LKM Gerontik Reg - Wellness Issues
LKM Gerontik Reg - Wellness Issues
-6-
KEPERAWATAN GERONTIK
TINGKAT 4/ SEMESTER 7
1
VISI MISI SARJANA KEPERAWATAN
VISI
Terwujudnya program studi yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan perawat professional dengan
keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta
Keperawatan Gawat Darurat yang dapat bersaing di era global tahun 2024
MISI
1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan yang professi
onal dengan keunggulan dibidang Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam K
eperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang Keperawatan dengan keunggula
n Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan
Gawat Darurat.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan Pasien &
Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
2
Koordinator Mata Kuliah Ns. Henny Lilyanti, M.Kep
3
2. Stanley, M. & Beare, P.G. (1999).
Gerontological nursing: a health
promotion/ protection approch. 2nd ed.
Philadephia: F. A. Davis Company
3. Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in
older adults: theory and practice.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin.
4. Annete, G. L. (2000). Gerontologic
Nursing. St. Louis : Mosby.
MATERI PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
4
1. WELLNESS ISSUES TERKAIT NUTRISI
Review :
Perubahan yang terjadi pada lansia :
1. Penurunan nafsu makan
2. Penurunan Kesehatan mulut
3. Penurunan motilitas usus : mobilitas menurun
4. Metabolisme melambat
5. Absorpsi menurun
6. Kebutuhan energi menurun
Rekomendasi nutrisi terakhir yang dikeluarkan oleh Institute of Medicine (IOM) mencakup rekomenda
si terpisah untuk orang yang berusia 70 tahun ke atas karena alasan ini (IOM, 2006).
Menjaga pola makan padat nutrisi sangat penting untuk orang dewasa yang lebih tua karena dampak
asupan makanan pada kesehatan.
Kualitas makanan berpengaruh besar pada kondisi fisik, kondisi kognitif, kesehatan tulang, kesehatan
mata, fungsi vaskular, dan sistem kekebalan
DIET
Kebutuhan Kalori
Perkiraannya, kebutuhan energi akan berkurang 70-100 kalori setiap penambahan usia 10 tahun Dalam Angka
Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia, kecukupan energi lansia per hari adalah:
Pria
5
• 50-64 tahun: 2300 kalori
• 58-80 tahun: 1900 kalori
Wanita
• 50-64 tahun: 1900 kalori
• 58-80 tahun: 1550 kalori
Sebaiknya lansia memenuhi kebutuhan energi harian tersebut agar tidak mengalami penurunan berat badan.
6
Memantau asupan nutrisi khusus lansia perlu diperhatikan dengan baik agar dapat meningkatkan kesehatan fisi
k dan mendukungnya untuk terus hidupkan mimpi yang tertunda. Lakukan pengawasan secara berkala serta dis
esuaikan dengan kemampuan fisik lansia dan jangan lupa mengonsumsi susu untuk lansia dan pastikan susu w
hey protein tersedia untuk mereka
TIDUR
Menurut P2PTM Kemenkes RI :
Kebutuhan tidur terus menurun, jika telah mencapai lansia yaitu 60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam
per hari
7
Kualitas tidur yang berkurang berhubungan dengan adanya insomnia, Rest Legs Syndrome (RLS) dan Obstruct
ive Sleep Apnea (OSA).
Faktor yang dapat mempengaruhi tidur seperti faktor fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Adanya perubahan
pada aspek-aspek tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya waktu tidur (Colten & Altevoght, 2008)
AKTIVITAS
Kebutuhan aktivitas lansia : menurun seiring terjadinya beberapa perubahan
Perubahan karena :
8
Gaya Hidup :
1. Pensiun
2. Relokasi
3. Kehilangan pasangan hidup
JATUH
• Berjalan bukanlah sebuah proses yang otomatis. Berjalan membutuhkan integrasi kompleks info sensorik p
osisi tubuh relatif terhadap sekeliling dan kemampuan memberikan respons motorik untuk mengontrol perg
erakan.
• Berjalan juga membutuhkan kontrol keseimbangan yang baik untuk misalnya: bangkit dari kursi, berputar a
rah ketika berjalan, dan turun naik tangga.
• Risiko jatuh, pada pasien lansia terjadi ketika sistem kontrol postural gagal mendeteksi pergeseran dan tid
ak mereposisi pusat gravitasi terhadap landasan penopang pada waktu yang tepat.
Ada dua kondisi yang mempengaruhi terjadinya risiko jatuh pada lansia:
1. Intrinsik :
- Kondisi medis dan neuropsikiatrik
- Gangguan penglihatan dan pendengaran
- Perubahan terkait usia pada postur tubuh, fungsi saraf otot, cara berjalan, dan refleks postural
2. Ekstrinsik:
- Obat-obatan yang dikonsumsi
9
- Penggunaan
- Alat bantu jalan yang tidak sesuai
- Bahaya lingkungan sekitar: karpet yang terlipat, mainan/kabel yang berserakan, lantai licin, undakan, pener
angan yang kurang, tidak ada pegangan, kondisi toilet, tinggi furniture atau tempat tidur yang tidak tepat
Ada tiga faktor yang menjadi penyebab risiko jatuh pada pasien lansia.
1. Faktor risiko: yaitu faktor yang dipengaruhi oleh kondisi ekstrinsik seperti lingkungan yang tidak ramah lan
sia, kehilangan keseimbangan, pengaruh obat-obatan, kehilangan keseimbangan dan sebagainya
2. Faktor pencetus atau penyebab: yaitu faktor yang banyak dipengaruhi oleh kondisi intrinsik seperti syncope
atau kondisi kehilangan kesadaran untuk beberapa saat, dizziness atau pusing, drop attack, dan sebagain
ya.
