Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

Hipertensi
+
Atrial Fibrillation

Stella Pangestika
01073190132

Pembimbing:
dr. Michael Tanaka, Sp.JP, FIHA
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Bapak A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 19 November 2020
Pekerjaan : Karyawan swasta

Anamnesis

Keluhan Utama : Sesak nafas sejak 2 hari SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang

• Sesak nafas 2 hari SMRS


Hilang timbul • Rasa berdebar - hilang timbul
Diperparah oleh aktivitas
selama 2 hari
Membaik saat istirahat
• Merasa detak jantung cepat
Tidak dipengaruhi posisi
Lemas seperti ingin pingsan
Tidak dicetuskan oleh debu, asap rokok,
serbuk kayu
Tidak disertai mengi
● Menyangkal:
● Nyeri dada (seperti ditimpa beban berat)
● Keringat dingin
● Sering berkeringat
● Mudah merasa gerah
● Tremor
● Kelemahan kedua kaki
● Mual-muntah
● Penurunan kesadaran (pingsan)

● Pertama kalinya merasakan keluhan demikian


● Hipertensi 1 tahun lalu (kadang minum obat)
● Belum minum obat dalam 2 hari
Riwayat Riwayat Riwayat
Penyakit Dahulu Operasi Pengobatan

Pasien menyangkal mengalami Pasien tidak memiliki Pasien pernah mengkonsumsi


keluhan serupa sebelumnya. Riwayat operasi obat hipertensi yaitu
Riwayat penyakit DM, ginjal, amlodipine namun tidak
hipertiroid, disangkal oleh diminum secara rutin.
pasien
Riwayat Riwayat Riwayat
Kebiasaan Sosial-Ekonomi Penyakit Keluarga

Pasien merokok 24 Status ekonomi Ayah pasien memiliki


Batang/hari sejak menengah riwayat hipertensi dan
20 tahun lalu. Tinggal di perumahan penyakit jantung.
Pasien tidak pernah Tangerang.
mengonsumsi alkohol
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan umum;
Tampak sakit sedang
● Kesadaran: : E4 M6 V5
● Tanda-tanda vital • Berat badan : 80 kg

○ Tekanan darah : • Tinggi badan: 170 cm


160/100 mmHg
• BMI : 27,6
○ Laju nafas : 24x/menit

○ Nadi : 125 bpm,irregular

○ Suhu : 36.50C
STATUS GENERALIS
Kulit keseluruhan • Pigmentasi kulit seragam (sawo matang)
• Tidak ada sianosis/kebiruan
• Tidak ada ikteris/jaundice/kekuningan
• Tidak ada kemerahan
• Tidak terdapat edema periorbital
• Elastisitas dan turgor normal
Kepala dan wajah Rambut • Rambut tersebar secara merata
• Rambut berwarna hitam, kuat, tidak mudah rontok

Kulit kepala • Tidak ada ruam


• Tidak terdapat bekas luka
• Tidak ada masa
• Tidak ada deformitas
• Tidak ada sianosis/kebiruan
• Tidak ada ikteris/jaundice/kekuningan
• Tidak ada kemerahan
Fungsi • Pergerakan kepala normal
• Tidak ada keterbatasan gerak (range of motion)
STATUS GENERALIS
Mata • Pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
• Tidak ada ptosis (drooping eyelids)
• Tidak ada bekas luka
• Jarak antar mata simetris
Mulut • Bibir normal, simetris, kemerahan, lembab, tidak ada sianosis/kebiruan
• Mukosa mulut normal, lembab, tidak ada ulkus/luka, tidak ada nodul/masa
• Lidah normal, merah muda, bersih, gerakan normal, indra perasa normal, tidak ada deviasi maupun atrofi
• Palatum normal, celah langit-langit tidak terlihat.
• Faring hiperemis (-)
• Uvula intak di tengah
• Tonsil T1/T1

