Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah untuk tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas dengan Praktik
Laboratorium Klinik ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini adalah hasil tulisan kami yang memuat materi tentang ”Laporan Praktik
Laboratorium Klinik Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas: Fokus
Masalah Agregat Anak Usia Sekolah, Remaja Dan Dewasa Pada Penyakit Tidak
Menular Di Rw 01 Desa Tunggak Jati Kecamatan Karawang Barat Kabupaten
Karawang”
Kami menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
banyak sekali ditemukan kesulitan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini,
namun berkat bimbingan bantuan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
dalam kesempatan ini ijinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat Ibu Ns.Suci Nisfa Januar, S.Kep sebagai Pembimbing dan penguji selama
Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan Komunitas.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
khususnya dibidang keperawatan.

Karawang, 18 Desember 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 3
D. Metode Penulisan................................................................................... 4
E. Sistematika Penulisan............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Definisi Keperawatan Komunitas.......................................................... 6
B. Tujuan Keperawatan Komunitas........................................................... 6
C. Sasaran Keperawatan Komunitas.......................................................... 7
D. Model Keperawatan Komunitas............................................................ 7

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Analisa Data.......................................................................................... 20
B. Skoring Keperawatan Komunitas......................................................... 23
C. Diagnosis Keperawatan........................................................................ 24
D. Plant Of Action..................................................................................... 24
E. Rencana Keperawatan........................................................................... 25
F. Implementasi dan Evaluasi................................................................... 47

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 49
B. Saran..................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 50

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,
serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat
kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan,
pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan
kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut
dengan keperawatan komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan  profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan
Dawkin, 1987).

B. Rumusan Masalah
1 Bagaimana Konsep Keperawatan Komunitas (Definisi, tujuan keperawatan
komunitas, sasaran keperawatan komunitas, model keperawatan komunitas) ?
2 Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Komunitas?

C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Untuk melaksanakan dengan Asuhan Keperawatan Komunitas: Fokus
Masalah Agregat Anak Usia Sekolah, Remaja Dan Dewasa Pada Penyakit Tidak
Menular Di Rw 01 Desa Tunggak Jati Kecamatan Karawang dengan
menggunakan pendekatan dalam proses keperawatan dari tahap pengkajian,
diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui Konsep Keperawatan Komunitas

3
2) Melakukan pengkajian keperawatan dengan Masalah Kesehatan pada Agregat
Anak Usia Sekolah, Remaja, Dewasa dengan Penyakit Tidak Menular
3) Menyusun diagnosis keperawatan dengan Masalah Kesehatan pada Agregat
Anak Usia Sekolah, Remaja, Dewasa dengan Penyakit Tidak Menular
4) Merencanakan intervensi keperawatan dengan Masalah Kesehatan pada
Agregat Anak Usia Sekolah, Remaja, Dewasa dengan Penyakit Tidak Menular
5) Melaksanakan tindakan keperawatan dengan Masalah Kesehatan pada Agregat
Anak Usia Sekolah, Remaja, Dewasa dengan Penyakit Tidak Menular
6) Melaksanakan evaluasi keperawatan dengan Masalah Kesehatan pada Agregat
Anak Usia Sekolah, Remaja, Dewasa dengan Penyakit Tidak Menular
7) Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan Masalah Kesehatan pada
Agregat Anak Usia Sekolah, Remaja, Dewasa dengan Penyakit Tidak Menular

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan studi kasus berupa laporan pendahuluan asuhan keperawatan
melalui pendekatan proses pada pada Agregat Anak Usia Sekolah, Remaja, Dewasa
dengan Penyakit Tidak Menular:
1. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan menanyakan langsung tentang informasi
yang diperlukan pada klien dan keluarga klien serta tenaga kesehatan.
2. Kuesioner
Pengumpulan data dengan memberikan pertnyaan
3. Observasi
Pengumpulan data dengan melihat dan mengamati secara langsung melalui
pengamatan perilaku, kondisi klien, mengenai masalah kesehatan dan
keperawatan klien.

E. Sistematika Penulisan
BAB I Tentang pendahuluan yang terdiri latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Berisi tentang dasar teori yang terdiri dari : Definisi, tujuan, sasaran,

4
model keperawatan komunitas
BAB III Berisi tentang pengkajian, Pemeriksaan Fisik, Analisa Data,
Diagnosis Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi
Keperawatan, Evaluasi Keperawatan.
BAB IV Kesimpulan dan saran.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat.
Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan
profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada
kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas dengan
menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

B. Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan Keperawatan Komunitas adalah sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada tujuan keperawatan komunitas ini berarti adalah suatu
upaya untuk membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Promosi kesehatan tidak sekadar
mengubah gaya hidup, tetapi mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat
adalah tujuan yang akan dicapai pula.
2. Proteksi Kesehatan
Proteksi kesehatan merupakan upaya perlindungan kelompok masyarakat
terhadap terpaparnya suatu penyakit.
3. PencegahanPenyakti dan Penyembuhan
Pencegahan penyakit merupakan upaya dalam mencegah terjadinya penyakit
pada kelompok yang berisiko, sedangkan penyembuhan adalah upaya yang
dilakukan pada kelompok masyarakat yang telah terkena penyakit. Upaya
penyembuhan bertujuan untuk menyembuhkan kelompok masyarakat yang sakit
dan mencegah terjadinya komplikasi.

6
C. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok berisiko
tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, daerah yang
tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil).

D. Model Keperawatan Komunitas


Model keperawatan ini pada hakikatnya mengatur hubungan antara perawat
komunitas dengan klien, yaitu keluarga, kelompok, dan komunitas. Klien telah
memberikan kepercayaan dan kewenangannya untuk membantunya meningkatkan
kesehatan melalui asuhan keperawatan komunitas yang berkualitas. S
1. Model self caremenurut Dorothy Orem
Kemandirian komunitas adalah tujuan akhir dari pelayanan keperawatan
komunitas. Model ini lebih menekankan kepada self care (mandiri) untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan komunitas dalam
keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem, 1971, dalam Marriner, 2001). Bila kita
me-review empat konsep sentral dalam paradigma keperawatan, maka model ini
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. EmpatKonsepSentraldalamFalsafahKeperawatan
1) Manusia
Orem (1971, dalam Marriner, 2001), memandang manusia sebagai
kesatuan yang utuh yang mempunyai fungsi biologis, sosial, mempunyai
inisiatif, dan mampu melakukan aktivitas perawatan diri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan komunitas.
Kemampuan komunitas untuk melakukan self care (mandiri)
mencerminkan kekuatan komunitas yang ada, dan ini sangat tergantung
pada tingkat kematangan atau pengalaman, tingkat pengetahuan, dan
kesehatan komunitasnya.
2) Kesehatan
Model ini memandang bahwa kesehatan komunitas dapat tercapai ketika
komunitas mampu memenuhi kebutuhan self care-nya. Bila komunitas

