1 SM
1 SM
1,2
Dosen Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
202
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017
203
Musyawarah sudah digunakan oleh kepentingan masyarakat seluruhnya.
bangsa Indonesia secara berabad-abad, Semua pihak tidak berhadapan satu
karena itu founding fathers bangsa dengan yang lain, tetapi bahwa mereka
Indonesia menyinergikan antara merupakan bagian dari satu keseluruhan
musyawarah dengan hikmah yang bersama-sama hendak menuju satu
kebijaksanaan, kerakyatan dan tujuan. Sedangkan permufakatan berarti
perwakilan, sinergi itu kemudian adanya dua atau lebih pihak yang saling
dijadikan sebagai Sila 4 Pancasila. berbeda kepentingannya, hasil dari saling
Musyawarah menjadi membahas suatu memberi dan menerima. Tetapi dalam
masalah yang dipecahkan secara bersama- pasal 1 Ketetapan MPRS No
sama. Perkataan Musyawarah harus XXXVII/1968 arti mufakat itu hampir
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: sama dengan kebulatan kehendak. Dalam
1. Musyawarah adalah suatu ciri khas pasal 2 Tap MPRS No XXXVII
dari pengambilan keputusan mengemukakan konsepsi terkait
berdasarkan gagasan kerakyatan yang musyawarah sebagai berikut:
berpegang pada hikmah 1. Musyawarah bersendikan kesadaran
kebijaksanaan. dan rasa tanggungjawab bersama dari
2. Masalah yang diperbincangkan pimpinan dan para peserta atas hak
adalah masalah yang hidup di dalam dan kewajiban masing-masing untuk
masyarakat yang menghendaki suatu menghadiri musyawarah. Oleh karena
pemecahan. itu pada dasarnya seluruh pimpinan
3. Menggunakan pikiran sehat yang dan anggota musyawarah wajib
mempertimbangkan kesejahteraan menghadirinya.
umum. 2. Musyawarah dapat diadakan apabila
4. Pertimbangan ini harus diolah menuju seluruh golongan musyawarah
kepada kebulatan fikiran dari semua terwakili atau sekurang-kurangnya
peserta dua pertiga jumlah anggota hadir
5. Semua peserta termasuk mereka yang dalam hal tidak semua golongan-
memberi amanat harus menjalankan golongan musyawarah terwakili.
keputusan ini dengan itikad baik dan
rasa tanggungjawab (Moh Kosnoe Penelitian ini berusaha mencari akar
dalam Budiharjo. 1975:65) permasalahan politik demokrasi di
Indonesia dengan menggunakan nilai-nilai
Musyawarah terkait pula dengan dasar yang di miliki bangsa Indonesia
―kebulatan kehendak‖ dan yaitu Pancasila, khususnya sila ke 4.
―permufakatan‖. Kebulatan kehendak Penelitian ini akan diungkap bagaimana
diartikan tidak ada persoalan terkait peningkatan kemampuan musyawarah
perjuangan kepentingan, kebulatan akan meningkatkan kualitas demokrasi di
kehendak merupakan akibat dari Indonesia. Apa kelemahan dan kekuatan
pertukaran pikiran yang dilakukan dalam penerapan musyawarah sebagai lokus
suasana ingin memberi sumbangan bagi pendidikan demokrasi, Bagaimana model
204
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017
205
di dalam Pembukaan Undang-Undang serta dilandasai oleh semangat persatuan
Dasar 1945, yaitu kebahagiaan hidup yang (Suyahmo, 2014:42)
bersifat umum, berupa kebahagiaan hidup
bersama atau kesejahteraan bersama yang METODE PENELITIAN
memperhatikan kesejahteraan individu Penelitian ini menggunakan
(Suyahmo, 2014:40). pendekatan kualitatif. Pendekatan ini
Hikmat Kebijaksanaan. ―Hikmat‖ dilakukan agar diperoleh informasi-
adalah suatu kebenaran yang mengandung informasi yang lebih mendalam berkaitan
manfaat bagi kepentingan umum atau dengan identifikasi Kemampuan
kepentingan orang banyak. Hikmat ini Musyawarah Siswa SMP. Untuk
