Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang ASN nomor 5 tahun 2014
bahwa cita-cita bangsa dan tujuan negara terwujud apabila dibangun Aparatur Sipil
Negara (ASN) memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. ASN sebagai
bagian dari birokrasi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya,
wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya serta menerapkan prinsip merit dalam
pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara.
Namun fakta di lapangan, masih adanya citra negatif yang diberikan oleh ASN
kepada masyarakat. Mulai dari penyalahgunaan kewenangan, pelayanan publik yang
berbelit-belit sampai pada pelanggaran kode etik yang membuat lunturnya kepercayaan
masyarakat kepada ASN sebagai pelaksana kebijakan negara dan pelayan publik.
Latihan Dasar merupakan pintu gerbang bagi calon Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebelum terjun melakoni profesinya. Pada Latihan Dasar, penanaman nilai-nilai ASN
diturunkan ke dalam mata pelajaran untuk selanjutnya diaplikasikan pada saat
habituasi. Adanya perbaikan kurikulum Latihan Dasar semoga menjadi solusi dari
adanya citra negatif masyarakat tentang ASN di lapangan. Kurikulum Latihan Dasar
yang terintegrasi dapat membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Peraturan Lembaga
Administrasi Negara (Per LAN) Nomor 12 Tahun 2018 tentang pedoman
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil juga
disebutkan bahwa dengan adanya diklat prajabatan ini pegawai ASN diharapkan dapat
memahami, menginternalisasi, dan mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN sehingga
perbaikan dalam pelayanan publik dapat terwujud.

1
Dalam rangka mewujudkan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter
tersebut maka pada masa percobaan, CPNS diharuskan memahami setiap mata
pelatihan yang meliputi:
1. Mata Pelatihan untuk pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara yang
dirancang dan disampaikan secara terintegrasi untuk mencapai tujuan kurikulum
agenda Sikap Perilaku Bela Negara dengan memberi penekanan pada kemampuan
praktik, yang meliputi:
a. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara;
b. Analisis Isu Kontemporer; dan
c. Kesiapsiagaan Bela Negara.
2. Mata Pelatihan untuk pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar ASN yang dirancang
dan disampaikan secara terpisah dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan
kurikulum pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar ASN, dengan memberi
penekanan pada kemampuan dalam memaknai dan menginternalisasi nilai-nilai
dasar ASN, yang meliputi:
a. Akuntabilitas;
b. Nasionalisme;
c. Etika Publik;
d. Komitmen Mutu;
e. Anti Korupsi; dan
f. Studi Lapangan.
3. Mata Pelatihan untuk pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI yang dirancang dan disampaikan secara terpisah dalam satu kesatuan untuk
mencapai tujuan kurikulum pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI, dengan memberi penekanan pada kemampuan berpikir kritis terhadap
konsep dan praktik penyelenggaraan pemerintahan, yang meliputi
a. Manajemen ASN;
b. Pelayanan Publik;
c. Whole of Government;
4. Mata Pelatihan untuk agenda Habituasi dilakukan melalui kegiatan pembelajaran
yang dirancang dan disampaikan secara terpisah di tempat pelatihan dan di tempat
kerja dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan kurikulum agenda habituasi, yang
meliputi:

2
a. Konsepsi Aktualisasi;
b. Penjelasan Aktualisasi;
c. Rancangan dan Pembimbingan aktualisasi;
d. Evaluasi Rancangan aktualisasi;
e. Aktualisasi di tempat kerja;
f. Persiapan Evaluasi aktualisasi; dan
g. Evaluasi Aktualisasi.
5. Mata Pelatihan untuk Orientasi Peserta Pelatihan yang mencakup:
a. Overview Kebijakan Penyelenggaraan Pelatihan;
b. Dinamika Kelompok; dan
c. Review Kebijakan Penyelenggaraan Pelatihan.
6. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Aparatur dan Muatan Teknis Substansi
Lembaga (MTSL).
7. Mata Pelatihan dalam kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas
ditetapkan oleh pimpinan unit yang membidangi pengembangan sumber daya
manusia aparatur instansi mengacupada standar kompetensi jabatan setelah
berkonsultasi dengan instansi Pembina jabatan fungsional dan/atau instansi teknis
dan dikoordinasikan dengan Instansi Pembina Diklat.