7
tidak mampu memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi self care
defisit. Berikut kebutuhan self care yang harus dipenuhi oleh komunitas.
b. Model Orem menjelaskan ada tiga jenis kebutuhan self care (mandiri)
1) Universal self caredibutuhkan oleh semua manusia, seperti udara, air,
makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, serta interaksi sosial. Bila
kebutuhan tersebut terpenuhi, maka komunitas akan dapat mencapai
kesehatan yang diharapkannya. Contoh, Anda mungkin pernah melihat
kekeringan di suatu desa, akan sangat memengaruhi kehidupan
komunitasnya. Masyarakat menjadi sulit untuk mencari air bersih, dan
bahkan untuk bercocok tanam pun menjadi sulit. Penyakit akan banyak
muncul dan kegagalan panen juga akan terjadi. Hal ini tentu saja akan
berpengaruh pada kehidupan komunitas di dalamnya.
2) Development self care adalah kebutuhan yang mencakup proses
kehidupan untuk menjadi lebih dewasa. Contoh, akhir-akhir ini media
massa sering menayangkan kejadian tawuran antarwarga atau
antarkelompok masyarakat. Penyebabnya sangat bervariasi dari hal yang
sepele sampai yang paling prinsip. Coba Anda pikirkan, kira-kira apa
penyebabnya? Sebenarnya yang terjadi adalah ketidakmampuan
komunitas untuk berkembang, ketika ada perubahan sedikit, masyarakat
langsung bergejolak. Memang ketika kebutuhan universal self care
(mandiri), seperti di atas dapat terpenuhi khususnya kemampuan
membina interaksi sosial yang baik, maka komunitas akan lebih dewasa
dalam menghadapi permasalahan.
3) Health deviation self care adalah kebutuhan komunitas untuk bertahan
karena adanya penyakit atau trauma yang dapat mengganggu fungsi
struktur, fisiologis dan psikologis manusia. Perubahan ini akan
mengakibatkan komunitas membutuhkan bantuan untuk tetap bertahan
hidup. Contoh, Anda masih ingat awal Juli 2013 terjadi gempa di Aceh
Tengah yang menyebabkan sedikitnya 50 orang meninggal dunia,
ratusan orang lukaluka, banyak rumah yang hancur, sehingga tidak
memiliki tempat tinggal. Gempa ini mengingatkan mereka pada tragedi
gempa dan tsunami tahun 2004, baru saja mereka berkembang untuk

8
menata kembali kehidupannya bencana sudah datang lagi. Tentu saja
kejadian ini menjadi trauma buat mereka. Dari kasus ini, keperawatan
komunitasdapat berperan memenuhi kebutuhan komunitas agar trauma
tersebut tidak terlalu lama memengaruhi fungsi manusia yang lain.
Logikanya asuhan keperawatan komunitas dibutuhkan karena adanya
ketidakmampuan komunitas dalam melakukan self care (mandiri).
c. Keperawatan
Model ini akan membahas tentang tiga sistem keperawatan yang dapat
digunakan perawat untuk membantu komunitas dalam memenuhi gangguan
kebutuhan, seperti uraian di atas. Tindakan self care (mandiri) adalah reaksi
komunitas terhadap tuntutan untuk memenuhi kebutuhan self care dalam
upaya mencapai kesehatan.
d. Tipe SistemKeperawatan
1) Wholly Compensatory Nursing System
Perawat komunitas mengambil seluruh kegiatan self care untuk
memenuhi kebutuhan komunitas secara total. Contoh, daerah yang
mengalami bencana alam, yang komunitasnya tidak mampu memenuhi
seluruh kebutuhannya, maka perawat komunitas dapat bermitra dengan
lintas sektoral atau lintas program untuk membantu memenuhi
kebutuhan komunitas.
2) Partly Compensatory Nursing System
Perawat komunitas dan masyarakat bersama-sama memenuhi kebutuhan
self care. Perawat mengidentifikasi kebutuhan, kemampuan, dan
kelemahan yang ada di komunitas. Untuk kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi oleh komunitas, perawat melakukan tindakan keperawatannya,
dan bila komunitasnya mampu, perawat tetap memberikan motivasi agar
kemampuan tersebut dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Kemitraan
dengan komunitas pada sistem ini sangat dibutuhkan. Contoh, daerah
bencana alam yang tidak terlalu parah kondisinya dan komunitasnya
masih dapat diajak bekerjasama. Perawat komunitas dapat melakukan
perawatan luka pada klien yang mengalami fraktur atau memberikan
konseling trauma, sedangkan komunitasnya dapat membantu

9
mempertahankan kebersihan lingkungan dan memenuhi nutrisinya.
Masih banyak contoh lain yang dapat Anda kembangkan.
3) Supportive Educative System
Pada situasi ini komunitas mampu melakukan pemenuhan
kebutuhan self care, tetapi harus dengan bimbingan dan dukungan dari
perawat dalam hal mengambil keputusan, mengontrol perilaku,
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Contoh: daerah yang
mengalami bencana, komunitasnya perlu diajarkan dan dibimbing
tentang manajemen stres dan pendampingan adaptasi dengan kondisi saat
ini.
Komunitas yang tidak mampu memenuhi kebutuhan self care-nya
karena adanya gangguan kesehatan, penyakit atau keterbatasan
komunitas, maka komunitas tersebut akan mengalami self care defisit.
Ketidakmampuan tersebut akan mengakibatkanketergantungan
komunitas terhadap pihak lain, salah satunya perawat. Perawat sebagai
nursing agency adalah orang yang dipercaya komunitas memiliki
kemampuan dalam hal pengetahuan, dan keterampilan yang diakui dapat
membantu orang lain memenuhi kebutuhan self care melalui tindakan
keperawatan secara terapeutik. Kemampuan komunitas memenuhi
kebutuhan self care-nya bukan semata-mata, karena adanya nursing
agency, tetapi juga karena adanya kemampuan komunitas untuk menjaga
keseimbangan, struktur, dan fungsi yang dapat mendukung tercapainya
kesejahteraan dan kesehatan.
e. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai tempat, situasi maupun hal-hal yang
berinteraksi dengan individu, baik secara aktif maupun pasif. Lingkungan
dan individu akan sama-sama berpikir, menganalisis dan membuat
kesimpulan selama interaksi. Sifat lingkungan yang mungkin saja berupa
lingkungan hidup, seperti adanya individu lain dapat memengaruhi
lingkungan internal seseorang.
Paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang
bahwa lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dapat

10
memengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan
keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang
ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
2. Model Health Care System menurut Betty Neuman
Model kedua yang akan dibahas adalah model health care system (Neuman,
1972, dalam Anderson & McFarlane, 2000). Model ini dikembangkan
berdasarkan philosophy primary health care (pelayanan kesehatan utama) yang
memandang komunitas sebagai klien. Kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya yang dipandang
sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan
feedback sebagai suatu pola yang dinamis.
Pandangan model ini terhadap empat konsep sentral paradigma keperawatan
adalah sebagai berikut.
a. Manusia
Model ini memandang manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi
secara konstan dan dinamis seiring dengan adanya respon terhadap stresor
baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Model ini juga memandang
manusia atau klien secara keseluruhan (holistik) yang terdiri atas faktor
fisiologis, psikologis, sosial budaya, perkembangan, dan spiritual yang
berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisahpisahkan.
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dalam lingkaran konsentrik yang
saling berkaitan. Struktur dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup
yang merupakan gambaran yang unik dari sistem klien, seperti range
temperatur normal, struktur genetik, pola respon, kekuatan dan kelemahan
organ, struktur ego, dan pengetahuan atau kebiasaan. Stresor yang ada akan
sangat memengaruhi kondisi klien, contoh ketika di suatu daerahterdapat
banyak agregat remaja awal (usia 12-13 tahun) sudah banyak yang merokok,
karena mencontoh orang dewasa. Mengingat bahaya merokok usia dini
sangat besar, maka perawat komunitas akan melakukan upaya pencegahan
primer dengan memberikan pendidikan kesehatan pada remaja tersebut
dengan melibatkan orang dewasa di sekitarnya. Ini menunjukkan komunitas

