Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi yang semakin tajam dan kompetitif ini, setiap

perusahaan yang berjalan untuk dituntut untuk memiliki suatu keunggulan

yang menjadi khas dari organisasi tersebut dan memiliki suatu kompetensi

yang baik demi terciptanya keberlangsungan atau keberadaan suatu

organisasi. Kualitas maupun kemampuan dari suatu organisasi sangat

didukung dengan keberadaannya sumber daya utama di dalam suatu

organisasi adar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan

mencapai tujuan organisasi.

Kesiapan dari semua organisasi yang bergerak di bidang jasa

maupun manufaktur dan industri pada saat ini dituntut untuk memiliki

kemampuan dengan skala internasional. Hal tersebut berkaitan dengan

adanya Asean Economy Community (AEC) di mana akan di mulai di

Indonesia pada akhir 2015. Segala persiapan untuk menghadapi AEC

tersebut harus dipersiapkan dengan baik. Kualitas sumber daya manusia

yang handal dan terampil akan sangat menentukan keberhasilan dari

sebuah organisasi, demikian juga hal tersebut akan memiliki perlakuan

yang sama bagi perusahaan yang memerlukan karyawan yang memiliki

kualitas yang baik sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik


2

terhadap perusahaan dan dapat membantu perusahaan dalam

pencapaian tujuan dari perusahaan.

Industri Farmasi Menurut definisi yang tercantum dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1799/MENKES/PER/XII/2010, industri farmasi adalah badan usaha yang

memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan

pembuatan obat atau bahan obat.

Adapun obat didefinisikan sebagai bahan atau paduan bahan,

termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Sedangkan

bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat

yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standard mutu sebagai

bahan baku farmasi.

Industri farmasi memiliki fungsi pembuatan obat dan atau bahan

obat, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.

Industri farmasi yang memproduksi obat dapat mendistribusikan atau

menyalurkan hasil produksinya langsung kepada pedagang besar farmasi,

apotek, instalasi farmasi rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, klinik,

dan toko obat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan industri farmasi yang menghasilkan bahan obat dapat

mendistribusikan atau menyalurkan hasil produksinya langsung kepada


3

pedagang besar bahan baku farmasi dan instalasi farmasi rumah sakit

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Industri farmasi dapat melakukan kegiatan proses pembuatan obat

dan atau bahan obat untuk semua tahapan dan atau sebagian tahapan.

Setiap pendirian industri farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi

dari Direktur Jendral Pembinaan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menteri

Kesehatan RI. Adapun persayaratan untuk mendapatkan izin tersebut

adalah :

1. Berbadan usaha berupa perseroan terbatas

2. Memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat

3. Memiliki NPWP

4. Memilki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang Apoteker Warga

Negara Indonesia, masing-masing sebagai penanggung jawab

pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu; serta

5. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau

tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang–

undangan di bidang kefarmasian.

Salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya keberhasilan

suatu organisasi adalah kinerja karyawannya itu sendiri begitu pula kinerja

karyawan secara umum kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor

individu dan faktor organisasi. Seorang karyawan dikatakan memiliki

kinerja yang tinggi, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan jika

realisasi hasil kerja lebih tinggi daripada yang ditetapkan perusahaan.


4

Tuntutan - tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap karyawan

ini akan menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan dan jika tidak

dapat diatasi maka karyawan tersebut akan mengalami penurunan

semangat kerja di perusahaan.

Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dipaparkan

oleh Siagian (2014:93) menyebutkan kinerja sebagai hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas – tugasnya dimana hal

tersebut bergantung pada kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan

ketepatan baik dari segi waktu dan kualitas, juga motivasi individu. Kinerja

juga merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan standar hasil kerja, target

atau sasaran atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama adalah suatu bentuk kinerja Rivai (2014).

Dipaparkan pula oleh Prabu (2011) bahwa kinerja karyawan

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

tercapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, kinerja

merupakan hal yang penting bagi organisasi atau perusahaan serta dari

pihak karyawan itu sendiri.

Dalam studi manajemen kinerja pekerja atau pegawai ada hal yang

memerlukan pertimbangan yang penting sebab kinerja individual seorang

pegawai dalam organisasi merupakan bagian dari kinerja organisasi, dan


5

dapat menentukan kinerja dari organisasi tersebut. Disamping itu, juga

untuk menentukan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggapan

yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan

kebijakan dalam hal promosi jabatan dan penentuan imbalan.

Tabel 1.1

Hasil Pra-Survey Variabel Kinerja Karyawan

S C T ST
No S Scor Rata Responde Kategor
Pernyataan S S S S
. 4 e -rata n i
5 3 2 1
1
1 Kualitas 0 15 0 0 105 3,5 30 Baik
5
Ketepatan 1 Cukup
2 0 11 5 0 99 3,3 30
waktu 4 baik
Cukup
3 Efektifitas 0 8 12 10 0 88 2,93 30
baik
Kemandiria Cukup
4 0 4 10 16 0 90 3,0 30
n baik
Komitmen Cukup
5 0 8 14 8 0 90 3,0 30
kerja baik

Berdasarkan Table diatas 1.1, terlihat bahwa masih kurangnya

tingkat kinerja karyawan pada divisi Teknik Pemeliharaan, karyawan

merasa bahwa pekerjaan yang dibebankan kepadanya tidak sesuai

dengan apa yang dikuasai sehingga terjadi ketidak maksimalan dalam

penyelesaian tugas, juga kurangnya loyalitas dari karyawan dan

kurangnya pembinaan dari pemimpin.


