Anda di halaman 1dari 25

58

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci

yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.

Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu

rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan pemaparan diatas dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk

memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti, maka metode

penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dan Verifikatif. Sugiyono

(2013:206) mengemukakan bahwa “Penelitian deskriptif adalah metode

deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Metode deskriptif

digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah ke satu, dua dan

tiga. Sedangkan Metode verifikatif menurut Moch. Nazir (2011:91) adalah

metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas


59

antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan

statistik sehingga dapat dihasilkan pembuktian yang menunjukkan

hipotesis ditolak atau diterima. Metode penelitian verifikatif pada dasarnya

ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui

pengumpulan data di lapangan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kimia Farma Bandung terletak di

Jalan Pajajaran No.29-31 Bandung, mulai bulan Desember 2019 sampai

dengan bulan Jun 2020. Untuk rencana kegiatan penelitian dapat dilihat

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

N Bulan
Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
o
1 Pra Survei
Penyusunan proposal
2
penelitian bimbingan
Seminar Proposal dan
3
penyempurnaan materi
Perbaikan materi Bab I

– III, penyusunan
4
instrumen Penelitian

dan bimbingan
5 Pengumpulan dan
60

Pengolahan Data
Pelaporan Hasil
6
Penelitian
7 Ujian Sidang

3.3 Operasional Variabel

Menurut Soedibjo (2017:59) bahwa definisi opersional adalah

definisi konkrit atau spesifik dari konsep atau konstrak yang akan diukur.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu

variabel terikat. Kepemimpinan (X1), Lingkungan Kerja (X2) dan Kinerja

(Y).

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau

timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi

variabel independent dalam penelitian ini adalah Kepemimpinan

dan Lingkungan kerja.

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel dependent adalah Kinerja.

Untuk lebih jelasnya, dibawah ini disajikan tabel operasionalisasi

variabel sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel
61

Variabel Definisi Dimensi Indikator


1. Mengutamakan Skala
Kepemimpinan Kepemimpinan 1. Orientasi
produksi
(X1) adalah Sistem
2. Pemberitahuan
kekuatan
struktural
(power) yang
3. Perwakilan
didasarkan
4. Asumsi peranan
atas tabiat/
5. Persuasi
watak
6. Orientasi ke
seseorang atas

yang memiliki 1. Mengutamakan Ordinal

kekuasaan 2. Orientasi produksi


lebih, biasanya Personal 2. Pemberitahuan
bersifat struktural
normatif. 3. Perwakilan
(Ngalim 4. Asumsi peranan
Purwanto, 5. Persuasi
2014)

Lingkungan Lingkungan 1.Lingkungan 1.Penerangan Ordinal

Kerja (X2) adalah semua Fisik 2. Suhu Udara

keadaan 3. Suara Bising

berbentuk fisik

yang terdapat

disekitar

tempat kerja 2.Lingkungan 1. Rasa Aman Kerja

yang dapat Non Fisik 2. Hubungan Karyawan 3.

mempengaruhi SOP

karyawan baik 4. Jam Kerja

secara 5. Tata Tertib


62

langsung

maupun tidak

langsung.

(Sedarmayanti

2012:21)
Kinerja Kinerja adalah 1. Kuantitatif 1. Proses kerja dan

Karyawan (Y) hasil kerja kondisi pekerjaan

secara kualitas 2. Waktu dalam bekerja

dan kuantitas 3. Jumlah kesalahan

yang dicapai 4. Jumlah dan jenis

seorang pekerjaan

karyawan
2.Kualitatif 1. Kualitas pekerjaaan
dalam
2. Ketepatan waktu
melaksanakan
3. Kemampuan dan Ordinal
tugasnya
keterampilan bekerja
sesuai dengan
4. Kemampuan
tanggung
mengevaluasi
jawab yang

diberikan

kepadanya,

(Anwar Prabu

mangkunegara,

2011:67)

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah


63

mendapatkan data. Sugiyono (2017:137) dalam bukunya menyatakan

bahwa bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer dan sumber sekunder, dimana sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen. Sedangkan dilihat dari cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi

(pengamatan) dan gabungan ketiganya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dibagi

menjadi dua bentuk, yaitu:

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data

primer dilakukan dengan instrumen:

a. Studi lapangan (observasi)

Yaitu kegiatan yang dilakukan dengan meninjau langsung objek

yang diteliti pada perusahaan untuk mendapatkan informasi dan

gambaran perusahaan dengan jelas serta data-data yang

dibutuhkan. Pengamatan adalah alat pengumpulan data dengan


64

cara mengamati dan mancatat secara sistematis gejala-gejala

yang diselidiki.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,

2017:142). Dalam penelitian ini peneliti membagi angket langsung

kepada PT. Kimia Farma Bandung.

c. Wawancara

Menurut Sugiyono (2017:231) Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara

langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui

media seperti telepon).

