Anda di halaman 1dari 7

Protobiont (2016) Vol.

5 (2) : 1-7

Struktur Anatomi Organ Vegetatif Kacang Panjang (Vigna sinensis


(L.),var. BCA 02) pada Tingkat Salinitas yang Berbeda
Ulan1, Mukarlina1, Riza Linda1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak,
email: ulanhuang90@yahoo.com

Abstract

Plants require proper environtmental conditions for growth and development. One of the environmental
conditions that put pressure on plants that may result in environmental stress is salinity. Plants will undergo
morphological and anatomical changes to be able to adapt to saline environments. The long beans (Vigna
sinensis (L.), var. BCA 02) which were used in this research are varieties that are sensitive to salinity and
cultivated in the area of Rasau Jaya, West Kalimantan. This research aims to find out the anatomical
structure of the vegetative organs of long beans (V. sinensis (L.), var. BCA 02) at the NaCl levels of 2,000
ppm, 3,000 ppm and 5,000 ppm. The research was carried out from September to November 2015. The
preparations of cross section of vegetative organs (roots, stems and leaves) were made using a paraffin
method. Research findings showed that the addition of NaCl caused changes in morphological and
anatomical structure of the vegetative organs of long beans which included epidermal thickness, cortex,
mesophyll and vascular tissue.

Keywords : Vigna sinensis (L.), var. BCA 02, salinity, anatomical structure

PENDAHULUAN famili Leguminosae telah banyak dilakukan namun


perubahan struktur anatomi belum ada
Kacang panjang (Vigna sinensis (L.), var. BCA 02) penelitiannya. Oleh karena itu maka penelitian ini
merupakan salah satu varietas yang sensitif perlu dilakukan untuk mengetahui struktur anatomi
terhadap salinitas, komoditas tanaman pangan yang organ vegetatif (akar, batang dan daun) tanaman
dikembangkan di wilayah Rasau Jaya, Kalimantan kacang panjang (V. sinensis (L.), var. BCA 02)
Barat. Produksi kacang panjang di Kecamatan pada tingkat salinitas yang berbeda.
Rasau Jaya mengalami penurunan. Salah satu
faktor penurunan pertumbuhan yaitu adanya intrusi BAHAN DAN METODE
air laut di wilayah tersebut (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kubu Raya, 2014)
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan
Penurunan pertumbuhan akibat cekaman
September hingga November 2015. Bibit tanaman
lingkungan dapat diamati baik secara morfologi
kacang panjang diambil dari areal pembibitan yang
dan anatomi. Levitt (1980) menyatakan bahwa
terletak di daerah Rasau Jaya, Kubu Raya.
faktor kekeringan, salinitas dan suhu ekstrim dapat
Pembuatan preparat dilaksanakan di Laboratoriun
menghambat pembesaran dan pembelahan sel,
biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
serta menyebabkan kerusakan pada sel. Hetharie
Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura
(2008) mengemukakan bahwa perlakuan
Pontianak.
pemberian NaCl pada konsentrasi 3.000 ppm,
4.000 ppm dan 5.000 ppm dapat menghambat luas
daun serta menyebabkan penurunan berat kering Bahan
tajuk tanaman kacang hijau (V. radiata L. Bahan penelitian adalah akuades, albumin, alkohol,
Wilcsek). biji kacang panjang (V. sinensis (L.), var. BCA
02), FAA (Formalin Asam Asetat Glasial
Perubahan morfologi tanaman dapat diakibatkan Alkohol), garam (NaCl), kanada balsam, parafin
dari perubahan struktur secara anatomi. Penelitian murni, pupuk kandang, safranin, tanah alluvial dan
perubahan morfologi terhadap uji salinitas pada xilol.
1
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 1-7

