Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENGANTAR REKAYASA

DAN DESAIN

DI SUSUN OLEH

NAMA : CANDRA YUDI PRASETYA


NO/ : 2050200037
PRODI : TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN


NUSANTARA SUKOHARJO
SMARTPHONE(PONSEL CERDAS)

Ponsel cerdas adalah kelas ponsel dari ponsel dan perangkat komputasi
bergerak multiguna. Mereka dibedakan dari ponsel berfitur dengan kemampuan
perangkat keras yang lebih kuat dan sistem operasi seluler yang luas, yang
memfasilitasi perangkat lunak yang lebih luas, internet (termasuk penelusuran
webmelalui broadband seluler), dan fungsi multimedia (termasuk musik, video,
kamera, dan permainan), bersama fungsi-fungsi inti ponsel seperti panggilan
suara dan pesan teks. Ponsel cerdas biasanya berisi sejumlah chip sirkuit
terintegrasi IC logam-oksida-semikonduktor (MOS), termasuk berbagai sensor
yang dapat dimanfaatkan oleh perangkat lunak mereka (seperti magnetometer,
sensor kedekatan, barometer, giroskop, atau akselerometer), dan dukungan
protokol komunikasi nirkabel (seperti Bluetooth, Wi-Fi, atau navigasi satelit).
Pada 2000-an Nokia, dan Windows Mobile mulai mendapatkan daya tarik
pasar, dengan model yang sering menampilkan papan ketik QWERTY atau
input layar sentuh resistif, dan menekankan akses untuk notifikasi email dan
internet nirkabel. Sejak peluncuran iPhone pada tahun 2007, sebagian besar
smartphone telah menampilkan faktor bentuk yang tipis, seperti batu tulis,
dengan layar kapasitif yang besar dengan dukungan untuk gerakan multi-sentuh
daripada keyboard fisik, dan menawarkan kemampuan bagi pengguna untuk
mengunduh atau membeli aplikasi tambahan dari toko terpusat, dan
menggunakan penyimpanan awan dan sinkronisasi, asisten virtual, serta layanan
pembayaran seluler. Perangkat keras yang ditingkatkan dan komunikasi
nirkabel yang lebih cepat (karena standar seperti LTE) telah mendukung
pertumbuhan industri ponsel cerdas. Pada kuartal ketiga 2012, satu miliar
ponsel pintar digunakan di seluruh dunia.[2] Penjualan ponsel pintal dunia
melampaui angka penjualan untuk ponsel berfitur pada awal 2013
Perkembangan yang mungkin terjadi di masa depan Smartphone OLED yang
dapat dilipat telah dikembangkan selama bertahun-tahun, namun gagal terwujud
karena tingkat kegagalan yang relatif tinggi saat memproduksi layar ini.
Membuat baterai yang bisa dilipat adalah rintangan lain. Salah satu ciri utama
smartphone adalah layarnya. Layar mengisi beberapa permukaan depan
perangkat (sekitar 70%), namun, dengan smartphone terbaru seperti Galaxy S8
dan iPhone X, sebagian besar ruang yang tersedia di bagian depan
didedikasikan untuk tampilan dengan gaya yang disebut "edge." Banyak display
memiliki rasio aspek 16: 9, ada pula rasio 4: 3 atau lainnya. Mereka diukur
dalam inci diagonal, mulai dari 2,45 inci. Layar dengan layar lebih besar dari
5,2 inci sering disebut "phablets." Smartphone dengan layar di atas 4,5 inci
biasanya sulit digunakan hanya dengan satu tangan, karena kebanyakan ibu jari
tidak dapat menjangkau keseluruhan permukaan layar; mereka mungkin perlu
digeser di tangan, dipegang di satu tangan dan dimanipulasi oleh yang lain, atau
digunakan di tempat dengan kedua tangan. Tampilan kristal adalah yang paling
umum; Yang lainnya adalah display IPS, LED, OLED, AMOLED dan E Ink.
Pada tahun 2010, layar Braille, yang dapat digunakan oleh orang-orang tuna
