Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Proteksi Tanaman Tropis (2021) 2(1): 1-7

Jurnal Proteksi Tanaman Tropis


(Journal of Tropical Crops Protection)

Karakterisasi fisiologis dan biokimia penyebab penyakit


bakteri pembuluh kayu pada tanaman cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) di PT Tirta Harapan
Characterization of physiology and biochemistry causes wood treatment bacteria
disease on crops (Syzygium aromaticum L.) in PT Tirta Harapan

Mohammad Khoirul Amrulloh1, Hardian Susilo Addy2*, Wiwiek Sri Wahyuni2


1ProgramStudi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Jl. Kalimantan No.37, Krajan Timur,
Sumbersari Jember 68121.
2ProgramStudi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Jl. Kalimantan No.37, Krajan Timur,
Sumbersari Jember 68121.

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT


*Korespondensi: Bacterial clove wood vessel disease is one of the diseases that affect clove
Hardian Susilo Addy
production. The symptoms of the attack are characterized by yellowing of the
hsaddy.faperta@unej.ac.id
leaves which then fall, branches and dead branches followed by sudden wilting
Informasi proses: with insect vectors namely Hindola sp. BPKC disease in 1990 was initially
Received: 6 Juni 2020 identified as Pseudomonas syzygii, but in 2004 it was re-identified as Ralstonia
Accepted: 21 Juni 2020 syzygii. The research method used is physiological characterization and
Published: 8 Februari 2021 biochemical characterization. The results of physiological characterization in
the form of gram test, hypersensitivity test, NaCl level test and growth have
Cara sitasi: the exact same character as the existing literature, while the results in
Amrulloh MK, Addy HS, Wahyuni WS. 2021.
biochemical characterization are glucose, sucrose, maltose, mannitol, dulsitol
Karakterisasi fisiologis dan biokimia
penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu and sorbitol. only different in the dulsitol and sorbitol test.
pada tanaman cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) di PT Tirta Harapan. Jurnal Keywords: characterization, bacterial wilt, identification
Proteksi Tanaman Tropis 2(1): 1-7

DOI:
10.19184/jptt.v2i1.17919

1. Pendahuluan lainnya (Stanfill et al., 2006; Wiratno, 2009; Pramod et


al., 2010).
Indonesia menjadi salah satu produsen terbesar di Kebutuhan akan produksi cengkeh mengharuskan
dunia karena hasil produksinya berasal dari bunga dan peningkatan dalam setiap tahunnya, namun tingkat
daun tanaman cengkeh. Daun tanaman cengkeh dapat serangan BPKC terus meningkat hingga pada tahun
dimanfaatkan sebagai minyak. Minyak daun cengkeh 2014 proporsi serangan BPKC menunjukkan
di Indonesia merupakan pemasok 60% kebutuhan prosentase 52% dibandingkan dengan OPT yang lain
pasar dunia, dimana senyawa eugenol serta berbagai dengan kehilangan hasil produksi mencapai 10 – 15%
senyawa turunannya mempunyai peran yang strategis (BBPPTP Surabaya, 2014). Salah satu penyakit yang
dalam berbagai industri seperti farmasi, kosmetika, menyerang tanaman cengkeh serta berpengaruh
makanan dan minuman, pestisida nabati, perikanan, terhadap hasil produksi cengkeh yaitu Bakteri
pertambangan, kemasan aktif dan industri kimia Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC). BPKC menyerang
tanaman dewasa melalui vektor atau perantara, vektor
Amrulloh et al., 2021 Jurnal Proteksi Tanaman Tropis (2021) 2(1): 1-7