11
membutuhkan informasi dan dukungan untuk melakukan perilaku sehat
untuk mengatasi stresor.
b. Kesehatan
Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan terhadap stresor
yang ada dan mempertahankan keharmonisan antara bagian dan subbagian
keseluruhan komunitas. Model ini pun menjelaskan bahwa sehat merupakan
respons sistem terhadap stresor dilihat dalam satu lingkaran konsentris core
(inti) dengan tiga garis pertahanan, yaitu fleksibel, normal, dan resisten,
dengan lima variabel yang saling memengaruhi, yaitu fisiologi, psikologi,
sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
c. Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh faktor internal dan eksternal yang berada di
sekitar klien, dan memiliki hubungan yang harmonis dan seimbang. Anda
harus mengenal stresor yang berasal dari lingkungan intrapersonal,
interpersonal dan extrapersonal, berikut uraiannya.
1) Lingkungan Intrapersonal, yaitu lingkungan yang ada dalam sistem
klien. Contoh, melihat sekelompok pelajar SMP tawuran, perawat tentu
harus mengkaji mengapa remaja berperilaku demikian, apakah remaja
memiliki kepribadian yang mudah marah, gangguan konsep dirinya, atau
tidak terpenuhinya kebutuhan remaja, sehingga marah menjadi
kompensasi dari gangguan kebutuhan tersebut.
2) Lingkungan Interpersonal, yang terjadi pada satu individu atau keluarga
atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem. Contoh, apakah perilaku
tawuran tersebut dicontoh remaja dari lingkungan keluarganya atau
lingkungan komunitasnya? Lalu siapakah yang berperan dalam
mengatasi masalah tawuran remaja ini?
3) LingkunganExtrapersonal, yaitu di luar lingkup sistem, individu atau
keluarga, tetapi ikut memengaruhi sistem komunitas. Contoh, sosial
politik, mungkin remaja tawuran, karena ada sisipan unsur politik untuk
mengalihkan permasalahan yang sedang terjadi di wilayah tersebut.

12
d. Keperawatan
Model ini menjelaskan bahwa keperawatan memperhatikan manusia
secara utuh untuk mempertahankan semua variabel yang memengaruhi
respons klien terhadap stresor. Melalui penggunaan model keperawatan ini,
diharapkan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok untuk
mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness. Perawat
membantu komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya dengan
melakukan prevensi primer untuk garis pertahanan fleksibel, prevensi
sekunder untuk garis pertahanan normal, dan prevensi tersier untuk garis
pertahanan resisten.
Pelayanan keperawatan juga disesuaikan dengan kondisi yang dialami
komunitasnya. Contoh, jika stresor ada di lingkungan klien, yaitu menembus
garis pertahanan fleksibel, maka yang dilakukan perawat adalah melakukan
prevensi primer (tingkat pencegahan primer), seperti mengkaji faktor-faktor
risiko, memberi pendidikan kesehatan atau membantu klien sesuai dengan
kebutuhannya. Jika stresor telah menembus garis pertahanan normal, maka
yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi sekunder, seperti
melakukan deteksi dini, menentukan sifat dari proses penyakit dan
memberikan pelayanan keperawatan segera. Jika stresor telah mengganggu
garis pertahanan resisten, maka upaya prevensi tersier dapat dilakukan oleh
perawat untuk membatasi atau mengurangi efek dari proses penyakitnya atau
mengoptimalkan potensi komunitas sebagai sumber rehabilitasi.
Baiklah, gambar berikut ini dapat membantu Anda lebih memahami tentang
model health care system :

13
Uraian tentang model health care system di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan merupakan bagian
yang saling berhubungan dan mendukung ke arah stabilitas sistem.
3. Model Keperawatan Komunitas sebagai Mitra (Community as partner) menurut
Anderson & Mc Farlane
Model komunitas sebagai mitra (community as partner) yang dikembangkan
berdasarkan model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan masalah kesehatan yang ada. Model ini sekaligus menekankan
bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi yang mendasari komunitas
untuk turut aktif meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mengatasi masalah
melalui upaya pemberdayaan komunitas dan kemitraan. Perlu Anda ketahui
bahwa ada tiga pendekatan utama primary health care (PHC), yaitu memberikan
pelayanan kesehatan dasar dengan teknologi tepat guna, menjalin kerja sama
lintas sektoral, dan meningkatkan peran serta masyarakat. Oleh karenanya,
model ini sangat menitikberatkan pada kemitraan, melalui kemitraan komunitas
akan merasa masalah kesehatannya juga menjadi tanggung jawabnya.
Pada pembahasan sebelumnya tentang model health care system menurut
Neuman sudah dijelaskan, bahwa klien adalah sebagai sistem terbuka. Klien dan
lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis dan memiliki tiga garis
pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance
defense. Intinya ada dua komponen penting dalam model ini, yaitu roda
pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas
terdiri atas dua bagian utama, yaitu inti (core) sebagai intrasistem yang terdiri
atas, demografi, riwayat, nilai dan keyakinan komunitas. Ekstrasistemnya terdiri
atas delapan subsistem yang mengelilingi inti, yaitu lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi. Proses keperawatan
yang dimaksud mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Anderson & McFarlane, 2000;
Ervin, 2002).

14
Berikut gambar tentang model komunitas sebagai mitra (community as partner).

4. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas


Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran dan fungsi dalam
meningkatkan kesehatan komunitas. Perawat dituntut mempunyai sekumpulan
kemampuan/kompetensi yang telah ditetapkan oleh kebijakan organisasi dengan
merujuk pada persepsi dan harapan komunitas terhadap pelayanan keperawatan
komunitas yang diberikan.
a. Manager kasus
Jika, berperan sebagai manager, perawat harus mampu mengelola pelayanan
yang berkoordinasi dengan komunitas atau keluarga, penyedia pelayanan
kesehatan atau pelayanan sosial yang ada. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pencapaian tujuan asuhan keperawatan komunitas.
Seyogyanya kualifikasi pendidikan seorang manager kasus minimal Sarjana
Keperawatan.
Anda mungkin pernah mengetahui tentang peran di atas, sebagai manager
kasus perawat komunitas harus dapat berfungsi untuk melakukan tindakan
sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan kesehatan.
Hal ini penting dilakukan agar pelayanan kesehatan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan komunitas.
2) Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini dibuat
berdasarkan hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap pelayanan
kesehatan.

15
3) Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga
pelayanan yang diberikan dapat optimal dan tepat sasaran.
4) Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan yang
telah diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk meningkatkan
pengelolaan berikutnya.
b. Pelaksana Asuhan Keperawatan
Salah satu peran penting perawat adalah memberikan pelayanan langsung
kepada komunitas sesuai dengan kebutuhan komunitas atau keluarga. Anda
dapat mencoba peran ini sesuai dengan tahapan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi keperawatan.
Sebagai pelaksana asuhan keperawatan, perawat dapat berfungsi untuk:
1) Melakukan pengkajian secara komprehensif;
2) Menetapkan masalah keperawatan komunitas;
3) Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan
dan potensi komunitas;
4) Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri
(seperti melakukan perawatan luka, melatih napas dalam dan batuk
efektif, melatih latihan rentang gerak/rom, dan sebagainya), serta
tindakan kolaboratif (seperti pemberian obat tbc dan sebagainya);
5) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan;
6) Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan.
c. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi
penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga
tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas. Peran tersebut
dapat Anda lihat saat perawat melakukan pendidikan kesehatan. Berikut
fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam menjalankan
perannya sebagai pendidik.
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh
komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian
komunitas.

16
2) Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan
materi yang sesuai dengan kebutuhan.
3) Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5) Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus
dimiliki sesuai kebutuhannya.
6) Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan
perawat.
7) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Pembela (advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten. Sikap
perawat yang selalu berupaya meningkatkan kompetensinya agar asuhan
keperawatan komunitas yang diberikan terjaga kualitasnya, merupakan
contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate). Bagaimana dengan
Anda, apakah juga berkomitmen untuk selalu menjaga kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan? Cobalah Anda sejak saat ini terus menjaga
komitmen tersebut.
Selain sikap di atas, tindakan lain yang dapat dilakukan perawat sebagai
pembela (advocate) adalah:
1) Menyediakan informasi yang dibutuhkan komunitas atau keluarga untuk
membuat keputusan;
2) Memfasilitasi komunitas atau keluarga dalam mengambil keputusan;
3) Membuka akses ke provider agar komunitas atau keluarga mendapatkan
pelayanan yang terbaik (membangun jejaring kerja);
4) Menghormati hak klien;
5) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;
6) Melaksanakan fungsi pendampingan komunitas atau keluarga;
7) Memberikan informasi terkait sumber-sumber pelayanan yang dapat
digunakan;
8) Memfasilitasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber-sumber tersebut.

17
e. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu perawat tersebut
adalah orang yang memahami (expert) di bidang keahliannya, dapat
dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga dan mengembangkan
koping yang konstruktif dalam penyelesaian masalah. Perawat juga dapat
memberikan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik
untuk penyelesaian masalah.
Memang tidak semua perawat dapat berperan sebagai konselor, karena
membutuhkan keterampilan khusus, namun demikian yakinlah bila Anda
berusaha meningkatkan kompetensi, maka Anda akan mampu untuk menjadi
seorang konselor.
f. Role Model
Pelayanan keperawatan komunitas bersifat berkelanjutan dan
berkesinambungan, tentu saja ini menuntut perawat untuk mampu
berinteraksi baik dengan komunitas. Dalam interaksi, ada proses
transformasi perilaku perawat yang dapat dipelajari oleh komunitas atau
keluarga. Proses inilah yang sebenarnya, bahwa perawat sedang menjalankan
perannya sebagai role model (contoh).
g. Penemukasus
Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas adalah
melibatkan diri dalam penelusuran kasus di komunitas atau keluarga, untuk
selanjutnya dilakukan kajian apa saja yang dibutuhkan komunitas. Tentu saja
kasus tersebut mungkin membutuhkan intervensi dari profesi lain atau
pelayanan kesehatan yang lebih kompleks, maka yang dilakukan perawat
komunitas adalah segera merujuk klien. Merujuk juga membutuhkan
ketelitian perawat untuk mengidentifikasi, kasus mana yang seharusnya di
rujuk dan ke mana harus merujuk? Nah, Anda dapat mengembangkan peran
ini, tentu saja sebelumnya kemampuan Anda mengkaji atau menilai
kebutuhan komunitas harus terus dilatih.
h. Pembaharu
Anda tentu pernah mendengar istilah pembaharu (change agent). Peran ini
membantu komunitas untuk melakukan perubahan ke arah kehidupan yang

18
lebih sehat. Hal yang dilakukan perawat sebagai pembaharu adalah sebagai
berikut.
1) Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini penting
dilakukan karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang baru yang
membutuhkan dukungan.
2) Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
3) Membantu komunitas menginternalisasi perubahan.
5. Peneliti
Berkembangnya ilmu keperawatan, salah satunya banyak dipengaruhi oleh hasil-
hasil penelitian. Melalui penelitian, perawat komunitas dapat mengidentifikasi
masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah. Meskipun
perawat lulusan DIII tidak mempunyai kompetensi melakukan penelitian
mandiri, namun perawat lulusan DIII dapat menjadi anggota penelitian dan
menggunakan hasil penelitian dalam praktik keperawatan komunitas.

19
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Analisa Data
No Kelompok Agregat Data Senjang Diagnosis Keperawatan
1 Data Inti  Masalah Kesehatan dalam keluarga lansia yaitu hipertensi Ketidakefektifan Manajemen
sebanyak 37.8 % Kesehatan
 Masalah Kesehatan dalam keluarga dewasa hipertensi
sebanyak 40%
 Masalah Kesehatan dalam remaja adalah penggunaan rokok
sebanyak 64%
 Masalah Kesehatan dalam Anak UsiaSekolah (AUS) perilaku
hidup bersih dan sehat (PBHS) sebanyak 82.2%
 53 % pengelolaan sampah dengan cara dibakar
 77,8% masyarakat membeli obat bebas terlebih dahulu
sebelum kepelayanan Kesehatan
2 Anak Usia Sekolah  Kebiasaan jajan dipedagang keliling/jajan sembarangan Ketidakefektifan pemeliharaan
(AUS) sebanyak 86,7 % Kesehatan pada kelompok anak
 Kebiasaan membawa bekal dari rumah 60 %, dan tidak usia sekolah
membawa bekal dari rumah sebanyak 40%
 Kebiasaan meminum susu UHT 1x sehari sebanyak 53%, dan

20
tidak minum susu sebanyak 46,7%
 Kebiasaan makan dan minum minuman yang manis 100%
3 Remaja  Responden memiliki anak remaja dengan usia 21 – 22 th 1 Perilaku Kesehatan cenderung
(7.7) % beresiko pada kelompokremaja
 Remaja yang menyukai rokok sebanyak 84,6% dan yang tidak
menyukai rokok sebanyak 15,4 %
 Remaja merokok lebih dari satu tahun sebanyak 61,5% kurang
dari satu tahun 30,8% dan remaja yang tidak merokok 7.7%
 Alasan pertama kali remaja merokok adalah pengaruh
lingkungan/teman 8 (61,5%)
 Kebiasaan remaja merokok di tempat tongkrongannya 61,5 %
 Keadaan yang membuat remaja merokok adalah ketika remaja
sedang santai 53,8%
 Ketika temannya merokok reamaja tidak peduli/cuek 76,9%
 Ditempat tinggal keluarga remaja, ada yang merokok yaitu
ayah 9 (69,2 %)
 Ada anggota keluarga yang merokok saat berkumpul dengan
keluarga 76,9%
 Keluhan yang pernah di rasakan oleh remaja sakit
magh/gastritis 6 (46,2 %)

21
 Kegiatan yang dilakukan remaja diluar jam pelajaran sekolah
yaitu nongkrong dengan teman 7 (53,8%) dan berdiam diri
dirumah 7 (53,8%)
 Ketika ramaja mempunyai masalah biasanya remaja
menceritakan kepada temannya 61,5 %
 Perilaku remaja yang tidak sehat merokok 11 (84,6%)
 Informasi kesehatan remaja yang dibutuhkan saat ini yaitu
cara mengatasi kebiasaan merokok 10 (76,9%)
4 Dewasa dengan penyakit  Pemeriksaan tekanan darah diatas 120/80 mmhg sebanyak Ketidakefektifan pemeliharaan
tidak menular 41,2%, 120/80 mmhg sebanyak 23,5% dan dibawah 120/80 Kesehatan pada agregat dewasa
mmhg sebanyak 35,3% dengan penyakit tidak menular
 Kebiasaan masih mengkonsumsi kopi : ya 82,4% dan tidak
17,6%
 Distribusi pernah mengkonsumsi kopi 100%
 Distribusi kapan mengkonsumsi kopi sudah lama 100%

 Distribusi masih mengkonsumsi kopi 82,4%, tidak 17,6%


 Distribusi masih merokok 58,8% tidak 41,2%
 Pernah merokok 70,6% dan tidak 29,4%
 Distribusi menambahkan garam dapur saat makan ya 58,8%
dan tidak 41,2%