Pada agenda Habituasi sebagaimana yang tercantum pada poin 4, peserta melakukan
kegiatan pembelajaran yang dirancang dan disampaikan terpisah di tempat pelatihan
dan di tempat kerja. Rancangan ini nantinya yang akan berwujud menjadi rancangan
aktualisasi. Rancangan aktualisasi menjadi acuan peserta saat menjalani habituasi di
tempat tugasnya untuk mengaktualkan nilai-nilai ASN yang didapatnya selama
menjalani proses Latihan Dasar.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis yang merupakan peserta Latihan


Dasar Golongan III, diharuskan untuk merancang aktualisasi melalui kegiatan
mengidentifikasi, menyusun dan menetapkan isu atau permasalahan yang terjadi dan
harus segera dipecahkan, mengajukan gagasan pemecahan isu/ masalah,
mendeskripsikan keterkaitan antara isu dan kegiatan yang diusulkan dengan substansi
mata pelatihan, mendeskripsikan rencana pelaksanaan kegiatan dan konstribusi hasil
kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN, serta mendeskripsikan hasil

3
kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata pelatihan terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan organisasi, dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Dokter sebagai salah satu pegawai negeri sipil seharusnya dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai kebutuhan pasien dan memuaskan pasien berdasarkan
standar operional prosedur yang berlaku di tempat dokter tersebut bekerja. Hal ini
dapat diwujudkan dengan pembentukan karakter dari dalam dirinya sendiri untuk
menjadi PNS yang akuntabel, berjiwa luhur, beretika, bersih dari korupsi, dan
berkomitmen terhadap peningkatan mutu pelayanan.
Pada Puskesmas Bungi, setelah melakukan diskusi dan observasi terdapat
beberapa permasalahan yang dihadapi, seperti (1) Minimnya pemahaman Masyarakat
tentang penularan penyakit TBC (Tuberculosis), (2) Kurangnya ketersediaan jenis obat
di Puskesmas, (3) Belum adanya pemisah loket pelayanan antara pasien Prioritas
( Lansia, disabilitas ) dan Pasien Umum, (4) Kurangnya kepatuhan Ibu Hamil untuk
ANC (Antenatal Care), (5) Kurangnya kepedulian Ibu terhadap ASI Eksklusif.
Dari beberapa permasalahan yang ada di atas kemudian penulis mengidentifikasi
masalah – masalah yang ada untuk ditetapkan sebagai Isu menggunakan alat analisa,
yaitu dengan teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan
teknik USG (Urgency, Seriousness, Growt). Melalui teknik analisa tersebut dan
berdasarkan skala prioritas, maka penulis menyusun Laporan Aktualisasi ini dengan
judul “Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Penularan Penyakit TBC
(Tuberculosis) Di PKM Bungi”.

Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang
prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation
(WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi terkena TB aktif setiap
tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus TB dan kematian
berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, 2012).

4
Menurut World Health Organization sejak tahun 2010 hingga Maret 2011, di
Indonesia tercatat 430.000 penderita TB paru dengan korban meninggal sejumlah
61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun 2009 yang mencapai
528.063 penderita TB paru dengan 91.369 orang meninggal (WHO Tuberculosis
Profile, 2012).

Di Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat


dengan jumlah menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah Cina dan India,
dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberculosis di dunia.
Diperkirakan terdapat 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang setiap
tahunnya. Jumlah kejadian TB paru di Indonesia yang ditandai dengan adanya Basil
Tahan Asam (BTA) positif pada pasien adalah 110 per 100.000 2 penduduk
(Riskesdas, 2013).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang


(basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis (Hiswani, 2004).
Penularan melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil
tuberculosis paru (Depkes RI, 2012). Pengobatan TB paru dapat dilaksanakan secara
tuntas dengan kerjasama yang baik antara penderita TB Paru dan tenaga kesehatan
atau lembaga kesehatan, sehingga penyembuhan pasien dapat dilakukan secara
maksimal (Aditama, 2006).

B. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI


1. TUJUAN
a. Tujuan secara Umum :
 Menerapkan Nilai – Nilai Dasar ASN dalam pelayanan Masyarakat.
o Bertanggung Jawab dalam pelayanan Masyarakat;
o Tidak membeda – bedakan dalam pelayanan Masyarakat;
o Menjungjung tinggi standar Etika Publik dalam pelayanan Masyarakat;
o Bekerja sesuai SOP (Standard Operation Procedure)
b. Tujuan secara Khusus :
Dilakukannya aktualisasi ini agar masyrakat lebih membentengi diri dengan
penularan kuman TBC Sehingga terciptanya masyarakat hidup sehat.

