Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR & MODUL

-6-

KEPERAWATAN GERONTIK
TINGKAT 4/ SEMESTER 7

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN-UNIVERSITAS HORIZON INDONESIA
JL. PANGKAL PERJUANGAN KM. I BYPASS KARAWANG

1
VISI MISI SARJANA KEPERAWATAN
VISI
Terwujudnya program studi yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan perawat professional dengan
keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta
Keperawatan Gawat Darurat yang dapat bersaing di era global tahun 2024

MISI
1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan yang professi
onal dengan keunggulan dibidang Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam K
eperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang Keperawatan dengan keunggula
n Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan
Gawat Darurat.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan Pasien &
Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat

2
Koordinator Mata Kuliah Ns. Henny Lilyanti, M.Kep

Dosen Pengampu Ns. Henny Lilyanti, M.Kep


+62 852-2331-0270
henny.lilyanti.krw@horizon.ac.id

Ns. Abdul Gowi, M.Kep, Sp. Kep.J


+62 812-9926-842
abdul.gowi.krw@horizon.ac.id

Ns. Nita Puspita, M.Kep


+62 815-7441-1766
nita.puspita.krw@horizon.ac.id

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Material:


Wellness Issues Buku dan alat tulis, buku sumber, laptop dan
proyektor
Sasaran Pembelajaran:
Di akhir modul, mahasiswa dapat menjelaskan te
ntang: Referensi:
1. Wellness Issues terkait nutrisi 1. Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T., Jett, K.
2. Wellness Issues terkait tidur dan aktivitas (2005). Gerontological nursing & health
3. Wellness Issues terkait keamanan (safety) aging. 2nded. St. Louis, Missouri: Mosby,
4. Wellness Issues terkait sexual and aging Inc.

3
2. Stanley, M. & Beare, P.G. (1999).
Gerontological nursing: a health
promotion/ protection approch. 2nd ed.
Philadephia: F. A. Davis Company
3. Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in
older adults: theory and practice.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin.
4. Annete, G. L. (2000). Gerontologic
Nursing. St. Louis : Mosby.

BAHAN AJAR -6- PROGRAM PEMERINTAH


TINJAUAN PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam keadaan sehat.
Pada sesi ini kita akan mempelajari bersama topik mengenai Wellness Issues in Gerontic Nurs
ing.
Area keperawatan adalah memberikan keperawatan di sepanjang rentang kehidupan manusia, b
aik sehat maupun sakit. Dari bayi hingga lansia. Pada kondisi lansia adalah memberikan perawa
tan terbaik agar kualitas hidup lansia bermaknda serta mengantarkan lansia untuk mendapatkan
kematian yang bermartabat.
2. Activity 1: What I Know (3 mins)
Sebelum perkuliahan dimulai, kita akan melakukan APERSEPSI (penyamaan persepsi) mengena
i informasi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui, silakan untuk dijawab pertanyaa
n berikut ini :
a. Bagaimanakah hidup berkualitas pada lansia ?

b. Bagaimanakah peran perawat dalam mewujudkan kehidupan lansia yang berkualitas?

MATERI PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN

4
1. WELLNESS ISSUES TERKAIT NUTRISI
Review :
Perubahan yang terjadi pada lansia :
1. Penurunan nafsu makan
2. Penurunan Kesehatan mulut
3. Penurunan motilitas usus : mobilitas menurun
4. Metabolisme melambat
5. Absorpsi menurun
6. Kebutuhan energi menurun

Rekomendasi nutrisi terakhir yang dikeluarkan oleh Institute of Medicine (IOM) mencakup rekomenda
si terpisah untuk orang yang berusia 70 tahun ke atas karena alasan ini (IOM, 2006).

Menjaga pola makan padat nutrisi sangat penting untuk orang dewasa yang lebih tua karena dampak
asupan makanan pada kesehatan.

Kualitas makanan berpengaruh besar pada kondisi fisik, kondisi kognitif, kesehatan tulang, kesehatan
mata, fungsi vaskular, dan sistem kekebalan

DIET

Kebutuhan Kalori
Perkiraannya, kebutuhan energi akan berkurang 70-100 kalori setiap penambahan usia 10 tahun Dalam Angka
Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia, kecukupan energi lansia per hari adalah:
Pria

5
• 50-64 tahun: 2300 kalori
• 58-80 tahun: 1900 kalori
Wanita
• 50-64 tahun: 1900 kalori
• 58-80 tahun: 1550 kalori
Sebaiknya lansia memenuhi kebutuhan energi harian tersebut agar tidak mengalami penurunan berat badan.

