2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Alhamdulillahi Rabbil
’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat dan salam dengan ucapan Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala
ali Muhammad penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.
Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa S2 Kebidanan Stikes Dharma
Husada Bandung dalam menempuh mata kuliah Farmakologi Dan Herbal Medik Dalam
Kebidanan. Makalah ini disusun dengan kualifikasi merangkum semua materi teoritis. Teknik
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tentu punya banyak kekurangan.
Untuk itu penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan kritikan konstruktif dari
berbagai pihak demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya kepada Allah
jugalah penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi penulis dan bermanfaat
bagi pembaca.
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………………………………. 3
BAB I. Pendahuluan
10
10
10
11
13
14
15
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
4
di cek kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga
yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang di
terima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
5
Setelah barang di terima di gudang farmasi perlu di lakukan penyimpanan
farmasi yang diterima pada tempat yang di nilai aman. Tujuan penyimpanan
menurut bentuk sediaan dan alfabetis dengan menerapkan prinsip FEFO dan
kemudian tempat itu dibuat sedemikian rupa sehingga tempat itu dapat
menjamin kualitas, mutu dan keamanan perbekalan farmasi sesuai dengan syarat
cahaya matahari, cahaya lampu, kelembapan, suhu, dan jenis perbekalan farmasi,
a) Perbekalan farmasi diberi label penanda khususnya obat, bahan obat dan
bahan kimia obat, secara jelas terbaca, dan ada tanggal kemasan awal dibuka
6
b) Elektrolit konsetrasi tinggi disimpan difarmasi dan ruang perawatan khusus
label diberi tanda dan pengaman khusus serta diawasi dan dibatasi (restriced)
d) Perbekalan farmasi yang dibawa oleh pasien dari lingkungan luar rumah
penanggung jawab pasien, bila perlu dan demi keamanan perbekalan farmasi
yang dibawa pasien dan rumah sakit punya persediaannya, maka diganti
dengan perbekalan farmasi dari rumah sakit, tetapi itu perlu kebijakan
tersendiri
selain perbekalan farmasi, bila perlu pisahkan antara obat, bahan obat, alat
kesehatan, dan jangan simpan bersamaan dengan sesuatu yang mudah atau
safety dan quality. Kriteria tersebut harus terpenuhi mulai dari pembuatan,
diperhatikan, agar kualitas obat tersebut tetap terjaga sampai obat tersebut
7
Tahap penyimpanan merupakan bagian dari pengelolaan obat yang sangat
resiko kerusakan dan kehilangan. Akibat penyimpanan yang tidak efesien dapat
bagi perusahaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan tentunya bagi pasien yang
akan mengkonsumsi obat tersebut. Oleh karena itu dalam pemilihan sistem
sehingga pelayanan obat dapat dilaksanakan secara tepat dan hasil yang sesuai
(Somantri, 2013). Salah satu penyaluran dalam farmasi adalah Pedagang Besar
obat kepada PBF lain, apotek, puskesmas hingga rumah sakit. setiap PBF harus
bahan obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan
untuk menjaga mutu dan terhindar dari kerusakan kimia maupun fisik. Beberapa
bentuk dan jenis sediaan, stabilitas, mudah atau tidaknya meledak/terbakar serta
8
Tujuan utama penyimpanan obat adalah mempertahankan mutu obat dari
tidak hanya memberikan dampak negatif pada pasien melainkan bagi PBF itu
sendiri. Obat kadaluarsa dan obat rusak beresiko menyebabkan perputaran obat
tidak berjalan secara maksimal. Hal ini dapat diminimalisir salah satunya
(Permenkes, 2014).
karena emergency di suatu unit belum tentu sama dengan kedaruratan di unit
lain, setelah itu disepakati apa saja perbekalannya barulah ditetapkan oleh
manajemen dan bila perlu dengan surat keputusan direktur untuk masing-masing
mudah diakses akan tetapi terjamin keamanannya dengan cara diberi kunci sagel
pengaman yang diberi nomor seri untuk kemudian bila sewaktuwaktu digunakan
(misal bila ada kode biru atau code blue) maka mudah diakses dengan
harus menjamin :
a) Jumlah dan jenis obat, sesuai dengan daftar obat emergency yang disepakati
lainnya, misal obat rutin pasien, obat persediaan ruangan (bila ada), dan
9
sebagainya
maka lapor ke farmasi pusat atau farmasi depo atau farmasi inti, untuk
e) Tidak berlaku untuk saling dipinjamkan antara satu unit dengan unit lain, atau
merancang gudang adalah kemudahan bergerak, sirkulasi udara yang baik, rak
dan palet, kondisi penyimpanan khusus, pencegahan kebakaran. Selain itu obat
1.3 Tujuan
1
0
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gudang Farmasi
1. Pengertian
daerah tersebut
masyarakat
c. Mutu obat harus sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh BPOM
(Depkes, 2001).
c. Ada ventilasi
h. Tersedia lemari khusus untuk narkotika dan psikotropika dan pintu selalu
terkunci
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat (Depkes,
2006).
dan pengawasan obat, diperlukan pengaturan tata ruang yang baik. Faktor-
12
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang gudang adalah sebagai
berikut :
a. Kemudahan bergerak
gudang dapat di tata berdasarkan sistem : arus garis lurus, arus huruf
U, arus garis L.
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet yang benar dapat
d. Penyimpanan khusus
gudang khusus.
13
e. Pencegahan kebakaraan
d. Susun obat dalam kemasan besar diatas pallet secara rapi dan teratur.
g. Simpan obat dalam rak dan cantumkan nama masing-masing obat pada rak
dengan rapi.
14
i. Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara,
dilakukan rotasi stok agar perbekalan farmasi tersebut tidak selalu berada
(Depkes, 2010).
fisik obat.
obat.
2) Tiap kartu stok di peruntukkan hanya untuk satu jenis obat yang berasal
3) Untuk mengetahui jumlah obat yang tersedia, obat yang masuk, obat
yang keluar, obat yang rusak/ kadaluarsa, obat yang hilang dan jangka
penyaluran.
Kartu stok memuat nama obat, satuan, asal (sumber), dan di letakkan
15
Kolom – kolom pada kartu stok di isi sebagai berikut :
5) Tanggal kadaluarsa
6) Jumlah penerimaan
7) Jumlah pengeluaran
8) Sisa stok
Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami perubahan baik faktor
fisik maupun kimiawi. Secara teknis kriteria mutu obat mencakup identitas,
2007).
1) Tablet
perubahan warna, bau dan rasa, pecah, retak busuk dan lembab ,
2) Kapsul
3) Cairan
Cairan jernih menjadi keruh atau timbul endapan, warna atau rasa
4) Salep
Konsistensi warna dan bau berubah; Pot atau tube rusak atau bocor.
5) Injeksi
1) Kelembaban
2) Sinar matahari
3) Temperatur panas
4) Kerusakkan fisik
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
menempatkan obat – obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian
serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Untuk mendapatkan kemudahan dalam
penyimpanan, penyusunan, pencarian dan pengawasan obat, maka diperlukan pengaturan tata
ruang gudang dengan baik. Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Untuk
memudahkan pengendalian stok. Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami
perubahan baik karena faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat diamati
secara visual. Jika dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditetapkan
18
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2012), Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat
yang Baik. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. (2002), Daftar Tilik Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Pelayanan Kefarmasian Di Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Hartini I. S. (2014). Evaluasi Pelaksanaan Cara Distribusi Obat Yang Baik Pada Apotek
Di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta. Yogyakarta
19