Prosedur Kerja kemudian pada NaCl 5.000 ppm mengalami


Persiapan Media Tanam dan Penyiraman Garam perubahan bentuk menjadi tidak beraturan
NaCl. (Gambar 1). Lapisan epidermis memiliki lapisan
Biji kacang panjang ditanam ke dalam polybag lebih tebal pada perlakuan NaCl 5.000 ppm
yang telah berisi tanah alluvial dan pupuk kandang dibanding dengan perlakuan lain (Tabel 2). Sel
dengan perbandingan 1:1. Tanaman disiram air korteks memiliki bentuk segienam pada kontrol
sekali per hari pada pagi hari selama 4 minggu kemudian berubah menjadi membulat pada NaCl
selanjutnya NaCl ditimbang 2.000 mg, 3.000 mg 2.000 ppm sedangkan pada perlakuan NaCl 3.000
dan 5.000 mg dilarutkan dalam 1.000 ml air, ppm dan NaCl 5.000 ppm menjadi tidak beraturan
disiram setiap hari pada pagi hari sebanyak 100 ml (Tabel 2). Korteks mengalami penurunan ketebalan
selama 2 minggu. lapisan pada tiap perlakuan NaCl pada tingkat
konsentrasi berbeda, NaCl 5.000 ppm memiliki
Pembuatan Preparat Sayatan Melintang Akar, lapisan paling tipis (Tabel 2).
Batang dan Daun
Pembuatan preparat sayatan melintang organ akar, Jaringan pembuluh pada kontrol memiliki lapisan
batang dan daun tanaman kacang panjang (V. lebih tebal dan mengalami penurunan tebal lapisan
sinensis (L.), var. BCA 02) menggunakan metode pada NaCl 2.000 ppm, NaCl 3.000 ppm dan NaCl
parafin yang meliputi fiksasi, pencucian, 5.000 ppm yang memiliki lapisan paling tipis
pewarnaan I, dehidrasi, dealkoholisasi, parafinasi, (Tabel 2). Perlakuan NaCl 2.000 ppm, NaCl 3.000
pembenaman, penyayatan, penjernihan, pewarnaan ppm dan NaCl 5.000 ppm menyebabkan
II, penutupan dan pelabelan (Sass, 1958 ; Ruzin, peningkatan tebal lapisan pada diameter pori
1999). xilem, perlakuan NaCl 5.000 ppm memiliki lapisan
lebih tebal dibanding perlakuan lain (Tabel 2),
Parameter Pengamatan serta memiliki pori xilem besar dibandingkan
Pengamatan morfologi tanaman kacang panjang dengan perlakuan NaCl lainnya (Gambar 1).
(V. sinensis) yang telah mengalami cekaman salin
meliputi tinggi tanaman dan panjang daun.
Pengamatan sayatan melintang organ akar, batang
dan daun meliputi bentuk dan ukuran sel serta
ketebalan lapisan masing-masing sistem jaringan
yaitu jaringan dermal, jaringan dasar dan jaringan
pembuluh.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
(A) (B)
Pengamatan Morfologi
Tanaman kacang panjang mengalami penurunan
tinggi tanaman dan panjang daun setelah diberikan
penyiraman NaCl pada tingkat konsentrasi berbeda
selama 2 minggu, kontrol memiliki tinggi tanaman
124 cm serta panjang daun 11 cm, NaCl 2.000 ppm
memiliki tinggi tanaman 104 cm serta panjang
daun 9 cm, NaCl 3.000 ppm memiliki tinggi
tanaman 82 cm serta panjang daun 7 cm dan NaCl
5.000 ppm memiliki tinggi tanaman 66 cm dan
panjang daun sebesar 6 cm (Tabel 1). (C) (D)

Pengamatan Anatomi Gambar 1. Sayatan melintang akar kacang panjang


Sayatan Melintang Akar Kacang Panjang berdasarkan tingkat salinitas yang
Sel epidermis akar kacang panjang pada kontrol berbeda, (A) Kontrol, (B) NaCl 2.000
dan NaCl 2.000 ppm memiliki bentuk sel ppm, (C) NaCl 3.000 ppm, (D) NaCl
lempengan, mulai mengalami perubahan bentuk 5.000 ppm. Epidermis (ep), Korteks (kr),
pada NaCl 3.000 ppm menjadi membulat Xilem (xi) dan Floem (f).
2
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 1-7

