Anda di halaman 1dari 15

AIRTANAH PADA KESTABILAN LERENG BATUAN

Aliran Air Tanah Dalam Massa Batuan

Aliran air tanah dalam massa batuan terbagi menjadi 3 yaitu :


1. Dominant Drain
2. Multiple Drain
3. Dispersive Drain
 Dominant Drain: Massa batuan ditandai dengan derajat rekahan yang
rendah dan rangkaian sambungan utama mengatur aliran air tanah,
sedangkan rangkaian sambungan kecil lainnya memiliki persistensi yang
rendah dan tidak berkontribusi pada aliran.
 Multiple Drain: jenis aliran dimana massa batuannya terdapat dua atau
tiga rekahan yang berkembang dengan baik, memiliki konektivitas yang
baik; Oleh karena itu, aliran air tanah terjadi dalam jaringan rekahan
yang luas dan terhubugg.
 Dispersive structure: Dalam massa batuan tidak ada jalur aliran utama
yang keluar, karena massa batuan jneis ini memiliki derajat rekahan
yang tinggi artinya, pada batuan banyak didapati rekahan dengan
beberapa rangkaian sambungan yang persisten dan saling berhubungan
dengan baik.
Pengaruh Kondisi Geologi pada Aliran Air
di Lereng

 Kondisi geologi ini sangat berpengaruh terhadap aliran airtanah, tergantung dari lokasi
keterdapatan airtanah tersebut. Hal ini mengingat kondisi daerah satu dengan daerah lain
berbeda-beda.
 Secara umum, air akan mengalir melewati batuan yang memiliki kemampuan untuk melewatkan
air dengan baik. Kemampuan melewatkan air ini dikontrol oleh porositas dan permeabilitas, yang
mana bisa disebabkan karena proses pengendapan ataupun struktur geologi.
 Contoh media : material lepasan seperti lapisan aluvium, batupasir, batugamping, batuan beku
dengan rekakahan yang intens
 Jika dilihat dari sifatnya, air akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Airtanah akan
mengalir dari wilayah dengan muka air tanah yang tinggi ke muka air tanah yang lebih rendah.
Hal ini karena air akan cenderung mengisi ke arah cekungan.
 Ketika kondisi lereng tidak memotong akuifer, maka aliran air akan mengalir mengikuti bentukan
dari akuifer tersebut, yaitu cenderung mengisi cekungan. Namun, ketika lereng memotong
akuifer, tentunya airtanah akan keluar melewati bagian akuifer yang terpotong pada lereng.

Diagram memperlihatkan posisi relatif beberapa istilah yang berkaitan dengan air bawah
permukaan (Fetter, 1994)
Tekanan Airtanah pada Lereng

 Kehadiran airtanah dalam badan lereng berpengaruh terhadap kestabilan


suatu lereng. Kandungan air akan mempengaruhi gaya yang bekerja pada
lereng, dimana air akan menimbulkan tekanan air pori.
 Tekanan air pori dipengaruhi oleh tinggi muka airtanah, densitas air, dan gaya
gravitasi bumi.Tekanan air pori ini berpengaruh terhadap stabilitas suatu
lereng. Tekanan air pori (μ) atau tekanan netral yang bekerja segala arah
sama besar, yaitu tekanan air yang mengisi rongga antar butiran padat.
 Adanya tekanan pori ini memiliki pengaruh terhadap parameter stabilitas
tanah, yaitu berupa kepadatan tanah, kohesi, dan sudut geser dalam.
Semakin tinggi tekanan air pori, maka parameter stabilitas lereng berupa
kepadatan tanah, kohesi, dan sudut geser dalam akan menurun, sehingga
memungkinkan untuk terjadinya gerakan tanah pada suatu lereng.
Pengaruh Airtanah pada Stabilitas Lereng

 Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya


adalah geometri lereng, sifat fisik batuan, sifat mekanik batuan,
struktur geologi, keberadaan air tanah, pelapukan, dan gaya-gaya
luar.
 Keberadaan air terutama air tanah (groundwater) sangat
mempengaruhi kemantapan suatu lereng. Hal ini dikarenakan air
tanah memiliki tekanan air pori (pore water pressure) yang dapat
menimbulkan gaya angkat (uplift force) dan menurunkan
kekuatan suatu massa batuan penyusun lereng.
 Faktor-Faktor yang Memperbesar Gaya Penggerak
- Penambahan Air Tanah
Penambahan air tanah pada pori-pori atau celah-celah tanah dan/atau batuan jelas akan menambah berat satuan material
memperbesar beban pada lereng. Maka akan memperbesar gaya penggerak yang dapat mengakibatkan longsor pada lereng.
- Aktivitas Tektonik

