ZAKAT
Zakat hukumnya wajib bagi setiap muslim yang memiliki harta sampai
pada nishabnya.
Landasan hukum diwajibkannya zakat adalah :
Al Quran
Landasan Kewajiban Zakat
As Sunnah, Rasulullah SAW bersabda “Islam
dibangun atas lima rukun; syahadat tiada tuhan
selain Allah dan Muhammad saw utusan Allah,
menegakkan shalat, membayar zakat,
menunaikan haji dan shaum ramadhan”.
Ijma, Para ulama salaf (terdahulu, klasik)
ataupun kholaf (kontemporer) telah sepakat akan
wajibnya zakat.
Perbedaan Antara:
Zakat, Infaq & Shadaqah
Zakat adalah kewajiban harta yang spesifik,
memiliki syarat tertentu, alokasi tertentu dan
waktu tertentu
Infaq ialah mengeluarkan harta yang mencakup
zakat dan non zakat, disamping ada yang wajib
dan sunnah.
Shadaqah memiliki ma’na yang lebih luas dapat
berarti infaq, zakat atau kebaikan non materi.
Syarat Harta yang Wajib Dikeluarkan
Zakatnya
Milik Penuh
Produktif (An Nama)
Sampai nishab
Surplus dari kebutuhan primer
Bebas dari hutang
Berlalu satu tahun
Harta/Kekayaan
Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
Zakat emas & perak, Zakat Perhiasan
Zakat uang
Zakat pertanian dan zakat hasil bumi
Zakat binatang ternak
Zakat harta galian (Rikaz & Maadin)
Zakat Hasil Manfaat (Al Maal Al Mustafad)
Zakat perdagangan dan perusahaan
Zakat profesi
Zakat pd masa Rasulullah SAW
Zakat diterapkn scr efektif pd th kedua H. ketika itu
Nabi SAW mengemban 2 fungsi yaitu sbg Rasulullah
& pemimpin umat. Zakat jg mempunyai 2 fungsi:
ibadat bg muzakki & sumber utama pendapatan ngr.
Dlm pengelolaan zakat, Nabi sendiri turun tgn
memberikn contoh & petunjuk operasionalnya
Ttg prosedur pengumpuln & distribusi zakat utk
daerah di luar Madinah, Nabi mengutus petugas utk
mengumpulkn & menyalurkn zakat. Di antara
petugas itu adlh Muadz Ibn Jabal utk memungut &
mendistribusikn zakat dr & utk penduduk Yaman
8
Zakat pd masa Rasulullah SAW
Pr petugas yg ditunjuk olh Nabi
dibekali dg petunjuk2 teknis
operasional & bimbingan serta
peringatan keras & ancaman sanksi
agr dlm pelaksanaan & pengelolaan
zakat benar2 berjln dg baik
Nabi beserta keluarganya tdk
dibenarkn syara’ sbg penerima zakat
9
Zakat pd masa Khalifah Abu Bakar
(11-13 H/632-634 M)
Pd awal pemerintahan Abu Bakar timbul suatu gerakn tdk
mau membayar zakat kpd Khalifah, shg diambil suatu
kebijakan bhw golongan yg tdk mau lg membayar zakat
dianggap tlh murtad & blh diperangi
Dlm pelaksanaan & pengelolaan zakat Khalifah Abu
Bakar langsung turun tgn & mengangkat bbrp petugas
(amil zakat) di seluruh wilayah kekuasaan Islam, shg
pemungutan & penyaluran harta zakat berjalan dg baik.
10
Zakat pd masa Khalifah Abu Bakar
(11-13 H/632-634 M)
Harta2 zakat yg dipungut sgr
didistribusikn kpd golongan yg
berhak, agr tdk sampai menumpuk
di Baitulmal, kec utk bagian fi
sabilillah (jihad). Bagian yg
menjadi haknya sbg amil diambil
sekedarnya sj.
11
Zakat pd masa Khalifah Umar Ibn al
Khattab (13-25 H/634-644 M)
12
Zakat pd masa Khalifah Umar Ibn al
Khattab (13-25 H/634-644 M)
13
Zakat pd masa Khalifah Umar Ibn al
Khattab (13-25 H/634-644 M)
14
LEMBAGA PENGELOLA
ZAKAT (UU No 23 Tahun 2011)
Lembaga Amil Zakat adalah Lembaga
yang dibentuk masyarakat yang memiliki
tugas membantu pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) adalah atuan
organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS
untuk membantu pengumpulan zakat.
Tujuan pengelolaan zakat:
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan
Meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan.
Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri.
Perizinan LAZ harus memenuhi persyaratan paling sedikit:
a. terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola
bidang pendidikan, dakwah, dan sosial;
b. berbentuk lembaga berbadan hukum;
c. mendapat rekomendasi dari BAZNAS;
d. memiliki pengawas syariat, baik internal atau eksternal ;
e. memiliki kemampuan teknis, administratif, dan keuangan untuk
melaksanakan kegiatannya;
f. bersifat nirlaba;
g. memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan
umat; dan
h. bersedia diaudit syariat dan keuangan secara berkala.
KENDALA PENGEMBANGAN
ZAKAT
Kompetensi dan kapasitas amil zakat yang
belum merata di Indonesia
Kemampuan, program dan skill yang baik
dalam lembaga amil Indonesia belum
merata
Minimnya kolaborasi atau sinergi dalam
pemerataan dan penyaluran program
Akuntabilitas organisasi pengelolaan zakat
(Republika.co.id)
KENDALA PENGEMBANGAN
ZAKAT
Masyarakat masih terbiasa menyalurkan
zakat secara langsung atau melalui kyai
dan masjid yang biasanya tanpa disertai
pencatatan
Publik masih belum terlalu mengenal
lembaga Baznas sehingga membuat
kalangan umat muslim tetap memilih
menyalurkan zakatnya secara langsung
(ekonomibisnis.tempo.com)
STRATEGI PENGEMBANGAN
ZAKAT (Strategi internal)
Penguatan fondasi BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota
dan LAZ
Pengelolaan zakat yang terintegrasi secara nasional
Teknologi Informasi sebagai tulang punggung pengelolaan zakat
nasional
Peningkatan kompetensi dan Peningkatan Kapasitas Amil
Implementasi Zakat Core Principle
Penguatan Sistem dan Manajemen BAZNAS, BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ
Implementasi kepatuhan Syariah
Tersedianya Sarana dan Prasarana yang memadai
STRATEGI PENGEMBANGAN
ZAKAT (Strategi eksternal)
Dana zakat yang terus tumbuh dan berkembang harus mampu berkontribusi untuk
mengatasi permasalhan kesenjangan sosial
Zakat untuk untuk kemakmuran ma-syarakat Indonesia secara keseluruhan, bukan
untuk segelintir orang
Koordinasi dengan pemangku kepentingan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Guna melaksanakan tugas, fungsi dan pelayanannya, BAZNAS, BAZNAS Provinsi
dan BAZNAS Kab/Kota dibiayai dengan APBN serta APBD sebagaimana tertuang
pada UU No. 23 Tahun 2011
Penguatan institusi keagamaan dan masyarakat.
Akseptabilitas BAZNAS di kalangan lembaga pemerintah
Penyempurnaan berkelanjutan Zakat Core Principledengan BI, IDB, WZF dan lainnya
Menjadikan BAZNAS dan LAZ sebagai lembaga keuangan syariah yang kredibel
Menjadikan BAZNAS sebagai Role Model Pengelolaan Zakat Dunia
PENUTUP