yang menjadi sumbernya adalah Tuhan melengkapi usaha pengumpulan data,
yang Maha Esa. Dengan demikian sila maka penelitian ini mengambil data dari
pertama menjiwai sila keempat harus berbagai sumber: (1) Data primer, yakni
memperhatikan petunjuk-petunjuk Tuhan. data yang diperoleh langsung dari subyek
―Kebijaksanaan‖ merupakan perbuatan penelitian, dengan jalan partisipatoris,
manusia yang didasarkan atas dorongan menyebar angket dan interview terhadap
kehendak yang baik, dan putusan akal pihak-pihak yang bersangkutan dan
untuk mencapai kebenaran yang sesuai memahami permasalahan pembelajaran
dengan rasa kemanusiaan. Jadi ―hikmat Pancasila. (2) Data sekunder, yaitu data
kebijaksanaan‖ merupakan konsep yang yang dikumpulkan secara tidak langsung
dapat dijadikan dasar pertimbangan yang dari subyek penelitian, antara lain dengan
sangat baik, karena menghubungkan dua memanfaatkan data yang telah diolah,
hal fundamental yaitu : Firman Tuhan dan literatur, koran-koran, hasil penelitian,
pemikiran manusia. Dua hal ini harus jurnal dan dokumen lainnya yang
diperhatikan sebagai dasar untuk berkaitan dengan penelitian ini.
memimpin kerakyatan, terutama bagi Pengumpulan data dalam penelitian ini
negara-negara yang di dalamnya ajaran- dilakukan dengan berbagai cara antara
ajaran agama tumbuh dengan subur. lain, meliputi wawancara baik yang
Bilamana hanya menitik beratkan pada terstruktur maupun tidak. Penyebaran
firman Tuhan saja tanpa akal pikiran maka angket/ kuesioner yang diberikan kepada
akan kehilangan maknanya, sebaliknya responden dan studi pustaka yaitu melihat
jika akal pikiran menjadi perhatian buku-buku, jurnal, dokumen atau bahan-
utamanya tanpa dilandasi firman Tuhan bahan lain yang berkaitan dengan
juga kehilangan maknanya bahkan dapat penelitian.
tersesat. Oleh karena itu kedua-duanya
harus diperhatikan dalam mencapai HASIL DAN PEMBAHASAN
kebahagiaan hidup manusia. Jadi dapat Pelaksanaan Musyawarah
disimpulkan bahwa, kerakyatan dalam Kontruksi musyawarah bagi siswa
konteks sila keempat harus dijiwai oleh diartikan sebagai diskusi, saling
Ketuhanan Yang Maha Esa dan berpendapat, saling mengemukakan
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, pendapat, demokrasi, kebebasan bicara,
206
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017
berbicara tanpa dihambat. Siswa belum anggota kurang begitu terpantau. Apalagi
banyak yang mengkaitkan musyawarah kalau gurunya hanya satu orang saja.
dengan Sila ke IV dari Pancasila. Ketika Suatu kelompok diskusi; mungkin akan
ditanya apakah ada temanmu yang muncul siswa yang ingin mendominasi
mendominasi pembicaraan, maka siswa pendapat orang lain. Akan muncul siswa
menjawab bahwa ada siswa yang terus yang memaksakan kehendaknya agar
menerus menjawab atau mengemukakan semua anggota menuruti apa yang
pendapat, tetapi ada pula siswa yang terus diusulkannya, demikian pula sebaliknya
menerus diam saja, tidak mengemukakan akan muncul siswa yang terlalu apatis
pendapatnya. Berarti ada siswa yang aktif, tidak mau berpendapat, cenderung tidak
terlalu aktif, pasif, terlalu pasif. Praktik urusan dengan apa yang akan
musyawarah biasanya dilakukan dengan didiskusikan. Siswa akan terkategorikan
diskusi dengan mengelompok- menjadi empat dalam diskusi yang biasa
kelompokan siswa dalam jumlah antara 5 dilakukan di kelas yaitu: 1) Demokratis;
sampai dengan 10 orang. Satu kelompok 2) Normal (sedang/ biasa); 3) Dominan; 4)
biasanya duduk melingkar, dalam Apatis.