dari penyakit ini adalah serangga Hindola sp. Gejala alkohol 70 %, spirtus, larutan KOH 3 %, media NaCl,
serangan yang ditimbulkan ditandai dengan Media gula (glukosa, sukrosa, maltosa, manitol,
menguningnya daun yang kemudian berguguran, dulsitol, sorbitol), Media nutrient agar (NA), Media
ranting-ranting dan cabang mati diikuti layu casamino-acid peptone glucose (CPG) cair, tanaman
mendadak. Gugurnya daun dapat berlangsung tembakau, bibit cengkeh.
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Kematian
tanaman cengkeh akibat penyakit ini dapat
berlangsung cepat yaitu antara 3-12 bulan atau lambat
Pengambilan Sampel
yaitu antara 1-6 tahun (Hidayanti dan Yuniarti, 2013). Pengambilan sampel penelitian menggunakan
Data tingkat serangan BPKC BBPPTP Surabaya teknik purposive sampling yaitu suatu teknik
pada tahun 2014 untuk wilayah kabupaten Madiun, penarikan sampel probabalitas yang dilakukan dengan
Nganjuk, Gresik, Mojokerto dan kabupaten Probolinggo kriteria tertentu, dimana sampel yang digunakan
hingga Banyuwangi yang dikategorikan aman. Namun memenuhi kriteria. Pengambilan sampel bagian
pada tahun 2016, salah satu perkebunan di tanaman cengkeh mengacu pada Ditjenbun (2013)
Banyuwangi yakni PT Tirta Harapan diduga terserang yaitu memilih tanaman cengkeh yang memiliki gejala
penyakit BPKC di afdeling bejong dan mangaran. daun tanaman gugur mendadak, ranting pada cabang
Penyebaran penyakit diduga BPKC yang cepat ini dekat pucuk atau pada pucuk mati, daun-daun gugur
diperlukan identifikasi supaya penyebabnya benar dari atas ke bawah, seluruh tanaman muda menguning
(Sinaga, 2003). Maka diperlukan identifikasi untuk dan layu mendadak sehingga daun yang kering serta
mengetahui karakteristik dari bakteri pembuluh kayu berwarna coklat tetap melekat pada pohon.
cengkeh yang berada di PT Tirta Harapan. Secara
umum, teknik identifikasi mikroorganisme dapat
dilakukan dengan identifikasi berdasarkan karakter Isolasi Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh
fenotip yaitu fisiologi dan biokimia. Identifikasi fisiologi Isolasi dilakukan dengan metode goresan yaitu
dilakukan untuk mengetahui bakteri berdasarkan bagian batang tanaman cengkeh yang terinfeksi
aktivitas selnya sedangkan identikasi biokimia penyakit bakteri pembuluh kayu dipotong, kemudian
mempelajari tentang senyawa-senyawa yang ada di membersihkan dengan air yang mengalir. Lapisan
dalam sistem hidup, penyusunan senyawa-senyawa epidermis dihilangkan dan mensterilkan
tersebut ke dalam sel-sel dan interaksi kimia yang permukaannya dengan alkohol 70%. Batang dipotong
terjadi (Murray, 2005). Identifikasi fisiologi dan menjadi dua bagian dan memasukkan ke dalam tabung
biokimia merupakan kriteria yang penting dalam reaksi yang bersisi aquades steril. Suspensi digoreskan
melakukan karakterisasi spesies bakteri yang tidak menggunakan ose ke permukaan media YPGA (yeast 5
dikenal karena secara morfologi biakan ataupun sel g/L; glukosa 20 g/L; agar 15 g/L; peptone 10 g/L) pada
bakteri yang bebeda akan terlihat tampak serupa jika petridish dan diinkubasikan selama 2×24 jam. Setelah
tidak dilakukan pengamatan fisiologi dan biokimia. terjadi pertumbuhan dilakukan pemurnian koloni
Dengan demikian ciri fisiologi atau biokimiawi dengan cara memindahkan ke medium NA (ekstrak
merupakan kriteria yang penting di dalam melakukan daging 10 g/L; pepton 10 g/L; natrium klorida 5 g/L; agar
identifikasi. 15 g/L) hingga bakteri yang tumbuh benar-benar isolat
murni dan diinkubasi selama 3×24 jam (Suryadi, 2009).
2. Metode penelitian
Uji Gram
Waktu dan Tempat
Uji gram ini dilakukan dengan cara mengambil
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari isolat sebanyak 1 jarum ose dan diletakkan pada gelas
2017 sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Hama obyek, kemudian ditetesi dengan menggunakan
Penyakit Tanaman Universitas Jember, dan secara larutan KOH 3 %. Isolat bakteri dan KOH 3 % diaduk
lapangan di kebun cengkeh PT Tirta Harapan terletak dan dicampur hingga rata. Setelah itu jarum ose
di Dusun Mangaran Desa Sumberarum Kecamatan diansgkat secara perlahan, apabila isolat tersebut
Songgon Kabupaten Banyuwangi. lengket atau terangkat maka bakteri tergolong gram
negatif (Schaad et al., 2001).
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian
Uji Reaksi Hipersensitif Pada Daun
ini adalah sebagai berikut: laminar air flow, petridish, Tembakau
tabung reaksi, pinset, autoclave, bunsen, pipet mikro, Reaksi hipersensitivitas dilakukan dengan
alat suntik, vortek, gelas obyek, jarum ose, gelas ukur, menyuntikkan suspensi bakteri ke dalam jaringan
kompor gas, dandang, plastik wrap, selotip, rotary daun tembakau. Perkembangan gejala nekrosis di
shaker, kamera, alat tulis, rak tabung reaksi, amati hingga hari ke 4. Uji reaksi hipersensitif ini
semprotan, aquadest, isolat bakteri pembuluh kayu dilakukan dengan cara mengambil suspensi inokulum
cengkeh, Media yeast peptone glucose agar (YPGA), dari isolat bakteri dengan kerapatan 1 × 106 cfu/ml yang

