Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS ANTARA TEORI LOOKING GLASS SELF C.

H
COOLEY DENGAN IDENTITAS DIRI REMAJA
(Studi Kasus pada Peserta Didik kelas XII IPS SMA Budi Cendekia
Islamic School Depok)

Karya Tulis
Diajukan untuk Memenuhi Profil Lulusan
Siswa SMA Budi Cendekia Islamic School

Disusun Oleh:
Nayyara Shalihah
0041972997
XII IPS 2
Yayasan Budi Insan Cendikia
SMA BUDI CENDEKIA ISLAMIC SCHOOL
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS

UBUNGAN ANTARA TEORI LOOKING GLASS SELF C. H COOLEY


DENGAN IDENTITAS DIRI REMAJA SISWA SMA BCI KELAS XII IPS 2

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan siswa SMA Budi Cendikia Islamic Shool
Disusun oleh
Nayyara shalihah
NISN/No. Induk Siswa :

0041972997

Menyetujui :

Guru Pembimbing I Guru Pembimbing II

Dwijaka Rospanaldo, S.Pd. Bayu Indah Susanti, S.Pd

Mengetahui,

Koordinator Karya Tulis Ilmiah

Bayu Setiawibawa, S.Pd.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhadil menyelesaikan

karya tulis ini tepat waktu.

Penulis memilih “Hubungan antara Teori Looking Glass C. H. Cooley dengan

Identitas Diri Remaja” dengan maksud untuk mengetahui pengaruh Interaksi sosial

terhadap identitas diri remaja.

Penulis menyadari sebagai manusia dengan segala keterbatasan yang penulis

miliki, bahwa penyelesaian penyusunan karya tulis ini dibantu oleh berbagai pihak

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Namun secara khusus dalam

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terma kasih dan rasa hormat

yang setulus-tulusnya, dan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dwijaka Rospanaldo dan Ibu Bayu indah selaku pembimbing karya

tulis ilmiah, yang senantiasa memberi dukungan serta membimbing penulis

dengan sabar

2. Kepala Sekolah, Ibu Bayu Indah.

3. Seluruh informan, siswa dan siswi Budi Cendekia Islamic School kelas 12

IPS.

4. Sahabat-sahabat penulis yang telah menemani penulis selama pengerjaan

karya tulis ilmiah ini.

ii
5. Kedua orang tua penulis, ibunda dan ayahanda tercinta, atas dorongan dan

segala do’a yang telah dipanjatkan bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis menerima saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat

membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat

memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

Kota Depok, 12 September 2021

Nayyara Shalihah

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Pembatasan Masalah

1.4 Rumusan Masalah

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Teori Looking Glass C.H Cooley

2.2 Hakikat Bullying

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

iv
3.2 Metodologi Penelitian

3.3 Waktu dan Tempat Penellitian

3.4 Objek Penelitian

3.5 Prosedur Penelitian

3.6 Instrumen Penelitian

3.7 Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi penelitian

4.2 Pembahasan

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

5.3 Keterbatasan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Diagram hasil pertanyaan “Banyak dari teman Anda sebagai sosok yang

pintar”………………………………………………………………………………23

Gambar 4.2 : Diagram hasil pertanyaan “Anda merasa bahwa anda sosok yang

pintar”………………………………………………………………………………23

Gambar 4.3 : Diagram hasil pertanyaan “Jika banyak orang memuji kepandaian Anda

dalam suatu mata pelajaran, Anda termotivasi untuk lebih mendalami mata pelajaran

tersebut”……………………………………………………………………………23

Gambar 4.4 : Diagram hasil pertanyaan “Jika banyak orang mengatakan suara anda

bagus, anda termotivasi untuk mengasah kemampuan di bidang tarik

suara”………………………………………………………………………………23

Gambar 4.5 : Diagram hasil pertanyaan “Banyak orang menganggap Anda

cantik/tampan”………………………………………………………………………23

Gambar 4.6 : Diagram hasil pertanyaan “Anda menganggap diri Anda

cantik/tampan.”………………………………………………………………………23

Gambar 4.7 : Diagram hasil pertanyaan “Jika banyak orang mengatakan Anda cocok

menjadi seorang aktor/aktris, Anda merasa percaya diri untuk mengikuti audisi sebuah