kelompok itu biasanya ditunjuk pimpinan Muncul suatu problem, apakah
kelompok serta notulen yang akan siswa yang dominan diperbolehkan dalam
mencatat setiap usulan atau pernyataan diskusi? yang tidak diperbolehkan adalah
dari anggota kelompok. Pengelompokan siswa yang mendominasi (melakukan
ini dilakukan untuk membahas suatu dominasi) terhadap pendapat siswa
permasalahan yang biasanya ditentukan lannya. Dia memaksakan kehendaknya
oleh guru. agar diikuti oleh pihak lainnya. Dengan
Setiap kelompok akan membahas demikian metode diskusi kalau kita tidak
permasalahan yang diberikan. Anggota hati-hati akan melahirkan orang yang
kelompok tersebut ada yang pasif tetapi tidak demokratis (ademokratis). Di
ada yang aktif, ada yang dominan bahkan samping itu juga dapat pula melahirkan
cenderung mendominasi tetapi adapula orang yang apatis yaitu orang yang tidak
kurang partisipasi. Biasanya hasil perduli dengan pendapat orang lain.
pembahasan kelompok ini akan Metode Diskusi harus diarahkan agar
didiskusikan secara pleno di kelas. Di siswa masuk dalam kategori normal yakni
dalam pleno, siswa akan memaparkan dapat menerima pendapat orang lain,
hasil diskusi kelompoknya. Siswa dari mampu bertoleransi serta mampu
kelompok lain akan bertanya atau mengemukakan pendapat secara baik,
menyanggah jawaban dari kelompok yang santun dan jelas. Sehingga metode diskusi
memaparkan hasil diskusinya. Siswa yang tidak sekadar dijadikan ajang untuk
aktif akan terus bertanya, sedangkan siswa latihan bicara atau mengemukakan
yang pasif akan bertanya kalau disuruh pendapat saja. Guru harus menyusun
teman atau gurunya. Kondisi ini sintaks pembelajaran yang dapat
menjadikan apa yang terjadi dengan per mengawasi aktivitas setiap siswa.
207
Dominan
Normal
Pasif
208
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017
sendiri pada orang lain dan taat pada deliberation atau permusyawaratan, dan
peraturan yang berlaku. 3) representative.
Dengan demikian karakter Pembiasaan untuk selalu mencari
demokratis itu menyeimbangkan antara inner wisdom (hikmat kebijaksanaan)
SPOL (Sudut Pandang orang lain) dengan dalam setiap diskusi, mewajibkan untuk
SPDS (sudut pandang dirinya sendiri) selalu berpikir mencari kebenaran dan
ditambah dengan cara penyampaian yang bukan mencari kemenangan. Ketika siswa
tidak menyinggung orang lain. Metode berpikir untuk mencari kebenaran maka
diskusi harus dikembangkan lebih lanjut, yang terjadi adalah siswa akan
karena diskusi merupakan metode yang memberikan penghargaan terhadap
netral. Inilah fungsinya guru, bila gurunya pemikiran orang lain, bukan menghalangi
tidak memahami apa esensi karakter orang lain berpikir. Siswa akan selalu
demokrasi maka siswa yang dominan menghargai pendapat orang lain.
akan berkembang menjadi siswa yang Menjadikan siswa agar selalu
egois dan mau menang sendiri, siswa menghargai pendapat orang lain, bahkan
dapat tidak memperhatikan lingkungan siswa memiliki rasa sensitivitas apakah
sekitarnya, bahkan siswa berpikir bahwa pendapatnya itu mendukung mencari
lingkungan yang harus sependapat dengan kebenaran atau bahkan menjadi
siswa tersebut. Musyawarah akan penghambat dalam mencari kebenaran.