Karakterisasi penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu 2


Amrulloh et al., 2021 Jurnal Proteksi Tanaman Tropis (2021) 2(1): 1-7

diinfiltrasikan pada daun tanaman tembakau. Jika agar 15 g/L; peptone 10 g/L) pada petridish dan
muncul gejala hipersensitif maka isolat yang diuji diinkubasikan selama 2×24 jam (Danaatmadja et al.,
merupakan bakteri patogen (Simatupang, 2008). 2009).

Uji Patogenesitas Karakterisasi Fisiologi dan Biokimia


Uji patogenisitas ini dilakukan dengan metode Karakterisasi menggunakan hasil penelitian dari
infectivity titration, yaitu dengan membuat lubang luka Danaatmadja et al. (2009), Eden-Green (1994) dan
ke bagian batang tanaman kemudian dimasukkan tip Vaneechoute et al. (2003), kemduian mencocokkan
sebanyak 10 µl – 20 µl (1 × 10 6 CFU/ml) suspensi antara hasil karakteristik yang diuji dengan hasil
patogen yang berumur 48 jam dengan alat suntik pada penelitian yang telah dilakukan untuk menentukan
batang bibit cengkeh sehat berumur 3 bulan (Hartati kemiripan jenis bakteri yang diperoleh.
dan Karyani, 2014).

3. Hasil dan Pembahasan


Uji Pertumbuhan pada Kadar NaCl
Pengujian dilakukan dengan cara Pengambilan Sampel
menginokulasikan satu ose koloni pada media CPG cair Hasil pengambilan sampel tanaman cengkeh yang
(Glukosa 10 g/L; Tripton 10 g/L; asam kasamino 1 g/L) sakit di PT Tirta Harapan memiliki gejala bagian daun
dengan penambahan NaCl (0%, 0,5%, 1% dan 1,5%) dan tanaman gugur mendadak, ranting pada cabang dekat
diinkubasi pada suhu 28 °C selama 4×24 jam. pucuk atau pada pucuk mati, daun-daun gugur dari
Melakukan pengamatan pada masing-masing media atas ke bawah, daun tanaman muda menguning secara
pada kadar NaCl yang berbeda (Departemen Pertanian, perlahan menguning dan gugur pada bagian atas atau
2008). pucuk (Gambar 1).

Uji Pertumbuhan pada Suhu 27 °C, 37 °C, Isolasi Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh
dan 40 °C
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
Bakteri uji yang digunakan berasal dari biakan diperoleh bahwa bakteri yang diisolasi dari tanaman
murni yang diambil sebanyak satu ose lalu cengkeh (Syzygium aromaticum) dapat tumbuh dan
diinokulasikan dengan metode gores pada medium berkembang pada media uji. Media uji tersebut berupa
Natrium Agar (NA), kemudian di inkubasi pada media YPGA. Bakteri diisolasi berdasarkan bentuk,
masing-masing suhu 27 °C, 37 °C, dan 40°C selama warna koloni dan ukuran. Sampel yang telah
1×24 jam (Schaad et al., 2001). diinkubasi selama ± 7 hari. Pengamatan bentuk koloni
pada medium YPGA meliputi koloni bening, berbentuk
bulat, permukaan halus, tepi rata, memiliki ukuran ± 1
Uji Biokimia mm (Gambar 2). Pertumbuhan bakteri dapat menjadi
Secara aseptis isolat dari media NA diinokulasi ke lebih baik hingga ± 5 mm setelah 7-12 hari, apabila
media gula – gula (glukosa, sukrosa, maltosa, manitol, diisolasi pada media yang lebih baik seperti media
dulsitol, sorbitol) (pepton 6 g/L; natrium klorida 3 g/L; periwinkle wilt (Roberts et al., 1990).
maltosa 1 g/L, manitol 1 g/L). Inkubasi pada suhu 28 °C
selama 4×24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya Uji Gram
perubahan warna dari merah menjadi kuning dan
disertai ada tidaknya gas pada tabung durham Pada pengujian bakteri yang dilakukan
(Danatmadja et al., 2009). menunjukkan bakteri dapat berubah menjadi
berlendir, lengket dan terangkat seperti benang
bersama jarum ose, hal ini menunjukkan bahwa bakteri
Reisolasi Bakteri dari Bibit Cengkeh termasuk ke dalam kelompok bakteri Gram negatif
Melakukan isolasi kembali dari hasil uji (Gambar 3).
patogenisitas pada bibit tanaman cengkeh. Isolasi
dilakukan dengan metode goresan yaitu bagian batang Uji Hipersensitif pada Daun Tembakau
tanaman cengkeh yang terinfeksi penyakit bakteri
pembuluh kayu dipotong, kemudian membersihkan Uji hipersensitif pada tanaman tembakau
dengan air yang mengalir. Lapisan epidermis merupakan pengujian yang penting pada patogen
dihilangkan dan mensterilkan permukannya dengan potensial. Hasil uji hipersensitif menunjukkan bakteri
alkohol 70%. Batang dipotong menjadi dua bagian dan dapat menimbulkan reaksi hipersentivitas terhadap
memasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersisi daun tembakau (Gambar 4). Gejala hipersensitif
aquades steril. Suspensi digoreskan menggunakan ose terlihat jika pada bagian yang diinfiltrasi suspensi
ke permukaan media YPGA (yeast 5 g/L; glukosa 20 g/L; bakteri terjadi nekrosis (Klement, 1990).