6

Pada dasarnya kinerja yang baik adalah kinerja yang mengikuti tata

cara atau prosedur sesuai standar yang telah ditetapkan.Akan tetapi

didalam kinerja tersebut mesti harus memiliki bebeapa kriteria agar

meningkatnya produktiitas sehingga apa yang diharapkan perusahan

tersebut biasa berjalan sesuai apa yang di inginkan.

Kinerja yang tidak optimal diduga disebabkan oleh kepemimpinan

yang tidak optimal. Berikut ini pra survey yang dilakukan oleh penulis

terhadap data kepemimpinan:

Tabel 1.2

Hasil Kuisioner Pra-Survey Terhadap Kepemimpinan

S C T ST
No S Scor Rata Responde Katego
Pernyataan S S S S
. 4 e -rata n ri
5 3 2 1
Kemampuan
Cukup
1 mengambil 0 4 21 5 0 89 2,96 30
baik
keputusan

Kemampuan
Cukup
2 memotivasi 0 6 16 8 0 88 2,93 30
baik
bawahannya

Kemampuan

dalam Cukup

3 berkomunikas 0 7 16 7 0 90 3,0 30 baik

i dengan

bawahannya
7

Kemampuan Cukup

4 mengendalika 0 7 14 9 0 88 2,93 30 baik

n bawahan
Tanggung Cukup
5 0 4 16 10 0 84 2,8 30
jawab baik
Data Tabel 1.2 diatas menunjukan kepemimpinan di PT. Kimia

Farma yang belum optimal ditunjukan pada Orientasi Personal dengan

kriteria penilaian/ penafsiran Tidak Baik.

Pengaruh pemimpin diperlukan agar gagasan dari kebijakan atau

program kerja yang dibuat dapat diterima, selain itu untuk meningkatkan

kinerja karyawan dengan mendukung dan melaksanakan keputusan yang

dibuat. Pemimpin tidak hanya dapat mengatakan kepada bawahan

mereka apa (what) yang harus dikerjakan, tetapi juga mengarahkan

mereka bagaimana (how) melaksanakan perintah pemimpin, dengan

demikian upaya yang dilakukan pemimpin adalah bagaimana dia mampu

mempengaruhi bawahannya yang berada didalam unit kerjanya.

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang

pemimpin bukan semata-mata sebagai objek dalam pencapaian tujuan,

tetapi sekaligus menjadi subjek atau pelaku. Peran penting pimpinan

perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain

melalui pembentukan mental bekerja yang baik, dengan dedikasi dan

loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan bimbingan,


8

pengarahan, dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang

pemimpin kepada bawahnnya.

Menurut Danim (2012) kepemimpinan dinyatakan setiap tindakan

yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkordinasikan dan

memberi arah kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung

dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Peran penting seorang pemimpin dalam pencapaian tujuan

perusahaan ini ditegaskan oleh Gibson (dalam Nawawi: 2013), bahwa

keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh efektivitas keberhasilan

pemimpin dan karyawan dari semua divisi di dalam perusahaan. Pendapat

Gibson ini mempunyai konsekuensi adanya suatu tuntutan kepada

perusahaan untuk lebih memperhatikan aspek-aspek kritis yang

merupakan faktor penentuan keberhasilan kinerja seorang pemimpin,

sehingga karyawan dapat meraih kinerja keryawan.

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, kepemimpinan

merupakan salah satu faktor penting. Dubrin (2015:3) mengemukakan

bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang

melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang

dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain

bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan

dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi

dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa


9

percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasi dapat

tercapai. Dan pentingnya kepemimpinan ialah bagaimana individu dapat

berprilaku secara baik dan menyenangkan di bawah pemimpin yang arif.

Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari pola kegiatan

yang dilakukan secara teratur dan beulang-ulang oleh sekelompok orang

untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan yang dilakukan tersebut dapat

dilaksanakan secara relatif teratur dan berulang-ulang, oleh orang dalam

organisasi dengan pola tertentu, organisasi selalu peka dan berupaya

untuk selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada

faktor lingkungan, baik eksternal maupun internal.

Semakin kebutuhannya terpenuhi maka akan semakin besar

kinerja pegawai dalam melakukan tugas dan kewajibannya di perusahaan.

Lingkungan kerja karyawan merupakan hal yang menentukan dalam

proses pelaksanaan tugas guna mewujudkan tercapainya sasaran dan

tujuan organisasi. Lingkungan kerja di perusahaan juga mempengaruhi

kinerja yang dilaksanakan oleh karyawan. Mengutip pendapat Mc.Clelland

menyatakan bahwa: “Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai

harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal

ini karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan

membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut

menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah”. Lingkungan kerja

ini sendiri terdiri atas fisik dan non fisik yang melekat dengan karyawan
10

sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja

karyawan.