5
2. MANFAAT
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain:
a. Manfaat bagi diri pribadi, yaitu penulis dapat memahami dan
mengaplikasikan nilai – nilai dasar ASN.
b. Manfaat bagi unit kerja, yaitu menguatkan visi dan misi sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan masyarakat.
c. Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, Meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang penularan penyakit TBC serta Mengaplikasikan
penggunaan APD (alat pelindung diri) berupa masker sehingga adanya
pandangan tentang pentingnya hidup sehat.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi pengambilan data pasien
penderita TBC, penyuluhan tentang penularan TBC dan sosialisasi Gerpamas, yang
menerapakan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

BAB II
6
RANCANGAN AKTUALISASI

A. DESKRIPSI ORGANISASI

1. PROFIL ORGANISASI

A. KEADAAN GEOGRAFI

Kecamatan Duampanua mempunyai luas wilayah 351,01 km2, terletak pada

posisi garis lintang -3.7861 dan garis bujur 119.652 dan ketinggian < 500 meter

diatas permukaan laut dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Barat : Selat Makasar

 Sebelah Timur : Kecamatan Batulapa

 Sebelah Utara : Kecamatan Lembang

 Sebelah Selatan : Kecamatan Cempa dan patampanua

Secara administratif Kecamatan Duampanua terbagi menjadi 9 Desa dan 5

Kelurahan. Kecamatan Duampanua terdapat dua Puskesmas yaitu Puskesmas

Lampa dan Puskesmas Bungi dan tiap Puskesmas mempunyai wilayah kerja

masing masing sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Duampanua

7
JUMLAH KET
NAMA WILAYAH LUAS
No LINGK/
PUSKESMAS KERJA (KM2)
DUSUN

1.Kel.Lampa 36,28 2 Desa Pakeng


2.Kel.Pekkabata 6,78 2 dan Rajang
3.Kel.Tata’e 10,76 2 adalah wilayah
1 Puskesmas
4.Desa Katomporang 19,03 2 Kec.Lembang
Lampa 5.Desa Kaballanagan 15,32 3 yang masuk
6.Desa Massewae 44,12 3 wilayah Kerja
7.Desa Paria 17,90 3 Puskesmas
Bungi sejak
1.Kel.Data 32,10 2
tahun 2014
2.Kel.Bittoeng 31,07 2
3.Desa Barugae 3,75 2
4.Desa Bungi 7,61 3
2 Puskesmas 5.Desa Buttu Sawe 32,61 3
6.Desa Maroneng 7,04 2
Bungi
7.Desa Rajang 45,07 4
8.Desa Pakeng 41,57 3

B. KEADAAN DEMOGRAFI

Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Bungi Kabupaten Pinrang

berdasarkan sensus Penduduk tahun 2017 sebesar 22.087 jiwa terdiri atas 9948

Jiwa Penduduk laki-laki dan 12139 Jiwa Penduduk wanita sesuai pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja


Puskesmas Bungi Kecamatan Duampanua Tahun 2018

NO DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI WANITA JUMLAH

1 1523 2924
2 Kel. Bittoeng 1401 2415 4631
3 Kel. Data 2216 721 1363
4 Desa Barugae 721 1426 2753

8
Desa Buttu sawe 1426
5 Desa Bungi 1359 1412 2771
6 Desa Maroneng 677 704 1381
7 Desa Rajang 2192 2007 4202
8 Desa Pakeng 1118 1278 2396

JUMLAH TOTAL 10935 11486 22.421

C. SOSIAL EKONOMI

1. Perekonomian

Sebagai daerah yang mempunyai lahan pertanian yang luas sebagian besar

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bungi bermata pencaharian sebagai

petani sekitar 40%, tani tambak sekitar 30%, pedagang sekitar 27% dan

pegawai sekitar 3%.

2. Keagamaan

a. Islam : 99.98 %

b. Kristen Protestan : 0,013%

c. Kristen Katholik :0%

sedangkan tempat ibadah

a. Mesjid : 32 Buah

b. Gereja : - Buah

2. VISI DAN MISI ORGANISASI


1. VISI PUSKESMAS BUNGI
Menjadi Puskesmas dengan pelayanan yang bermutu menuju masyarakat sehat
dan mandiri pada tahun 2024.
2. MISI PUSKESMAS BUNGI
1. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang meliputi Promotif, Preventif,
Kuratif, dan Rehabilitatif.
9
2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan petugas
4. Meningkatkan kemitraan progam lintas sektor dalam upaya optimalisasi
pelayanan kesehatan.