22
 Distribusi menggunakan garam dapur saat memasak 100%

B. Skoring Keperawatan Komunitas


Prioritas Masalah kesehatan dinilai dengan menggunakan scoring berdasarkan Stanhope dan Lancaster (2010), komponen penilaian
scoring tersebut meliputi :
1. Kesadaran Masyarakat akan masalah ( Bobot 4)
2. Motivasi Masyarakat Untuk Menyelesaikan Masalah (Bobot 5)
3. Kemampuan perawat dalam menyelesaikan masalah (Bobot 8)
4. Ketersediaan ahli/ pihak terkait terhadap penyelesaian masalah (Bobot 8)
5. Dampak terhadap masyarakat jika masalah tidak terselesaikan (Bobot 7)
6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan solusi penyelesaian masalah (Bobot 4)
No DiagnosaKeperawatan 1 2 3 4 5 6 Jumlah
Ketidakefektifan manajemen Kesehatan pada kelompok 3 4 5 5 4 3
1 152
komunitas di keluarahan X, kecamatan X – Kab. Karawang 12 20 40 40 28 12
2 Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan pada kelompok anak 4 3 5 6 5 3
166
usia sekolah 16 15 40 48 35 12
3 Perilaku Kesehatan cenderung beresiko pada kelompok remaja 3 4 6 6 5 4
179
12 20 48 48 35 16
Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan pada agregat dewasa 4 5 7 7 6 4
4 211
dengan penyakit tidak menular 16 25 56 56 42 16

C. Diagnose Keperawatan Komunitas

23
No Domain Kelas Kode Diagnose Keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan pada agregat dewasa dengan
1 1 2 00099
penyakit tidak menular
2 1 2 00188 Perilaku Kesehatan cenderung beresiko pada kelompok remaja
3 1 2 00099 Ketidakefektifanpemeliharaan Kesehatan pada kelompokanakusiasekolah
Ketidakefektifanmanajemen Kesehatan pada kelompokkomunitas di
4 1 2 00078
keluarahan X, kecamatan X – Kab. Karawang

D. Plan Of Action
Masalah
No Kegiatan Waktu Tempat Dana PJ
Keperawatan

1 Ketidakefektifan Melakukan penyuluhan Kamis, 17 Desember Rumah pak RW/ Aula - Pak RW Ibu
pemeliharaan gizi buah sayur sehat 2020, Pukul 08.00- kantor Desa RW Ibu
Kesehatan pada dan perilaku hidup 09.30 WIB Kader
kelompok anak bersih
Safina
usia sekolah
dengan menggunakan
media poster, leaflet,
permainan kartu dan
Booklet

Melakukan 6 langkah Jumat, 18 Desember Rumah pak Rw/ Aula - Pak RW Ibu

24
cuci tangan yang 2020, Pukul 08.00- kantor Desa Rw Ibu
baik dan benar 09.40 WIB Kader

Lia

Melakukan Permainan Sabtu, 19 Desember Rumah pak Rw/ Aula - Pak RW Ibu
acak kartu terhadap 2020, Pukul 08.30- kantor Desa RW Ibu
perilaku jajanan 09.30 WIB Kader
makanan
Apriyanto

2 Perilaku Kesehatan Penyuluhan Bahaya Kamis, 16 Desember Rumah Pak Rw/Aula - - Pak RW
cenderung Merokok pada 2020, Pukul 13:00- Kantor Desa
Ibu RW
beresiko pada Remaja 14:00
kelompok remaja Novita

Penanganan Gastritis Jumat, 17 Desember Rumah Pak Rw/Aula - - Pak RW


pada Remaja 2020, Pukul 08:00- Kantor Desa
Ibu Rw
09:00
Indah

Penyuluhan kepada Sabtu, 18 Desember Rumah Pak Rw/Aula - - Pak Rw


remaja tentang 2020, 08:00-09:00 Kantor Desa
Ibu Rw
Peningkatan

25
Kegiatan di luar jam Rifky
pelajaran sekolah

3 Ketidakefektifan Pemeriksaan kesehatan Jumat, 18 Desember Balai rumah pak RT - - Pak RT


pemeliharaan (Tensi,TB,BB, 2020; Pukul 08.00- Kader
Kesehatan pada Kolesterol, asam 09.00
agregat dewasa urat, kadar gula)
Robby
dengan penyakit
Penyuluhan penyakit Jumat, 18 Desember Balai rumah pak RT - - Pak RT
tidak menular
tidak menular 2020; Pukul 09.00- Kader
(Hipertensi) 10.00

Suhardi

Senam Hipertensi Sabtu, 18 Desember Lapangan parkir kantor - - Ibu RW


2020; Pukul 07.30- kepala desa Ibu Kader
08.30

Aulia

E. Rencana Intervensi Keperawatan

26
Diagnosis
No Kode NOC Kode NIC
Keperawatan
1 Ketidakefektifan PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER
manjemen LEVEL 1:Doamain 4 pengetahuan LEVEL 1:Domaain 4 pengetahuan
kesehatan tentang kesehatan dan prilaku tentang kesehatan dan prilaku
1608 LEVEL 2:q-prilaku sehta LEVEL 2: q- prilaku sehat
LEVEL 3:control gejala 1611 LEVEL 3: Kontrol gejala
Tindakan seseorang untuk mengurangi Analisis Faktor resiko potensial ,
perubahan fungsi fisik dan emosi yang pertimbangan resiko-resiko kesehatan dan
dirasakan memprioriraskan strategi pengurangan
- Memantau munculnya gejala resiko bagi individu maupun kelompok
- Memantau bertahannya gejala - Kaji ulang data yang didapatkan dari
- Memantau frekuensi gejala pengkajian resiko secara rutin

- Melakukan tindakan-tindakan - Pertahankan pencatatan statistic yang

pencegahan akurat

- Melakukan tindakan untuk - Mengidentifikasi resiko biologis,

mengurangi gejala lingkungan dan prilaku serta hubungan


timbal balik
- Identifikasi Stratgi koping yang
digunakan

27
- Pertimbangkan pemenuhan terhadap
perawatan dan media dari keperawatan
- Diskusikan dan rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan resiko
berkolaborasi dengan individu atau
kelompok
PREVENSI SEKUNDER PREVENSI SEKUNDE
LEVEL 1:Domain 4 pengetahuan LEVEL 1:Domain 3 prilaku
tentang kesehatan dan prilaku LEVEL 2:Terapi prilaku
LEVEL 2:q- prilaku sehat 4360 LEVEL 3:modifikasi perilaku
1600 LEVEL 3: prilaku patuh (bersifat Dukungan terjadinya perubahan prilaku
aktif - Bantu pasie untuk dapat
Tindakan inisiatif sendiri untuk mengidentifikasi kekuatan dirinya dan
meningkatkan kesejahteraan menguatkannya
pemilihan dan rehabilisasi secara baik - Dukung untuk mengganti kebiasaan
- Menanyakan pertanyaan terkait yang tidak diinginkan
kesehatan - Dukunga masyarakat untuk memeriksa
- Mencari informasi kesehatan dari prialkunya sendiri
berbagai macam sumber - Kuatkan keputusan yang konstruktif
- Mengevaluasi keakuratan dari yang memberikan perhatian terhadapa