memadukan SPOL (Sudut Pandang Orang Ketika siswa menyadari bahwa dia harus
Lain) dengan SPDS (Sudut Pandang Diri berkontribusi mencari kebenaran, maka
Sendiri). Pemaduan ini bukan dia akan selalu bersinergi dengan
dilaksanakan dengan pemaksaan, agar dia pendapat orang lain. Ketika dia tidak
mau menerima pemikiran kita atau agar setuju suatu pendapat, bukan karena
kita terpaksa mau menerima pemikiran orangnya tetapi karena pendapat tersebut
dia. menurut pemikirannya jauh dari
Kemampuan untuk memadukan kebenaran. Kemampuan membedakan,
antara SPOL dengan SPDS akan menganalisis, menyimpulkan akan
meningkatkan kemampuan siswa dalam menjadikan siswa bisa menemukan suatu
bermusyawarah. Musyawarah dalam ―hikmat kebijaksanaan‖. Sayidina Ali ra
bahasa Inggris diartikan sebagai menyatakan ―pendapat banyak kepala
deliberation (Koichi Kawamura, 2011). akan lebih baik dibandingkan pendapat
Selanjutnya Koichi menyatakan dalam satu kepala‖.
konteks Indonesia ―democracy guided by Nilai-nilai yang dikembangkan
the inner wisdom deliberation of dalam musyawarah ; 1) Toleransi
representative‖. Dengan demikian untuk merupakan sikap yang menghargai dan
meningkatkan kemampuan musyawarah menjunjung tinggi hak setiap individu,
minimal kita harus mengajarkan, hak untuk mengemukakan pendapat.
menginternalisasi dan membiasakan siswa Pendirian masing-masing pihak dapat
dengan : 1) mencari inner wisdom, 2) berbeda tetapi harus tetap saling
menghormati; 2) kebebasan berpendapat
209
dilakukan dengan menjunjung tinggi kepentingan bersama dibandingkan
keragaman pendapat dari masing-masing kepentingan individu atau golongan.
individu. Individu harus dapat
berpendapat tanpa ada tekanan atau Kekuatan dan Kelemahan Penerapan
paksaan. Salah satu individu yang Musyawarah
demokratis adalah dapat menyampaikan Sarana dan prasarana seperti meja
pendapatnya. Di sinilah peran guru sangat bundar masih jarang ditemukan di
dibutuhkan di dalamnya yaitu untuk sekolah. Biasanya siswa akan mencari
melatih kepada para siswa agar berani tempat duduk dan diatur agar berhadapan
mengemukakan pendapatnya; 3) Saling dengan teman-temannya. Meja yang
hormat menghormati. melingkar dan ringan sehingga mudah
Menghormati orang lain atau dijunjung akan memudahkan siswa untuk
kelompok lain diperlukan dalam membina berganti kelompok berpindah antara
rasa toleransi pada diri seseorang. temannya. Di samping itu kumpulan
Misalnya dalam pelaksanaan metode permasalahan masih belum dimiliki oleh
diskusi apabila dalam kelas terjadi guru. Guru biasanya mencari masalah-
perdebatan antara kelompok yang satu masalah yang aktual. Presentasi yang
dengan yang lain guru PKn disini bertugas dilakukan oleh siswa masih dalam bentuk
untuk menengahi dan menetralisir yang sederhana, siswa biasanya akan
keadaan tersebut. Kerjasama sangat membagi kelompoknya menjadi; ada yang
dibutuhkan untuk melatih agar siswa bertindak sebagai juru bicara, moderator
nantinya dapat berkumpul dan berinteraksi dan notulen. Persoalan-persoalan yang
dengan baik di masyarakat luas; 4) dibahas masih sebatas persoalan kognitif
Melatih pengendalian diri siswa. Nilai dan belum aktual, sehingga sebatas
pengendalian diri dalam kehidupan pembicaraan saja (berlatih untuk
berdemokrasi mutlak diperlukan agar mengemukakan pendapat). Musyawarah
setiap perbuatan yang dilakukan tidak tidak hanya menyangkut bicara dan