Sayatan Melintang Batang Kacang Panjang Sayatan Melintang Daun Kacang Panjang
Sel epidermis batang pada kontorol dan NaCl Epidermis atas dan epidermis bawah pada kontrol
2.000 ppm berbentuk lempengan memanjang, memiliki lapisan lebih tebal jika dibandingkan
sedangkan sel pada perlakuan NaCl 3.000 ppm dan dengan perlakuan NaCl 2.000 ppm, NaCl 3.000
NaCl 5.000 ppm berbentuk lempengan pendek ppm dan NaCl 5.000 ppm (Tabel 4). Sel epidermis
(Tabel 3). Epidermis mengalami peningkatan dan mesofil memiliki bentuk sel lempengan pada
ketebalan lapisan setiap perlakuan NaCl 2.000 kontrol, NaCl 2.000 ppm dan NaCl 3.000 ppm
ppm, NaCl 3.000 ppm dan lapisan paling tebal sedangkan NaCl 5.000 ppm memiliki bentuk sel
pada NaCl 5.000 ppm (Tabel 3). Sel korteks pada yang tidak beraturan (Tabel 4 dan Gambar 3).
kontrol dan NaCl 2.000 ppm memiliki bentuk
segienam memanjang, mulai mengalami perubahan
menjadi segienam memendek pada NaCl 3.000
ppm dan menjadi tidak beraturan pada NaCl 5.000
ppm (Tabel 3). Lapisan korteks mengalami
penurunan tebal lapisan, semakin tinggi
konsentrasi NaCl menyebabkan lapisan korteks
lebih tipis, perlakuan NaCl 5.000 ppm memiliki
lapisan paling tipis (Tabel 3). Lapisan jaringan
pembuluh memiliki lapisan paling kecil pada (A)
perlakuan NaCl 5.000 ppm dibanding kontrol,
NaCl 2.000 ppm dan NaCl 3.000 ppm (Tabel 3).
Diameter pori xilem lebih kecil pada kontrol dan
mengalami pembesaran diameter pori xilem pada
NaCl 2.000 ppm, NaCl 3.000 ppm dan NaCl 5.000
ppm (Tabel 3).

(B)

(A) (B)
(C)

(C) (D) (D)

Gambar 2. Sayatan melintang batang kacang panjang Gambar 3. Sayatan melintang daun kacang panjang
berdasarkan tingkat salinitas yang berdasarkan tingkat salinitas yang
berbeda, (A) Kontrol, (B) NaCl 2.000 berbeda, (A) Kontrol, (B) NaCl 2.000
ppm, (C) NaCl 3.000 ppm, (D) NaCl ppm, (C) NaCl 3.000 ppm, (D) NaCl
5.000 ppm. Epidermis (ep), Korteks (kr), 5.000 ppm. Epidermis (ep), mesofil (m)
Xilem (xi) dan Floem (f). dan palisade (p).

3
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 1-7

Tabel 1. Pertumbuhan tanaman kacang panjang dengan perlakuan tingkat salinitas yang berbeda
Tingkat Salinitas (ppm) Rerata Tinggi Tanaman (cm) Rerata Panjang Daun (cm)
Kontrol 124 11
NaCl 2.000 104 9
NaCl 3.000 82 7
NaCl 5.000 66 6

Tabel 2. Ukuran sayatan melintang lapisan jaringan akar kacang panjang (V. sinensis)
Jaringan Ukuran lapisan jaringan pada tingkat konsentrasi NaCl (µm)
Kontrol 2.000 ppm 3.000 ppm 5.000 ppm
1. Epidermis
- Bentuk sel lempengan lempengan membulat tidak beraturan
- Tebal lapisan 98±29,68 1. 129±36,57 2. 147±37,02 162±109
2. Korteks
- Bentuk sel segienam membulat tidak beraturan tidak beraturan
- Tebal lapisan 3. 118,4±16,75 4. 96,4±22,70 66±20,61 5. 40,8±13,51
3. Jaringan
pembuluh
- Tebal lapisan 243,2±53,90 192,4±36,05 141,6±29,39 121,2±29,9
- Diameter pori xilem 41,3±8,23 49,9±5,79 64,5±10,63 97,8±9,36

Tabel 3. Ukuran sayatan melintang lapisan jaringan batang kacang panjang (V. sinensis)
Jaringan Ukuran lapisan jaringan pada tingkat konsentrasi NaCl (µm)
Kontrol 2.000 ppm 3.000 ppm 5.000 ppm
1. Epidermis
- Bentuk sel lempengan lempengan lempengan pendek lempengan pendek
memanjang memanjang
- Tebal lapisan 112±33,94 124±36,42 6. 138±34,70 157±49,22
2. Korteks
- Bentuk sel segienam segienam memanjang segienam tidak beraturan
memanjang memendek
- Tebal lapisan 91,6±19,37 75,3±19,11 70,5±12,43 55,9±17,12
3. Jaringan
pembuluh
- Tebal lapisan 450±108,81 424,4±135,24 323,3±82,75 305,6±84,51
- Diameter pori xilem 60,4±18,13 65,2±16,61 89,2±22,71 94,8±29,31