film”…………………………………….……………………………………………23

Gambar 4.8 : Diagram hasil pertanyaan “Beberapa orang menganggap Anda kurang

disiplin”………………………………………………………………………………23

vi
Gambar 4.9 : Diagram hasil pertanyaan “Anda merasa diri Anda kurang

disiplin”………………………………………………………………………………23

Gambar 4.10 : Diagram hasil pertanyaan “Banyak orang mengatakan bahwa Anda

orang yang kritis dan cocok berada di rumpun ilmu Soshum, anda merasakan hal serupa

dan bangga”…………………………………………………………………………23

Gambar 1: Data mentah dari angket online google form…………………………..23

Gambar 1: Data mentah dari angket online google form…………………………..23

Gambar 1: Data mentah dari angket online google form…………………………..23

Gambar 1: Data mentah dari angket online google form…………………………..23

vii
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, rumusan masalah, dan kegunaan hasil penilitian.

1.1 Latar Belakang

Seorang individu pastinya memiliki kepribadian dan identitasnya

masing masing. Hal itulah yang membedakan seorang individu dengan individu

lainnya. Charles Horton Cooley, Sosiolog asal Amerika, dalam teorinya yang

diberi nama The Looking Glass Self Theory berpendapat bahwa seorang

individu menemukan identitas dirinya melalui orang lain. Dimana identitasnya

didasarkan pada bagaimana orang lain memandang mereka melalui interaksi

sosial sebagai “cermin”. Seseorang akan menggunakan penilaian orang lain

sebagai dasar penentuan identitas dirinya.

Dalam bukunya yang berjudul Human Nature and social Order Cooley

menggunakan teori the looking glass self, Cooley membagi tahapan menjadi

tiga: Tahap satu adalah bagaimana seseorang mengimajinasikan penampilan

nya terhadap orang lain. Tahap kedua adalah bagaimana seseorang

mengimajinasikan penilaian orang lain berdassarkan dari bagaimana orang lain

menilai mereka. Tahap ketiga adalah bagaimana seseorang berpikir tentang

1
pandangan orang lain terhadap dirinya berdasarkan penilaian mereka

sebelumnya.

Selain itu menurut Charles Horton Cooley, hal yang menggerakkan

perasaan bangga dan perasaan malu seseorang bukan hanya refleksi mekanik

terhadap diri sendiri, tetapi juga sentimen yang diperhitungkan dan efek yang

tergambarkan dari refleksi diri pada pikiran orang lain. Dalam kata lain, teori

looking glass self memiliki hubungan yang erat dengan pemebentukan identitas

diri individu.

Seorang remaja, fase pertumbuhan dari usia 13 sampai 22 tahun, merupakan

salah satu fase dimana seorang individu membentuk identitas dan menemukan

jati dirinya. Maka dari itu, pada penelitian ini penulis mengangkat hubungan

antara teori looking glass self dengan identitas remaja sebagai topik penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah adalah sebagai

berikut:

1. Apa itu teori Looking Glass C. H. Cooley?

2. Apa itu Identitas diri?

3. Apa hubungan antara identitas diri remaja dengan teori Looking Glass Self C.

H. Cooley?
1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah

hanya pada hubungan antara teori Looking Glass Self C. H. Cooley dan identitas

diri remaja.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan masalah yang sudah dipaparkan, rumusan masalah

yang penulis ambil adalah:

“Apa hubungan antara teori Looking Glass C. H. Cooley dan identitas diri

remaja?”

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi penulis, siswa, dan masyarakat

umum lainnya. Penelitian ini dapat digunakan:

1. Bagi Penulis

Karya tulis ini merupakan syarat kelulusan bagi siswa-siswi SMA

Budi Cendekia Islamic School. Selain itu dengan adanya karya tulis ini

penulis dapat memperluas wawasannya mengenai teori Looking Glass Self C.

H. Cooley dan hubungannya dengan identitas diri remaja.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat memperluas wawasannya mengenai teori Looking Glass

Self C. H. Cooley dan hubungannya terhadap identitas diri remaja.


3. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat memperluas wawasannya mengenai teori Looking

Glass Self C. H. Cooley dan hubungannya terhadap identitas diri remaja.


BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori yang relevan dengan penelitian

yaitu mengenai teori Looking Glass Self, identitas diri, dan remaja.

