Anda di halaman 1dari 3

Peranan Zpt

Zat pengatur tumbuh terdiri dari golongan sitokinin dan auksin. Auksin mempunyai
peran ganda tergantung pada struktur kimia, konsentrasi, dan jaringan tanaman yang diberi
perlakuan. Pada umumnya auksin digunakan untuk menginduksi pembentukan kalus, kultur
suspensi, dan akar, yaitu dengan memacu pemanjangan dan pembelahan sel di dalam jaringan
kambium. Untuk memacu pembentukan kalus embriogenik dan struktur embrio somatik
seringkali auksin diperlukan dalam konsentrasi yang relatif tinggi.1
Pemberian zat pengatur tumbuh adalah sebagai perangsang yang mempengaruhi kerja
enzim dan berperan sebagai katalisator yang dapat merangsang pembelahan dan
pengembangan sel serta jaringan tanaman. Dengan berkembangnya sel dan jaringan tanaman
berarti akan semakin cepat pula pertumbuhan tanaman tersebut. Hal ini akan mendorong
aktifitas dalam proses fisiologi tanaman dalam mempercepat pertumbuhan.
Zat pengatur tumbuh umumnya efektif pada dosis tertentu dan dapat merangsang
pertumbuhan bibit, dosis yang terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan dan sebaliknya
pada dosis rendah tidak efektif. Zat pengatur tumbuh sebagai pengantar, perannya dapat
mempengaruhi aktivitas jaringan berbagai organ maupun sistim organ tanaman, zat pengatur
tumbuh tidak memberi tambahan unsur hara karena bukan pupuk, tugasnya dalam jaringan
tanaman adalah mengatur proses fisiologis seperti pembelahan sel dan memperpanjang sel,
juga mengatur pertumbuhan akar, batang, daun dan buah.2
Zat pengatur tumbuh tanaman berperan penting dalam mengontrol proses biologi
dalam jaringan tanaman. Perannya antara lain mengatur kecepatan pertumbuhan dari
masingmasing jaringan dan mengintegrasikan bagian-bagian tersebut guna menghasilkan
bentuk yang kita kenal sebagai tanaman. Aktivitas zat pengatur tumbuh di dalam
pertumbuhan tergantung dari jenis, struktur kimia, konsentrasi, genotipe tanaman serta fase
fisiologi tanaman.3

Gugur Buah
Gugur bunga dan buah merupakan penyebab utama kegagalan panen dan rendahnya
produksi serta produktivitas tanaman. Kejadian gugur buah dapat dipengaruhi oleh faktor
1
Endang G. Lestari, “Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman melalui Kultur
Jaringan”. Jurnal AgroBiogen. Volume 7 (1), 2011, h. 64.
2
Seprita Lidar, “Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea
brasiliensis) Stump Mata Tidur”. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 4 No. 2, 2008, h. 49.
3
Endang G. Lestari, “Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman melalui Kultur
Jaringan”. Jurnal AgroBiogen. Volume 7 (1), 2011, h. 64.
fisiologi tanaman itu sendiri. Secara fisiologi, kejadian gugur buah banyak dipengaruhi oleh
aktivitas dan interaksi zat pengatur tumbuh internal dalam tanaman khususnya auksin (seperti
IAA), Giberelin (GA3), dan zat pengatur tumbuh absisik (ABA). Salah satu peran fisiologis
auksin adalah menghambat perontokan daun, bunga, dan buah.
Gugur buah dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah tingginya
kandungan etilen dan rendahnya kandungan auksin dan GA. Auksin merupakan hormon yang
berperan dalam mencegah absisi, sedangkan giberelin dapat meningkatkan kandungan auksin
pada buah sehingga mencegah terjadinya absisi buah. Kurangnya hormon tanaman (auksin
dan giberellin) pada saat tanaman memasuki periode reproduksi menyebabkan tingginya
kerontokan buah akibat adanya persaingan hormon tanaman tersebut.4
Unsur P sangat berpengaruh terhadap perkembangan bunga dan buah, serta
ketersediaannya lebih lambat karena sebagian besar dalam bentuk terikat di dalam larutan
tanah. Secara umum P berfungsi dalam pembelahan sel, proses pembentukan albumin, proses
pembentukan bunga, buah, dan biji. Dalam perkembangan buah, P berperan mempercepat
pematangan buah, memperkuat tangkai buah, memperbaiki hasil, dan mutu buah.
Terbatasnya ketersediaan P dalam tanah menyebabkan kurangnya P pada tanaman yang dapat
menghambat metabolisme tanaman.5
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) juga dapat membantu untuk mengurangi gugur
buah. Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) secara eksternal (salah satunya dengan foliar)
merupakan cara alternatif meningkatkan jumlah hormon di dalam jaringan tanaman. Metode
tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu seperti upaya penurunan persentase
kejadian gugur bunga dan buah sekaligus mempertahankan dan meningkatkan jumlah dan
kualitas buah tanaman hingga panen.
Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik bukan hara (nutrient).
Namun, keberadaan ZPT dalam proses metabolisme menjadi sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengaruhnya (baik morfologi maupun fisiologi)
pada tanaman salah satunya dipengaruhi oleh konsentrasi ZPT di dalam jaringan tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertentu akan baik bila ZPT diberikan pada

4
Fahri Ali, “Kerontokan Bunga dan Polong Tiga Varietas Kedelai pada Pemberian Urin Sapi dan
Kambing”. AGROVIGOR. Volume 12 (2), 2019, h. 60.
5
Sri Yuniastuti, “Pengaruh Penambahan Pupuk Hayati dan PPC Terhadap Keberhasilan Pembuahan
Mangga Podang di Luar Musim (Effect of Biofertilizer and Liquid Fertilizer on Off-Season Podang Mango
Fruiting Success)”. J. Hort. Vol. 26 No. 2, 2016, h. 208.
konsentrasi optimal (promote) tetapi dapat menghambat jika konsentrasinya berlebih (inhibit)
bahkan dapat mengubah proses fisiologi tumbuhan.6

Referensi
Ali, Fahri, dkk. 2019. Kerontokan Bunga dan Polong Tiga Varietas Kedelai pada Pemberian
Urin Sapi dan Kambing. AGROVIGOR. Volume 12 (2) : 60.
Dermawan, Rahmansyah . 2020. Pengendalian Kejadian Gugur Bunga dan Buah dengan
Aplikasi Indole Acetic Acid (IAA), Indole Butyric Acid (IBA) dan GA3 pada Tanaman
Cabai (Capsicum annuum L.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian. Volume 4 (1) :
38.
Lestari, Endang G. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman
melalui Kultur Jaringan. Jurnal AgroBiogen. Volume 7 (1) : 64.
Lidar, Seprita. 2008. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Terhadap Pertumbuhan Bibit
Karet (Hevea brasiliensis) Stump Mata Tidur. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 4 No. 2 :
49.
Yuniastuti, Sri dan Titiek Purbiati. 2016. Pengaruh Penambahan Pupuk Hayati dan PPC
Terhadap Keberhasilan Pembuahan Mangga Podang di Luar Musim (Effect of
Biofertilizer and Liquid Fertilizer on Off-Season Podang Mango Fruiting Success). J.
Hort. Vol. 26 No. 2 : 208.

6
Rahmansyah Dermawan, “Pengendalian Kejadian Gugur Bunga dan Buah dengan Aplikasi Indole
Acetic Acid (IAA), Indole Butyric Acid (IBA) dan GA3 pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)”. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Pertanian. Volume 4 (1), 2020, h. 38.

Anda mungkin juga menyukai