Tabel 4. Ukuran sayatan melintang lapisan jaringan daun kacang panjang (V. sinensis)
Jaringan Ukuran lapisan jaringan pada tingkat konsentrasi NaCl (µm)
Kontrol 2.000 ppm 3.000 ppm 5.000 ppm
1. Epidermis atas
- Bentuk sel lempengan lempengan lempengan tidak beraturan
- Tebal lapisan 178±56,05 173±51,49 166±34,52 159±24,87
- Panjang sel 425±108,25 423±107,50 402±184,54 392±94,01
2. Mesofil
- Bentuk sel lempengan lempengan lempengan tidak beraturan
- Tebal lapisan 7. 1.599±331,38 8. 1.361±528,71 9. 1.251±166,06 10. 1.221±179,50
3. Jaringan
pembuluh
- Tebal lapisan 182±41,78 171±48,77 152±43,85 148±59,47
- Diameter pori xilem 519±119,95 440±125,41 412±117,95 322±63,86

4
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 1-7

PEMBAHASAN penting untuk mengatasi kehilangan air selama


cekaman.
Hasil pengamatan morfologi tanaman kacang
panjang (Vigna sinensis (L.), var. BCA 02) setelah Lapisan jaringan korteks organ akar dan batang
diberikan perlakuan penyiraman NaCl selama 2 tanaman kacang panjang pada NaCl 5.000 ppm
minggu mengalami penurunan tinggi tanaman dan memiliki tebal lapisan lebih tipis jika
panjang daun mulai dari perlakuan NaCl 2.000 dibandingkan dengan kontrol (Tabel 2 dan Tabel
ppm, NaCl 3.000 ppm dan NaCl 5.000 ppm 3). Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan
dibanding kontrol (Tabel 1). Kondisi ini karena bentuk maupun ukuran dari jaringan xilem yang
peningkatan laju transpirasi mengakibatkan sel memiliki lapisan lebih tebal serta perubahan
mengkerut. Pangaribuan (2001) menyatakan bentuk pori xilem menjadi lebih besar dibanding
bahwa NaCl mengakibatkan peningkatan laju kontrol sehingga membuat lapisan korteks
transpirasi dan menurunkan jumlah air tanaman terdesak atau lebih tipis. Sel korteks pada
sehingga tanaman menjadi layu. Hal inilah yang konsentrasi NaCl 5.000 ppm menunjukkan bentuk
menyebabkan tinggi tanaman kacang panjang sel yang tidak beraturan, hal ini akibat
rendah pada media yang diberi NaCl. Menurut meningkatnya tekanan osmotik sehingga
Sipayung (2003), tanaman mengalami cekaman menyebabkan menurunnya potensial air dalam
salin tidak menunjukkan respon dalam bentuk jaringan, air dari dalam jaringan akan keluar dan
kerusakan langsung tetapi pertumbuhan tertekan mengakibatkan terjadinya plasmolisis, dinding sel
dan perubahan secara perlahan. Boudsocq dan tidak dapat mempertahankan turgornya sehingga
Lauriere (2005) menyatakan bahwa tumbuhan sel korteks berbentuk tidak beraturan. Salisbury
mengalami kekurangan air akibat tingginya dan Ross (1995) menyatakan apabila terjadi
salinitas tanah dan kekeringan. Kondisi ini perbedaan gradient konsentrasi antara suatu
menyebabkan tumbuhan mengalami tekanan larutan dan pelarutnya yang dipengaruhi oleh
hiperosmotik yang ditandai dengan berkurangnya cekaman lingkungan maka akan terjadi perbedaan
tekanan turgor dan hilangnya air dari jaringan, tekanan osmotik sehingga menyebabkan potensial
selain itu belimpahnya Na+ dan Cl- dapat air dalam sistem menurun, akibatnya sel akan
mengakibatkan ketidakseimbangan ion sehingga kehilangan permeabilitas dan mengkerut.
aktivitas metabolisme tumbuhan terganggu.
Diameter pori xilem akar dan batang memiliki
Hasil penelitian anatomi sayatan melintang organ lapisan lebih tebal pada NaCl 5.000 ppm
vegetatif tanaman kacang panjang pada perlakuan dibanding kontrol. Hal ini akibat terjadinya
NaCl menunjukkan perubahan bentuk maupun deposisi lignin pada jaringan xilem. Menurut
ukuran sel dan jaringan. Sel epidermis pada Cachorro et al. (1992) menyatakan bahwa deposisi
sayatan melintang akar dan batang mengalami lignin pada pembuluh xilem untuk
penebalan lapisan pada tiap perlakuan NaCl 2.000 mempertahankan integritas struktur dari pembuluh
ppm, 3.000 ppm dan 5.000 ppm. Lapisan xilem selama adaptasi tanaman pada cekaman
epidermis organ akar dan batang pada NaCl 5.000 salin dan juga untuk menekan laju transpirasi.
ppm lebih tebal dibanding kontrol (Tabel 2 dan Diameter pori xilem akar dan batang memiliki
Tabel 3). Hal ini merupakan adaptasi tanaman bentuk sel lebih besar pada tiap perlakuan NaCl
pada keadaan salin, peningkatan ketebalan lapisan bertingkat (Gambar 2 dan Gambar 3). Hal ini
epidermis pada tiap peningkatan perlakuan NaCl diakibatkan laju transpirasi tinggi sehingga pori
disebabkan adanya penebalan pada lapisan xilem beradaptasi dengan membentuk ukuran pori
kutikula yang berperan melindungi lapisan luar yang besar supaya banyak air yang masuk.
dinding batang dari kehilangan air serta lapisan Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh
epidermis akar dan batang mengalami kutinisasi. Dolatabadian et al., (2011), perlakuan pemberian
Menurut Fahn (1991), sel epidermis akar tidak 100 mM NaCl pada tanaman kacang kedelai (G.
memiliki kutikula namun kadang dinding sel max (L.) Merr) menyebabkan tebal lapisan zona
paling luar termasuk rambut akar mengalami korteks menurun, terjadi perubahan struktural
kutinisasi akibat cekaman lingkungan. Penelitian dalam jaringan xilem, pori xilem tampak besar
ini juga sama didapatkan oleh Dolatabadian et al. dibanding kontrol akibat terjadinya deposisi
(2011) hasil mikroskopis tanaman kacang kedelai lignin. Sayatan melintang organ akar dan batang
(Glycine max (L.), Merr) pada perlakuan memiliki tebal lapisan diameter pembuluh lebih
konsentrasi tinggi sebesar 100 mM NaCl tipis pada konsentrasi NaCl 5.000 ppm
menunjukkan terjadinya peningkatan sintesis kutin dibandingkan dengan kontrol (Tabel 2 dan Tabel
pada lapisan epidermis, mekanisme ini berperan 3). Hal ini dikarenakan kehilangan air dalam
5
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 1-7