2.1 Hakikat Teori Looking Glass Self

2.1.1 Pengertian Teori Looking Glass Self

Teori looking glass self merupakan pendekatan sosiologis terhadap diri

yang dikemukan oleh Charles Horton Cooley. Pada awal tahun 1900-an, C. H.

Cooley berpendapat bahwa seorang individu belajar dan membentuk konsep

diri melalui interaksi dengan orang lain. Pandangan seorang individu

terhadapnya diri-nya tidak hanya berasal dari diri sendiri saja tetapi juga kesan

atau pendapat orang lain terhadap dirinya. C. H. Cooley, menggunakan istilah

looking glass self dimaksudkan untuk menekankan bahwa pandangan

seseorang terhadap konsep atau identitas dirinya merupakan hasil dari interaksi

sosial dan pandangan orang lain terhadap dirinya.

Menurut Shaffer, The looking-glass self terdiri dari tiga komponen

utama yang unik bagi manusia:

5
6

1. Kita membayangkan bagaimana kita harus tampil di hadapan orang

lain dalam situasi sosial.

2. Kita membayangkan dan bereaksi terhadap apa yang kami rasa

penilaian mereka tentang penampilan itu.

3. Kita mengembangkan rasa diri kami dan merespons melalui

penilaian yang dirasakan orang lain ini.

Hasilnya adalah bahwa individu akan mengubah perilaku mereka

berdasarkan apa yang mereka rasa orang lain pikirkan tentang mereka,

meskipun belum tentu benar. Dengan cara ini, interaksi sosial bertindak sebagai

"cermin" atau "kaca mata", karena rasa diri dan harga diri seseorang dibangun

dari orang lain. Misalnya, seorang individu mungkin masuk ke wawancara

kerja dengan percaya diri dan berusaha menunjukkan kepercayaan diri ini.

Seseorang dalam situasi ini paling sering memeriksa reaksi pewawancara untuk

melihat apakah mereka bereaksi positif atau negatif terhadapnya. Jika individu

melihat reaksi positif, seperti menganggukkan kepala atau tersenyum, ini dapat

mengembangkan rasa percaya diri individu lebih lanjut. Jika individu melihat

reaksi negatif, seperti kurangnya minat, kepercayaan diri ini sering menjadi

terguncang dan direformasi untuk memperbaiki diri sendiri, bahkan jika

penilaian yang dirasakan belum tentu benar.


7

2.2 Hakikat Identitas Diri

2.2.1 Pengertian Identitas Diri

Kata identitas diambil dari bahas latin yaitu Idem yang berarti “serupa”.

Hal tersebut merupakan dasar dari pengaturan kepribadian. Identitas adalah

kesadaran diri, seperti diambil dari pendapat dan pengamatan diri. Identitas

merupakan pengumpulan dari semua gambaran diri dalam mengatur

keseluruhan, tidak hanya dengan kepandaian bergaul dengan siapapun, objek

sifat, dan peran. Identitas berbeda dengan konsep diri, didalamnya terdapat

kenyataan terhadap perasaan dari orang lain. Identitas menyatakan kesadaran

dari seseorang sebagai seorang individu. Identitas merupakan hal penting dalam

masyarakat yang memiliki banyak anggota.identitas membuat gambaran

mengenai seseorang melalui ; penampilan fisik, ciri ras, warna kulit, bahasa

yang digunakan, penilaian diri, dan faktor persepsi yang lain, yang semuanya

digunakan dalam mengkontruksi identitas budaya. Menurut Klap dalam

Primada Qurrota A, Identitas meliputi segala hal dalam diri seseorang yang

dapat menyatakan secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri,

statusnya,nama, kepribadian, dan masa lalunya.

Menurut Erikson seseorang yang sedang mencari identitas akan

berusaha “menjadi seseorang”, yang berarti berusaha mengalami diri sendiri

sebagai “AKU” yang bersifat sentral, mandiri, unik, yang mempunyai suatu

kesadaran akan kesatuan batinnya, sekaligus juga berarti menjadi

“seseorang” yang diterima dan diakui oleh orang banyak. Lebih jauh dijelaskan
8

bahwa orang yang sedang mencari identitas adalah orang yang ingin

menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya pada masa

mendatang. Bila mereka telah memperoleh identitas, maka ia akan

menyadari ciri-ciri khas kepribadiannya, seperti kesukaan atau

ketidaksukaannya, aspirasi, tujuan masa depan yang diantisipasi, perasaan

bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya. Identitas diri

diartikan pula sebagai suatu persatuan yang terbentuk dari asas-asas atau cara

hidup, pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup selanjutnya.