Nutrisi yang Dibutuhkan Lansia


1. Protein
Berdasarkan satu penelitian dari kelompok studi PROT-AGE, lansia sehat dianjurkan mendapatkan jumlah prote
in lebih tinggi daripada dewasa muda, yaitu sebesar 1-1.2 gram protein/kgBB/hari dari protein berkualitas tinggi
seperti WHEY. Sumber protein tersebut bisa didapat dari ikan, telur, ayam, daging sapi, seafood, serta susu. Be
gitu pula protein nabati dari kacang-kacangan seperti tahu atau tempe. Jangan lupa konsumsi susu whey protei
n untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh.
2. Karbohidrat
Sebagai penyumbang energi paling besar, lansia perlu mengonsumsinya sekitar 45-65% dari total kalori per har
i. Sumbernya antara lain nasi, mie, bihun, oat, kentang atau ubi. Lansia dianjurkan mengurangi konsumsi gula s
ederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, dengan indeks glikemik rendah untuk menurunkan
kadar LDL, risiko diabetes melitus dan penyakit jantung koroner. Ketika memilih susu untuk lansia, pastikan kan
dungan gulanya juga tidak terlalu tinggi.
3. Lemak
Lansia dianjurkan konsumsi lemak antara 20-35% dari total kalori yang dibutuhkan. Jika terlalu tinggi, berpotens
i menyumbat pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Konsumsi lemak tak jenuh bis
a didapat dari minyak nabati seperti minyak bunga matahari, zaitun dan minyak jagung
4. Serat
Selain akibat pergerakan usus yang mulai menurun, sembelit atau susah buang air besar pada lansia disebabka
n oleh kekurangan serat. Pastikan orang tua Anda mengonsumsi buah-buahan, sayuran dan biji-bijian yang cuk
up setiap hari, dan yang tidak boleh ketinggalan adalah susu untuk lansia.
5. Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya lansia kurang mengonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam
folat, vitamin C, D, dan E. Lansia juga paling banyak kekurangan mineral kalsium, yang dapat menyebabkan ker
apuhan tulang, serta kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia.
6. Air
Kebutuhan air pada lansia tidak hanya didapatkan dari air putih saja, tapi juga bisa dari jus buah, susu dan minu
man hangat seperti teh, serta makanan seperti buah-buahan. Kebutuhan air pada lansia perlu diperhatikan dan
disesuaikan dengan aktivitas yang dijalani setiap hari.

6
Memantau asupan nutrisi khusus lansia perlu diperhatikan dengan baik agar dapat meningkatkan kesehatan fisi
k dan mendukungnya untuk terus hidupkan mimpi yang tertunda. Lakukan pengawasan secara berkala serta dis
esuaikan dengan kemampuan fisik lansia dan jangan lupa mengonsumsi susu untuk lansia dan pastikan susu w
hey protein tersedia untuk mereka

REKOMENDASI MAKANAN SEHAT UNTUK LANSIA AGAR GIZI DAPAT SEIMBANG


1. Pilih makanan rendah gula
2. Perhatikan kandungan vitaminnya
3. Masukkan makanan berserat
4. Mudah disiapkan oleh lansia
5. Pertimbangkan suplemen
6. Penuhi kebutuhan cairan

PERTIMBANGKAN UNTUK HAL-HAL BERIKUT :


1. Agama : terdapat beberapa pantangan atau jenis makanan yang ditoleransi dalam agama tertentu yang
akan mempengaruhi nutrisi lansia
2. Budaya : terkait budaya setempat dimana lansia itu tumbuh dan berkembang akan ada kebiasaan terkait
pemenuhan nutrisi yang dipengaruhi nilai-nilai budaya tersebut
3. Ekonomi: status ekonomi akan menentukan pilihan makanan yang akan di konsumsi lansia
4. Populasi : jumlah lansia di suatu daerah akan membuat perbedaan baik dalam penyajian maupun pilihan j
enis makanan
5. Psikologis : kondisi sakit atau mood saat lansia tersebut makan akan mempengaruhi intake makanan

NUTRITION GUIDELINES FOR ELDERLY


1. Usia diatas 50 tahun konsumsi vit B12 lebih tinggi
2. Memberi label pada makanan
3. Pertimbangkan interaksi obat dan makanan
4. Lansia dengan masalah nutrisi
5. Konsumsi multivitamin

2. WELLNESS ISSUES TERKAIT TIDUR DAN AKTIVITAS


Review :
Perubahan yang terjadi pada lansia :
1. Perubahan system syaraf pusat yang mempengaruhi tidur
2. Penurunan fungsi sensorik
3. Penurunan sensitivitas dalam mempertahankan irama sirkardian
4. Penurunan metabolism seluler
5. Produksi energi berkurang : aktivitas terbatas
(Potter & Perry, 2011).