10
3. STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA PUSKESMAS
dr. NI Nyoman Sidiati, M.Kes
KEPALA TATA USAHA
Nasir Mansur, S.Kep.Ns

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN


Herawati Hanafi, S.Kep.Ns Pallira, SKM Farida Muna, AMK Mardiana, SKM

KOORD. UKM ESENSIAL & KEPERAWATAN


MASYARAKAT KOORD. UKM PENGEMBANGAN KOORD. UKP, KEFARMASIAN, LABORATORIUM KOORD. JEJARING PELY. KESEHATAN
Fitriani Ali, S.ST Nasir Mansur, S.Kep Dr. NI Nyoman Sidiati, M.Kes Hj. Masniah, Amd.Keb

Pelayanan pemeriksaan PUSTU DATA PUSTU RAJANG


Pelayanan Promkes Pelayanan Kesehatan Jiwa Umum Pelayanan kes. Gigi Ramlah, S.Kep Jumiati, AMK
Mardiana, SKM Nasir Mansur, S.Kep Dr. Ni Nyoman Sidiati Fadli, Amd.KG

PUSTU MARONENG PUSTU PAKENG


Pelayanan UKS/UKGS Pelayanan KIA/KB Hamzah Sepa, AMK Rasdiana, Amd.Keb
Pelayanan Kesling Pelayanan Gizi bersifat
Fadli, Amd.KG bersiaft UKP
Henrawati, SKM UKP
Fitriani Ali, S.ST Mira, SKM POSKESDES SULENGKA PUSTU RAJANG
Pelayanan Kes. Olahraga Rusniaty Rusty, Amd.Keb Yelli, AMd.Keb
Merlina Buli, AMK Pelayanan Persalinan
Pelayanan KIA/KB
Hj. Masniah, Amd.Keb Saria, Amd.Keb Pelayanan Gawat darurat
POSKESDES BITTOENG POSKESDES BODDI
Merlina Buli, AMK
HR.Herdiyanti,Amd.Keb Nikmah, Amd.Keb
Pelayanan Kes. Indra
Nasir Mansur, S.Kep Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Gizi Hanapiah, S.Kep
Pelayanan Kefarmasian POSKESDES P.KIBBURU POSKESDES BT.SAWE
Mira, SKM Rahmawati, AMd.Keb
Ratnawati, S.Farm.Apt Wahyuni.M,
Pelayanan Kes.Lansia
Pelayanan Laboratorium
Yupa, Amd.Keb
Najariah, S.ST
Pelayanan P2M BIDES BUNGI BIDES MARONENG
Sarmila, SKM Marseningsih,Amd.Keb
Amd.Keb Hj.Nurfaisyah,A.Md.Keb
Pelayanan Batra
Wahida, S.Kep
BIDES PAKENG
BIDES BARUGAE
Pelayanan Perkesmas Sartika,A.Md.Keb
Perawati, Amd.Kep Ratna ibrahim,Amd.Keb
Pelayanan Kes. Kerja
Henrawati, SKM PUSKEL
Mukmin, AMK

11
B. DESKRIPSI ISU

Adapun deskripsi isu adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kepatuhan Ibu Hamil untuk ANC (Antenatal Care).

2. Kurangnya ketersediaan jenis obat di Puskesmas Bungi

3. Belum adanya pemisah loket pelayanan antara pasien Prioritas ( Lansia, disabilitas )
dan Pasien Umum.

4. Minimnya pemahaman Masyarakat tentang penularan penyakit TBC (Tuberculosis).

5. Kurangnya pengetahuan Ibu terhadap pentingnya ASI Eksklusif.

C. ANALISIS ISU
Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan aktualisasi ini
adalah alat analisis APKL ( Aktual, Problematika, Kekhayalan, Layak ), sedangkan
penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis USG (Urgency,
Seriousness, Growth).

Tabel 2.3 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL dan USG

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya

4 Kuat pengaruhnya

3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2.4 Kriteria Isu dengan Alat Analisis APKL

12
KRITERIA TOTAL
NO ISU PRIORITAS
A P K L SKOR
Kurangnya
kepatuhan Ibu
1 5 5 5 3 18 I
Hamil untuk ANC
(Antenatal Care)
Kurangnya
ketersediaan jenis
2 1 1 1 2 5 V
obat di Puskesmas
Bungi
Belum adanya
pemisah loket
pelayanan antara
3 pasien Prioritas 2 2 2 1 7 IV
( Lansia,
disabilitas ) dan
Pasien Umum
Minimnya
pemahaman
Masyarakat
4 4 4 4 5 17 II
tentang penularan
penyakit TBC
(Tuberculosis)
Kurangnya
pengetahuan Ibu
5 terhadap 3 3 4 4 14 III
pentingnya ASI
Eksklusif

Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL di atas, diambil tiga nilai tertinggi,
yaitu:

13
(1) Kurangnya kepatuhan ibu hamil untuk ANC (Nilai : 18)

(2) Minimnya pemahaman Masyarakat tentang penularan penyakit TBC


(Tuberculosis) (nilai : 17)

(3) Kurangnya pengetahuan Ibu terhadap pentingnya ASI Eksklusif (nilai : 14).