2.3 Hakikat Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Fase remaja adalah fase peralihan dari fase anak-anak menuju masa

dewasa. Karakteristik yang bisa dilihat adalah adanya banyak perubahan yang

terjadi baik itu perubahan fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang dapat

dilihat adalah perubahan pada karakteristik seksual seperti pembesaran buah

dada, perkembangan pinggang untuk anak perempuan sedangkan anak laki-laki

tumbuhnya kumis, jenggot serta perubahan suara yang semakin dalam.

Perubahan mentalpun mengalami perkembangan. Pada fase ini pencapaian

identitas diri sangat menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis.

Periode ini disebut fase pubertas (puberty) yaitu suatu periode dimana

kematangan kerangka atau fisik tubuh seperti proporsi tubuh, berat dan tinggi

badan mengalami perubahan serta kematanagan fungsi seksual yang terjadi


9

secara pesat terutama pada awal masa remaja. Kebutuhan lain dari remaja

adalah teman sebaya, dimana teman sebaya adalah sangat penting bagi remaja

untuk mengenal dunia diluar keluarga

2.3.2 Fase Remaja

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19

tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun 2014, remaja

adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah

10-24 tahun dan belum menikah.246 Masa remaja adalah masa peralihan atau

masa transisi dari anak menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat

mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun mental.

Sehingga dapat dikelompokkan remaja terbagi dalam tahapan berikut ini 247:

1. Pra Remaja (11 atau 12-13 atau 14 tahun)

Pra remaja mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih

hanya satu tahun; untuk laki-laki usia 12 atau 13 tahun - 13 atau 14 tahun.

Dikatakan juga fase ini adalah fase negatif, karena terlihat tingkah laku

yang cenderung negatif. Fase yang sukar untuk hubungan komunikasi

antara anak dengan orang tua. Perkembangan fungsi-fungsi tubuh juga

terganggu karena mengalami perubahan-perubahan termasuk perubahan

hormonal yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tak

terduga. Remaja menunjukkan peningkatan reflektivenes tentang diri


10

mereka yang berubah dan meningkat berkenaan dengan apa yang orang

pikirkan tentang mereka. Seperti pertanyaan: Apa yang mereka pikirkan

tentang aku ? Mengapa mereka menatapku? Bagaimana tampilan rambut

aku? Apakah aku salah satu anak “keren”? dan lain lain

2. Remaja Awal (13 atau 14 tahun - 17 tahun)

Pada fase ini perubahan-perubahan terjadi sangat pesat dan mencapai

puncaknya. Ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilan dalam

banyak hal terdapat pada usia ini. Ia mencari identitas diri karena masa ini,

statusnya tidak jelas. Pola-pola hubungan sosial mulai berubah.

Menyerupai orang dewasa muda, remaja sering merasa berhak untuk

membuat keputusan sendiri. Pada masa perkembangan ini, pencapaian

kemandirian dan identitas sangat menonjol, pemikiran semakin logis,

abstrak dan idealistis dan semakin banyak waktu diluangkan diluar

keluarga.

3. Remaja Lanjut (17-20 atau 21 tahun)

Dirinya ingin menjadi pusat perhatian; ia ingin menonjolkan

dirinya; caranya lain dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita-cita

tinggi, bersemangat dan mempunyai energi yang besar. Ia berusaha

memantapkana identitas diri, dan ingin mencapai ketidaktergantungan

emosional. Ada perubahan fisik yang terjadi pada fase remaja yang begitu

cepat, misalnya perubahan pada karakteristik seksual seperti pembesaran

buah dada, perkembangan pinggang untuk anak perempuan sedangkan


11

anak laki-laki tumbuhnya kumis, jenggot serta perubahan suara yang

semakin dalam. Perubahan mentalpun mengalami perkembangan.