28
informasi kesehatan yang kebutuhan pasien
diperoleh - Identifikasi perubahan prilaku target
- Mempertimbangkan prilaku dengan istilah yang khusu
resiko/keuntungan dari prilaku konkrit
sehat
- Menggambarkan rasionalisasi
terhadappenyimpangan dari
rejimen kesehatan
PREVENSI TERSIER PREVENSI TERSIER
LEVEL 1:Domain 3 kesehatan LEVEL 1: Domain 3 perilaku
psikososial LEVEL 2:R-bantuan koping
LEVEL 2: N- adaptasi psikososial LEVEL 3:dukungan kelompok
1302 LEVEL 3:Koping 5430 Pemanfaata kelompok disekitar lingkungan
Tindakan pribadi untuk mengelola untuk memberikan dukungan emosional
stress yang membebani kemampuan dan informasi kesehatan kepada semua
individu masyarakat
- Mengidentifikasi pola koping yang - Kaji tingkatan dan kesesuian system
efektif pendukung yang telah ada
- Mengidentifikasi pola koping yang - Manfaatkan kelompok pendukung
tidak efektif selama masa transisi untuk membantu

29
- Menyatakan perasaa akan control pasien beradaptasi dengan kondisinya
diri - Tentukan tempat yang tepat bagi
- Melaporkan pengurangan stress pertemuan kelompok misalnya tatap
- Mencari informasi terpercaya muka atau lewat internet
tentang pengobatan - Dorong agar setiap peserta dapat
menyampaikan pikiran dan
pengetahuannya
- Peertahankan suasana positif untuk
mendukung perubahan gaya hidup
2 Ketidakefektifan PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER
Pemeliharaan Level 1: (4) Domain IV: Level 1: (3) Domain II: Perilaku
Kesehatan pada Pengetahuan Tentang Kesehatan Level 2: S-Pendidikan Pasien
kelompok Anak Usia dan Perilaku 5602 Level 3: 5602-Pengajaran: Proses
Sekolah (00099) 1823 Level 2: S-Pengetahuan Tentang Penyakit
Kesehatan Membantu pasien untuk memahami
Level 3: 1823- Pengetahuan informasi yang berhubungan proses
Promosi Kesehatan penyakit secara spesifik
Tingkat pemahaman yang - Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
disampaikan tentang informasi yang dengan proses penyakit yang spesifik
dibutuhkan untuk mendapatkan dan - Jelaskan patofisiologi penyakit dan
mempertahankan kesehatan yang

30
optimal dipertahan kan pada 2 bagaimana hubungannya dengan
ditingkatkan ke 4 anatomi dan fisiologi, sesuai kebutuhan
- Menggunakan perilaku yang - Review pengetahuan pasien mengenai
menghindari risiko kondisinya
- Memonitor lingkungan terkait - Kenali pengetahuan pasien mengenai
dengan risiko kondisinya
- Memonitor perilaku personal - Jelaskan tanda dan gejala yang umum
terkait dengan risiko dari penyakit, sesuai kebutuhan
- Melakukan perilaku kesehatan - Eksplorasi Bersama pasien apakah dia
secara rutin telah melakukan manajemen gejala
- Menggunakan sumber-sumber - Jelaskan mengenai proses penyakit,
finansial untuk meningkatkan sesuai kebutuhan
kesehatan - Identifikasi perubahan kondisi pasien
- Mendapatkan imunisasi yang - Diskusikan perubahan gaya hidup yang
direkomendasikan mungkin diperlukan untuk mencegah
- Mendapatkan skrining kesehatan komplikasi di masa yang akan dating
yang direkomendasikan dan/atau mengontrol proses penyakit
- Minum delapan gelas air setiap - Diskusikan pilihan terapi atau
hari penanganan
- Memperoleh pemeliharaan rutin - Jelaskan alas an dibalik

31
manajemen/terapi/penanganan yang
direkomendasikan
- Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin ada
- Intruksikan pasien mengenai tindakan
untuk mengontrol/meminimalkan
gejala
- Eksplorasi sumber-sumber dukungan
yang ada, sesuai kebutuhan
PREVENSI SEKUNDER PREVENSI SEKUNDER
Level 1: (4) Domain IV: Level 1: (3) Domain II: Perilaku
Pengetahuan Tentang Kesehatan Level 2: O- Terapi Perilaku
dan Perilaku 4350 Level 3: 4350-Manajemen Perilaku
1602 Level 2: Q-Perilaku Sehat Membantu pasien untuk mengelola
Level 3: 1602-Perilaku Promosi perilaku negative
Kesehatan - Komunikasikan harapan bahwa pasien
Tindakan personal untuk dapat mengontrol prilakunya
mempertahankan atau - Tingkatkan aktivitas fisik dengan cara
meningkatkan kesejahteraan yang tepat
dipertahankan pada 2 ditingkatkan - Konsultasikan dengan keluarga dalam
ke 4

32
- Mengunakan perilaku yang rangka mendapatkan informasi
menghindari Risiko mengenai kondisi kognisi dasar pasien
- Memonitor lingkungan terkait - Alihkan arah perhatian dari sumber
risiko yang menyebabkan agitasi
- Memonitor perilaku personal - Acuhkan perilaku yang tidak tepat
terkait dengan risiko - Turunkan motivasi perilaku pasif-
- Keseimbangan aktifitas dan agresif
istirahat
- Mempertahankan tidur yang
adekuat
- Melakukan perilaku kesehatan
secara rutin
- Mendapatkan skrining kesehatan
yang direkomendasikan
- Mengikuti diet sehat
- Minum delapan gelas air setiap
hari
- Memperoleh pemeriksaan rutin
- Menggunakan strategi
pengendalian berat badan yang

33
efektif
- Menggunakan latihan rutin yang
efektif
- Menghindari paparan sisa asap
rokok
- Menghindari penyalahgunaan
alcohol
- Menghindari penggunaan
tembakau
- Menghindari penggunaan narkoba
PREVENSI TERSIER PREVENSI TERSIER
Level 1: (7) Domain VII: Kesehatan Level 1: (3) Domai III : Perilaku
Komunitas Level 2: R-Bantuan Koping
Level 2: BB-Kesejahteraan 5240 Level 3: 5240 : Konseling
2701 Komunitas - Bangun hubungan terapeutik pada rasa
Level 3: 2701-Status Kesehatan saling percaya dan saling menghormati
Komunitas - Bantu pasien untuk mengidentifikasi
Keadaan umum kesejahteraan masalah atau situasi yang menyebabkan
masyarakat atau populasi distress
dipertahankan pada 2 ditingkatkan - Gunakan Teknik relaksasi dan

34
ke 5 klarifikasi untuk memfasilitasi ekspresi
- Status kesehatan bayi yang menjadi perhatian
- Status kesehatan anak - Tunjukan aspek-aspek tertemtu dari
- Status kesehatan remaja pengalaman seseorang yang

- Status kesehatan dewasa mendukung ketulusan dan rasa percaya

- Tingkat partisipasi dalam dengan cara yang tepat

pelayanan perawatan kesehatan - Bantu pasien untuk mengidentifikasi

preventife kekuatan dan menguatkan hal tersebut

- Tingkat partisipasi dalam program - Dukung pengembangan keterampilan

kesehatan komunitas baru dengan tepat

- Angka kematian ibu - Dukung penggantian kebiasaan yang

- Angka morbiditas tidak diinginkan dengan kebiasaan


yang diinginkan
- Angka penyakit kronis
- Penyakit menular seksual
- Angka berat badan lahir rendah
- Angka kelahiran premature
3 Perilaku PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER
Kesehatan Domain IV – Pengetahuan tentang Domain 3. Perilaku (Lanjutan)
Cenderung Kesehatan & Perilaku Level 2 S. Pendidikan Pasien
Beresiko pada Level 2 Q-Perilaku Sehat Intervensi – Pendidikan Kesehatan