Dari ketiga Isu diatas , dilakukan analisis kedua yang digunakan dalam penulisan
rancangan aktualisasi ini adalah menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness,
Growt).
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness : seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Analisis USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang nilai 1 sampai
dengan 5, nilai tertinggi menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius
untuk segera ditangani.

Tabel 2.5 Kriteria Isu dengan Alat Analisis USG

Kriteria Total
No Isu Prioritas
U S G Skor

Kurangnya kepatuhan ibu


1 4 4 5 13 II
hamil untuk ANC

Minimnya pemahaman
Masyarakat tentang
2 5 5 4 14 I
penularan penyakit TBC
(Tuberculosis)
Kurangnya pengetahuan
3 ibu terhadap pentingnya 3 3 3 9 III
ASI Eksklusif

14
Setelah penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG didapatkan ranking
tertinggi yang merupakan isu yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu : Minimnya
pemahaman Masyarakat tentang penularan penyakit TBC (Tuberculosis).

D. ARGUMENTASI TERHADAP CORE ISSU TERPILIH

Berdasarkan analisis kriteria dengan alat analisis APKL dan USG maka dapat
disimpulkam bahwa core issue adalah Minimnya pemahaman Masyarakat tentang
penularan penyakit TBC (Tuberculosis).

Dampak apabila kegiatan penyuluhan dilakukan adalah meningkatkan pemahaman


masyarakat bahwa betapa pentingnya mengetahui penularan penyakit tersebut serta bahaya
yang ditimbulakn apabila tidak dicegah.

Dampak apabila tidak menyikapi isu tersebut mengakibatkan bertambahnya


penularan dari penyakit tersebut sehingga tidak tercapai masyarakat bebas TBC 2030.

E. NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN maka
perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin
terwujudnya nilai – nilai publik.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk mengaktualisasikan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan Negara.

3. Etika pubik

15
Etika publik merupakan refleksi atas standart/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah tindakan keputusan, prilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada
kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain Mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala
tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

16
F. MATRIX RANCANGAN

Unit Kerja PUSKESMAS BUNGI

Visi “Menjadi puskesmas dengan pelayanan yang bermutu menuju masyarakat sehat dan mandiri pada
tahun 2024”

Misi 1. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang meliputi Promotif, Preventif, Kuratif, dan
Rehabilitatif.
2. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas
4. Meningkatkan kemitraan progam lintas sektor dalam upaya optimalisasi pelayanan
kesehatan.

Identifikasi Isu Adapun hasil identifikasi isu yang didapatkan oleh penulis yaitu :

(1) Kurangnya kepatuhan ibu hamil untuk ANC.

(2) Minimnya pemahaman Masyarakat tentang penularan penyakit TBC (Tuberculosis).

(3) Kurangnya pengetahuan Ibu terhadap pentingnya ASI Eksklusif.

Isu yang diangkat Minimnya pemahaman Masyarakat tentang penularan penyakit TBC (Tuberculosis)

17
Gagasan Pemeahan Isu Melakukan penyuluhan dengan menampilkan gambar – gambar tentang cara penularan penyakit
TBC dan sosialisasi GerPaMas (Gerakan Pakai Masker).

N Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Konstribusi Konstribusi


O Terhadap Visi terhadap nilai – nilai
dan Misi Organisasi

1. Melakukan a. Melakukan pertemuan a. Catatan hasil AKUNTABILITAS Dengan Pada kegiatan ini
Konsultasi dan dengan Kepala arahan mengandung nilai
Puskesmas. terlaksananya
Meminta Kepala Dalam melakukan suatu ASN dan sejalan
b. Membahas rencana Puskesmas . konsultasi dan
arahan dan kegiatan dibutuhkan dengan tata nilai
aktualisasi yang
Persetujuan b. Surat izin perencanaan strategis, yang
diangkat. persetujuan dari Puskesmas yaitu
Kepala c. Meminta bimbingan
yang telah di outputnya dalam bentuk
tanda tangani Pimpinan maka Tanggap dan
Puskesmas dari Kepala Puskesmas Surat rekomendasi kegiatan
dalam rencana d. Mencatat hasil sebagai yang telah disetujui oleh Inovatif
dapat
kegiatan pertemuan dan bentuk pimpinan, sebagai dasar
bimbingan dari Kepala persetujuan untuk melakukan kegiatan, mewujudkan
Puskesmas dari Kepala karena dengan adanya surat visi Puskesmas
e. Memohon izin atau Puskesmas.
persetujuan Kepala persetujuan atas
c. Foto yaitu “Menjadi
Puskesmas selaku perencanaan kegitan,
kegiatan.
mentor. menunjukan rasa tanggung puskesmas
jawab. dengan
pelayanan yang
ETIKA PUBLIK bermutu menuju
masyarakat
Untuk melakukan koordinasi

