Anda di halaman 1dari 6

JIM FKep Volume IV No.

1 2019

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM


PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP
MEDIKAL BEDAH RUMAH SAKIT

Fiya Irma Safiya¹ ; Ardia Putra²


¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
²Bagian Keilmuan Manajemen Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh
E-mail: fiyairmasafiya_safiya@yahoo.com; ardia@unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Hand hygiene merupakan istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptik pencuci
tangan. Hand hygiene menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi,
sehingga infeksi nosokomial dapat berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam penerapan hand hygiene di ruang rawat inap medikal bedah
RSUD Meuraxa Banda Aceh. Jenis penelitian Kuantitatif; descriptive correlative dengan desainCross
sectional study. Populasi penelitian 50 perawat, pengambilan sampel menggunakan proportional sampel
dengan jumlah 33 perawat di ruang rawat inap medikal bedah RSUD MeuraxaBanda Aceh. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Data
penelitian dianalisis menggunakan uji pearson correlation. Hasil penelitian yang didapatkan nilai mean dari
pengetahuan 11,6 dan nilai mean sikap 16,3. Nilai P-Valueantara pengetahuan dengan sikap adalah 0,000.
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam penerapan hand
hygiene. Direkomendasikan bagi perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan hand hygiene
melalui program pelatihan pengurangan infeksi agar angka kejadian infeksi nosokomial semakin berkurang.
Keywords : hand hygiene, pengetahuan, sikap, perawat

ABSTRACT
Hand hygiene is a term used to define the activity of washing hands using antiseptic. Hand hygiene is one of
effective ways to stop the infection transmission, so that nosocomial infection can be decreased. The purpose
of this research is to determine the correlation between nurses’ knowledge and attitude in implementing hand
hygiene at the ward room of Meuraxa Public Hospital of Banda Aceh. The type of this research is
quantitative or to be precise, it is descriptive correlative with a cross sectional study design. The population
of this research is 50 nurses. The data sampling by using proportional sample makes up 33 nurses in charge
in the surgical ward room in Meuaraxa Public Hospital to be the sample of this study. The sampling
technique used in this study is simple random sampling. The data instrument of this study is questionnaire.
The data was analyzed by using Pearson correlation test. The result of the study shows that the mean value of
nurses’ knowledge is 11.6, while the mean value of nurses’ attitude is 16.3. The P-value between nurses’
knowledge and attitude is 0.000. This shows that there is correlation between nurses’ knowledge and attitude
in the implementation of hand hygiene. The nurses are recommended to improve their knowledge on hand
hygiene and its implementation through training programs to decline the number of nosocomial infection.
Keywords: hand hygiene, knowledge, attitude, nurses

PENDAHULUAN Rumah sakit adalah tempat yang berbahaya


Rumah sakit merupakan sebuah institusi yang dan penuh resiko bagi pasien. Untuk
bergerak di bagian pelayanan kesehatan mengurangi bahaya dan resiko tersebut
untuk menyelenggarakan pelayanan diperlukan adanya realisasi untuk
kesehatan perorangan yang bersifat meningkatkan keselamatan untuk pasien.
paripurna, dan menyediakan pelayanan yang Keselamatan pasien (patient safety) saat ini
meliputi rawat inap, rawat jalan, dan gawat sudah menjadi isu global baik negara
darurat (Permenkes, 2014). berkembang maupun transisi/konflik.