merugikan orang lain; 5) Melatih sikap kemampuan bicara, tetapi juga
percaya diri. Sikap percaya diri sangat menyangkut ―pembicaraan tersebut dapat
penting dimiliki oleh setiap anggota menghasilkan sesuatu yang memiliki
masyarakat untuk mengurangi adanya kemanfaatan bersama‖, sehingga hasil
sikap yang selalu menggantungkan diri musyawarah itu dapat
kepada orang lain. Dalam hal ini dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan
diharapkan dengan adanya rasa percaya Yang Maha Esa. Inilah yang membedakan
diri siswa akan lebih berani untuk dengan diskusi, diskusi sebatas bertukar
mengungkapkan pendapatnya dimuka pikiran saja, tetapi musyawarah tidak
umum; 6) Ketaatan pada peraturan yang sebatas bertukar pikiran tetapi sudah
berlaku; 7) Musyawarah untuk mencapai menyangkut moral action. Seperti yang
mufakat diliputi oleh semangat selalu diajarkan dalam Pendidikan Civic
kekeluargaan; 8) Mengutamakan sebagai berikut:
210
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017
211
melakssiswaan hasil keputusan dipikirkan adalah mencapai keputusan
musyawarah, 6) Musyawarah dilakukan yang dianggap paling utama berdasarkan
dengan akal sehat dan sesuai dengan hati hati nurani, pertimbangan akal sehat, serta
nurani yang luhur, 7) Keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dihadapan
diambil dapat dipertanggungjawabkan Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Esa, menjunjung tinggi harkat dan Dengan demikian pengembangan
martabat manusia serta nilai-nilai keterampilan demokrasi dapat dilakukan
kebenaran dan keadilan. Nilai-nilai terlebih dahulu dengan meningkatkan
tersebut diatas merupakan versi Eka kemampuan musyawarah diantara siswa.
Prasetya Pancakarsa, tafsir Pancasila yang Untuk mempraktikkan musyawarah maka
sering didengungkan masa orde baru. siswa harus diberi pengertian dulu apa itu
Kalau kita analisis pengamalan sila musyawarah. Sehingga langkah pertama
Pancasila nilai-nilai diatas maka ada adalah menyadarkan siswa tentang
beberapa nilai inti; 1) mementingkan keunggulan musyawarah. Model
kepentingan negara dan masyarakat, 2) peningkatan musyawarah yang ditawarkan
adanya musyawarah sebagai pengambilan adalah sebagai berikut:
keputusan bersama dengan mufakat 1. Guru memberi pengertian dulu, apa
dengan kekeluargaan, itikad baik, rasa itu musyawarah. Pemahaman
tanggungjawab menerima keputusan, tentang makna musyawarah bagi
siswa dapat melaksanakan hasil siswa sangat penting, musyawarah
musyawarah, penggunaan akal sehat, hati tidak boleh sekadar dijadikan arena
nurani luhur, keputusan dapat untuk mencari kemenangan dalam
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan berdiskusi, tetapi harus berpedoman
YME, Harkat martabat manusia serta mencari hikmah kebijaksanaan
nilai-nilai kebenaran dan keadilan. untuk mencapai suatu konsensus.
Dengan demikian dalam mengembangkan 2. Guru menyiapkan materi yang akan
karakter demokratis yang utama adalah dimusyawarahkan. Materi
mengajarkan siswa untuk melakukan musyawarah jangan hanya
musyawarah. bernuansa kognitif atau
Perbedaan musyawarah dan diskusi pengembangan pemikiran belaka.
adalah merupakan istilah yang netral, Kalau bernuansa pemikiran belaka,
dalam diskusi orang dapat mencapai siapa musyawarah akan menjadi ajang
yang menang dan siapa yang kalah, dalam retorika; sekadar latihan berbicara.