netra sedang dikembangkan. Diharapkan layar Braille akan menggunakan
beberapa jenis teknologi mikrofluida. Selain itu, beberapa display terintegrasi
dengan digitizers yang sensitif terhadap tekanan, seperti yang dikembangkan
oleh Wacom dan Samsung. Model Wacom memungkinkan pengguna untuk
memiliki ketepatan yang lebih tinggi saat menggambar. Dimulai dengan iPhone
6S, Apple merilis kepekaan tekanan untuk ponsel mereka dengan nama 3D
Touch. Sentuhan 3D Apple secara unik menggunakan digitizer dengan memberi
pengguna ketersediaan untuk menampilkan menu dan opsi tambahan dengan
memberi tekanan pada ikon tertentu.
 Perkembangan di Indonesia
Perkembangan pasar ponsel cerdas dunia yang begitu pesat akhir-akhir ini, tidak
terkecuali dengan Indonesia. Banjir ponsel cerdas dan tablet sudah mulai terasa.
Derasnya permintaan pasar terhadap ponsel cerdas ini, khususnya yang
menggunakan sistem operasi Android membuat para produsen semakin giat
untuk berinovasi dan menggempur pasar ponsel Indonesia dengan berbagai
produk. Para produsen ponsel cerdas pun mulai datang dari produsen lokal
seperti Polytron dan Axioo. Mereka menyadari betapa besarnya pangsa pasar
ponsel cerdas di Indonesia.
Ponsel cerdas di Indonesia sendiri memiliki segmentasi yang secara umum bisa
dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan level harga dan spesifikasinya,
yaitu:
1. Ponsel cerdas kelas atas (high-end)
2. Ponsel cerdas kelas menengah (middle level)
3. Ponsel cerdas kelas bawah (entry level)
Ponsel cerdas kelas atas merupakan ponsel cerdas yang memiliki spesifikasi
perangkat keras yang sangat tinggi. Ponsel ini biasanya dilengkapi dengan fitur-
fitur unggulan yang membuatnya sangat menonjol dan lengkap dalam
pengoperasiannya. Selain dari sisi prosesor, memori, GPU, ukuran layar, jenis
layar, dan kamera, ponsel cerdas kelas atas ini biasanya memiliki desain yang
premium. Beberapa vendor ponsel cerdas yang bermain di level ini di
antaranya: •Apple dengan produk andalannya iPhone
•Samsung dengan jajaran seri ponsel cerdas Galaxy S Note
•HTC dengan seri HTC One
•LG dengan seri Optimus G dan L9
•Nokia dengan seri Lumia 9XX
•Blackberry dengan seri Qxx
•OnePlus dengan seri OnePlus 2
Harga dari ponsel cerdas kelas atas ini bisa berkisar antara 4 juta hingga 10 juta
rupiah. Harga ponsel cerdas yang memang cukup mahal ini biasanya memang
memiliki fitur-fitur unggulan selain itu juga lebih terkesan bergengsi, mampu
merekam video pada resolusi 4K. Ponsel cerdas kelas menengah biasanya
menyasar target pasar yang menginginkan ponsel cerdas canggih namun dengan
harga dan spesifikasi yang lebih rendah. Level ini cukup banyak peminatnya,
khususnya di Indonesia. Para pemainnya juga semakin banyak, karena produsen
lokal ikut bermain di segmen ini. Ponsel cerdas kelas entry level juga semakin
banyak peminatnya di Indonesia. Sebagian besar porsi untuk ponsel cerdas
entry level ini dikuasai oleh Android, karena mampu menghadirkan pengalaman
ponsel cerdas dalam harga yang sangat terjangkau. Di Indonesia sendiri ponsel
cerdas entry level ini sudah bisa diperoleh dari harga 500 ribu rupiah hingga
berkisar 1 juta rupiah. Pilihannya pun semakin banyak dan spesifikasi yang
ditawarkan juga tidak terlalu buruk. Mungkin ponsel cerdas kelas bisa menjadi
pilihan awal bagi para pengguna telepon genggam yang masih awam dengan
ponsel cerdas dan ingin mencoba belajar dulu.

Anda mungkin juga menyukai