151
JIM FKep Volume IV No. 1 2019

Diperkirakan ada jutaan pasien di dunia yang kesadaran, sikap dan perilaku itu tidak akan
menjadi korban sehingga menimbulkan berlangsung lama (Nursalam, 2012)
kecacatan, cedera bahkan meninggal di setiap
tahun dikarenakan pelayanan kesehatan yang Berdasarkan data yang didapatkan dari
tidak aman (Kamil, 2010) Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda
Aceh melalui data rekapitulasi data HAIs dari
Dalam panduan praktis World Health komite mutu dan keselamatan pasien tahun
Organization (WHO) pencegahan infeksi 2018 didapatkan bahwa infeksi yang paling
nosokomial (INOS) tahun 2014 , Survei sering terjadi adalah Plebitis , yaitu infeksi
prevalensi yang dilakukan oleh WHO yang yang diakibatkan dari pemasangan infus
dilakukan di 55 rumah sakit dari 14 negara di berjumlah 51 kasus, Infeksi Saluran Kencing
wilayah WHO yang meliputi: (Eropa, (ISK) berjumlah 2 kasus, dan dekubitus
Mediterania Timur, Asia Tenggara dan akibat berbaring yang terlalu lama berjumlah
Pasifik Barat menunjukkan pasien rumah 1 kasus.
sakit yang mengalami infeksi rata-rata 8,7 %,
penderita komplikasi infeksi di rumah sakit METODE
lebih dari 1,4 juta orang, infeksi nosokomial Penelitian ini menggunakan metode
yang paling sering yaitu jenis infeksi karena deskriptif korelatif dengan desain
luka bedah, infeksi saluran kemih dan infeksi crosssectional study yang dilaksanakan
saluran pernapasan bagian bawah, dan tanggal 23 Mei sampai dengan 10 juni 2019
penelitian WHO selanjutnya menjelaskan di ruang rawat inap medikal bedah RSUD
bahwa infeksi nosokomial yang paling sering Meuraxa Banda Aceh. Sampel dalam
terjadi yaitu di unit perawatan intensif, penelitian ini adalah 33 perawat. Teknik
bangsal bedah dan ortopedi akut. pengambilan sampel yaitu metode simple
random sampling.
Cara paling efektif untuk mencegah
terjadinya infeksi nosokomial adalah dengan Pengumpulan data dilakukan secaraangket
menjalankan standar precaution yang salah dan lembar observasi menggunakan
satunya adalah dengan melakukan hand kuesioner yang terdiri daridua bagian, yaitu
hygiene pada setiap penanganan pasien kuesioner pengetahuan dan sikap.
dirumah sakit. Hand hygiene menjadi salah Pengumpulan datadilakukan setelah
satu langkah yang efektif untuk memutuskan mendapatkan surat lulusuji etik dari Komite
rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi Etik Penelitian FakultasKeperawatan
nosokomial dapat berkurang. Pencegahan Universitas Syiah Kuala.
dan pengendalian infeksi wajib dilakukan
oleh perawat, dokter dan seluruh orang yang Analisa data terdiri dari analisa univariat dan
terlibat dalam perawatan pasien (Fauzia bivariat. Analisa univariat digunakan untuk
&Rachmawati,2018) melihat distribusi frekuensi dan persentase
setiap variabel, sedangkan analisa bivariat
Kejadian infeksi nosokomial dipengaruhi dilakukan untuk melihat hubungan antar
oleh pengetahuan dan sikap perawat. variabel dengan menggunakan uji Pearson
Pengetahuan yang baik akan mengurangi Correation (Hastono, 2017).
kejadian infeksi nosokomial dirumah sakit.
Begitu juga dengan sikap sangat menentukan HASIL
akan tindakan pencegahan infeksi Berdasarkan penelitian yang telah
nosokomial. Jika suatu sikap dan perilaku dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
tidak didasari oleh pengetahuan dan

152
JIM FKep Volume IV No. 1 2019

No Variabel Mean Std.


Tabel 1. Demografi Perawat Deviasi
No Data Demografi f % 1. pengetahuan 11,6 1,67
2. sikap 16,3 5,61
1. Usia (Depkes,
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa nilai
2009)
rata-rata (Mean) pengetahuan responden
a. Remaja 5 15,2% 11,6, nilai standar deviasi 1,67. Untuk nilai
Akhir (17-25
rata-rata (Mean) 16,3 dan nilai standar
tahun ) 24 72,7% deviasi 5,61.
b. Dewasa Awal
(26-35 tahun)
c. Dewasa 4 12,1% Tabel 3. Pengetahuan dan sikap perawat
Akhir (36-45 dalam penerapan hand hygiene.
tahun) pengetah Sika
2. Jenis kelamin uan p
pengetahuan r 1 0,688
a. Laki-laki 9 27,3 % p-
b. Perempuan 24 72,7 % value 0,000
sikap r 0,688 1
3. Pendidikan p-
a. D-III 22 66,7 % value 0,000
Keperawatan
b. D-IV Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa terdapat
1 3,0 %
Keperawatan hubungan yang signifikan antara
10 30,3 % pengetahuan dengan sikap (p-value = 0,000 )
c. Ners
4. dengan keeratan hubungan kuat (r = 0,688 )
Pelatihan PPI
dan arah positif yang bermakna semakin
a. Pernah 27 81,8 %
tinggi pengetahuan, maka sikap akan
b. Tidak pernah 6 18,2 % semakin baik.
5. Lama Bekerja
PEMBAHASAN
a. < 10 tahun 30 90,9%
Pengetahuan tentang hand hygiene
b. ≥10 tahun 3 9,1% merupakan salah satu faktor yang
mempunyai pengaruh yang besar terhadap
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa pencegahan terjadinya INOS di rumah sakit.
mayoritas usia perawat adalah dewasa awal Penerapan hand hygiene yang dilakukan oleh
sebanyak 24 (72,7%) orang. Jenis kelamin petugas kesehatan dapat menurunkan angka
perawat mayoritas perempuan yaitu 24 INOS sebanyak 40 % (Kampf, Loffer, dan
(72,7%) orang. Pendidikan terakhir perawat Gastmeier, 2009).
terbanyak adalah D-III Keperawatan yaitu
sebanyak 22 (66,7%) orang. Mayoritas Hand hygiene menjadi salah satu langkah
perawat yang pernah mengikuti pelatihan PPI yang efektif untuk memutuskan rantai
sebanyak 27 (81,8%) orang dan mayoritas transmisi infeksi, sehingga insidensi
perawat yang paling lama bekerja adalah < nosokomial dapat berkurang. Pencegahan dan
10 tahun sebanyak 30 (90,9%) orang. pengendalian infeksi wajib dilakukan oleh
perawat, dokter dan seluruh orang yang
Tabel 2 pengetahuan dan sikap perawat terlibat dalam perawatan pasien (Fauziah &
dalam penerapan hand hygiene Rachmawati, 2018).

153
JIM FKep Volume IV No. 1 2019

hygiene dengan hand wash dan handrub.


Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel Pada hand wash diketahui perawat dalam
5.2 yaitu distribusi data pengetahuan dalam melaksanakan hand hygiene pada langkah
penerapan hand hygiene di Ruang Rawat satu dan dua sebanyak 100% karena perawat
Inap Medikal Bedah RSUD Meuraxa Banda mencuci tangan dengan air mengalir sampai
Aceh menunjukkan nilai mean dari dengan pergelangan tangan dan perawat
pengetahuan perawat yaitu 11,6 dan standar selalu mengambil sabun secukupnya dan
deviasi yaitu 1,675. meratakannya ke kedua telapak tangan.
Langkah ketiga diperoleh persentase 97,0%
Berdarkan penelitian Fauzia dan Rahmawati yaitu perawat menggosok sela jari bagian
(2018) menyatakan bahwa salah satu faktor dalam. Langkah keempat sebesar 84,8% yaitu
individu yang berpengaruh paling besar perawat melakukan gerakan mengunci.
adalah pengetahuan perawat, dimana semakin Langkah kelima sebanyak 84,8% yaitu
tinggi pengetahuan perawat maka semakin perawat membersihkan sela dan ibu secara
tinggi juga sikap perawat dalam penerapan melingkar dan langkah keenam yaitu
hand hygiene. Sikap dan perilaku perawat menggosok ujung jari ke telapak tangan
merupakan salah satu faktor yang melingkar berlawanan jarum jam dilakukan
mempunyai pengaruh besar terhadap secara baik dengan persentase 87,9%.
kesehatan perawat dalam pencegahan
terjadinya infeksi nosokomial. Perawat Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
memiliki andil yang besar terhadap terjadinya Marfu’ah dan Sofiana (2018) mengenai
infeksi nosokomial karena perawat analisis tingkat kepatuhan hand hygiene
berinteraksi secara langsung dengan pasien perawat dalam pencegahan infeksi
selama 24 jam. nosokomial dengan 17 responden yang
meliputi 15 perawat dan dua orang petugas
Dalam penelitian Fitriani, Gea dan Theo PPI menyatakan bahwa pelaksanaan hand
(2018) tentang faktor kepatuhan perawat hygiene perawat di RSUD Wonosari, masih
dalam penerapan hand hygiene di instilasi ada beberapa perawat yang belum melakukan
rawat inap RSUD Gunung Sitoli langkah hand hygiene sesuai SPO yaitu
menunjukkan bahwa dari 117 responden, dengan metode hand wash mencuci tangan
yang berpengetahuan baik sebagian tidak pada langkah tiga sampai lima persentasenya
patuh dalam melakukan hand hygiene dan 80%, sedangkan pelaksanaan cuci tangan
sebagian patuh dalam melakukan hand dengan metode hand rub langkah tiga sampai
hygiene. Hal ini menunjukkan bahwa enam dengan persentase 86%.
responden yang berpengetahuan baik belum
tentu patuh dalam melakukan hand hygiene. Berdasarkan hasil observasi terhadap five
moment hand hygiene yang dilakukan di
Dari hasil penelitian di Ruang Rawat Inap Ruang Rawat Inap Medikal Bedah RSUD
Medikal Bedah RSUD Meuraxa Banda Aceh Meuraxa Banda Aceh menunjukkan bahwa
menunjukkan nilai mean dari data sikap tingkat penerapan five moment hand hygiene
perawat yaitu 16,3 dan nilai standar deviasi yang dilakukan oleh responden pada setiap
yaitu 5,616. moment masih semua responden (100%)
melakukan kegiatan hand hygiene pada
Berdasarkan hasil observasi enam langkah moment setelah kontak dengan cairan tubuh
hand hygiene yang dilakukan oleh peneliti di pasien dan sesudah kontak dengan pasien.
Ruang Rawat Inap Medikal Bedah RSUD Momen-momen pelaksanaan hand hygiene
Meuraxa Banda Aceh dari 33 orang pada penelitian ini kurang diperhatikan.
responden didapatkan pelaksanaan hand Responden kurang memperhatikan momen

154
JIM FKep Volume IV No. 1 2019

hand hygiene sebelum kontak dengan pasien pengetahuan mahasiswa praktik dengan
dan lebih sering mencuci tangan setelah kepatuhan melakukan hand hygiene di IGD
menangani pasien. RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.
Menurut WHO (2009) bahwa kurangnya
Sejalan dengan penelitian Marfu’ah dan pengetahuan tentang hand hygine merupakan
Sofiana (2018) tentang analisis tingkat salah satu hambatan dalam melakukan
kepatuhan hand hygiene perawat dalam praktik hand hygiene.
pencegahan infeksi nosokomial dengan 15
responden di ruang dahlia RSUD Wonosari KESIMPULAN
Yogyakarta menyatakan bahwa kepatuhan
perawat dalam melakukan hand hygiene Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan
berdasarkan prinsip five moment for hand yang didapatkan adalah terdapat hubungan
hygiene masih belum optimal terutama pada pengetahuan dengan sikap perawat dalam
moment sebelum kontak dengan pasien penerapan hand hygiene di Ruang Rawat
hanya mencapai 66,7% dan moment sebelum Inap Medikal Bedah RSUD Meuraxa Banda
tindakan asepsis dengan persentase 73,4% Aceh. Dihapkan bagi perawat untuk
meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan hand
yang termasuk dalam kategori kepatuhan
hygiene melalui program pelatihan pengurangan
minimal padahal standar hand hygiene yang
infeksi agar angka kejadian infeksi nosokomial
diterapkan oleh RSUD Wonosari harus semakin berkurang.
mencapai ≥ 85%. Sedangkan kepatuhan
perawat dalam melakukan hand hygiene REFERENSI
untuk moment setelah kontak cairan tubuh
Endiyono, Prasetyo. (2017). Hubungan
pasien dan pada moment setelah kontak
pengetahuan dan sikap mahasiswa
persentasenya 100% yang termasuk dalam
terhadap kepatuhan melakukan cuci
kategori baik, moment setelah kontak dengan
tangan dengan metode Hand Wash di
lingkungan pasien persentasenya 86% masuk
IGD RSUD DR.R. Goeteng
dalam kategori kepatuhan baik.
Taroenadibrata Purbalingga. Skripsi :
Dari hasil penelitian mengenai hubungan Universitas Muhammadiyah Magelang.
pengetahuan dengan sikap perawat dalam
Fauziah, Rachmawati. (2018). Pengaruh
penerapan hand hygiene di Ruang Rawat
faktor individu terhadap kepatuhan
Inap Medikal Bedah RSUD Meuraxa Banda
perawat dalam melaksanakan hand
Aceh menunjukkan bahwa terjadi hubungan
hygiene. Jurnal Ilmu Keperawatan,
antara variabel pengetahuan dengan variabel
6(1). Retrieved from
sikap dengan nilai ρ-value 0,000 dengan
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/arti
tingkat keeratan hubungan yang tinggi
cle/download/12173/9504
dengan nilai r 0,688 dan arah positif yang
bermakna semakin tinggi pengetahuan, maka Fitriani, A.D., Gea, I.A.Y., Theo.D. (2018).
sikap akan semakin baik. Faktor kepatuhan perawat dalam
penerapan hand hygiene di Instalasi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rawat Inap RSUD Gunung Sitoli.
Endiyono & Prasetyo (2017) diperoleh hasil Jurnal Kesehatan Global, 1(3)
mahasiswa praktik dengan pengetahuan baik
sebanyak 14 orang (36,8%), pengetahuan Hastono, S. P. (2017). Analisis Data pada
kurang sebanyak 11 orang (28,9%). Hasil Bidang Kesehatan. Depok:
value uji Chi-Square sebesar 0,001 dengan Rajagrafindo Persada
taraf signifikan 5 % , sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan Kamil, H. (2010). Patient safety. Idea
Nursing Journal, 1(1). Retrieved from

155
JIM FKep Volume IV No. 1 2019

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/arti
cle/viewFile/6341/5208

Kampf, G., h. Loffer, P.Gastmeier, (2009).


Hand Hygiene for the prevention of
Nosokomial Infections. DTSCH Arztebl
Int

Marfu'ah, S., Sofiana, L. (2018). Analisis


tingkat kepatuhan hand hygiene perawat
dalam pencegahan infeksi nosokomial.
Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat.12(1).

Nursalam, (2012). Konsep penerapan


metodelogi penelitian ilmu keperawatan
pedoman skripsi, tesis dan instrumen
penelitian keperawatan. Jilid 1. Jakarta :
Salemba Medika

Permenkes. (2014). Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No.56
tahun 2014 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Retrieved from
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/
downloads/PMK No. 56 ttg Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit.pdf

WHO. Guidelines on Hand Hygiene in


Health Care. Library Catloguing-in-
Publication Data; 2009

156

Anda mungkin juga menyukai