Pada fase ini pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran

semakin logis, abstrak, dan idealistis, dan semakin banyak waktu

diluangkan di luar keluarga. Selanjutnya, perkembangan tersebut disebut

fase pubertas (puberty) yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka

atau fisik tubuh seperti proporsi tubuh, berat dan tinggi badan mengalami

perubahan serta kematanagan fungsi seksual yang terjadi secara pesat

terutama pada awal masa remaja. Akan tetapi, pubertas bukanlah peristiwa

tunggal yang tiba-tiba terjadi. Pubertas adalah bagian dari suatu proses

yang terjadi berangsur-angsur (gradual).250 Pada fase ini kita banyak

melihat fenomena remaja yang duduk-duduk berjam-jam didepan kaca

untuk penampilan yang sempurna untuk meyakinkan bahwa dirinya

menarik. Terkadang juga remaja berpenampilan yang aneh-aneh supaya

mendapat perhatian dan diakui keberadaannya. Misalnya, tentang model

rambut, model baju, model assesoris yang selalu mengikuti perkembangan

jaman dan tingkah laku lainnya.


12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tujuan penelitian, metode penelitian, waktu dan

tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian, instrument

penelitian, dan Teknik analisis data.

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara teori looking. Glasss self C. H. Cooley dengan identitas diri remaja di

SMA Budi Cendekia Islamic School kelas XII IPS.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan

instrument penelitian berupa angket atau kuesioner.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1 Waktu:

• BAB I. : Oktober 2021

• BAB II. : Oktober 2021

• BAB III.: September 2021

12
13

• BAB IV : November 2021

• BAB V : November 2021

3.3.2 Lokasi: SMA Budi Cendekia Islamic School, Depok, Jawa Barat,

Indonesia

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Azwar, populasi adalah sekelompok subjek yang akan dikenai

generalisasi hasil penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah siswa/siswi

SMA Budi Cendekia Islamic School kelas XII IPS Dengan jumlah 59 siswa.

Dari populasi tersebut peneliti akan mengambil sampel penelitian sebanyak

31 siswa.

3.5 Prosedur Penelitian:

Prosedur penelitian yang dilaukan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan teori looking glass self C.

H. Cooley dan identitas remaja;

2. Menyusun insrumen angket;

3. Meminta partisipan mengisi angket;

4. Menyusun jawaban angket dari partisipan;

5. Menganaisis hasil dari instrument penelitian;


14

6. Menemukan hubungan diantara teori looking glass self dan hasil dari

analisis jawaban instrument penelitian; dan

7. Menuliskan kesimpulan dari penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar angket.

Peneliti memberikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait

penelitian kepada responden-responden yang berpartisipasi. Angket yang

digunakan peneliti merupakan jenis angket tertutup. Adapun angket tersebut

dibuat melalui google form. Isi dari angket adalah sebagai berikut:

1. Banyak dari teman Anda melihat Anda sebagai sosok yang pintar:

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

2. Anda merasa bahwa Anda sosok yang pintar

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;
15

e. setuju;

f. sangat setuju.

3. Jika banyak orang memuji kepandaian Anda dalam suatu mata

pelajaran, Anda termotivasi untuk lebih mendalami mata pelajaran

tersebut

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

4. Jika banyak orang mengatakan suara Anda bagus, Anda termotivasi

untuk mengasah kemampuan di bidang tarik suara

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

5. Banyak orang menganggap Anda cantik/tampan

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;
16

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

6. Anda menganggap diri Anda cantik/tampan:

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

7. Jika banyak orang mengatakan Anda cicij menjadi seorang

aktor/aktris, Anda merasa percaya diri untuk mengikuti audisi sebuah

film:

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

8. Beberapa orang menganggap Anda kurang disiplin:

a. sangat tidak setuju;


17

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

9. Anda merasa diri Anda kurang disiplin:

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.

10. Banyak orang mengatakan bahwa Anda orang yang kritis dan cocok

berada di rumpun ilmu soshum, Anda juga merasakan hal serupa dan

bangga:

a. sangat tidak setuju;

b. tidak setuju;

c. kurang setuju;

d. cukup setuju;

e. setuju;

f. sangat setuju.
18

3.7 Teknik Analisis data

Analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

regresi. Dengan teknik ini peneliti bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

pengaruh antar variable, apabila ada seberapa eratnya pengaruh serta berarti

atau tidaknya pengaruh itu.


BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi penelitian dan pembahasan

berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan.

1.1 Deskripsi Penelitian

Gambar 4.1 Banyak dari teman Anda melihat Anda sebagai sosok yang pintar.