TIDUR
Menurut P2PTM Kemenkes RI :
Kebutuhan tidur terus menurun, jika telah mencapai lansia yaitu 60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam
per hari

7
Kualitas tidur yang berkurang berhubungan dengan adanya insomnia, Rest Legs Syndrome (RLS) dan Obstruct
ive Sleep Apnea (OSA).
Faktor yang dapat mempengaruhi tidur seperti faktor fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Adanya perubahan
pada aspek-aspek tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya waktu tidur (Colten & Altevoght, 2008)

IRAMA SIRKARDIAN TIDUR LANSIA


Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia, akan tetapi kualitas tidur kelihatan menjadi berubah p
ada kebanyakan lansia.
1. Episode tidur Rapid Eye Movement (REM) cenderung memendek.
2. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur REM 3 dan 4, beberapa lansia hampir tidak memiliki t
ahap 4 atau tidur yang dalam.
Seorang lansia yang terbangun lebih sering di malam hari, dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur,
tetapi pada lansia yang berhasil beradaptasi terhadap perubahan fisiologis dan psikologis dalam penuaan lebih
mudah memelihara tidur REM dan keberlangsungan dalam siklus tidur mirip dengan dewasa muda (Potter & Pe
rry, 2011).

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tidur :


LINGKUNGAN
1. Lingkungan rumah
2. Suara
3. Pencahayaan
4. Temperature
NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN
1. Penyakit
2. Proses penuaan
GAYA HIDUP
1. Pensiun
2. Relokasi
3. Teman sekamar

SLEEP GUIDELINES FOR ELDERLY


1. Pertahankan rutinitas waktu tidur yang teratur untuk tidur yang lebih baik
2. Pertahankan jadwal tidur yang konsisten. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahka
n di akhir pekan.
3. Hindari suara dengkuran. Jika suara dengkuran teman tidur membuat Anda tetap terjaga, cobalah penyum
bat telinga, atau kamar tidur terpisah.
4. Pergi tidur lebih awal. Sesuaikan waktu tidur Anda agar sesuai dengan keinginan Anda untuk tidur, meskip
un itu lebih awal dari biasanya.
5. Latih ritual sebelum waktu tidur yang menenangkan. Mandi dengan air hangat, bermain musik, atau berlati
h teknik relaksasi seperti relaksasi otot progresif, meditasi kesadaran, atau pernapasan dalam dapat memb
antu Anda bersantai sebelum tidur.

AKTIVITAS
Kebutuhan aktivitas lansia : menurun seiring terjadinya beberapa perubahan
Perubahan karena :

8
Gaya Hidup :
1. Pensiun
2. Relokasi
3. Kehilangan pasangan hidup

ACTIVITY/EXERCISE GUIDELINES FOR ELDERLY


Seorang lansia harus melakukan beberapa jenis aktivitas fisik setiap hari. Jenis aktivitas apa pun baik untuk lan
sia. Semakin banyak aktivitas yang di lakukan semakin baik.

Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas sebaiknya :


1. Bertujuan untuk aktif secara fisik setiap hari. Aktivitas apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali. Sema
kin banyak lansia melakukan semakin baik, bahkan jika itu hanya aktivitas ringan
2. Lakukan aktivitas yang meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas setidaknya 2 hari semingg
u
3. Lakukan setidaknya 150 menit aktivitas intensitas sedang seminggu atau 75 menit aktivitas intensitas kuat j
ika anda sudah aktif, atau kombinasi keduanya
4. Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk duduk atau berbaring dan istirahat lama tidak bergerak dengan b
eberapa aktivitas
5. Jika lansia beresiko jatuh atau dikhawatirkan akan jatuh, lakukan latihan untuk meningkatkan kekuatan, ke
seimbangan, dan kelenturannya akan membantu membuat lansia lebih kuat dan merasa lebih percaya diri
pada kakinya sendiri. Bicaralah dengan pengasuh/keluarga lansia jika memiliki kekhawatiran tentang berol
ahraga.

