Anda di halaman 1dari 2

BAB V PEMBAHASAN

Pada perhitungan derajat flokulasi dari sediaan suspensi yang kami lakukan,
dengan menggunakan 5 formula, yakni A, B, C, D, dan E yang terdiri dari
Sulfadiazine, SLS, ALClȝ dan aquadest. ALClȝ yang ditambahkan pada formula B,
C, D, dan E dengan jumlah bertingkat, sedangkan untuk formula A tanpa
penambahan ALClȝ. ALClȝ sendiri berfungsi sebagai bahan pembentuk flokulasi atau
fluculating agent, Sulfadiazine sebagai zat aktif, SLS sebagai pembentuk suspensi
sedangkan aquadest sebagai medium suspensinya.

Formula A, merupakan suspensi terdeflokulasi karena tanpa penambahan


ALClȝ, sehingga akan mengendap pelahan-lahan dan membentuk cake yang keras
dan sukar terdispersi kembali. Sedangkan formula B, C, D, dan E merupakan
suspensi yang terflokulasi sehingga cepat mengendap, tidak menimbulkan cake dan
mudah terdispersi kembali. Perhitungan derajat flokulasi untuk menilai kestabilan
suspensi selama proses penyimpanan. Menurut teori bila derajat flokulasi (B) = 1
berarti tidak terjadi flokulasi, sedangkan bila derajat flokulasi (B) = >1 berarti terjadi
flokulasi

Dari hasil praktikum formulasi A derajat flokulasinya = 1, formulasi B


derajat flokulasinya = 0,98, formulasi C derajat flokulasinya = 1, formulasi D derajat
flokulasinya = 0,95 dan formulasi E derajat flokulasinya = 0,96 pada formulasi A, B,
C, D dan E dengan nilai diatas menandakan bahwa tidak terjadi flokulasi. Hal ini
menunjukkan bahwa 5 formulasi tersebut sesuai teori dikarenakan tidak ada nilai
derajat flokulasi yang melebihi angka 1. Sedangkan pada grafik nilai flokulasi dari
waktu 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, dan 60 mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak
stabil karena pada waktu-waktu tertentu ada terjadi flokulasi dan ada tidak terjadi
flokulasi. Hal ini menujukkan bahwa tidak terjadi flokulasi yang baik sehingga tidak
sesuai teori harusnya semakin lama waktu maka semakin terjadi flokulasi yang baik
(semakin lama waktu maka semakin rendah nilai flokulasinya). Pada Formula A
merupakan suspensi terdeflokulasi karena tanpa penggunaan flucolating agen
(pembentuk flukolasi) sedangkan formula formula B, C, D, dan E termasuk suspensi
terflokulasi. Hasil perhitungan derajat flokulasi dari 5 formulasi ≤ 1.

Dapusnya:

Ansel Howard C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit Universitas


Indonesia, Jakarta.

Moh.Anief, 1993, Farmasetika,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Voight.R, 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada,


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai