0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan1 halaman
Dokumen ini memberikan informasi tentang asuhan kebidanan pada pasien HIV/AIDS. Asuhan yang diberikan adalah pemberian obat antiretroviral untuk menghambat perkembangan virus HIV dan meningkatkan jumlah sel CD4. Obat antiretroviral berfungsi untuk mengontrol laju perkembangan virus HIV agar tidak menimbulkan infeksi lanjutan. Asuhan ini sesuai dengan teori patofisiologi HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlah
Dokumen ini memberikan informasi tentang asuhan kebidanan pada pasien HIV/AIDS. Asuhan yang diberikan adalah pemberian obat antiretroviral untuk menghambat perkembangan virus HIV dan meningkatkan jumlah sel CD4. Obat antiretroviral berfungsi untuk mengontrol laju perkembangan virus HIV agar tidak menimbulkan infeksi lanjutan. Asuhan ini sesuai dengan teori patofisiologi HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlah
Dokumen ini memberikan informasi tentang asuhan kebidanan pada pasien HIV/AIDS. Asuhan yang diberikan adalah pemberian obat antiretroviral untuk menghambat perkembangan virus HIV dan meningkatkan jumlah sel CD4. Obat antiretroviral berfungsi untuk mengontrol laju perkembangan virus HIV agar tidak menimbulkan infeksi lanjutan. Asuhan ini sesuai dengan teori patofisiologi HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlah
PRAKONSEPSI) Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Hari dan Tanggal : Jumat 3 Desember 2021
Tempat Praktik : Puskesmas Tilango Nama : Deliana Kasim Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan
Pathway HIV/AIDS
Asuhan yang diberikan: Rasionalisasi asuhan yang diberikan:
Tanda/gejala/keluhan secara pada pasien Pengobatan yang dilakukan Nama: Menghambat perjalanan Tanda/gejala sesuai dengan penyakit HIV teori: dengan HIV/AIDS hingga saat ini adalah Usia: keluhan pasien: Untuk orang yang belum mempunyai gejala Individu yang terkena penggunaan HIV (ARV). Terapi antiretroviral Diagnosa : AIDS, ART kan mengurangi kemungkinan umumnya obat ARV asimtomtis. berfungsiJika untukadamengontrol laju menjadi sakit. Orang dengan gejala AIDS, gejala yang timbulvirus perkembangan biasanya HIV di dalam tubuh memakai ART biasanya mengurangi atau seperti agarflu biasa, tidak bercak menimbulkan infeksi lanjutan / menghilang gejala tersebut. ( Indonesia kemerahan pada kulit, sehingga infeksi oportinistik sakit pasien dengan AIDS Coalition, 2015) kepala, ruam-ruam dan sakit Patofisiologi (Sesuai Tanda / HIV/AIDS dapat memperoleh kualitas Meningkatkan jumlah sel CD4 tenggorokan. Gejala / keluhan yang dialami hidup yang jauh lebih baik. pasien): Sel CD4 adalah sel dalam sistem kekebalan Jika sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi. Pada orang Infeksi HIV akan menyerang tubuhnya semakin menurun HIV-negatif, jumlah CD4 biasanya antara sistem kekebalan di dalam tubuh timbul tanda dan gejala lain 500 manusia. Ketika virus HIV sampai 1.500. Setelah terinfeksi HIV, seperti kelenjar getah bening menyerang sistem imun Jumlah akan CD4 cenderung berangsur-angsur bengkak, penurunan berat berdampak pada kondisi menurun. Bila jumlah CD4 turun di bawah badan, demam, diare dan immunodeficiency atau 200, maka akan lebih mudah terkena infeksi batuk, mual dan muntah, melemahnya sistem kekebalan oportunistik, misalnya PCP (pneumonia) sariawan. tubuh, hal tersebut terjadi atauakibat tokso (toksoplasma). Jika Memakai Saat penderita masuk tahap virus HIV akan mengganggu ART maka diharapkan jumlah sel CD4 Evaluasi kronis gejalaasuhan yang diberikan: yang muncul keseimbangan dan fungsi sel CD4 Asuhan yang berikan sesuai seperti sariawan yang banyak, teori di dalam tubuh. Virusakan HIV naik lagi sehingga dapat dipertahankan selanjutnya akan menyerang sel dalam jumlah yang lebih bercak keputihan pada mulut, dendrit dan makrofag tinggi ( Indonesia AIDS Coalition, 2015) di dalam ketombe, keputihan yang parah tubuh, masuk melalui aliran darah dan gangguan psikis. serta jaringan mukosa kemudian proses infeksi akan terjadi di dalam kelenjar limfoid dan pada saat itu virus akan berda dalam kondisi laten dalam waktu yang cukup lama hingga kembali aktif dan munculnya gejala AIDS (Yuliyanasari, 2016)