Terjadinya pergerakan seperti pergeseran, pengangkatan atau penurunan muka bumi akan mengakibatkan terjadinya perubahan
arah dan besar gaya-gaya yang bekerja pada suatu titik tertentu di muka bumi.

- Vibrasi atau Getaran


Getaran atau gelombang kejut dapat menghasilkan energi besar, contohnya peledakan (blasting), yang apabila mempunyai arah
yang sama dengan permukaan suatu lereng dapat menambah beban dan mengakibatkan terjadinya longsoran.
Evaluasi Kondisi Airtanah pada Lereng

 Muka air tanah pada sebuah lereng memiliki pengaruh terhadap nilai
Faktor Keamanan lereng tersebut. Hasil analisa menunjukkan hubungan
berbanding terbalik antara muka air tanah dengan nilai Faktor Kamanan
lereng. Penurunan muka air tanah pada lereng akan menyebabkan
peningkatan nilai Faktor Keamanan lereng tersebut.
 Hasil analisa menunjukkan hubungan berbanding terbalik antara sudut
kemiringan lereng keseluruhan dengan nilai Faktor Kamanan lereng.
Semakin landai lereng yang dibentuk, akan menghasilkan nilai Faktor
Keamanan yang semakin meningkat.
 Kadar air dalam suatu material akan mempengaruhi sifat mekanik dari material
dalam suatu tubuh lereng tambang. Kondisi air tanah merupakan salah satu
parameter terpenting dalam analisis kestabilan lereng, karena seringkali terjadi
longsoran yang diakibatkan oleh kenaikan tegangan air pori yang berlebih.
 Penambahan air tanah pada pori-pori atau celah-celah tanah dan/atau batuan
akan menambah berat satuan material dan memperbesar beban pada lereng.
Maka akan relatif memperbesar gaya penggerak yang dapat mengakibatkan
longsor pada lereng. Kondisi air tanah dalam kondisi jenuh akan menaikkan
tegangan pori pada tanah dan batuan sehingga mengakibatkan lereng lebih
mudah longsor.
 Penambahan air pada tanah akan menaikkan kadar air tanah sehingga
menaikkan gaya tolak antar partikel yang mendorong terjadinya swelling pada
tanah. Naiknya kadar air juga berarti mempengaruhi konsistensi tanah yang
kemudian akan mempengaruhi kekuatan tanah. Pada umumnya semakin cair
suatu tanah maka kekuatannya akan semakin menurun. Berkurangnya kadar air
dengan pengeringan dapat mengubah susunan fabrik tanah, yang mengubah
ukuran dan distribusi pori-pori tanah (Yong and Warkentin, 1975).
Slope Dewatering

Dewatering adalah pekerjaan sipil yang bertujuan untuk


mengendalikan air (air tanah/permukaan) dengan menggunakan
pompa agar tidak mengganggu/menghambat proses pelaksanaan
suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan bagian
struktur yang berada dalam tanah dan di bawah muka air tanah.
Tujuan Dewatering tak lain untuk menjaga kestabilan
lereng galian dan menjaga area galian proyek tetap kering
selama proses konstruksi

Dewatering
Slope Dewatering

Metode Dalam Dewatering


 Metode predrainage
Metode ini pada prinsipnya menurunkan muka air terlebih dahulu sebelum mulai dilakukan
pekerjaan-pekerjaan penggalian.
 Metode open pumping
Metode open pumping dilakukan dengan mengumpulkan air permukaan dan rembesan dari bagian
tepi galian dengan menggunakan kolektor. Kolektor berfungsi membuang air keluar dari galian
dengan posisi kolektor yang terus mengikuti elevasi galian.
 Metode cut off
Metode ini dijalankan dengan memotong aliran air tanah dengan dinding pembatas supaya area
proyek bisa terbebas dari air tanah.

Anda mungkin juga menyukai