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 9,7% sangat tidak setuju, 29%

kurang setuju, 32,3% cukup setuju, 22,6% setuju, 6,5% sangat setuju. Menyatakan

bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI cukup setuju bahwa teman mereka melihat

mereka sebagai sosok yang pintar.

19
20

Gambar 4.2 Anda merasa bahwa Anda sosok yang pintar.


Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 16,1% sangat tidak setuju, 3,2%

tidak setuju, 35,5% kurang setuju, 19,4% cukup setuju, 12,9% setuju, 6,5% sangat

setuju. Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI kurang setuju bahwa

mereka merasa sebagai sosok yang pintar.

Gambar 4.3 Jika banyak orang memuji kepandaian Anda dalam suatu mata pelajaran,
Anda termotivasi untuk lebih mendalami mata pelajaran tersebut.

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 3,2 % sangat tidak setuju, 3,2% tidak

setuju, 12,9% kurang setuju, 25,8% cukup setuju, 19,4% setuju, 35,5% sangat setuju.

Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA Budi Cendekia Islamic School

sangat setuju bahwa jika banyak orang memuji kepandaian mereka dalam suatu mata

pelajaran, mereka termotivasi untuk lebih mendalami mata pelajaran tersebut.


21

Gambar 4.4 Jika banyak orang mengatakan suara Anda bagus, Anda termotivasi untuk
mengasah kemampuan di bidang tarik suara.

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 6,7 % sangat tidak setuju, 13,3%

tidak setuju, 26,7% kurang setuju, 23,3% cukup setuju, 16,7% setuju, 13,3% sangat

setuju. Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI kurang setuju bahwa

jika banyak orang mengatakan bahwa jika banyak orang mengatakan suara anda bagus,

Anda termotivasi untuk mengasah kemampuan di bidang tarik suara.

Gambar 4.5 Banyak orang menanggap Anda cantik/tampan.

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 6,5 % sangat tidak setuju, 6,5% tidak

setuju, 32,3% kurang setuju, 22,6% cukup setuju, 25,8% setuju, 6,5% sangat setuju.
22

Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI kurang setuju bahwa banyak

orang menganggap mereka cantik/tampan.

Gambar 4.6 Anda menganggap diri Anda cantik/tampan.

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 6,5 % sangat tidak setuju, 9,7% tidak

setuju, 9,7% kurang setuju, 19,4% cukup setuju, 29% setuju, 25,8% sangat setuju.

Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI setuju bahwa mereka

menganggap diri mereka cantik/tampan.

Gambar 4.7 Jika banyak orang mengatakan Anda cocok menjadi seorang aktor/aktris,
Anda merasa percaya diri untuk mengikuti audisi sebuah film.
23

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 6,5 % sangat tidak setuju, 22,6%

tidak setuju, 38,7% kurang setuju, 12,9% cukup setuju, 9,7% setuju, 9,7% sangat

setuju. Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI kurang setuju bahwa

jika banyak orang mengatakan mereka cocok menjadi seorang aktor/aktris, mereka

merasa percaya diri untuk mengikuti audisi sebuah film.

Gambar 4.8 Beberapa orang menganggap Anda kurang disiplin.

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 9,7% sangat tidak setuju, 9,7% tidak

setuju, 32,3% kurang setuju, 16,1% cukup setuju, 19,4% setuju, 12,9% sangat setuju.

Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI kurang setuju bahwa beberapa

orang menganggap mereka kurang disiplin.

Gambar 4.9 Anda merasa diri Anda kurang disiplin.


24

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 9,7% sangat tidak setuju, 6,5% tidak

setuju, 32,3% kurang setuju, 6,5% cukup setuju, 22,6% setuju, 22,6% sangat setuju.

Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI kurang setuju bahwa mereka

merasa diri mereka kurang disiplin.

Gambar 4.10 Banyak orang mengatakan bahwa Anda orang yang kritis dan cocok
berada di rumpun ilmu Soshum, Anda merasakan hal yang sama.

Dari diagram di atas, menunjukkan bahwa 3,2% sangat tidak setuju, 6,5% tidak

setuju, 29% kurang setuju, 19,4% cukup setuju, 19,4% setuju, 22,6% sangat setuju.

Menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 12 IPS SMA BCI kurang setuju bahwa banyak

orang mengatakan mereka orang yang kritis dan cocok berada di rumpun ilmu soshum,

mereka tidak merasakan hal serupa dan bangga.