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Teknik Pengumpulan Data Sekunder adalah teknik pengumpulan

data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu

untuk mendukung data primer:


65

a. Studi pustaka (Library reasearch)

Studi kepustakaan dilaksanakan dengan maksud untuk

mendapatkan informasi data secara teoritis melalui buku dan

bahan tulisan lainnya yang berkaitan dengan penelitian guna

memperoleh acuan atau landasan dalam mengolah data dan

menarik kesimpulan.

b. Studi dokumentasi (Documentation reasearch)

Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh

dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada dilokasi

penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah

yang diteliti dengan instansi terkait.

3.4.2 Cara pengumpulan data penelitian ini meliputi :

Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-

tahap teknik pengolahan data sebagai berikut :

1. Editing

Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang

diperoleh terhadap data penelitian untuk memudahkan proses

pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik

2. Coding
66

Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada

jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan kedalam

kategori yang sama. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban.

3. Scoring

Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk

kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan 5

(lima) kategori penilaian, yaitu:

Bobot masing-masing sebesar 1 – 5 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3

Instrumen Skala Likert

PERNYATAAN KODE SKOR


Sangat setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak setuju TS 2
Sangat tidak
STS 1
setuju
Sumber : J Supranto (2016)

4 Tabulating

Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dengan tabel,

sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian secara jelas.

Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian diolah dengan

program komputer SPSS.

3.5 Teknik Penentuan Sampel


67

Menurut Sugiyono (2010:80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Suharsimi Arikunto (2011:107)

berpendapat bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang maka lebih

baik diambil semua populasi untuk dijadikan sampel.

Populasi yang ada pada karyawan PT. Kimia Farma Bandung

adalah sebanyak 30 orang.

3.6 Metode Pengujian Data

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka beberapa metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Validitas dan

Uji Realibilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2012:144).

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana


68

data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas

yang dimaksud

Pengujian validitas menurut Sugiyono (2017:267) adalah

menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi

pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Semua

item kuesioner yang digunakan mengukur kepemimpinan, lingkungan

kerja dan kinerja karyawan akan diuji validitasnya dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

r =n ¿ ¿

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor total

Ʃx = Jumlah skor dalam distribusi X

ƩY = Jumlah skor dalam distribusi Y

ƩX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

ƩY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung ≥ rkritis maka soal tersebut valid.

2. Jika rhitung < tkritis maka soal tersebut tidak valid.


69

Untuk mengetahui keberartian r (Koefisien korelasi pearson) dilakukan

uji dengan rumus sebagai berikut :

t=r √ n−2
√1−r 2
Dimana :

n = urutan sampel

r = koefisien korelasi pearson

Apabila rhitung lebih besar atau sama dengan 0,300 maka item

tersebut dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut

memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak

digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian, tetapi apabila r hitung lebih

kecil dari 0,300, maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan

diikutsertakan dalam pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen

tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel

3.6.2 Uji Reliabilitas

Susan stainback dalam Sugiyono (2017:267) menyatakan bahwa

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau

temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan

reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama

menghasilkan data yang sama, atau sekelompok databila dipecah menjadi

dua obyek berwana merah, maka peneliti yang lain juga demikian.

Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila diuji

cobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan


70

menghasilkan data yang sama. Suatu kuesioner dikatakan handal atau

reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk

menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama

atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali,

2012).

Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen

menggunakan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini

berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan

rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total, dimana

untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha

α:.

∝=¿

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varian responden untuk item

Sx = jumlah varian skor total

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama.


71

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

teknik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program

SPSS v21.0 for windows.

Menurut Imam Ghozali (2011,47), nilai koefisien reliabilitas yang

baik adalah diatas 0,7. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak

dilakukan, karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan

reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan

reliable (Sugiyono, 2013: 29), atau dapat diartikan sebagai berikut :

Jika r hitung r tabel, maka item – item kuisioner realibel

Jika r hitung r tabel, maka item – item kuisioner tidak realibel

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan variabel X

(kepemimpinan dan lingkungan kerja) dan variabel Y (kinerja karyawan)

yaitu dengan cara menghitung rata-rata (mean) jawaban responden.