Karakterisasi penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu 3


Amrulloh et al., 2021 Jurnal Proteksi Tanaman Tropis (2021) 2(1): 1-7

Uji Patogenisitas
Pada hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bakteri dapat menginfeksi tanaman cengkeh dengan
awal gejala daun menguning, kering lalu berguguran
dari atas (pucuk), penyakit tersebut muncul pada hari
ke 25 setelah dilakukan inokulasi dan daun berguguran
secara keseluruhan tidak ada lagi yang tersisa pada
hari ke 59 (Gambar 5). Pengujian patogenisitas
dilakukan untuk membuktikkan bahwa sebuah
identifikasi yang dilakukan dengan menginokulasikan
Gambar 1. Pengambilan sampel a). Daun bagian atas ulang bakteri patogen pada tanaman inang yang
dan kiri tanaman cengkeh gugur; b). Daun tanaman terserang dengan jenis kultivar yang sama.
cengkeh gugur dari atas ke bawah.

Uji Kadar NaCl


Dari hasil pengujian kadar NaCl yang dilakukan
pada konsentrasi 0% hingga 1,5% menunjukkan bakteri
patogen hanya mampu bertahan dalam konsentrasi 0%
dan 0,5 % (Gambar 6).

Uji Pertumbuhan Pada Suhu 27 °C, 37 °C,


dan 40°C
Dari hasil pegujian pertumbuhan (27 °C, 37 °C, dan
Gambar 2. Hasil isolasi bakteri a & b). Isolat memiliki 40°C) menunjukkan bakteri patogen hanya mampu
ciri bening, berbentuk bulat, permukaan halus, tepi
tumbuh pada suhu 27 °C dan 37 °C (Gambar 7).
rata, memiliki ukuran ± 1 mm

Uji Biokimia
Dari hasil pengujian (Glukosa, Sukrosa, Maltosa,
Manitol, Dulsitol, Sorbitol) yang dilakukan pada bakteri
dapat melakukan fermentasi glukosa, sukrosa, maltosa

Gambar 3. Hasil uji Gram pada bakteri pembuluh


kayu cengkeh

Gambar 4. Hasil uji Hipersensitif bakteri pembuluh Gambar 5. Hasil uji Patogenisitas bakteri pembuluh kayu
kayu cengkeh pada tanaman tembakau cengkeh pada bibit tanaman cengkeh

Karakterisasi penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu 4


Amrulloh et al., 2021 Jurnal Proteksi Tanaman Tropis (2021) 2(1): 1-7

Gambar 9. Hasil reisolasi bakteri pembuluh kayu


cengkeh pada bibit cengkeh
Gambar 6. Hasil uji NaCl a & b). Pengujian NaCl
dengan kadar 0% dan 0,5% terdapat pertumbuhan ± 7 hari. Pengamatan bentuk koloni pada medium
dengan ditandai munculnya gelumbung gas; c & d).
YPGA meliputi koloni bening, berbentuk bulat,
Pengujian NaCl dengan kadar 1% dan 1,5% tidak
terdapat pertumbuhan pembuluh kayu cengkeh pada permukaan halus, tepi rata, berukuran ± 1 mm
bibit tanaman cengkeh (Gambar 9).