Leher • KGB tidak membersar


• JVP 5+2
• Kaku kuduk (-)
• Tidak ada pembesaran tiroid
• Reflux hepatojugular (+)
STATUS GENERALIS
Thorax
Jantung Inspeksi • Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi • Iktus kordis teraba di ICS V linea anterior aksila sinistra
Perkusi Tidak ditemukan adanya perbesaran ukuran jantung
Auskultasi • Suara jantung normal:
- S1S2 ireguler
- Pulsus deficit (+)
- Murmur (-), Gallop (-)
Paru-paru Inspeksi • Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit
• Kembang paru simetris
• Tidak ada barrel chest
• Tidak ada pectus excavatum maupun pectus carinatum
• Tidak ada masa
• Tidak ada lesi
• Tidak ada ruam
• Tidak ada bekas luka
• Tidak ada retraksi intercostal
• Tidak ada retraksi supraclavicular
STATUS GENERALIS
Paru-paru Palpasi • Tidak terdapat nyeri tekan ataupun massa pada dinding dada pasien
• Taktil vremitus simetris
• Pengembangan dada simetris
Perkusi • Perkusi paru kanan dan kirim normal, sonor
• Batas paru hepar normal (ICS 6 linea midklavikula kanan)
Auskultasi • Vesikuler kapada kedua lapang paru
• wheezing (-/-) ronki (-/-)
Abdomen Inspeksi • Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit • Tidak ada striae
• Tidak ada distensi abdomen • Tidak ada caput medusa
• Tidak ada ruam • Tidak ada spider naevi
• Tidak ada bekas luka • Tidak ada masa
Auskultasi • Bising usus normal terdengar
• Tidak ada bruit aorta abdominalis maupun bruit arteri renalis
• Tidak ada clicking sound maupun metallic sound
Perkusi • Perkusi normal, timpani di seluruh bagian abdomen
Palpasi • Palpasi normal • Tidak ada splenomegali
• Tidak terdapat nyeri tekan • Ballotement test (-/-)
• Tidak ada hepatomegali • Pemeriksaan nyeri ketok CVA (-/-)
STATUS GENERALIS

Ekstremitas Look • Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit


atas dan bawah • Ekstremitas simetris secara orientasi anatomis dalam posisi istirahat
• Jari-jari tidak ada tanda deformitas
• Tidak ada pucat
• Tidak sianosis/kebiruan
• Tidak ikteris/jaundice/kekuningan
• Kuku normal, tidak ada clubbing finger
Feel • Ekstremitas hangat
• Pitting edema (-/-)
• Capillary Refill Time normal (<2 detik)
• Tidak terdapat krepitasi ataupun nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Rentang Normal Troponin 0 0 – 0.1 ng/ml

Hb 15 13.20-17.30 g/dL
Kolesterol 238 < 200 mg/dL
Total
Ht 50 40.00-52.00 %
LDL 200 < 130 mg/dL
WBC 9.000 5.000 – 11.000 /
µL
HDL 38 > 45 mg/dL
Ureum 20 <50.00 U/L

Trigelycerid 120 < 150 mg/dL


Creatinine 1.1 0.5-1.3 mg/dL

Na 137 135 – 145


GDS 150 < 180 mg%
mmol/L

CK 90 5-100 U/L
K 4.0 3.5 – 5.5
mmol/L

CKMB 10 <24 U/L Cl 100 96 – 112


mmol/L
Interpretasi :

EKG
Irama : atrial
Rate : 120x/menit, irregular
Axis : normoaxis
Gelombang P : tampak fibrillatory
waves
PR interval : tidak dapat dinilai
Gelombang QRS : sempit <0.12s
ST deviation : tidak ada
T inverted :tidak ada
Kesimpulan : atrial fibrilasi rapid
ventricular respon
Saran pemeriksaan penunjang lainnya:
Chest x-ray, echocardiogram
Diagnosis Kerja Sementara Diagnosis Banding

1 Atrial fibrillation 3 Atrial Flutter

2 Hipertensi grade 2 4 Atrial takikardia


Terapi

- Rawat Inap
- O2 3-4lpm via nasal
canule
- Amlodipin 1x5 mg
- Bisoprolol 1x2.5mg
- Dabigatran 2x150mg
Tinjauan Pustaka

Hipertensi didefinisikan nilai SBP > 140 mmHg dan diastolik > 90
mmHg

If you want to modify these graph, click on them, follow the link, change the data and replace it
Faktor risiko
PREVALENSI Rata-rata orang dewasa: 30-45 %

30,1% Prevalensi >60% pada usia >60 tahun


43.5% 25.1% Malaysia 43,5% (> 30 tahun pada tahun 2011)

Myanmar 30,1% (usia 15-64 tahun pada tahun


2009)

Sri Lanka 23,7% (> 18 tahun pada 2005-2006)


If
Vietnam 25,1% (>25 tahun pada tahun 2002-
2008),

1.13 milyar
2015
ETIOLOGI

Primer:

Unknown, tidak dapat disembuhkan namun


dapat di kontrol melalui terapi yang tepat dan
modifikasi gaya hidup
PATOFISIOLOGI
HIPERTENSI
Evaluasi Klinis

Mengidentifikasi faktor yang berperan

(obat-obatan, riwayat keluarga, apakah ada riwayat


stroke, hiperkolestrolemia, Riwayat merokok,
kebiasaan minum alcohol)
Pemeriksaan Fisik