Pemberian skor atau bobot jawaban pada setiap item kuesioner ini

merupakan penjabaran dari dimensi dan indikator variabel-variabel yang

diteliti. Untuk mengetahui bagaimana tingkat interval kriteria penelitian

kedua varibel yang diteliti, selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban

yang diberikan oleh responden. Untuk memudahkan pengambilan nilai

rata-rata tersebut, dibutuhkanlah interval sebanyak lima tingkat interval:

Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai interval:


72

Rentang kelas
Panjang kelas interval =
Banyak kelas interval

Dimana:

Nilai Tertinggi−Nilai Terendah


Rentang kelas =
5

Berdasarkan rumus diatas, maka panjang interval adalah

5−1
Panjang kelas interval = = 0,8
5

Nilai tertinggi skor atau bobot terbesar item pernyataan pada

kuesioner yang dilambangkan dengan angka 5 (lima) dan nilai terendah

merupakan skor atau bobot terkecil setiap item pernyataan pada

kuesioner yang dilambangkan dengan angka 1 (satu) sedangkan banyak

kelas interval merupakan jumlah alternative jawaban untuk setiap

pernyataan pada kuesioner.

Tabel 3.4

Penafsiran Kondisi Variabel Penelitian

Rata – rata skor Kriteria penafsiran


4,21- 5,00 Sangat Baik
3,41- 4,20 Baik
2,61- 3,40 Cukup Baik
1,81- 2,60 Tidak Baik
1,01- 1,80 Sangat Tidak Baik
Sumber: (sugiono, 2010:184)

3.7.2 Analisa Verifikatif

3.7.2.1 Analisis Korelasi

Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X 1 dan Y, variabel

X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:


73

dimana:

r x 1 x 2=n ¿ ¿

Sumber: Nazir (2013:464)

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis

korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap

konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

r x 1 y−r x 2 yr x 1 x 2
r x 1 y=
√[1−r x 1 y ¿ ¿ 2]¿ ¿ ¿ ¿

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, bila X1 dianggap

konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

r x 2 y−r x 1 yr x 1 x 2
r x 2 y=
√[1−r x 1 y ¿ ¿ 2]¿ ¿ ¿ ¿
b. Koefisien korelasi

Koefisien korelasi antara X1 terhadap X2, apabila Y dianggap konstan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r x 1 x 2=n ∑ ( x1 x 2)−¿ ¿

c. Koefisien korelasi secara simultan


74

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r y 12+ r y 22−2r y 1 . r y 2 . y 12
r 12 y =
√ (1− y 122 )

Besarnya koefisien korealsi adalah -1 ≤ r ≤ 1:

1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif

2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif

Interprestasi dari nilai koefisien korelasi

1. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua

variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika

X naik maka Y turun atau sebaliknya)

2. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat

antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi

nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.5

Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat


Sumber : Sugiyono (2017:184)
75

3.7.2.2 Analisis Jalur

Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode

analisis jalur berganda untuk menaksir hubungan kasualitas antar variabel

(model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.

Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan

juga tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat

hubungan kasualitas antar variabel. Hubungan kasualitas antar variabel

telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang

dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan 75 pola hubungan

antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk

mengkonfrimasi atau menolak hipotesis kasualitas imajiner (Imam

Ghozali: 2011;210). Data dalam penelitian ini akan diolah dengan

menggunakan program Statistical Package For Social Sciences (SPSS)

20.0 For Windows Besarnya pengaruh tidak lagsung dapat ditentukan

dengan cara mengalikan masing-masing koefisien pengaruh langsung dari

persamaan penelitian (Imam Ghozali: 2011;164). Standar penentuan

hipotesis menurut Imam Ghozali (2011:168) adalah sebagai berikut:

Hipotesis bisa diterima jika hasil regresi menunjukan tingkat signifikansi di

bawah 0,05 (p0,05) 3.5.3 Rancangan Analisis Jalur Berdasarkan pada

paradigma dan hipotesis penelitian yang telah disajikan pada bab

sebelumnya, maka metode analisis data yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah Path Analysis. Alasan penggunaan analisis jalur karena


76

metode ini dapat menganalisis pola hubungan kausal antar variabel

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung,

secara serempak atau bersama-sama dan parsial atau mandiri beberapa

variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat. Dalam analisis jalur

pengaruh independen dan dependen dapat berupa pengaruh langsung

dan pengaruh tidak langsung (direct & indirect effect), atau dengan kata

lain analisis jalur memperhitungkan adanya pengaruh langsung dan tidak

langsung. Pengaruh tidak langsung suatu independen variabel terhadap

dependen variabel adalah melalui variabel yang lain yang disebut variabel

antara (intervening variable). Untuk menggambarkan hubungan-hubungan

kausalitas antar variabel yang akan diteliti pada penelitian ini digunakan

diagram jalur (path diagram). Diagram jalur (path diagram) adalah alat

untuk melukiskan secara grafis, struktur hubungan kausalitas antar

variabel independen, intervening (intermediary) dan variabel dependen.