3. WELLNESS ISSUES TERKAIT KEAMANAN (SAFETY)


Review
1. Perubahan kepadatan tulang
2. Penurunan aktivitas sel : penghasil energi
3. Penurunan kemampuan otot dan ligamen
4. Penurunan akomodasi pada mata
5. Peningkatan keratin pada telinga : keseimbangan

JATUH
• Berjalan bukanlah sebuah proses yang otomatis. Berjalan membutuhkan integrasi kompleks info sensorik p
osisi tubuh relatif terhadap sekeliling dan kemampuan memberikan respons motorik untuk mengontrol perg
erakan.
• Berjalan juga membutuhkan kontrol keseimbangan yang baik untuk misalnya: bangkit dari kursi, berputar a
rah ketika berjalan, dan turun naik tangga.
• Risiko jatuh, pada pasien lansia terjadi ketika sistem kontrol postural gagal mendeteksi pergeseran dan tid
ak mereposisi pusat gravitasi terhadap landasan penopang pada waktu yang tepat.

Ada dua kondisi yang mempengaruhi terjadinya risiko jatuh pada lansia:
1. Intrinsik :
- Kondisi medis dan neuropsikiatrik
- Gangguan penglihatan dan pendengaran
- Perubahan terkait usia pada postur tubuh, fungsi saraf otot, cara berjalan, dan refleks postural
2. Ekstrinsik:
- Obat-obatan yang dikonsumsi

9
- Penggunaan
- Alat bantu jalan yang tidak sesuai
- Bahaya lingkungan sekitar: karpet yang terlipat, mainan/kabel yang berserakan, lantai licin, undakan, pener
angan yang kurang, tidak ada pegangan, kondisi toilet, tinggi furniture atau tempat tidur yang tidak tepat

Ada tiga faktor yang menjadi penyebab risiko jatuh pada pasien lansia.
1. Faktor risiko: yaitu faktor yang dipengaruhi oleh kondisi ekstrinsik seperti lingkungan yang tidak ramah lan
sia, kehilangan keseimbangan, pengaruh obat-obatan, kehilangan keseimbangan dan sebagainya
2. Faktor pencetus atau penyebab: yaitu faktor yang banyak dipengaruhi oleh kondisi intrinsik seperti syncope
atau kondisi kehilangan kesadaran untuk beberapa saat, dizziness atau pusing, drop attack, dan sebagain
ya.
3. Faktor Penyulit atau Komorbiditas: atau adanya peyakit penyerta selain penyakit utama yang diderita pasie
n.

THE SAFETY ISSUES FOR THE ELDERLY :


8 Bahaya Keamanan untuk Orang Tua
1. Berjalan di Lantai yang Licin
2. Mengambil Obat Salah
3. Kehilangan (fungsi indra)
4. Tidak Dapat Menavigasi Tangga
5. Terpotong atau Terbakar Saat Memasak. ...
6. Menjadi target kejahatan/penipuan
7. Gagal Mematikan Peralatan yang mengeluarkan panas.
8. Mengemudi dengan Penglihatan atau Pendengaran Buruk.

SAFETY GUIDELINES FOR ELDERLY


1. Tingkatkan pencahayaan, pastikan semua area di rumah cukup terang. ...
2. Periksa lantai dan furniture secara berkala. Pindahkan peralatan agar lebih mudah dijangkau. ...
3. Membuat dapur menjadi lebih aman
4. Siapkan sistem respons medis. Yang mudah dijangkau dalam keadaan darurat
5. Mencegah kecelakaan di kamar mandi dan toilet
6. Simpan nomor darurat di tempat mudah dijangkau

4. WELLNESS ISSUES TERKAIT SEXUAL AND AGING


Review :
1. Perubahan dalam urogenital sistem
2. Penurunan hormon sex
3. Penurunan kecepatan dan vaskular respon
4. Perubahan cardiac condition
5. Perubahan endocrine condition
6. Perubahan immune condition
7. Perubahan musculoskeletal condition
8. Perubahan neurogenic condition
9. Perubahan respiratory condition