1.2 Pembahasan

4.2.1 Teori Looking Glass Self

Teori Looking glass self menggambarkan proses di mana individu

mendasarkan identitas mereka pada bagaimana orang lain memandang mereka.

Menggunakan interaksi sosial sebagai "cermin", orang menggunakan penilaian


25

yang mereka terima dari orang lain untuk mengukur nilai, dan perilaku mereka

sendiri. Menurut Self, Symbols, & Society teori Cooley terkenal karena

menunjukkan bahwa konsep diri dibangun tidak terpisah. Melainkan 2 aspek

yang saling melengkapi.

4.2.2 Hasil Penelitian

Dari pertanyaan angket di atas dapat dismpiulkan bahwa, siswa/siswa

SMA Budi Cendekia Islamic School memiliki kemampuan intelektual yang

memadai. Hal ini dibuktikan dari pertanyaan pertama yaitu, “Banyak dari

teman Anda melihat Anda sebagai sosok yang pintar,” dengan mayoritas

responden menjawab cukup setuju. Meski begitu, siswa/siswi SMA Budi

Cendekia Islamuc School kelas XII IPS memiliki kepribadian yang rendah hati,

hal ini dibuktikan dari pertanyaan, “Anda merasa bahwa Anda sosok yang

pintar,” dengan mayoritas responden menjawab kurang setuju.

Selain itu, dari pertanyaan kedua yaitu, “Jika banyak orang memuji

kepandaian Anda dalan suatu mata pelajaran, Anda termotivasi untuk lebih

mendalami mata pelajaran tersebut,” dengan mayoritas menjawab sangat setuju

menunjukan siswa/siswi BCI kelas XII IPS memiliki semangat dan minat

belajar yang tinggi.

Di pertanyaan keempat, “Jika banyak orang yang mengatakan suara

Anda bagus, Anda termotivasi untuk mengasah kemampuan di bidang tarik

suara,” dan pertanyaan, “Jika banyak orang mengatakan Anda cocok menjadi
26

seorang aktor/aktris, Anda merasa percaya diri untuk mengikuti audisi sebuah

film,” mayoritas responden menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa/siswi SMA BCI kelas XII IPS sudah mengetahui minat dan tujuan

masing masing dan fokus kepada tujuannya.

Dari pertanyaan angket, “Banyak orang menganggap Anda

cantik/tampan,” dengan mayoritas responden menjawab kurang setuju

menunjukkan bahwa siswa/siswi SMA BCI memiliki rasa rendah hati. Namun,

pada pertanyaan, “Anda menganggap diri Anda cantik/tampan” mayoritas

responden memilih opsi setuju sebagai jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa

siswa/siswi SMA BCI kelas XII IPS memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Dari pertanyaan angket kedepalan dan kesembilan yaitu, “Beberapa

orang menganggap Anda kurang disiplin,” dan, “Anda merasa diri anda kurang

disiplin,” mayoritas responden memilih opsi kurang setuju sebagai jawaban.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa/siswi SMA BCI kelas XII IPS masih kurang

dalam sikap kedisiplinan.

Di pertanyaan angket yang terakhir, “Banyak orang mengatakan bahwa

Anda orang yang kritis dan cocok berada di rumpun ilmu Soshum, Anda

merasakan hal serupa dan bangga,” mayoritas responden memilih opsi kurang

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa/siswi SMA BCI kelas XII

IPS tidak merasa cocok di rumpun ilmu Soshum.


27

1.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini adalah waktu penelitian yang cukup singkat.

Penelitian hanya menggunakan angket sebagai instrumen penelitian dikarenakan waktu

yang terbatas sehingga jawaban yang didapatkan tidak terlalu lengkap. Partisipan yang

juga merupakan peserta didik memiliki waktu luang yang sedikit untuk mengisi atau

melengkapi instrumen penelitian karena partisipan juga memiliki kegiatan sekolah yang

cukup padat. Kemudian waktu yang terbatas juga membuat penulis belum mengajukan

validasi atau penelaahan terhadap seluruh instrumen yang penulis gunakan kepada

beberapa ahli Oleh karena itu, penulis hanya meminta penelaahan pada guru

pembimbing.
BAB V

PENUTUP

5.1 Pembahasan

Dari seluruh pertanyaan serta jawaban angket diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa siswa/siswi SMA budi Cendekia Islamic School kelas XII

IPS memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu siswa/siswi SMA Budi

Cendekia Islamic School kelas XII IPS juga sudah mengetahui minat dan tujuannya

masing masing sehingga tidak lagi dapat dipengaruhi orang lain dengan mudah.

Sedangkan Charles Horton Cooley, sosiolog asal Amerika, dalam teorinya, yaitu

looking glass self theory berpendapat bahwa seseorang menilai atau memberi

identitas pada dirinya sendiri sesuai dengan penilaian orang lain yang digunakan

sebagai “cermin”. Dalam kata lain, menurut C. H. Cooley identitas seseorang

ditentukan oleh orang lain bukan diri sendiri. Hal ini bertolak belakang dengan

penelitian yang penulis teliti. Dimana siswa/siswi SMA Budi Cendekia Islamic

School tetap berpegang teguh kepada tujuan dan pemikirannya masing-masing

terlepas dari apa yang orang lain katakan kepada dirinya. Maka dari pemaparan

tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa teori looking glass self yang

dikemukakan oleh Charles Horton Cooley tidak relevan atau tidak berhubungan

dengan penentuan identitas remaja SMA Budi Cendekia Islamic School.

28
29

Saran

Berikut ini penulis sajikan beberapa saran untuk penelitian sejenis atau penelitian

selanjutnya dan masyarakat:

5.1.1 Saran Bgi Penulis selanjutnya:

1. Melakukan validasi atau penelaahan instrument penelitian epada beberapa

ahli;

2. Menggunakan lebih banyak objek penelitian; dan

3. Menggunakan teknik wawancara dan observasi sebagai metode penelitian.

4. Meneliti kelompok usia kanak kanak awal (5-6 tahun) atau kanak kanak

awal (6-11 tahun)

5.1.2 Saran Bagi Masyarakat:

1. Para remaja sebaiknya lebih mengenal minat dan tujuan masing masing

agar tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain


DAFTAR PUSTAKA

Diananda, Amita. "Psikologi remaja dan permasalahannya." ISTIGHNA: Jurnal

Pendidikan dan Pemikiran Islam 1.1 (2019): 116-133.

Ramdhanu, C.A., 2019. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Identitas Diri. Journal of

Innovative Counseling: Theory, Practice, and Research, 3(01), pp.7-17.

Sakti, B.C. and Yulianto, M., 2018. Penggunaan media sosial instagram dalam

pembentukan identitas diri remaja. Interaksi Online, 6(4), pp.490-501.

Horton, Charles Cooley. 1902. Nature and The Social Order. New York:

CharlesScribner’s Sons.

Para Kontributor Lesley University. “Perception Is Reality: the Looking-Glass Self”

dalam Lesley.edu. (diakses pada 28 November 2021)

Para kontributor Wikipedia. “Looking Glass Self” dalam id.Wikipedia.org (diakses

pada 29 November 2021)

30
32

LAMPIRAN

GAMBAR 1-DATA MENTAR DARI ANGKET GOOGLE FORM

GAMBAR 2-DATA MENTAR DARI ANGKET GOOGLE FORM


33

GAMBAR 3-DATA MENTAR DARI ANGKET GOOGLE FORM

GAMBAR 4-DATA MENTAR DARI ANGKET GOOGLE FORM


RIWAYAT PENULIS

Nama lengkap penulis, yaitu Nayyara Shalihah, akrab Nayya. Penulis lahir di

Jakarta pada tanggal 14 Februari 2004. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan

Bapak Deciandy Zulqornain dan Ibu Muthia Fauziah. Penulis berkebangsaan Indonesia

dan beragama Islam, kini penulis beralamat di Grand Depok City, Cluster Jasmine,

Blok D1 No. 01.

Riwayat Pendidikan penulis yaitu menempuh Pendidikan di Taman Kanak-

Kanak Islam Terpadu Nurul Fikri. Kemudian penulis menempuh Pendidikan sekolah

dasar di SDIT Nurul Fikri Depok. Penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di

jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMPN 4 Depok dan Pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMA Budi Cendekia Islamic School Depok sampai saat ini.

Penulis saat SD aktif dalam organisasi pramuka dan dokter kecil saat sekolah

dasar. Dan saat SMA penulis sempat aktif dalam Organisasi Siswa (OSIS). Saat ini,

penulis meluangkan waktu unuk hobinya yaitu membaca buku.

34

Anda mungkin juga menyukai