jaringan pembuluh. Hasil penelitian juga sama S, Alybayeva, R dan Li, Tamara, 2013, ‘The
didapatkan oleh Atabayeva et al., (2013) terjadi effect of Salinity on Growth and Anatomical
pengurangan diameter pembuluh yang diamati Attributes of Barley Seedling (Hordeum vulgare
pada anatomi Hordeum vulgare L. pada perlakuan L.)’, African Journal of Biotechnology, vol. 12,
no. 18, hal. 2366-2377
konsentrasi NaCl yang tinggi sebesar 100 mM.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya, 2014,
Pengamatan sayatan melintang organ daun Kecamatan Rasau Jaya dalam Angka, diakses 30
tanaman kacang panjang pada tingkat NaCl yang November 2014, <http://
berbeda mengalami perubahan bentuk dan ukuran. kuburayakab.bps.go.id>
Jaringan epidermis mengalami penurunan tebal
lapisan dan panjang sel epidermis pada Boudsocq, M dan Lauriere, C, 2005, ‘Osmotic
konsentrasi NaCl 5.000 ppm serta memiliki Signaling in Plants : Multiple Patways Mediated
bentuk lapisan epidermis yang tidak beraturan by Emerging Kinase Families’. Journal Plant
(Tabel 4). Hal ini disebabkan lapisan kutikula Physiology, vol. 138, no.3, hal. 1185-1194
yang melindungi daun sangat tipis sehingga sangat
Cachorro, P, Ortiz, A, Barcelo, AR, dan Cerda, A,
sensitif pada keadaan salin. Menurut Dorgham 1992, ‘Lignin Deposition in Vascular Tissues of
(1991), tanaman yang berada pada kondisi Phaseolus vulgaris Roots in Response to Salt
salinitas tinggi menekan pemanjangan sel serta Stress and Ca2+ Ions, Journal Phyton (Horn,
aktivitas meristem pada daun. Efek NaCl Austria), vol. 33, no. 1, hal 33-40
mengganggu metabolisme dan aktivitas seluler
seperti pembelahan sel, pemanjangan sel, Dolatabadian, ASA, Modarres, Sanavy, M dan Ghanati,
fotosintesis, sintesis protein dan metabolisme lipid F, 2011, ‘Effect of Salinity on Growth, Xylem
(Zeng dan Shannon, 2000 ; Parida dan Das, 2005 ; Structure and Anatomical Characteristics of
Jaleel et al., 2007). Soybean’, Journal Not. Sci. Biol., vol. 3, no. 1,
hal. 41-45
Jaringan mesofil mengalami penurunan tebal Dorgham, EA (1991), The Plant Hormones : Their
lapisan pada perlakuan NaCl 5.000 ppm (Tabel 4), Nature, Occurrence and Functions, p. 1-1, in :
memiliki bentuk tidak beraturan dibanding Davies PT (Ed.), Plant Hormones, Kluwer
kontrol. Hal ini dikarenakan konsentrasi NaCl Academic Publisher, Netherlands
yang tinggi mengakibatkan terjadinya tekanan
osmotik sehingga zat pelarut berpindah ke Hetharie, H, 2008, ‘Evaluation of Tolerance to Salinity
konsentrasi tinggi menembus membran dan Stress of Several Mungbean Genotypes’, Jurnal
mengakibatkan sel mengalami plasmolisis Budidaya Pertanian, vol. 4, no. 2, hal. 132-139
akibatnya sel mengkerut dan tidak beraturan
Jaleel, CA, Manivannan, G dan Panneerselvam, R,
(Gambar 4 D). Hasil penelitian ini juga sama
2007, Responses of Antioxidant Defense System
dengan Ola et al. (2012) yang menyatakan of Catharanthus roseus (L) G. Don. To
peningkatan NaCl dapat mengurangi ketebalan Paclobutrazol treatment Under Salinity, Journal
lapisan jaringan mesofil. Tekanan osmotik Acta Physiol, Plant, vol. 29, no. 3, hal. 205-209
meningkat akibat kadar tinggi NaCl menyebabkan
potensial air menurun (Kabir et al., 2004), yang Kabir, ME, Karim, MA dan Azad, MAK, 2004, ‘Effect
selanjutnya menyebabkan sel mengkerut of Potassium on Salinity Tolerance of
(Ondrasek et al., 2009). Mungbean (Vigna radiata L. Wilczek)’, Journal
of Biol. Sci., vol 4, no. 2, hal. 103-110
UCAPAN TERIMA KASIH
Levitt, J, 1980, Responses of Plants to Environmental
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Hendri Stresses, Water, Radiation, Salt and Other
yang telah memberikan masukan dan saran nya Stresses, 2nd Ed., Academic Press, New York
dalam proses pembuatan preparat sayatan dan
Ola, Elbar, HA, Reham, E, Farag, SS, Eisa dan Habib,
kepada Patrisia Rupina, S.Si yang telah membantu SA, 2012, ‘Morpho-Anatomical Changes In Salt
dalam proses pengambilan sampel. Stresses Kallar Grass (Leptochloa fusca L.
Kunth)’, Researc Journal of Agriculture and
DAFTAR PUSTAKA Biological Sciences , vol. 8, no. 2, hal. 158-166