Pembahasan
Pada awalnya metode postulat koch diterapkan
untuk menentukan etiologi antraks dan tuberkolosis,
namun sekarang telah banyak diterapkan pada
penyakit lain. Metode postulat koch meliputi empat
Gambar 7. Hasil uji Pertumbuhan a & b). Hasil uji tahapan yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi dan reisolasi
pertumbuhan bakteri pembuluh kayu cengkeh pada (Adnan, 2009). Pada tahapan asosiasi, harus ditemukan
media NA dapat tumbuh pada suhu 27 °C dan 37 °C; gejala penyakit dengan tanda penyakit pada tanaman
c). Hasil uji pertumbuhan bakteri pembuluh kayu
atau bagian tanaman yang sakit. Tanda penyakit
cengkeh pada media NA tidak dapat tumbuh pada
suhu 40 °C. bakteri pembuluh kayu cengkeh yang ditemukan di PT
Tirta Harapan sama persis dengan penelitian yang
telah dilakukan Ditjenbun (2013), yaitu daun tanaman
gugur mendadak, ranting pada cabang dekat pucuk
atau pada pucuk mati, daun-daun gugur dari atas ke
bawah, seluruh tanaman muda menguning dan layu
mendadak sehingga daun yang kering serta berwarna
coklat tetap melekat pada pohon. Tahap kedua, isolasi
yaitu patogen dapat dibiakan murni pada media
Gambar 8. Hasil uji biokimi a & b). Pada uji glukosa, buatan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
sukrosa, maltosa dan manitol terdapat perubahan bakteri dapat tumbuh pada hari ke ± 7 dengan
warna dari merah ke kuning; c). Tidak terdapat menggunakan media YPGA yang memiliki ukuran ± 1
perubahan warna dari uji sorbitol dan dulsitol. mm. Peranan media untuk tumbuh bakteri sangat
penting karena akan berpengaruh terhadap kecepatan
dan manitol, sedangkan pada dulsitol dan sorbitol tumbuh dan ukuran bakteri. Hal ini didukung oleh
bakteri tidak dapat melakukan fermentasi (Gambar 8). penelitian Roberts et al. (1990) yaitu bakteri R. syzygii
Uji sumber karbon digunakan untuk mendeteksi yang dapat tumbuh dengan baik apabila didukung
kemampuan bakteri dalam melakukan fermentasi dengan media yang baik, seperti media periwinkle wilt
karbohidrat (Volk dan Wheeler, 1993). yang dapat tumbuh 7-12 hari dengan ukuran mencapai
± 5 mm. Salah satu media yang kurang mendukung
pertumbuhan bakteri R. syzygii yaitu NA (Nutrient
Reisolasi Bakteri dari Sampel Sakit Agar), dengan media NA bakteri tidak tumbuh setelah
Setalah tanaman mengalami sakit karena telah hari ke ± 7.
dilakukan uji patogenisitas, kemudian tanaman Tahap ketiga, inokulasi yaitu patogen dari hasil
diisolasi kembali. Bakteri diisolasi berdasarkan bentuk isolasi dapat menginfeksi tanaman sehat dengan
dan warna koloni. Sampel yang telah diinkubasi selama tujuan mendapatkan gejala yang sama pada saat tahap