35
Remaja 1602 Outcomes – Perilaku Promosi 5510 Mengembangkan dan menyediakan intruksi
Kesehatan dan pengalaman belajar untuk
Tindakan personal untuk memfasilitasi perilaku adaptasi yang
mempertahankan atau meningkatkan disengaja yang kondusip bagi kesehatan
kesejahteraan dipertahankan pada 2 pada individu, keluarga, kelompok, atau
ditingkatkan ke 4 komunitas
Indikator: Aktivitas-aktivitas:
- Menggunakan perilaku yang - Targetkan sasaran pada kelompok
menghindari risiko berisiko tinggi dan rentang usia yang
- Memonitor lingkungan terkait dengan akan mendapaat manfaat besar dari
risiko Pendidikan kesehatan
- Memonitor perilaku personal terkait - Identifikasi faktor internal atau
dengan risiko eksternal yang dapat meningkatkan
- Menjaga hubungan sosial atau mengurangi motivasi untuk
- Melakukan perilaku kesehatan secara berperilaku sehat
rutin - Tentukan pengetahuan kesehatan dan
- Menggunakan dukungan sosial untuk gaya hidup perilaku saat ini pada
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, atau kelompok
- Mendapatkan skrining kesehatan yang sasaran
direkomendasikan - Rumuskan tujuan dalam program

36
- Memperoleh pemeriksaan rutin Pendidikan kesehatan
- Menghindari paparan penyakit - Kembangkan materi Pendidikan tertulis
menular yang tersedia dan sesuai dengan
- Menghindari paparan sisa asap rokok audiens yang menjadi sasaran
- Menghindari penggunaan tembakau - Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk menolak perilaku yang tidak
sehat atau berisiko daripada
memberikan saran untuk menghindari
atau merubah perilaku
- Gunakan presentasi kelompok untuk
memberikan dukungan dan mengurangi
ancaman bagi pembelajar yang
mengalami masalah atau keperihatinan
yang sama, yang memang sesuai
dengan kebutuhan
- Berikan diskusi kelompok dan bermain
peran untuk mempengaruhi keyakinan
terhadap kesehatan, sikap, dan nilai-
nulai
- Lakukan demonstrasi ulang, partisipasi

37
pembelajaran, dan manipulasi bahan
pembelajaran ketika mengajarkan
keterampilan psikomotorik
- Gunakan telekonferensi,
telekomunikasi, dan teknologi
computer untuk pembelajaran jarak
jauh
- Libatkan individu, keluarga, dan
kelompok dalam perencanaan dan
rencana implementasi gaya hidup atau
modifikasi perilaku kesehatan
- Tekankan pentingnya pola makan yang
sehat, tidur, berolahraga, dan lain-lain
bagi individu, keluarga, dan kelompok
yang meneladani nilai dan perilaku ini
dari orang lain, terutama pada anak-
anak
- Gunakan berbagai strategi dan
intervensi utama dalam program
Pendidikan

38
- Rencanakan tindak lanjut jangka
Panjang untuk memperkuat perilaku
kesehatan atau adaptasi terhadap gaya
hidup
- Rancang dan implementasikan strategi
untuk mengukur outcome klien secara
berkala selama dan setelah berakhirnya
program
PREVENSI SEKUNDER PREVENSI SEKUNDER
Domain IV: Pengetahuan Domain III: Perilaku
Tentang Kesehatan dan Perilaku Level 2 O-Terapi Perilaku
Level 2 Q-Perilaku sehat 4490 Intervensi – Bantuan Penghentian Merokok
1625 Outconmes - Perilaku Berhenti Membantu orang lain untuk berhenti
Merokok merokok
Perilaku seseorang untuk berhenti Aktivitas-aktivitas:
merokok dipertahankan pada 2 - Catat status merokok saat ini dan
ditingkatkan ke 4 riwayat merokok
Indikator: - Tentukan kesiapan pasien untuk belajar
- Mengekspresikan keinginan untuk berhenti merokok
berhenti merokok - Pantau kesiapan pasien untuk mencoba
- Mengekspresikan kepercayaan berhenti merokok

39
terhadap kemampuan untuk - Berikan saran yang konsisten dan jelas
berhenti merokok untuk berhenti merokok
- Mengidentifikasi manfaat dari - Bantu pasien mengidentifikasi alas an
berhenti merokok untuk berhenti dan hambatan untuk
- Mengidentifikasi konsekuensi berhenti
negative dari penggunaan rokok - Informasikan pasien mengenai produk
- Membangun strategi yang efektif pengganti nikotin (permen karet)
untuk berhenti merokok - Bantu pasien untuk mengembangkan
- Mengidentifikasi hambatan untuk rencana berhenti merokok yang yang
berhenti merokok membahas aspek psikososial yang
- Menyesuaikan strategi berhenti mempengaruhi perilaku merokok
merokok sesuai dengan kebutuhan - Bantu pasien untuk mengenali isyarat
- Komitmen terhadap strategi yang membuatnya merokok (berada
berhenti merokok disekitar orang lain yang merokok)
- Mengikuti strategi berhenti - Bantu memilih metode terbaik untuk
merokok yang telah dipilih berhenti merokok, ketika pasien siap
- Menggunakan terapi alternative untuk berhenti
- Menyesuaikan gaya hidup untuk - Bantu pasien untuk termotivasi dalam
menjalankan berhenti merokok rangka menetapkan tanggal berhenti
- Menggunakan sumber-sumber - Bantu pasien dengan metode bantuan

40
komunitas yang ada diri sendiri
- Berpartisipasi dalam konseling - Sarankan untuk merencanakan cara
- Berhenti merokok bertahan dari orang lain yang merokok
- Komitmen tanpa rokok dan menghindari berada disekitar
mereka
PREVENSI TERSIER PREVENSI TERSIER
Domain III :Kesehatan Psikososial Domain III : Perilaku
Level 2: M-Kesejahteraan Psikologis Level 2: R-Bantuan Koping
1209 Outcomes – Motivasi Intervensi – Konseling
Dorongan dari diri sendiri yang 5240 Penggunaan proses membantu interaktif
menggerakkan atau meminta individu yang berfokus pada kebutuhan, masalah
untuk melakukan tindakan positif atau perasaan klien.
dipertahankan pada 2 Ditingkatkan ke Aktivitas-aktivitas:
4 - Bangun hubungan terapeutik pada rasa
- Rencana untuk masa depan saling percaya dan saling menghormati
- Mengembangkan rencana tindakan - Bantu pasien untuk mengidentifikasi
- Memperoleh sumber yang masalah atau situasi yang menyebabkan
diperlukan distress
- Memperoleh dukungan yang - Gunakan Teknik relaksasi dan
diperlukan klarifikasi untuk memfasilitasi ekspresi
- Memulai perilaku mencapai target yang menjadi perhatian

41
yang diarahkan dari diri-sendiri - Tunjukan aspek-aspek tertemtu dari
- Mencapai pengalaman- pengalaman seseorang yang
pengalaman baru mendukung ketulusan dan rasa percaya
- Mempertahankan harga diri positif dengan cara yang tepat
- Mempertahankan fleksibelitas - Bantu pasien untuk mengidentifikasi
- Mengungkapkan keyakinan atau kekuatan dan menguatkan hal tersebut
kemampuan untuk melakukan - Dukung pengembangan keterampilan
tindakan baru dengan tepat
- Mengungkapkan kinerja yang - Dukung penggantian kebiasaan yang
akan mengarah ke hasil yang tidak diinginkan dengan kebiasaan
diinginkan yang diinginkan
- Menyelesaikan tugas-tugas
- Menerima tanggung jawab atas
apa apa yang diperbuat
- Mengungkapkan niat untuk
bertindak
4 Ketidakefektifan PREVENSI PRIMER PREVENSI PRIMER
Pemeliharaan Level 1: (4) Domain IV: Level 1: (3) Domain II: Perilaku
Kesehatan pada Pengetahuan Tentang Kesehatan Level 2: S-Pendidikan Pasien
kelompok Dewasa dan Perilaku 5602 Level 3: 5602- Pengajaran: Proses
Dengan Penyakit Level 2: S-Pengetahuan Tentang Penyakit