Atabayeva, S, Nurmahanova, A, Minocha, S, Ondrasek, GD, Romic, D, Rengel, Z, Romic, M dan


Ahmetova, A, Kenzhebyeva, Aidosova, S, Zovko, 2009, ‘Cadmium Accumulation by
Nurzhanova, A, Zhardamalieva, A, Asrandina, Muskmelon Under Salt Stress in Contaminated
6
Protobiont (2016) Vol. 5 (2) : 1-7

Organic’, Soil, Journal Sci. Tot. Enviro, vol.


407,no. 7, hal. 2175-2182

Pangaribuan, N, 2001, Hardening dalam Upaya


Mengatasi Efek Salin pada Tanaman,
www.ut.ac.id/imst/nurmala/hardening.htm

Parida, AK dan Das, AB, 2005, ‘Salt Tolerance and


Salinity Effects on Plants’, Ecotocicol. Environ.
Saf. vol. 60, no. 3, hal. 324-349

Salisbury, FB dan Ross, CW, 1995, Fisiologi


Tumbuhan, Jilid I Terjemahan Diah R. Lukman
dan Sumaryo, ITB, Bandung

Sipayung, R, 2003, Stress Garam dan Mekanisme


Toleransi Tanaman, Skripsi, Universitas
Sumatera Utara, Medan

Zeng, L dan Shannon, MC, 2000, ‘Salinity Effect on


Seedling Growth and Yield Components of
Rice’, Journal Crop Sc, vol. 40, hal. 996-1003

Anda mungkin juga menyukai