara, pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan ini
mengakibatkan kenaikan harga-harga barang lain termasuk barang-barang pokok
(sembako). Akibatnya muncul aksi protes baik yang dilakukan mahasiswa maupun
kelompok-kelompok masyarakat.
Era Reformasi

Di Indonesia saat ini, kata “reformasi” senantiasa merujuk pada gerakan


mahasiswa pada tahun 1998 yang ingin menggulingkan kekuasaan Soeharto,
Presiden Indonesia kedua. Reformasi saat itu ingin mengoreksi berbagai tindakan
kurang tepat yang dilakukan pada masa reformasi tidak bisa lepas dari Pancasila
dan UUD 1945. Kemudian, munculah kesadaran untuk menekankan pemisahan
kekuasaan antara petinggi negara, dalam ranah lembaga eksekutif, legislatif, dan
yudikatif.

Pada masa reformasi, sistem pemerintahan yang berjalan mengandung


beberapa hal penting antara lain melalui amandemen UUD 1945, masa jabatan
presiden dibatasi hanya dua kali masa jabatan.

Kebijakan Para Presiden Era Reformasi

Keberhasilan Demokrasi Pancasila di masa reformasi 1998 adalah


penyelenggaraan pemilu pada tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014. Pemilihan
presiden secara langsung diselenggarakan sejak pemilu 2004. Berikut adalah
kebijakan para presiden.

1. B.J. Habibie, Pada masa B.J. Habibie, telah diusahakan berbagai langkah
untuk memperbaiki perekonomian negara.
2. KH. Abdurrahman Wahid
Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 0ktober 1999 dan
berkahir ketika MPR dalam sidang istimewa mencabut mandatnya pada 23
april 2001. Gus Dur mencabut intruksi presiden nomor 14 tahun 1967 tentang
larangan kepada etnis tionghoa untuk merayakan agama dan adat istiadatnya
di depan umum. Gus Dur dikenal sebagai tokoh Pluralisme.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati Soekarrno Putri Menjabat pada 23 juli 2001 sampai oktober
2004.Megawati menerbitkan dua undang-undang penting yang mengatur
fungsi dan kewenangan TNI dan POLRI yang terpisah, yaitu UU nomor 2
tahun 2002 tntang kepolisian nasional republik Indonesia dan UU No.34
Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia.
4. Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipilih melalui pemilu tahun 2004. Untuk
mendukung tercapainya penegakan hukum di Indonesia, dibentuklah berbagai
institusi hukum, baik yang berada diranah yudikatif maupun eksekutif, dan
langsung dibawah pengawasan presiden. Institusi hukum yang berada diranah
yudikatif adalah peradilan-peradilan dibawah Mahkamah Agung, seperti
Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial. Sedangkan yang berada di ranah
eksekutif antara lain Komnas Perempuan serta Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi. Susilo Bambang Yudhoyono menjabat presiden dalam dua
periode 2004-2009ndan 2009-2014.
5. Joko Widodo
Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Indonesia setelah memenangkan
pemilu 2014. Upacara pelantikan dilakukan pada 20 Oktober di Gedung
DPR/MPR, Jakarta. Rakyat mempunyai harapan yang besar bahwa pasangan
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia ini dapat membawa
Indonesia menjadi lebih baik.

MOTIVASI

”Mereka yang menghalangi revolusi damai berarti membuka peluang


pecahnya revolusi dengan kekerasan.” John Fitzgerald Kennedy
(1917—1963), presiden ke-35 Amerika Serikat”

Anda mungkin juga menyukai