Berdasarkan paradigma penelitian yang dikembangkan sesuai dengan

kerangka teori maka dapat digambarkan Diagram Jalur (Path Diagram),

dapat digambarkan sebagai berikut :


77

Gambar 3. 1

Hubungan antar variabel penelitian

Rumus Y = ρYX₁ X₁ + ρYX₂ X₂ + ℇ

Keterangan :

X₁ = Kepemimpinan (variabel bebas)

X₂ = Lingkungan Kerja (variabel bebas)

Y = Kinerja Karyawan (Variabel terikat )

ε = variabel epsilon

ρyx₁ = Pengaruh langsung X₁ terhadap y

ρyx₂ = Pengaruh langsung X₂ terhadap y

rx1x2 = Hubungan korelasi X₁ dan X₂ terhadap y

Gambar 3.1 menggambarkan adanya hubungan antara variabel

eksogen yaitu X1 dan X2 dengan variabel endogen yaitu Y. Setiap variabel

baik eksogen maupun endogen digambarkan dalam bentuk persegi atau

kotak sedangan epsilon (ԑ) atau variabel lain diluar Y digambarkan dalam

bentuk lingkaran.
78

Hubungan antara X1 dan X2 menggambarkan hubungan korelasi,

sedangkan hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y disebut pengaruh

langsung (direct effect), sedangkan dari X1 terhadap Y melalui X2, dari X2

terhadap Y melalui X1 disebut pengaruh tidak langsung (indirect effect).

Koefisien jalur mengindikasikan besarnya pengaruh langsung dari

suatu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi

atau dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen. Untuk lebih

memperjelas setiap koefisien jalur dapat dilihat pada sebuah path

diagram. Perhatikan kembali gambar 3.1 dapat kita lihat koefisien-

koefisien jalur sebagai berikut:

a. ρyx1 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X 1 terhadap Y

b. ρyx2 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X 2 terhadap Y

c. ρyԑ adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung ԑ terhadap Y

d. ρyԑ akan dihitung melalui rumus:

2
ρyx = √ ( 1−R y ( x 1 , x 2))

Dimana:

R2y(x1,x2) = pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y

rx1x2 = koefisien korelasi antara X1 dan X2

Berdasarkan perhitungan korelasi yang terlihat pada hasil analisis

jalur, maka diperoleh koefisien determinasi yaitu suatu bilangan yang

dinyatakan dalam persen yang menunjukkan berapa besar proporsi atau


79

besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y, dapat ditentukan

dengan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

KD = R2 x 100%

Keterangan:

KD = koefesien determinasi (besarnya pengaruh variabel X

terhadap Y)

R2= kuadrat korelasi product moment (koefesien korelasi variabel

X dan variabel Y)

3.8 Rancangan Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah berapa besar

pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka variabel independen yang di

analisis adalah Kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) sebagai

independen terhadap Kinerja karyawan (Y) sebagai variabel dependen

Pengujian hipotesis statistik dilakukan untuk menjawab hipotesis

penelitian ini, yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X 1 dan

X2 terhadap Y. Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yaitu :

3.8.1. Pengujian secara simultan (Uji F)

Uji F digunakan secara simultan untuk menguji seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai r²

telah diketahui selanjutnya akan diuji apakah nilai koefisien determinasi


80

mempunyai pengaruh yang signifikan. Adapun hipotesis yang diuji adalah

sebagai berikut :

Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel X 1 dan

X2 terhadap variabel Y.

- Ho : β1.2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja

karyawan (Y).

- Ha : β1.2 ≠ 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Menentukan nilai signifikan yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas

(dk = k ; n – k – 1), untuk mengetahui daerah F tabel sebagai batas daerah

penerimaan dan penolakan. Selanjutnya untuk menguji hipotesis, F hitung

dihitung menggunakan rumus :

JKregresi/ k
F=
Jresidu ¿ ¿

Keterangan :

JK regeresi = koefisien korelasi

k = jumlah variabel bebas ( independen )

n = jumlah anggota sampel

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

Apabila pengujian telah dilakukan hasil F hitung maka langkah

selanjutnya hasil pengujian tersebut dibandingkan dengan F tabel untuk

menentukan daerah hipotesis tersebut dengan criteria pengujian sebagai

berikut :
81

- Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak

- Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima

3.8.2. Uji t Parsial (Uji T)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel independen (Ghozali, 2012: 80).

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang dihasilkan

signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis. Langkah

pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Menetapkan rumusan Ho dan Ha

 Ho : rs < 0, artinya kepemimpinan dan lingkungan kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja karyawan, atau terdapat hubungan

yang negatif.

 Ha : rs > 0, artinya kepemimpinan dan lingkungan kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja karyawan, atau terdapat hubungan

yang positif.

2. Menentukan taraf signifikan

Untuk masalah ini penulis mengambil interval keyakinan 95%

sehingga tingkat kesalahan (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (dk)

dengan rumus :

Dk = n-2

3. Menentukan t hitung
82

Untuk pengujian digunakan perumusan sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai