Anda di halaman 1dari 7

Pengelolaan Keuangan Desa : Pengertian, Tahap, dan Prioritas

pengelolaan keuangan desa

Pengelolaan keuangan desa tidaklah mudah, apalagi bagi desa yang kekurangan sumber daya manusia.
Pemerintah desa tidak hanya akan mengelola dana dari APBN tingkat desa, tetapi juga menerima
bantuan keuangan provinsi, alokasi modal tingkat desa (ADD), bantuan keuangan, dan bagi hasil atau
penyaluran daerah dari daerah atau kota.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, hak mengurus urusan
pemerintahan, prakarsa kepentingan masyarakat lokal berbasis masyarakat, hak milik asli dan / atau Hak
tradisional. Itu diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia.

Pemerintahan desa adalah urusan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dan juga untuk kepentingan masyarakat setempat. Kedua hal tersebut
dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sebelum lebih lanjut membahas
bagaimana cara mengelola keuangan desa, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian pengelolaan
keuangan desa.

Pengertian Pengelolaan Keuangan Desa

pengelolaan keuangan desa

Pengelolaan keuangan pedesaan adalah segala kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan pedesaan. Pelaksanaan kekuasaan desa
dalam lingkup desa yang didanai oleh APBDesa oleh hak-hak masyarakat adat dan kekuasaan lokal juga
dapat didanai dari APBN dan APBD.

Menteri Dalam Negeri Thahjo Kumolo menandatangani Undang-Undang Menteri Dalam Negeri tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (No. 20 Tahun 2018) pada tanggal 11 April 2018 yang mengatur tentang
pengelolaan keuangan desa.
Menurut “Undang-Undang Desa” yang dimaksud keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa
yang dapat diukur dengan uang. Dan nilai segala bentuk uang dan barang yang berkaitan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa.

Hak dan kewajiban tersebut menghasilkan pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan yang perlu diatur
dalam pengelolaan keuangan desa yang baik. Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengelolaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. yaitu 1 (satu) tahun anggaran terhitung
sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Kegiatan pengelolaan keuangan pedesaan dapat terlaksana dengan baik, tentunya antara lain harus
didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas serta sistem dan prosedur
keuangan yang tepat. Oleh karena itu, pemerintah desa harus mempunyai struktur organisasi, petunjuk
kerja, diagram alir dan standar pengelolaan keuangan sebagai acuan kegiatan pengelolaan keuangan
tingkat desa.

Tugas Kepala Desa

pengelolaan keuangan desa

Dalam mengelola keuangan tingkat desa, kepala desa yang memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
tingkat desa bertanggung jawab atas tugas-tugas sebagai berikut:

Merumuskan kebijakan terkait penerapan APB Desa.

Menetapkan PTKPD (Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa) yang terdiri dari sekretaris desa,
kepala seksi dan bendahara.

Menunjuk pemungut pajak desa.

Menyetujui pengeluaran yang ditentukan oleh APB Pedesaan.

Mengambil tindakan yang dapat menyebabkan pengeluaran, tetapi tidak dengan mengorbankan
anggaran desa.

Tahap Pengelolaan Keuangan Desa


pengelolaan keuangan desa

Beberapa hal yang harus diperhatikan pemerintah desa dalam mengelola keuangan desa adalah Status
sumber daya manusia kepala desa (kader desa dan badan musyawarah desa), Sarana dan prasarana
perdesaan dan

Kebijakan tingkat desa.

Ketiga komponen utama dalam proses mengelola keuangan desa tersebut akan diolah dalam sistem
bisnis masa depan. Prosesnya dimulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pengelolaan dan
pengawasan. Mulai dari tahap perencanaan, pemerintah desa harus memperhatikan koordinasi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Perdesaan (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP) dengan
rencana pemerintah pusat, provinsi, bupati atau kota, tingkat partisipasi BPD dan kualitas RKP
perdesaan.

Pada tahap anggaran, pada saat PTKPD membuat dokumen anggaran harus memperhatikan penyatuan
dan keterpaduan penyusunan anggaran, penyatuan kepala desa dan BPD, serta penilaian APB menurut
daerah. Pada tahap administrasi, PTKPD menyiapkan pengelolaan pembukuan dan bertanggung jawab
atas pencatatan aset desa serta konsep komoditas dan belanja modal.

PTKPD menyiapkan jumlah sistem akuntabilitas dan standar pelaporan yang harus dijalankan. Terakhir,
tahapan supervisi merupakan tahapan terakhir dari pengelolaan keuangan desa terkait dengan
efektivitas penggunaan dana desa. Pengawasan dilakukan oleh suatu badan pengawas khususnya APIP
Kabupaten atau kota (Badan Pengawas Internal Pemerintah).

Selama proses implementasi, baik regulator maupun masyarakat dapat memberikan peringatan atas
risiko kecurangan dalam pengelolaan keuangan pedesaan. Seperti: Penggunaan uang desa secara ilegal
(pencurian uang tunai dan uang tunai), Menandai dan / atau membeli kembali barang atau jasa, dan
Penggunaan aset desa secara ilegal (penyalahgunaan atau pencurian) untuk kepentingan pribadi aparat
desa.

Kecurangan-kecurangan tersebut di atas hanyalah sebagian dari risiko yang mungkin timbul dalam
mengelola keuangan desa. Mungkin ada banyak kecurangan lain dalam pengelolaan keuangan
pedesaan. Karakteristik dan perencanaan strategis yang berbeda dari setiap desa juga dapat terjadinya
kemungkinan penipuan.
Prioritas Mengelola Keuangan Desa

prioritas

Keuangan tingkat desa yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat berupa upaya
peningkatan pendapatan masyarakat di tingkat desa. Pelatihan kewirausahaan dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan pendapatan guna memperluas skala ekonomi individu warga atau kelompok
masyarakat dan desa. Pemerintah kabupaten / kota melalui pemerintah desa memprioritaskan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan melihat jenis desa yang terbagi menjadi tiga jenis:

Desa tertinggal dan / atau sangat tertinggal harus memprioritaskan kegiatan pemberdayaan untuk
membuka lapangan kerja dan / atau usaha baru. Selain itu, tujuan Dana Desa adalah untuk memberikan
akses atau infrastruktur bagi pelaksanaan pekerjaan dan usaha warga atau masyarakat mulai dari proses
produksi hingga penjualan produk.

Desa Berkembang, untuk melakukan kegiatan pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan beban
kerja atau kualitas, atau meningkatkan kualitas produksi dari proses pemasaran produk. Dana desa
digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan modal atau memperoleh dana.

Maju dan / atau desa mandiri merupakan kegiatan pemberdayaan yang dikembangkan bagi masyarakat
visioner dengan menjadikan desa sebagai lumbung ekonomi atau ibu kota rakyat. Desa Maju akan
mandiri atau berdaulat secara ekonomi, serta mampu mengembangkan sumber daya ekonomi dan
potensi manusia secara berkelanjutan.

Struktur Organisasi Pengelola Keuangan Desa

Oleh␣ Ayi Sumarna|Telah Terbit 22/12/2015

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dipegang oleh Kepala Desa. Namun demikian dalam
pelaksanaannya, kekuasaan tersebut sebagian dikuasakan kepada perangkat desa sehingga pelaksanaan
pengelolaan keuangan dilaksanakan secara bersama-sama oleh Kepala Desa dan Pelaksana Teknis
Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD). Ilustrasi Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan pada
pemerintah desa dapat digambarkan sebagai berikut:

Ilustrasi Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Desa

Ilustrasi Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Desa [Sumber: diolah dari PP 43/2014 Pasal 62 dan
64 serta Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 pasal 13, Penamaan Seksi bersifat tidak mengikat,
disesuaikan dengan ketentuan SOTK Desa yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah].
Dalam siklus pengelolaan keuangan desa, tanggung jawab dan tugas dari Kepala Desa dan Pelaksana
Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) digambarkan dalam bagan tugas dan tanggung jawab
pengelola keuangan desa di bawah ini:

Bagan Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola Keuangan Desa

Bagan Tugas dan Tanggung Jawab Pengelola Keuangan Desa

1. Kepala Desa

Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan mewakili pemerintah desa
dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Dalam hal ini, Kepala Desa memiliki
kewenangan:

Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa;

Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD);

Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa;

Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa;

Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB Desa.

Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung tanggal pelantikan dan dapat
menjabat paling lama 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.
Dalam melaksanakan kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa, Kepala Desa menguasakan sebagian
kekuasaannya kepada perangkat desa.

2. Sekretaris Desa

Sekretaris Desa selaku Koordinator PTPKD membantu Kepala Desa dalam melaksanakan Pengelolaan
Keuangan Desa, dengan tugas:

Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APB Desa;


Menyusun rancangan peraturan desa mengenai APB Desa, perubahan APB Desa dan
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;

Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APB Desa;

Menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;

Melakukan verifikasi terhadap Rencana Anggaran Belanja (RAB), bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran APB Desa (SPP).

Sekretaris Desa mendapatkan pelimpahan kewenangan dari Kepala Desa dalam melaksanakan
Pengelolaan Keuangan Desa, dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

3. Kepala Seksi

Kepala Seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai
dengan bidangnya. Sesuai pasal 64 PP Nomor 43 Tahun 2014 dinyatakan bahwa desa paling banyak
terdiri dari 3 (tiga) seksi.

Kepala Seksi mempunyai tugas:

Menyusun RAB kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya;

Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa yang telah ditetapkan di
dalam APB Desa;

Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan;

Mengendalikan pelaksanaan dengan melakukan pencatatan dalam Buku Pembantu Kas Kegiatan;

Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa;

Mengajukan SPP dan melengkapinya dengan bukti-bukti pendukung atas beban pengeluaran
pelaksanaan kegiatan.

4. Bendahara Desa

Bendahara Desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang dijabat oleh kepala/staf urusan keuangan
dan memiliki tugas untuk membantu Sekretaris Desa. Bendahara Desa mengelola keuangan desa yang
meliputi penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran/pembiayaan dalam rangka pelaksanaan APB
Desa. Penatausahaan dilakukan dengan menggunakan Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, dan
Buku Bank. Penatausahaan yang dilakukan antara lain meliputi yaitu:

Menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar;

Memungut dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya;

Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir
bulan secara tertib;

Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

Anda mungkin juga menyukai