Karakterisasi penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu 5


Amrulloh et al., 2021 Jurnal Proteksi Tanaman Tropis (2021) 2(1): 1-7

asosiasi. Pada tahap ini dilakukan uji patogenisitas tanaman untuk menghambatan serangan dari
pada tanaman cengkeh yang berumur 4 bulan, awal mikroorganisme. Hal yang sama juga diungkap oleh
gejala penyakit tersebut muncul pada hari ke 25 setelah Zhu et al. (2000), reaksi hipersensitif dapat
dilakukan inokulasi dan daun berguguran secara didefinisikan sebagai program kematian sel yang cepat
keseluruhan dan tidak ada lagi yang tersisa setelah hari dan terlokalisasi, rekasi yang muncul pada tanaman
ke 59 pengujian patogenisitas pada bakteri terhadap untuk menghambat pertumbuhan patogen. Secara
inang tanaman memiliki gejala yang sama dengan peningkatan permeabilitas, kekurangan dan kematian
Hidayanti dan Yuniarti (2013), yaitu gejala yang dari sel-sel inang terjadi pada sel terfinfeksi.
ditimbulkan ditandai dengan menguningnya daun Kemudian, dilakukan uji pertumbuhan pada suhu
yang kemudian berguguran, ranting-ranting dan 27 °C, 37 °C, dan 40°C yang didapatkan hasil bahwa
cabang mati diikuti layu mendadak. Gugurnya daun bakteri hanya mampu tumbuh pada suhu 27 °C dan 37
dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa °C. Hal ini sama dengan penelitian yang telah
bulan. Tahap keempat, reisolasi yaitu melakukan dilakukan oleh Danaatmadja et al. (2009) pada bakteri
isolasi kembali pada tanaman yang sudah diinokulasi R. syzygii di tanaman cengkeh wilayah semarang, yang
untuk mendapatkan biakan patogen yang sama dengan hanya dapat tumbuh pada suhu 27 °C dan 37 °C.
tahap awal isolasi. Pada penelitian ini reisolasi Pengujian yang selanjutnya adalah pengujian NaCl,
dilakukan pada tanaman cengkeh yang berumur 4 dari hasil penelitian yang sudah dilakukan bakteri
bulan hasil uji patogenisitas, kemudian diinokulasi dapat tumbuh pada konsentrasi NaCl 0% dan 0,5%.
pada media yang sama yaitu YPGA. Dengan Menurut Madigan et al. (2000), bakteri halofilik
menggunakan cara yang sama, bakteri dapat tumbuh dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu bakteri
media pada hari ke ± 7 dengan ukuran ± 1. halofilik ringan, dengan konsentrasi garam yang
Ciri-ciri utama suatu bakteri yang perlu diketahui dibutuhkan untuk pertumbuhan optimum adalah 1%-
dalam melakukan karakterisasi fisiologi bakteri adalah 5%, bakteri halofilik sedang dapat tumbuh dengan
melalui uji gram, uji hipersensitif, uji kadar NaCl dan konsentrasi hingga 5%-20%. Sedangkan untuk bakteri
uji pertumbuhan. Pengujian gram dapat dilakukan halofilik ekstrem dapat tumbuh pada konsentrasi 20%-
menggunakan metode pewarnaan gram, namun 30%. Bakteri yang bersifat halofik diantaranya adalah
sebagai alternatif dari uji Gram dapat dilakukan Halobacterium, Sarcina, Micrococcus, Vibrio, Pedioccus
dengan uji solubilitas KOH (Potassium Hidroksida), dan Pseudomonas. Jadi terdapat kemungkinan bakteri
dikarenakan metode ini lebih praktis dan mudah untuk dari isolat PT Tirta Harapan merupakan genus dari