diskusi orang tidak memperdulikan siapa Dalam musyawarah harus
yang dominan. Diskusi kadang orang dimunculkan rasa tanggung jawab,
berpikir secara tim, agar apa yang akan rasa hormat menghormati pemikiran
diusulkan dapat diterima oleh seluruh orang lain. Dengan demikian
peserta. Sedangkan musyawarah sensitivitas dan pengendalian diri
merupakan konsep diskusi yang asli siswa harus dimunculkan. Materi
Indonesia, dalam musyawarah yang musyawarah harus dapat dijadikan
212
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017
213
untuk mencari kebaikan dari suatu demikian pula dengan pendapatnya.
pendapat (hikmah kebijaksanaan). Sensitifitas ini untuk meminimalisir
8. Siswa dilatih sensitivitas-nya timbulnya dominasi diantara
terhadap emosi dirinya serta emosi sesama. Ketika seseorang merasa
kelompoknya. Terkadang siswa terlalu dominan, maka hendaknya
dapat terpancing emosinya dalam dia segera menyadari sejauhmana
suatu musyawarah, demikian juga dominasinya, kemudian berusaha
dengan kelompoknya karena suatu untuk menguranginya. Demikian
perkataan dari kelompok lainnya juga dengan siswa lainnya, sehingga
seorang siswa dapat marah atau dengan berlatih sensitivitas ini maka
dendam. Siswa harus dilatih agar siswa berlatih untuk mengendalikan
dapat mengendalikan emosinya. dirinya sendiri. Ketika semua orang
9. Siswa diajak untuk menganalisis berlatih untuk mengendalikan
berbagai pendapat dari Sudut dirinya maka akan timbul
Pandang Diri Sendiri (SPDS) serta kemampuan tenggang rasa.
dari Sudut Pandang Orang Lain Pengembangan kemampuan
(SPOL). Pemahaman terhadap sudut demokratis lainnya adalah
pandang orang lain dan sudut pengembangan kemampuan
pandang diri sendiri harus dilakukan retorika. Siswa harus dididik agar
pada kelompok yang sedang mampu menyampaikan
bermusyawarah. Sehingga masing- pendapatnnya baik secara lisan
masing kelompok akan memahami maupun tulisan. Siswa diajarkan
posisinya untuk mencari solusi yang menuliskan pendapat-pendapat,
terbaik, bukan menang kalah. permasalahan-permasalahan di
10. Siswa kemudian mengemukakan sekitar. Kemampuan ini diasah
pendapatnya. Dalam dengan mengembangkan citizen
mengemukakan pendapat siswa project. Di samping pengembangan
dijaga agar tidak terjadi tekanan dari retorika serta citizen project maka
kelompok serta tekanan dari juga dilakukan dengan simulasi
kelompok lainnya. Siswa harus berbagai kegiatan yang relevan
dijaga untuk bebas mengemukakan dengan kegiatan demokrasi seperti
pendapatnya dan berani untuk simulasi pemilihan umum, simulasi
mengemukakan pendapatnya. Siswa kampanye, simulasi sidang
yang kategori pemalu harus parlemen, dan simulasi membuat
difasilitasi agar memiliki keberanian rancangan Undang-Undang.
untuk mengemukakan pendapatnya.