HT SEKUNDER
Tes lab
Inspeksi kulitL ada café-au lait sebagai
Hemoglobin atau
tandaneurofibromatosis
hematokrit
Palpasi ginjal untuk pembesaran ginjal
Gula darah puasa dan
pada polycystic kidney disease
Tinggi badan dan berat badan HBA1c
diukur dengan BMI Auskultasi arteri jantung dan ginjal
Total kolestrol
untuk murmur atau bruit
Lingkar pinggang
Creatinine dan eGFR
Funduskopi: hypertensive Tanda Cushing disease atau
retinopati akromegali Fungsi liver test
Hipertiroid
Screening lain

EKG: LVH dan abnormalitas jantung, heart rate

Carotid usg: plak pada carotid atau stenosis

PWV(Pulse wave velocity): index aortic stiffness untuk arteriosclerosis


Algoritma
diagnosis
TATALAKSANA

Pada pasien ini diberikan beta blocker dan CCB


sebagai initial terapi hipertensi
Algoritma tatalakasana hipertensi
berdasarkan ESC 2018
● Pada pasien ini merupakan hipertensi grade dan diberikan
medikamentosa dan non medikamentosa dan dikontrol dalam
waktu 3 bulan
Atrial Fibrillation

Definisi: takiaritmia supraventricular


dengan aktivasi listrik atrial yang
AF Pattern Definisi
tidak terkoordinasi
Diagnosis pertama kali AF tidak didiagnosis sebelumnya, terlepas dari
durasinya atau ada / beratnya sy terkait AF
Paroysmal AF yang berhenti secara spontan atau dengan
Karakteristik ekg: intervensi dalam 7 hari setelah onset.
Persistent AF yang terus-menerus bertahan lebih dari 7 hari,
Interval R-R tidak teratur
termasuk episode yang dihentikan oleh kardioversi
Tidak adanya gelombang P (obat-obatan atau kardioversi listrik)setelah>7 hari
berulang yang berbeda Long standing persistent AF berkelanjutan selama> 12 bulan saat

Aktivasi atrial tidak teratur memutuskan untuk mengadopsi strategi kontrol


ritme.
Manifestasi
Faktor risiko
Klinis
Palpitasi, iregularitas detak jantung,
dispnea, rasa tidak nyaman di dada,
sinkop.
Evaluasi Klinis
Riwayat
lengkap
Faktor risiko, risiko stroke,
thromboembolism dan disfungsi LV

EKG 12 lead

Laboratorium
tes
Fungsi ginjal , tiroid dan elektrolit serum, FBC,
echocardiographi transthoracic
MANAGEMENT
'A': Antikoagulasi / Hindari stroke A. Anticoagulation

‘B’: Better symptom control Vitamin K antagonis

‘C’:Cardiovascular dan comorbidity NOAC


optimization
B. Better symptom
control
Rhytm control
Rate control
1. Beta blocker

2. Non dihydropyridine calcium channel


blokers(NDCC)

3. Digoxin

4. Amiodarone
Cardiovascular risk factor : detection and management
• Lifestyle intervention

-Obesity and weight loss


-Alcohol and caffeine use
-Physical activity

• Spesifik faktor risiko cardiovascular

-Hipertensi
-Diabetes Mellitus
-Sleep apnea
ANALISA KASUS

DD
-Heart failure ×
Keluhan sesak nafas tidak dipengaruhi oleh
posisi dan tidak terbangun di malam hari
-Asma ×
• Pasien datang dengan sesak nafas 2 hari
SMRS, lebih dirasakan saat aktivitas,
Tidak dicetuskan oleh debu, allergen, asap
membaik saat beristirahat. Keluhan lain yaitu
rokok dan dari pemeriksaan fisik tidak ad
berdebar debar, lemas seperti mau pingsan
bunyi mengi
• Pasien mempunyai Riwayat hipertensi tidak
-angina
terkontrol.
Keluhan diaphoresis, nyeri dada ditekan
• TTV:
beban berat disangkal
• BP: 160/100 : hipertensi grade 2
• Laju nafas : 24x/menit (takipnea)
-hipertiroid
• Nadi :125x/menit,irregular
Sering intolerans terhadap panas, mudah
(takikardi)
merasa gerah, tremor
Pada pemeriksaan EKG : adanya R-R
interval irregularly irregular, tidak adanya
gelombang P yang jelas.

Pada pasien ini belum pernah mengalami


hal ini sebelumnya sehingga masuk pada
klasifikasi first diagnosed pattern
Management jalur ABC

● Pada pasien ini dilakukan EKG 12 lead : irregularly irregular ,


tampak fibrillatory waves
● 4S: Stroke risk menggunakan CHA2VAS2 score=1(high risk)
symptom severity: menggunakan ERHA score 2a (mild)
severity AF burden:
Substrate severity: komorbid hipertensi

A: anticoagulant; Dabigatran 2x150 mg


B: rate control: Bisoprolol 1x2.5mg,
C: perbaiki faktor risiko hipertensi(Amlodipin 1x5 mg )
aktivitas fisik

Anda mungkin juga menyukai