1
0
Banyak lanjut usia yang tetap menjalankan aktivitas seksualitas sampai usia yang cukup lanjut. Namun a
ktivitas tersebut menjadi terbatas karena status kesehatan dan ketiadaan pasangan. Pfeiffer (1999) me
nyatakan bahwa sekitar 70% dari pria dengan usia rata-rata 68 tahun secara teratur mengambil bagian a
ktivitas sexual dan Persson (1999) juga mengidentifikasi bahwa laki-laki yang berusia 70 tahun yang
menikah 52%nya masih terlibat dalam hubungan seksual

Perubahan fungsi tubuh yang berhubungan dengan fungsi seksualitas pada lanjut usia melibatkan respo
n terhadap rangsangan seksualitas, minat dan partisipasi dalam aktivitas seksualitas.
Aspek lain dari fungsi seksualitas lebih dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor resiko seperti menurunny
a kesehatan, merasa tidak menarik, kurangnya privacy, dan tidak memiliki pasangan (Lichtenberg, 1997
dalam Miller, 2004).

Avis (2000; Beutel, 2002 dalam Miller, 2004), telah mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang mempe
ngaruhi tingkat aktivitas seksualitas pada lanjut usia dan juga telah mengidentifikasi pengaruh yang berb
eda dari lanjut usia pria dan lanjut usia wanita. Untuk lanjut usia pria, penurunan aktivitas seksualitas ter
utama berkaitan dengan ketidakpuasan terhadap pasangan, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhada
p disfungsi ereksi seperti obat-obatan dan kondisi medis, sementara pada lanjut usia wanita, kesehatan
menjadi faktor yang kurang penting.
Variabel yang paling berpengaruh pada tingkat aktivitas seksualitas adalah fungsi seksualitas yang opti
mal dan ketertarikan pada mitra seksual. Mazur (2002) mendapatkan bahwa laki-laki yang menikah
di usia antara 50 tahun dan 80 tahun mengalami penurunan aktivitas seksualitas yang dipengaruhi oleh
keinginan istri untuk berhubungan seksual dan kemampuan untuk mempertahankan ereksi.

5. ISSUE – ISSUE LAIN


Peningkatan penggunaan terapi alternatif (terapi modalitas & terapi komplementer

1
1
1. Banyak masyarakat yang memanfaatkan terapi alternatif tetapi tidak mampu mengakses pela
yanan Kesehatan
2. Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya mengintegrasikan tera
pi alternatif kedalam metode praktik pendidikan kesehatan tersebut.
3. Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu memberikan pelayanan ata
u informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi lebih baik.

PERUBAHAN DEMOGRAFI
1. Pengembangan model pelayanan keperawatan menjadi holistic model, yang memandang manusi
a secara menyeluruh
2. Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik mandiri,
3. Perawat harus kompeten dalam praktik “home care”,
4. Perawat memiliki pemahaman keperawatan transkultural (berbasis budaya) sehingga efekti
f dalam memberikan pelayanan type self care,
5. Perawat melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit & ketidakmampua
n pada penduduk yang sudah lansia
6. Perawat mampu menangani kasus kronis dan ketidakmampuan pada lansia
7. Perawat melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini & manajemen kesehatan sec
ara tepat
8. Mampu berkolaborasi dengan klien, anggota tim interdisipliner dalam memberikan pe
layanan,
9. Mampu mengembangkan peran advokasi .

MENGECEK PEMAHAMAN
Setelah membaca dan memahami materi tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini:
1. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada lansia?

2. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan pada lansia untuk mencegah Jatuh?

3. Bagaimana sebaiknya pemenuhan kebutuhan sexual pada lansia ?

PENUTUP PEMBELAJARAN
Anda selesai dengan sesi ini! Mari kita lacak kemajuan Anda. Beri bayangan nomor sesi yang baru
saja Anda selesaikan.

TEORI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1
2
Tuliskan 3 ringkasan yang telah anda pelajari dan pahami:
1.

2.

3.

Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.

2.

Tuliskan 1 pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami:


1.