11. Siswa mengambil kesimpulan. SIMPULAN
Disamping pengembangan Simpulan dari penelitian ini adalah
kemampuan sensitifitas diri siswa; musyawarah sebagai solusi proses politik
siswa diajak untuk merasakan Indonesia modern ini adalah sebagai
berbagai pendapat orang lain, berikut: 1) Praktik musyawarah biasanya
214
INTEGRALISTIK
No.2/Th. XXVIII/2017, Juli-Desember 2017
dilakukan dengan diskusi dengan tiga token (kupon), kupon tersebut ditulis
mengelompokan siswa dalam jumlah nama siswa, kelompok serta no absen
antara 5 s.d. 10 orang. Satu kelompok siswa. Setiap pemegang kupon memiliki
biasanya duduk melingkar, dalam hak bicara maksimal lima menit. Setiap
kelompok itu biasanya ditunjuk pimpinan siswa akan bertanya dan menyanggah
kelompok serta notulen yang akan pembicaraan maka siswa harus
mencatat setiap usulan atau pernyataan menyerahkan token (kupon) tersebut pada
dari anggota kelompok. Anggota guru; e) Guru mempersilahkan siswa
kelompok tersebut ada yang pasif tetapi untuk membahas bahan musyawarah; f)
ada yang aktif, ada yang dominan bahkan Guru mempersilahkan salah satu siswa
cenderung mendominasi tetapi adapula untuk memaparkan hasil musyawarah
kurang partisipasi. Seringkali kita kelompok; g) Siswa diajak untuk mencari
saksikan bahwa praktik pendidikan tidak yang terbaik dari setiap pendapat; h)
mencerminkan nuansa yang demokratis, Siswa dilatih sensitifitasnya terhadap
yaitu membiarkan orang yang apatis emosi dirinya serta emosi kelompoknya; i)
menjadi apatis serta membiarkan orang Siswa diajak untuk menganalisis berbagai
yang cenderung mendominasi orang lain pendapat dari Sudut Pandang Diri Sendiri
menjadi tetap dominan; 2) Kondisi (SPDS) serta dari Sudut Pandang Orang
membiarkan orang mendominasi jalannya Lain (SPOL); j) Siswa kemudian
musyawarah, berarti kita akan melahirkan mengemukakan pendapatnya; k) Siswa
orang yang tiran dan orang yang tidak mengambil kesimpulan. Saran dari
berpartisipatif. Karakter demokratis itu penelitian ini adalah kemampuan
menyeimbangkan antara SPOL (Sudut musyawarah merupakan suatu
Pandang orang lain) dengan SPDS (sudut keterampilan, bukan sesuatu yang sekadar
pandang dirinya sendiri) ditambah berbicara bersama. Dengan demikian guru
dengan cara penyampaian yang tidak harus membuat materi yang
menyinggung orang lain. Dengan dimusyawarahkan dari yang termudah
demikian untuk meningkatkan untuk dipecahkan sampai yang sulit untuk
kemampuan musyawarah minimal kita dipecahkan.
harus mengajarkan, menginternalisasi dan
membiasakan siswa dengan : 1) mencari DAFTAR RUJUKAN
inner wisdom, 2) deliberation atau Biesta, Gert J.J. 2010. Learning emocracy
permusyawaratan, dan 3) representative. in School and Society. Rotterdam:
Model peningkatan musyawarah Sense Publishers
yang ditawarkan adalah sebagai berikut: Kalidjernih, Freddy K. 2011. Puspa
a) Guru memberi pengertian dulu, apa itu Ragam Konsep dan Isu
musyawarah; b) Guru menyiapkan materi Kewarganegaraan Edisi 3.
yang akan dimusyawarahkan; c) Kelas Bandung : Widya Aksara Press
dibagi menjadi lima kelompok besar, yang Ramage, Douglas E. 2005. Politics in
masing-masing terdiri dari 5 sampai Indonesia: Democracy, Islam and
dengan 10 siswa; d) Setiap siswa diberi the Ideology of Tolerance.
215
Routledge. 11 New Fetter Lane, Suyahmo. 2014. Filsafat Pancasila.
London EC4P 4EE Yogyakarta: Magnum
R. J. G., Claassen. 2009. New Directions Wuryan, Sri. 2006. Ilmu
for the Capability Approach: Kewarganegaraan (civics).
Deliberative Democracy and Bandung: Laboratorium
Republicanism. Res Publica :421– Pendidikan Kewarganegaraan.
428 Zamroni. 2011. Pendidikan Demokrasi
Saksono, Ign Gatut. 1953. Pancasila- Pada Masyarakat Multikultural.
Soekarno. Yogyakarta: CV Urna Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.
Cipta Media Jaya
216