dilaksanakan. Pada pengujian Gram yang telah Ralstonia karena pada mulanya penyakit bakteri
dilakukan dengan KOH didapatkan hasil bahwa pembuluh kayu cengkeh yang diteliti oleh Roberts et al.
bakteri merupakan bakteri gram negatif. Menurut (1990) disebabkan oleh bakteri Pseudomonas syzygii,
Eden-Green (1994), Vaneechoute et al. (2003) dan namun sekarang diidentifikasi kembali oleh
Danaatmadja et al. (2009) bahwa bakteri R. syzygii Vaneechoutee et al. (2004) sebagai bakteri R. syzygii.
merupakan bakteri gram negatif yang mempunyai Pengujian kadar NaCl bertujuan untuk mengetahui
dinding sel tebal berupa peptidoglikan yang terletak bakteri termasuk kedalam bakteri halofik, dimana
diantara membran dalam dan membran luarnya. bakteri halofilik merupakan bakteri yang
Pengujian KOH pada bakteri bertujuan untuk membutuhkan konsentrasi NaCl minimal tertentu
memudahkan membedakan antara bakteri gram positif untuk dapat tumbuh. Terdapat beberapa
dan gram negatif. Pada bakteri gram negarif mikoorganisme toleran terhadap kadar garam tinggi
menghasilkan lendir dikarenakan memiliki dinding sel dan terdapat juga beberapa mikroorganisme yang tidak
lebih sensitif dibandingkan dengan bakteri gram positif toleran meskipun dalam kadar garam rendah.
dan tidak memiliki ketahanan terhadap penghambat Mikroorganisme yang dapat bertahan dalam kadar
basa seperti larutan KOH. Sehingga apabila sel bakteri garam tinggi masih membutuhkan konsentrasi
gram negatif direaksikan dengan larutan KOH, maka minimal tertentu untuk dapat tumbuh. Pada umumnya
dinding sel bakteri pecah dan terjadi lisis sehingga DNA bakteri yang dapat bertahan dalam kadar garam yang
tidak terikat. DNA bersifat sangat kental di dalam air, tinggi memiliki kandungan kalium chlorida (KCl) yang
maka terbentuklah benang lendir. tinggi juga dalm selnya. Selain itu bakteri yang
Pengujian yang selanjutnya adalah uji hipersensitif, tergolong dalam kategori halofilik ekstrem ini
pada penelitian ini tanaman tembakau terjadi nekrosis memerlukan konsentrasi kalium yang tinggi untuk
yang diakibatkan oleh bakteri yang menandakan melakukan stabilitas ribosomnya (Sukarminah, 2008).
bakteri memiliki sifat patogenik. Danaatmadja et al. Namun, terdapat juga bakteri yang tidak dapat tahan
(2009) juga mengemukakan bahwa bakteri R. syzygii terhadap kadar garam rendah dikarenakan garam
dapat menghasilkan reaksi hipersensitif ketika mengandung ion Cl yang memiliki kadar toksisitas
disuntikkan ke dalam jaringan daun tanaman yang tinggi terhadap beberapa bakteri sehingga dapat
tembakau. Reaksi ini merupakan teknik diagnosis yang menghambat proses respirasi dari bakteri tersebut
baik untuk memisahkan bakteri yang memiliki sifat (Tjahjadi, 2008).
patogenik dan non patogenik. Adanya reaksi Pada pengujian biokimia yang meliputi uji glukosa,
hipersensitif mengakibatkan terjadinya nekrosis pada sukrosa, maltosa, manitol, sorbitol dan dulsitol, bakteri
daun tanaman, hal ini merupakan pertahanan reaksi positif pada uji glukosa, sukrosa, maltosa dan