42
Tidak menular Kesehatan Membantu pasien untuk memahami
(00099) 1823 Level 3: 1823- Pengetahuan informasi yang berhubungan proses
Promosi Kesehatan penyakit secara spesifik
Tingkat pemahaman yang - Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
disampaikan tentang informasi yang dengan proses penyakit yang spesifik
dibutuhkan untuk mendapatkan dan - Jelaskan patofisiologi penyakit dan
mempertahankan kesehatan yang bagaimana hubungannya dengan anatomi
182308 optimal dipertahankan pada 2 dan fisiologi, sesuaikebutuhan
182310 ditingkatkan ke 4 - Review pengetahuan pasien mengenai
182316 - Perilaku yang meningkatkan kondisinya
182318 kesehatan - Kenali pengetahuan pasien mengenai
182320 - Pemeriksaan Kesehatan yang kondisinya
182325 direkomendasikan - Jelaskan tanda dan gejala yang umum
182325 - Manajemen keamanan obat-obatan dari penyakit, sesuai kebutuhan
- Praktik gizi yang sehat - Eksplorasi Bersama pasien apakah dia
182327 - Latihanrutin yang efektif telah melakukan manajemen gejala
182323 - Hubungan antara diet, olahraga, dan - Jelaskan mengenai proses penyakit,
berat badan sesuai kebutuhan
- Strategi untuk menghindari paparan - Identifikasi perubahan kondisi pasien
bahaya lingkungan - Diskusikan perubahan gaya hidup yang

43
- Risiko penyakit yang diturunkan mungkin diperlukan untuk mencegah
- Efek kesehatan yang merugikan dari komplikasi di masa yang akan datang
penggunaan tembakau dan/atau mengontrol proses penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Jelaskan alas an dibalik
manajemen/terapi penanganan yang
direkomendasikan
- Jelaskan komplikasi kronik yang
mungkin ada
- Intruksikan pasien mengenai tindakan
untuk mengontrol/meminimalkan gejala
PREVENSI SEKUNDER PREVENSI SEKUNDER
Level 1: (4) Domain IV: Level 1: (3) Domain II: Perilaku
Pengetahuan Tentang Kesehatan Level 2: O- Terapi Perilaku
1602 dan Perilaku 4350 Level 3: 4350-Manajemen Perilaku
Level 2: Q-Perilaku Sehat Membantu pasien untuk mengelola
Level 3: 1602-Perilaku Promosi perilaku negative
Kesehatan - Berikan pasien tanggung jawab
160201 Tindakan personal untuk terhadap perilakunya

44
160202 mempertahankan atau meningkatkan - Komunikasikan harapan bahwa pasien
160203 kesejahteraan dipertahankan pada 2 dapat mengontrol perilakunya
160207 ditingkatkanke 4 - Tingkatkan aktivitas fisik dengan cara
160213 - Menggunakan perilaku yang yang tepat
160224 menghindari Risiko - Gunakan pengulangan kesehatan rutin
160216 - Memonitor lingkungan terkait yang konsisten sebagai alat untuk
160225 risiko menetapkan rutinitas tersebut
160219 - Memonitor perilaku personal - Konsultasikan dengan keluarga dalam
terkait dengan risiko rangka mendapatkan informasi
- Melakukan perilaku kesehatan mengenai kondisi kognisi dasar pasien
secara rutin - Alihkan arah perhatian dari sumber
- Mendapatkan skrining kesehatan yang menyebabkan agitasi
yang direkomendasikan - Acuhkan perilaku yang tidak tepat
- Memperoleh pemeriksaan rutin - Turunkan motivasi perilaku pasif-
- Menggunakan latihan rutin yang agresif
efektif - Berikan penghargaan apabila pasien
- Menghindari paparan sisa asap dapat mengontrol diri
rokok
- Menghindari penggunaan
tembakau

45
PREVENSI TERSIER PREVENSI TERSIER
Level 1: (7) Domain VII: Kesehatan Level 1: (3) DomaiIII :Perilaku
Komunitas Level 2: R-Bantuan Koping
Level 2: CC-Perlindungan 7400 Level 3: Panduan Sitem Pelayanan
2701 Kesehatan Komunitas Kesehatan
Levl 3-Status Kesehatan Komunitas - Jelaskan sistem perawatan kesehatan
Keadaan umum kesejahteraan segera
270114 masyarakat atau populasi - Bantu pasien atau keluarga untuk
270101 dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke berkoordinasi dan mengkomunikasikan
270107 5 perawatan kesehatan
270125 - Status kesehatan dewasa - Bantu pasien memilih profesional
270136 - Tingkat partisipasi dalam perawatan kesehtan yang tepat
pelayanan perawatan kesehatan - Anjurkan pasien mengenai jenis layanan
preventife kesehatan
- Tingkat partisipasi dalam program - Monitor kecukupan tindak lanjut
kesehatan komunitas perawatan kesehatan
- Angka penyakit kronis
- Angka perokok

46
F. Implementasi dan Evaluasi
Masalah Keperawatan Kegiatan Evaluasi
Ketidakefektifan Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan diikuti oleh orang Dewasa berjumlah 13 orang
Pemeliharaan Penyakit Tidak
Kesehatan pada Menular Evaluasi Sumatif
Agregat Dewasa (Hipertensi) Setelah di berikannya penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang
dengan Penyakit penyakit hipertensi dan penatalaksanaannya
Tidak Menular
Evaluasi Foramtif
− 90 % masyarakat dapat mengikuti acara kegiatan penyuluhan
− 80% masyarakat dapat mengetahui cara pencegahaan dan pengobatan
Hipertensi
− 80% masyarakat berperan aktif dalam bertanya
− 80% masyarakat dapat memahami materi Hipertensi

Hambatan :
- Hambatan/ Gangguan sinyal
- Bapak- bapak yang kurang memperhatikan
- Penyebaran link yang berganti-ganti

47
48
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik suatu
kesimpulan :
Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan
profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama
pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas
dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta
tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Komunitas sebagai klien yang
dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain: orang yang tinggal di
daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.
Saat melakukan asuhan keperawatan koomunitas pada agregat didapatkan :
Agregat Usia Sekolah: Ketidakefektifan Pemiliharaan Kesehatan. Agregat
Remaja: Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko. Agregat Dewasa Penyakit
Tidak Menular: Ketidakefektifan Pemiliharaan Kesehatan.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah seminar ini, penulis berharap makalah ini dapat
berguna bagi kami sebagai penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Namun penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh
karena itu, kritik dan saran para pembaca sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan penyusun dan penulisan makalah di masa mendatang.

49
DAFTAR PUSTAKA

Kholifah, Siti Nur; Wahyu Widagdo; 2016; Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan :
Keperawatan Keluarga dan Komunitas;Jakarta; Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan; Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia; Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Herdman, T. Heather; 2018; NANDA-I Diagnosis Keperawatan :Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020; Jakarta; PenerbitBukuKedokteran EGC.
Gloria MBulechek, Howard K. Butcher, Joanne M. Docterman, Cherly M. Wagner;
2013; Nursing Intervention Classification (NIC); Singapore; Elsevier Inc.
Sue Moorhead, Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson; 2013; Nursing
Outcome Classification (NOC); Singapore; Elsevier Inc.

50
51

Anda mungkin juga menyukai