18
dengan dengan rekan kerja sehat dan
apalagi Pimpinan, seorang
mandiri pada
ASN harus menggunakan
bahasa yang baik, bersikap tahun 2024” dan
sopan dan santun, misi Puskesmas
mengutarakan maksud
dengan jelas dan mudah yaitu
dipahami Dengan adanya Mengembangka
hal tersebut, akan terjalin
komunikasi yang baik, apa n pelayanan
yang disampaikan dapat kesehatan yang
dipahami oleh Pimpinan
meliputi
KOMITMEN MUTU Promotif,
Dengan adanya kegiatan Preventif,
koordinasi dan persetujuan
Kuratif, dan
dari pimpinan, maka akan
meningkatkan efektifitas Rehabilitatif.
kegiatan.

MANAJEMEN ASN

ASN sebagai agen of


change harus menjadi
pembawa perubahan demi
terciptnya Indonesia sehat.

WHOLE OF
GOVERNMENT

19
Koordinasi dengan kepala
puskesmas dalam
mengupayakan ide dan
gagasan demi terciptanya
masyarakat sehat.

2. Mengumpulka a. Berkoordinasi dengan a. Catatan hasil AKUNTABILITAS Dengan Pada kegiatan ini
n informasi penanggung jawab koordinasi terlaksananya mengandung nilai ASN
dan data yang program yaitu Petugas b. Data pasien Salah satu langkah dalam dan sejalan dengan tata
TB di PKM konsultasi
dibutuhkan TB. membuat framework nilai Puskesmas yaitu
b. Meminta data pasien c. Catatan akuntabilitas adalah dengan
terkait isu yang Langkah – Inovatif
TB di Puskesmas melakukan perencanaan, pemegang
akan diangkat Bungi. langkah
dengan cara identifikasi program TB
serta c. Menyusun langkah – kegiatan yang
menyusun akan program dan kebijakan. maka dapat
langkah yang akan
langkah- dilakukan. dilakukan. Selain itu seorang ASN mewujudkan
langkah d. Foto harus konsisten dan misi Puskesmas
kegiatan kegiatan bertanggung jawab dalam yaitu
dengan menyajikan data yang valid Meningkatkan
pemegang untuk menjamin
jangkauan dan
program TB kepercayaan masyarakat .
kualitas
ETIKA PUBLIK pelayanan
kepada
Salah satu nilai dasar etika
masyarakat
publik adalah menghargai
komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama. Dalam dunia
pekerjaan kita harus saling
berkoordinasi dan bekerja
sama dengan baik untuk
meningkatkan kualitas

20
pelayanan

KOMITMEN MUTU

Dengan adanya kegiatan


koordinasi dengan
pemegang program maka
akan meningkatkan
efektifitas kegiatan.

WHOLE OF
GOVERNMENT

Koordinasi dengan
penanggung jawab program
yaitu Petugas TB dalam
mengupayakan ide dan
gagasan demi terciptanya
masyarakat sehat.

3. Mengevaluasi a. Melakukan pendekatan a. Catatan hasil AKUNTABILITAS Dengan Pada kegiatan ini
atau kepada pasien dengan evaluasi jumlah mengandung nilai ASN
terlaksananya
mengobservasi memperkenalkan diri penderita TB Dalam pemeriksaan atau dan sejalan dengan tata
pasien – pasien yang observasi pasien harus hasil evaluasi
terlebih dahulu dengan nilai Puskesmas yaitu
penderita TB berkunjung. memiliki tanggung jawab
ramah dan menerapkan 3 S sesuai dengan visi Empati, Tanggap
yang datang b. Catatan hasil dalam memegang teguh
(senyum, salam, sapa) evaluasi “Menjadi
berkunjung ke sumpah dokter terutama
Puskesmas penderita TB
bertanggung jawab terhadap puskesmas
yang
b. Mencatat jumlah pasien menggunakan privasi pasien. dengan pelayanan
penderita TB yang datang dan tidak
ETIKA PUBLIK yang bermutu
berkunjung. menggunakan
APD (alat menuju
pelindung diri) a. Sebagai ASN harus