Karakterisasi penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu 6


Amrulloh et al., 2021 Jurnal Proteksi Tanaman Tropis (2021) 2(1): 1-7

manitol sedangkan pada uji sorbitol dan dulsitol bakteri gambar/file/3.%20SERANGAN%20BPKC%20DI%20JAWA%


20TIMUR%20PERIODE%20TRIWULAN%20I%20TAHUN%
bereaksi negatif. Terdapat persamaan yang terjadi
202014%20rev.pdf. Diakses pada tanggal 01 April 2016.
pada penelitian Danaatmadja et al. (2009) pada uji
glukosa, sukrosa, maltosa dan manitol sedangkan pada Brenner DJ, Krieg NR, Staley JT. 2005 Bergey’s Manual of
Systematic Bacteriology 2nd Edition Volume 2. Springer, New
uji sorbitol dan dulsitol terdapat perbedaan. Perbedaan York
lain juga muncul pada penelitian Vaneechoute et al
Danaatmadja Y, Subandiyah S, Joko T, Sari CU. 2009. Isolasi dan
(2003) dengan Danaatmadja et al (2009) pada uji karakterisasi Ralstonia syzygii. Perlindungan Tanaman
maltosa dan manitol. Terdapat karakterisasi bakteri Indonesia 15(1):7-12.
yang berbeda dimungkinan apabila bakteri memiliki
Hidayanti E, Yuniarti F. 2013. Perkembangan Serangan
aktivitas metabolisme yang berbeda. Pada fermentasi Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC)
karbohidrat, glukosa dapat lansgsung masuk ke dalam Pseudomonas Syzygii di Propinsi Jawa Timur pada Bulan
jalur fermentasi tahap pertama sedangkan sukrosa, September 2013. http://ditjenbun.pertanian.go.
maltosa, manitol, sorbitol dan dulsitol akan dihidrolisis id/bbpptpsurabaya/berita-511perkembangan-serangan-
penyakit-bakteri-pembuluh-kayu cengkeh-bpkc-
terlebih dahulu menjadi monosakaida penyusunnya. pseudomonas-syzygii-di-propinsi-ja.html. Diakses pada
Sukrosa akan dihidrolisis menjadi glukosa dan tanggal 01 April 2016.
fruktosa, maltosa akan dihidrolisis menjadi dua Klement Z, Rudolph K, Sand DC. 1990. Methods in
molekul glukosa, dan manitol diubah menjadi manosa Phytobacteriology. Academia Kiado, Budapest.
dan galaktosa (Schlegel dan Karin, 1994). Fermentasi
Madigan MT, Martinko JM, Parker J. 2000. Brock Biology of
positif jika warna berubah menjadi kuning dan timbul Microorganisms. Ninth Edition. Pearson Prentice-Hall, Inc,
gas, pada uji dilakukan glukosa, sukrosa, maltosa dan New Jersey.
manitol terjadi perubahan warna dari merah ke kuning
Pelczar MJ, Chan ECS. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi.
dan terbentuk gas. Perubahan warna menjadi Erlangga, Jakarta.
berwarna kuning memiliki arti bakteri dapat
Roberts SJ, Eden-Green SJ, Jones P, Ambler DJ. 1990.
membentuk asam dari fermentasi karbohidrat dan Pseudomonas syzygii, sp. nov., the cause of sumatra disease
terbentuknnya gelembung gas memiliki arti hasil of cloves. Systematic and Applied Microbiology 13(1): 34-43.
fermentasi dari bakteri berbentuk gas (Pelczr dan Schaad N. Jones, JB, Chun W. 2001. Laboratory Guide for
Chan, 2008). Identification of Plant Pathogenic Bacteria. American
Sistem metabolisme pada bakteri merupakan Phytopathological Society Press, St. Paul
transformasi terkendali di dalam sel dan reaksi-reaksi Schlegel H, Karin S. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM Press,
kimia, hasil dari metabolime bakteri dapat digunakan Yogyakarta.
sebagai identifikasi bakteri. Identifikasi bakteri dapat
Simatupang D. 2008. Berbagai Mikroorganisme Rizosfer Pada
dilakukan dengan uji dengan uji biokimia, yang Tanaman Pepaya Dipusat Kajian Buah – Buah Tropika IPB
bertujuan untuk mengetahui aktivitas metabolisme Desa Ciomas, Kecamatan Pasir Kuda Kabupaten Bogor, Jawa
bakteri. Uji biokimia yang dilakukan adalah uji Barat. Institut Pertanian Bogor, Bogor
fermentasi karbohidrat. Fermentasi merupakan salah Sinaga MS. 2003. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan.
satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh bakteri Penebar Swadaya, Jakarta.
untuk pertumbuhan dan perbanyakan dengan Stanfill SB, Brown CR, Yan XJ, Watson CH, Ashley DL. 2006
menggunakan nutrisi yang diperoleh dari lingkungan Quantification of flavor-related compounds in the unburned
sekitarnya (Brenner et al., 2005). Jenis fermentasi contents of bidi and clove cigarettes. Journal of Agricultural
and Food Chemistry 54: 8580-8588.
karbohidrat yang digunakan pada uji fermentasi
karbohidrat diantaranya glukosa, sukrosa, maltosa, Sukarminah E, Sumanti DM, Hanidah I. 2008. Mikrobiologi
manitol, sorbitol, dan dulsitol. Pangan. Universitas Padjajaran, Jatinangor.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah Suryadi, Yadi. 2009. Efektivitas Pseudomonas fluorescens
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa isolat yang tehadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada
tanaman kacang tanah. Jurnal Hama dan Penyakit
diuji memiliki kemiripan identik dengan R. syzygii. Tumbuhan Tropika 9(2):174-180.
Tjahjadi C, Marta H. 2008. Pengantar Teknologi Pangan (Volume
4. Pernyataan tidak ada konfik II). Universitas Padjajaran, Jatinangor.

kepentingan Vaneechoutte M, Kämpfer P, De Baere T, Falsen E, Verschraegen


G. 2004. Wautersia gen. nov., a novel genus accommodating
the phylogenetic lineage including Ralstonia eutropha and
Semua penulis artikel ini menyatakaan bahwa tidak related species, and proposal of Ralstonia [Pseudomonas]
ada konflik kepentingan terkait penelitian dan hasil syzygii (Roberts et al. 1990) comb. nov. International of
penelitian ini. Systematic and Evolutionary Microbiology 54:317-327.
Volk WA, Wheeler MF. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga,
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Zhu W, Magbanva MM, White FF. 2000. Identification of two
Adnan AM. 2009. Ilmu Penyakit Tumbuhan Dasar. Departemen novel hrp-associated genes in the hrp gene cluster of
Proteksi Tanaman IPB, Bogor. Xanthomonas oryzae pv oryzae. Journal of Bacteriology
182(7):184-185.
BBPPTP Surabaya. 2014. Serangan Bakteri Pembuluh Kayu
Cengkeh (BPKC) di Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014.
http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpsurabaya/tinymcpuk/

Karakterisasi penyebab penyakit bakteri pembuluh kayu 7

Anda mungkin juga menyukai