Lingkungan kerja yang segar, nyaman, dan memenuhi standar

kebutuhan layak akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan

karyawan dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja non fisik yang

meliputi keramahan sikap para karyawan, sikap saling menhargai diwaktu

berbeda pendapat, dan lain sebagainya adalah syarat wajib untuk terus

membina kualitas pemikiran karyawan yang akhirnya bisa membina

kinerja mereka secara terus-menerus.

Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan PT.Kimia Farma divisi

Teknik Pemeliharaan, penulis sudah memiliki data hasil pra survey

mengenai lingkungan kerja, dengan hasil pra survey sebagai berikut:

Tabel 1.3

Hasil Kuisioner Pra-Survey Lingkungan Kerja

S C T ST
No S Scor Rata Responde Kategor
Pernyataan S S S S
. 4 e -rata n i
5 3 2 1
Kebisingan
Cukup
1 di tempat 0 4 19 7 0 87 2,9 30
baik
kerja
Peneranga Cukup

2 n d itempat 0 8 16 6 0 92 3,06 30 baik

kerja
3 Suhu udara 0 9 16 5 0 94 3,13 30 Cukup

ditempat baik
11

kerja
Hubungan Cukup
4 0 5 16 9 0 86 2,86 30
karywan baik
Masih Cukup

5 adanya 0 6 14 10 0 86 2,86 30 baik

Senioritas

Tabel 1.3 menjelaskan bagaimana lingkungan kerja yang ada

dalam perusahaan PT. Kimia Farma, dapat dilihat bahwa lingkungan kerja

di bagian teknik pemeliharaan adanya kebisingan di tempat kerja yang

mengganggu proses pekerjaan.

Dengan kata lain menurunnya kinerja yang ada di dalam Divisi

Teknik Pemeliharaan ini sangat di pengaruhi oleh tingkat kepemimpinan

dan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan yang diharpkan karyawan

dan yang diingikan perusahaan, terbukti masih adanya beberapa

kelemahan yang di tunjukan oleh karyawan dimana kurangnya pembinaan

yang diberikan oleh pemimpin pada bagian Teknik Pemiliharaan sehingga

membuat bawahannya tidak mengikuti prosedur yang ada. Hal ini

disebabkan kurangnya pembinaan dan lingkungan kerja yang membuat

karyawan itu sendiri menjadi malas dalam bekerja, sehingga diperlukan

penanganan.

Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang sumber daya manusia di PT. Kimia Farma dengan judul

“Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan di PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan”.


12

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat diidentifikasikan

masalah yang ada yaitu:

1. Kepemimpinan yang belum optimal

2. Komunikasi karyawan yang belum optimal

3. Kerjasama antar karyawan yang belum optimal

4. Masih adanya senioritas dalam pekerjaan

5. Loyalitas karyawan yang kurang

6. Penerangan cahaya yang kurang

7. Kedisiplinan yang kurang

8. Suhu udara yang kurang mendukung

9. Suara bising yang mengganggu karyawan

10. Medan kerja yang kurang mendukung

11. Peralatan yang belum mendukung

12. Status karyawan

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini Penulis akan membatasi masalah pada variabel

Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Kinerja karyawan yang belum

optimal.
13

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang masalah dan

identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kepemimpinan di PT. Kimia Farma Divisi Teknik

Pemeliharaan?

2. Bagaimana lingkungan kerja karyawan di PT. Kimia Farma Divisi

Teknik Pemeliharaan?

3. Bagaiman kinerja karyawan di PT. Kimia Farma Divisi Teknik

Pemeliharaan?

4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di

PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan?

5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

di PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan?

6. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan di PT. Kimia Farma Divisi Teknik

Pemeliharaan?

1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan penelitian di atas maka tujuan penelitian

ini untuk mengetahui dan menganalisis :


14

1. Kepemimpinan karyawan pada PT. Kimia Farma Divisi Teknik

Pemeliharaan

2. Lingkungan kerja pada PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan

3. Kinerja karyawan pada PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan

4. Besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada

PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan

5. Besarnya pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada

PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan

6. Besarnya pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan pada PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Kegunaan Operasional (Praktis)

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan yang

bermanfaat bagi PT. Kimia Farma Divisi Teknik Pemeliharaan dalam

meningkatkan kepemimpinan dan lingkungan kerja karyawan dalam

mendorong peningkatan kinerja karyawan.

1.6.2 Kegunaan Pengembangan Ilmu (Teoritis)

1. Diharapkan hasil penelitian ini bagi penulis dapat menerapkan ilmu

pengetahuan yang di dapat selama kuliah dan dapat memberikan

sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan


15

teori-teori khususnya yang berhubungan dengan kepemimpinan,

lingkungan kerja dan kinerja karyawan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi

penelitian selanjutnya dan sebagai bahan pertimbangan bagi

organisasi yang menghadapi masalah serupa.

Anda mungkin juga menyukai