21
c. Memilah penderita TB berupa Masker. memiliki etika publik masyarakat sehat
yang datang dengan c. Daftar riwayat dalam mengevaluasi atau
dan mandiri pada
menggunakan APD (alat pekerjaan mengobservasi, sebagai
pasien seorang Dokter bekerja tahun 2024”
pelindung diri) berupa
d. Foto kegiatan sesuai dengan SOP yang
Masker dan penderita yang sudah ditetapkan.
tidak menggunakan APD
(alat pelindung diri) berupa b. Menjaga etika Sopan
Masker. santun dalam
mewawancarai pasien
d.Mengobservasi etika agar tidak timbul
batuk. ketersinggungan.

e.Menanyakan riwayat KOMITMEN MUTU


pekerjaan.
Melakukan pemeriksaan
pasien dengan baik
merupakan komitmen yang
harus dijunjung tinggi.

PELAYANAN PUBLIK

Meningkatkan mutu
pelayanan

4. Menyiapkan a. Menyiapkan bahan a. Alat peraga AKUNTABILITAS. Terkait dengan Pada kegiatan ini
media dalam untuk pembuatan berupa slide Misi yaitu mengandung nilai ASN
penyuluhan media yang berisi Mempertanggung dan sejalan dengan tata
b. Menyusun media gambar agar jawabkan materi yang Meningkatkan
tentang nilai Puskesmas yaitu
penyuluhan mudah dipaparkan saat jangkauan dan Inovatif
penularan TB c. Menyiapkan media dipahami oleh penyuluhan. kualitas pelayanan
penyuluhan. masyarakat.
d. Menyiapkan APD b. Print out kepada
(alat pelindung diri) gambar slide masyarakat.
22
berupa masker. untuk KOMITMEN MUTU
dibagikan ke
masyarakat Memberikan inovasi
saat kepada masyarakat
penyuluhan. dengan dilakukannya
c. Masker untuk GerPaMas (Gerakan akai
sosialisasi
Masker)
GerPaMas
d. Dokumentasi PELAYANAN PUBLIK
/ foto
kegiatan. Meningkatkan mutu
pelayanan

5. Melakukan a. Berkonsultasi dengan a. Materi ETIKA PUBLIK Dalam melakukan


kepala puskesmas dan penyuluhan. penyuluhan haruslah
penyuluhan
berkoordinasi dengan b. Masker untuk Kegiatan penyuluhan memiliki tata nilai yaitu :
Penyakit petugas TB sosialisasi mengandung nilai etika Empati,Tanggap,Inovatif
b. Menyiapkan materi dan c. Dokumentasi/ Melakukan
menular TBC publik karena dalam
bahan penyuluhan Foto kegiatan penyuluhan
di dalam area c. Mengumpulkan pasien penyuluhan. melakukan penyuluhan
merupakan salah
– pasien yang datang ke harus dilakukan dengan
Puskesmas dan satu perwujudan
Puskesmas cermat, sopan dan santun
sosialisasi d. Melakukan penyuluhan dari misi yaitu
dan sosialisasi dalam berbahasa. Mengembangka
GerPaMas
n pelayanan
kesehatan yang
PELAYANAN PUBLIK meliputi
Promotif,
Dalam hal ini petugas Preventif,
kesehatan sebagai pelayan Kuratif, dan
publik harus memberikan Rehabilitatif.
pelayanan kepada

23
masyarakat dengan
maksimal

AKUNTABILITAS
mempertanggung
jawabkan materi yang
dipaparkan saat
penyuluhan

KOMITMEN MUTU

Melakukan penyuluhan
serta menggunakan alat
dan bahan seefektif dan
seefisien mungkin serta
inovasi dalam bentuk
GerPaMas (Gerakan
Pakai Maker)

WHOLE OF
GOVERNMENT

Koordinasi dengan kepala


puskesmas dan petugas
TB dalam mengupayakan

24
ide dan gagasan demi
terciptanya masyarakat
sehat.

MANAJEMEN ASN

ASN sebagai agen of


change harus menjadi
pembawa perubahan demi
terciptnya Indonesia sehat

6. Melakukan a. Berkonsultasi dengan a. Surat tugas ETIKA PUBLIK Melakukan Dalam melakukan
penyuluhan kepala puskesmas dan melaksanakan penyuluhan penyuluhan haruslah
penyakit berkoordinasi dengan penyuluhan Kegiatan penyuluhan merupakan salah memiliki tata nilai yaitu
petugas TB. b. Materi mengandung nilai etika Empati,Tanggap,Inovatif
menular TBC satu perwujudan
b. Menyusun tim yang penyuluhan
di luar area akan turun ke lapangan c. Masker untuk publik karena dalam dari misi yaitu
Puskesmas dan untuk melakukan sosialisasi. melakukan penyuluhan Mengembangka
sosialisasi penyuluhan d. Dokumentasi / harus dilakukan dengan n pelayanan
GerPaMAs c. Menyiapkan materi dan Foto kegiatan cermat, sopan dan santun kesehatan yang
bahan penyuluhan penyuluhan
d. Melakukan penyuluhan dalam berbahasa. meliputi
dan sosialisasi Promotif,
AKUNTABILITAS Preventif,
mempertanggungjawabka Kuratif, dan
n materi yang dipaparkan Rehabilitatif.
saat penyuluhan