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Material:


Wellness Issues Buku dan alat tulis, buku sumber, laptop d
an proyektor
Sasaran Pembelajaran:
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat menjelaskan :
1. Wellness diagnosis terkait nutrisi Referensi:

1
3
2. Wellnessdiagnosis terkait tidur dan aktivitas 1) Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T.,
3. Wellness diagnosis terkait keamanan (safety) Jett, K. (2005). Gerontological
nursing & health aging. 2nded. St.
4. Wellness diagnosis terkait sexual and aging Louis, Missouri: Mosby, Inc.
2) Stanley, M. & Beare, P.G. (1999).
Gerontological nursing: a health
promotion/ protection approch. 2nd
ed. Philadephia: F. A. Davis
Company
3) Miller, C.A. (2004). Nursing for
wellness in older adults: theory and
practice. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkin.
4) Annete, G. L. (2000). Gerontologic
Nursing. St. Louis : Mosby.

MODUL -6- PROGRAM PEMERINTAH

TINJAUAN PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam keadaan sehat.
Pada sesi ini kita akan mempelajari bersama topik mengenai Wellness Issues in Gerontic Nurs
ing.
Area keperawatan adalah memberikan keperawatan di sepanjang rentang kehidupan manusia, b
aik sehat maupun sakit. Dari bayi hingga lansia. Pada kondisi lansia adalah memberikan perawa
tan terbaik agar kualitas hidup lansia bermaknda serta mengantarkan lansia untuk mendapatkan
kematian yang bermartabat. Kita Akan bahas tentang diagnose keperawatan wellness yang berk
aitan dengan lansia ya
2. Activity 1: What I Know (3 mins)
Sebelum perkuliahan dimulai, kita akan melakukan APERSEPSI (penyamaan persepsi) mengena
i informasi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui, silakan untuk dijawab pertanyaa
n berikut ini :
a. Apakah anda tau tentang diagnose kesejahteraan (wellness) ?

b. Pada kondisi seperti apa diagnose wellness itu ditegakkan?

MATERI PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN
Diagnosa keperawatan sejahtera (wellness) merupakan keputusan klinis mengenai status kesejahteraan
lansia yang berada dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
Contoh diagnose wellness pada SDKI
NO DIAGNOSA DATA MAYOR SUMBER

1
4
1 KESIAPAN PENINGKATAN NUT DO : MAKAN TERATUR DAN ADE SDKI HAL 70
RISI KWAT
DS : MENGEKSPRESIKAN KEING
INAN UNTUK MENINGKATKAN N
UTRISI

Silahkan anda cari diagnosa keperawatan wellness yang berkaitan dengan kondisi lansia

1. WELLNESS DIAGNOSIS TERKAIT NUTRISI


NO DIAGNOSA DATA MAYOR SUMBER

2. WELLNESS DIAGNOSIS TERKAIT TIDUR DAN AKTIVITAS


NO DIAGNOSA DATA MAYOR SUMBER

3, WELLNESS DIAGNOSIS TERKAIT KEAMANAN (SAFETY)


NO DIAGNOSA DATA MAYOR SUMBER

4. WELLNESS DIAGNOSIS TERKAIT SEXUAL LIFE


NO DIAGNOSA DATA MAYOR SUMBER

1
5

MENGECEK PEMAHAMAN
Setelah membaca dan memahami materi tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini:
Sepasang lansia hidup berdua dan merupakan pensiunan pegawai sipil. Ny A (67 tahun) dan Tn B (71 ta
hun).
Ny A sudah 2 tahun didiagnosa Diabetes mellitus dan ia mengatur makanan sesuai dengan saran ahli gi
zi, suaminya selalu mengingatkan dietnya. Aktivitas harian mereka berdua adalah pagi-pagi jalan santai
di depan rumahnya selama 30 menit lalu Bersama-sama membersihkan halam rumah, mencabut rumpu
t dan membereskan pekerjaan rumah secara Bersama-sama. Ny A mengatakan, ia selalu rutin cek gula
darah dan selalu stabil. Ny A menanyakan hal apalagi yang harus ia lakukan agar kondisinya tetap buga
r?
Tn B sudah lama berhenti merokok dan sekarang memilih menemani isterinya makan menu diet
a. Apakah diagnose wellness keperawatan yang tepat pada Ny A dan Tb B ?

b. Sebutkan data-data yang mendukungnya

1
6
PENUTUP PEMBELAJARAN
Anda selesai dengan sesi ini! Mari kita lacak kemajuan Anda. Beri bayangan nomor sesi yang
baru saja Anda selesaikan.

PRAKTIKUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tuliskan 3 ringkasan yang telah anda pelajari dan pahami:


1.

2.

3.

Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.

2.

Tuliskan 1 pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami:

1.

Anda mungkin juga menyukai