F02.8
Disusun oleh :
Pembimbing :
TANGERANG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Definisi 2
1.2 Epidemiologi 2
1.3 Etiologi 2
1.3.1 Dementia with Lewy Bodies (DLB) 3
1.3.2 Demensia Semantik 3
1.3.3 Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus (INPH) 3
1.4 Patofisiologi 2
1.4.1 Dementia with Lewy Bodies 3
1.4.2 Demensia Semantik 3
1.4.3 Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus 3
1.5 Manifestasi Klinis 2
1.5.1 Dementia with Lewy Bodies 3
1.5.2 Demensia Semantik 3
1.5.3 Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus 3
1.6 Diagnosis 2
1.6.1 Dementia with Lewy Bodies 3
1.6.2 Demensia Semantik 3
1.6.3 Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus 3
1.7 Tatalaksana 2
1.7.1 Dementia with Lewy Bodies 3
2
1.7.2 Demensia Semantik 3
1.7.3 Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus 3
1.8 Prognosis 2
1.8.1 Dementia with Lewy Bodies 3
1.8.2 Demensia Semantik 3
1.8.3 Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus 3
DAFTAR PUSTAKA 4
3
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
F02.8 adalah kode diagnosis untuk demensia yang terjadi sebagai
manifestasi atau konsekuensi beberapa macam kondisi somatik dan serebral
lainnya yang tidak termasuk dalam kode diagnosis F02.0 hingga F02.4. 1
Beberapa kondisi lainnya yang dapat menyebabkan manifestasi demensia
adalah Lewy Body Dementia, Semantic Dementia dan Idiopathic Normal
Pressure Hydrocephalus.
1.2. Epidemiologi
Demensia frontotemporal meruapakan etiologi yang cukup banyak
ditemukan setelah DLB. Berdasarkan data yang tercatat oleh World Health
Organization (WHO), kasus demensia frontotemporal memiliki presentase
sebesar 3% dari seluruh total kasus demensia secara umum. Demensia
frontotemporal juga lebih banyak ditemukan pada laki-laki dan kelompok
umur di bawah 65 tahun.2
1.3. Etiologi
1.3.1. Dementia with Lewy Bodies (DLB)
1.3.2. Demensia Semantik
4
kehilangan makna dari kata-kata yang diucapkan, namun pasien
masih memiliki kemampuan untuk berbicara dengan lancar serta
ejaan yang benar.4
1.4. Patofisiologi
1.4.1. Dementia with Lewy Bodies (DLB)
1.4.2. Demensia Semantik
1.4.3. Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus
Patofisiologi dari INPH masih menjadi kontroversi dan
membutuhkan penelitian lebih lanjut. Secara fisiologis, perjalanan
dari produksi CSF dimulai dengan produksi yang berasa dari
pleksus koroid yang kemudian mengalir melalui ventrikel, sisterna,
dan ruang subaraknoid yang diakhiri dengan reabsorpsi melalui
arachnoid villi.5
Menurut hipotesis yang dibuat oleh Adam dan Hakim, INPH
terjadi ketika absorpsi dari CSF berkurang yang akhirnya
menyebabkan meningkatnya tekanan intrakranial.6 Seiring
berjalannya waktu, terjadi pembesaran ventrikel sebagai
mekanisme kompensasi. Pembersaran ventrikel ini akan
5
mengakibatkan tekanan intrakranial yang baru. Selain itu, hal ini
juga akan menyebabkan modifikasi terhadap aliran CSF yang lebih
banyak mengalir menuju Virchow-Robin Spaces dan menuju
parenkim otak. Parenkim otak akan mulai mengalami perubahan
yang mengakibatkan tissue compression dan iskemia pada deep
white matter, yang ditandai dengan myelin pallor.7
6
Secara garis besar, gangguan berjalan pada INPH cukup
sulit dibedakan dari Penyakit Parkinson. Sebuah studi yang
dilakukan oleh Bugalho dkk, pada tahun 2013 mengenai
perbandingan gangguan berjalan antara penyakit Parkinson dan
INPH menemukan bahwa pada mayoritas penderita INPH
memiliki disfungsi lobus frontal yang lebih dominan. Selain itu,
gait distrubance pada pasien INPH dapat dibedakan dengan
penyakit Parkinson melalui beberapa ciri khas, di mana pada
pasien INPH, mereka cenderung untuk berdiri dengan kaki yang
terbuka lebar dan tidak ditemukannya bradikinesia seperti pada
pasien dengan penyakit Parkinson.9
1.6. Diagnosis
1.6.1. Dementia with Lewy Bodies
1.6.2. Demensia Semantik
1.6.3. Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus
Diagnosis dari INPH membutuhkan kolaborasi dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
Kriteria yang dibuat oleh The Dutch Normal Pressure
Hydrocephalus Study dapat digunakan dalam menegakkan
diagnosis pada pasien INPH serta membantu dalam menyingkirkan
kemungkinan diagnosis lainnya.10
Kriteria diagnosis tersebut terdiri dari 4 poin yang harus
dipenuhi seluruhnya, yaitu:10
1. A gradually developed gait disturbance in both legs,
unexplained by other conditions, and a gait scale score of at
least 12.
2. A mild to moderate cognitive deficit without aphasia, emerging
together with or after the gait disturbance, and a dementia
scale score of at least 12.
3. A handicap mR scale score of at least 2.
7
4. A CT scan showing communicating hydrocephalus without
clinically relevant parenchymal lesions.
1.7. Tatalaksana
1.7.1. Dementia with Lewy Bodies
1.7.2. Demensia Semantik
1.7.3. Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus
1.8. Prognosis
1.8.1. Dementia with Lewy Bodies
1.8.2. Demensia Semantik
1.8.3. Idiopathic Normal Pressure Hydrocephalus
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa dari PPDGJ -III dan
DSM-5.; 2013.
6. RD A, CM F, S H, RG O, WH S. SYMPTOMATIC OCCULT
HYDROCEPHALUS WITH “NORMAL” CEREBROSPINAL-FLUID
PRESSURE.A TREATABLE SYNDROME. N Engl J Med.
1965;273(11):693–695. doi:10.1056/NEJM196507152730301
9
9. Bugalho P, Alves L, Miguel R. Gait dysfunction in Parkinson’s disease and
normal pressure hydrocephalus: a comparative study. J Neural Transm.
2013;120(8):1201–1207. doi:10.1007/S00702-013-0975-3
10. Boon AJW, Tans JTJ, Delwel EJ, et al. The Dutch Normal-Pressure
Hydrocephalus Study: How to select patients for shunting? AN
ANALYSIS OF FOUR DIAGNOSTIC CRITERIA. Surg Neurol.
2000;53(3):201–207. doi:10.1016/S0090-3019(00)00182-8
10