KOMITMEN MUTU

Melakukan penyuluhan
serta menggunakan alat
dan bahan seefektif dan

25
seefisien mungkin.

WHOLE OF
GOVERNMENT

Koordinasi dengan kepala


puskesmas dan petugas
TB dalam mengupayakan
ide dan gagasan demi
terciptanya masyarakat
sehat.

MANAJEMEN ASN

ASN sebagai agen of


change harus menjadi
pembawa perubahan demi
terciptnya Indonesia sehat

7. Melaporkan a. Menemui Kepala a. Catatan AKUNTABILITAS Laporan hasil Melaporkan hasil


hasil evaluasi Puskesmas untuk masukan evaluasi seluruh nilai
kegiatan
kepada Kepala melaporkan hasil dari Kepala Laporan kegiatan yang organisasi dikerahkan
Puskesmas kegiatan Puskesmas. dibuat dapat dipertanggung menunjukkan
seperti : Sehat jasmani
sebagai bentuk b. Meminta kepada jawabkan secara
b. Hasil sejauh mana dan rohani, harmonis
pertanggung Kepala Puskesmas transparansi
laporan efektivitas
jawaban akhir untuk memberikan
masukan terhadap aktualisasi
dari kegiatan
c. Dokumentas KOMITMEN MUTU program yang
aktualisasi. kegiatan yang telah
dilakukan i / Foto Untuk mengoptimalkan dilaksanakan hal
c. Menyusun hasil laporan kegiatan.
pelayanan masyarakat secara ini berkontribusi
aktualisasi
menyeluruh dan
pada Misi
berkelanjutan

26
Meningkatkan
ETIKA PUBLIK jangkauan dan
kualitas
Salah satu nilai dasar etika
publik adalah menghargai pelayanan
komunikasi, konsultasi, dan
kepada
kerjasama. Dalam dunia
pekerjaan kita harus saling masyarakat.
berkoordinasi dan bekerja
sama dengan baik untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan

27
G. JADWAL KEGIATAN

November Desember
No Kegiatan Minggu Minggu

2 3 4 1 2
Melakukan Konsultasi dan Meminta arahan dan Persetujuan Kepala Puskesmas dalam
1 rencana kegiatan          
Mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan terkait isu yang akan diangkat serta
2 menyusun langkah-langkah kegiatan dengan pemegang program TB          
 Mengevaluasi atau mengobservasi pasien – pasien penderita TB yang datang berkunjung ke
3 Puskesmas          

4  Menyiapkan media dalam penyuluhan tentang penularan TB          


Melakukan penyuluhan Penyakit menular TBC di dalam area Puskesmas dan sosialisasi
5 GerPaMas          
Melakukan penyuluhan penyakit menular TBC di luar area Puskesmas dan sosialisasi
GerPaMAs
6          
7 Melaporkan hasil evaluasi kepada Kepala Puskesmas sebagai bentuk pertanggung jawaban
akhir dari kegiatan aktualisasi.

Keterangan :

: Hari Kegiatan Aktualisas

28
H. KENDALA DAN ANTISIPASI

1. Kendala

Kendala atau hambatan yang mungkin di alami pada saat pelaksanaan kegiatan
adalah :

a. Dana untuk membeli masker

b. Pasien TB yang tidak hadir saat panyuluhan dan sosialisasi

2. Antisipasi

a. Menggunakan dana pribadi

b. Berkoordinasi dengan kepala puskesmas dan pemegang program TB di


Puskesmas.

29
BAB III

KESIMPULAN

Dokter sebagai salah satu ASN seharusnya dapat membentuk sikap profesionalisme
dalam dirinya dengan cara mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN sebagai pedoman
dalam menjalankan tugas. Seperti kita ketahui bahwa fungsi utama ASN yaitu, sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

Melalui kegiatan Latsar ini, diharapkan kelak CPNS dapat menjadi PNS yang
berintegritas serta dapat mengaktualisasikan semua yang dipelajari selama Latsar agar dapat
menjadi pelayan publik yang dapat membantu masyarakat.

30
31

Anda mungkin juga menyukai