3. Faktor Penyulit atau Komorbiditas: atau adanya peyakit penyerta selain penyakit utama yang diderita pasie
n.
1
0
Banyak lanjut usia yang tetap menjalankan aktivitas seksualitas sampai usia yang cukup lanjut. Namun a
ktivitas tersebut menjadi terbatas karena status kesehatan dan ketiadaan pasangan. Pfeiffer (1999) me
nyatakan bahwa sekitar 70% dari pria dengan usia rata-rata 68 tahun secara teratur mengambil bagian a
ktivitas sexual dan Persson (1999) juga mengidentifikasi bahwa laki-laki yang berusia 70 tahun yang
menikah 52%nya masih terlibat dalam hubungan seksual
Perubahan fungsi tubuh yang berhubungan dengan fungsi seksualitas pada lanjut usia melibatkan respo
n terhadap rangsangan seksualitas, minat dan partisipasi dalam aktivitas seksualitas.
Aspek lain dari fungsi seksualitas lebih dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor resiko seperti menurunny
a kesehatan, merasa tidak menarik, kurangnya privacy, dan tidak memiliki pasangan (Lichtenberg, 1997
dalam Miller, 2004).
Avis (2000; Beutel, 2002 dalam Miller, 2004), telah mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang mempe
ngaruhi tingkat aktivitas seksualitas pada lanjut usia dan juga telah mengidentifikasi pengaruh yang berb
eda dari lanjut usia pria dan lanjut usia wanita. Untuk lanjut usia pria, penurunan aktivitas seksualitas ter
utama berkaitan dengan ketidakpuasan terhadap pasangan, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhada
p disfungsi ereksi seperti obat-obatan dan kondisi medis, sementara pada lanjut usia wanita, kesehatan
menjadi faktor yang kurang penting.
Variabel yang paling berpengaruh pada tingkat aktivitas seksualitas adalah fungsi seksualitas yang opti
mal dan ketertarikan pada mitra seksual. Mazur (2002) mendapatkan bahwa laki-laki yang menikah
di usia antara 50 tahun dan 80 tahun mengalami penurunan aktivitas seksualitas yang dipengaruhi oleh
keinginan istri untuk berhubungan seksual dan kemampuan untuk mempertahankan ereksi.
1
1
1. Banyak masyarakat yang memanfaatkan terapi alternatif tetapi tidak mampu mengakses pela
yanan Kesehatan
2. Dalam melaksanakan pendidikan kesehatan, perawat sebaiknya mengintegrasikan tera
pi alternatif kedalam metode praktik pendidikan kesehatan tersebut.
3. Perawat harus memahami terapi alternatif sehingga mampu memberikan pelayanan ata
u informasi yang bermanfaat agar pelayanan menjadi lebih baik.
PERUBAHAN DEMOGRAFI
1. Pengembangan model pelayanan keperawatan menjadi holistic model, yang memandang manusi
a secara menyeluruh
2. Perawat mempertimbangkan untuk melakukan praktik mandiri,
3. Perawat harus kompeten dalam praktik “home care”,
4. Perawat memiliki pemahaman keperawatan transkultural (berbasis budaya) sehingga efekti
f dalam memberikan pelayanan type self care,
5. Perawat melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit & ketidakmampua
n pada penduduk yang sudah lansia
6. Perawat mampu menangani kasus kronis dan ketidakmampuan pada lansia
7. Perawat melakukan proteksi kesehatan dengan deteksi dini & manajemen kesehatan sec
ara tepat
8. Mampu berkolaborasi dengan klien, anggota tim interdisipliner dalam memberikan pe
layanan,
9. Mampu mengembangkan peran advokasi .
MENGECEK PEMAHAMAN
Setelah membaca dan memahami materi tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini:
1. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada lansia?
2. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan pada lansia untuk mencegah Jatuh?
PENUTUP PEMBELAJARAN
Anda selesai dengan sesi ini! Mari kita lacak kemajuan Anda. Beri bayangan nomor sesi yang baru
saja Anda selesaikan.
TEORI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
2
Tuliskan 3 ringkasan yang telah anda pelajari dan pahami:
1.
2.
3.
Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.
2.
1
3
2. Wellnessdiagnosis terkait tidur dan aktivitas 1) Ebersole, P., Hess, P., Touhy, T.,
3. Wellness diagnosis terkait keamanan (safety) Jett, K. (2005). Gerontological
nursing & health aging. 2nded. St.
4. Wellness diagnosis terkait sexual and aging Louis, Missouri: Mosby, Inc.
2) Stanley, M. & Beare, P.G. (1999).
Gerontological nursing: a health
promotion/ protection approch. 2nd
ed. Philadephia: F. A. Davis
Company
3) Miller, C.A. (2004). Nursing for
wellness in older adults: theory and
practice. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkin.
4) Annete, G. L. (2000). Gerontologic
Nursing. St. Louis : Mosby.
TINJAUAN PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam keadaan sehat.
Pada sesi ini kita akan mempelajari bersama topik mengenai Wellness Issues in Gerontic Nurs
ing.
Area keperawatan adalah memberikan keperawatan di sepanjang rentang kehidupan manusia, b
aik sehat maupun sakit. Dari bayi hingga lansia. Pada kondisi lansia adalah memberikan perawa
tan terbaik agar kualitas hidup lansia bermaknda serta mengantarkan lansia untuk mendapatkan
kematian yang bermartabat. Kita Akan bahas tentang diagnose keperawatan wellness yang berk
aitan dengan lansia ya
2. Activity 1: What I Know (3 mins)
Sebelum perkuliahan dimulai, kita akan melakukan APERSEPSI (penyamaan persepsi) mengena
i informasi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui, silakan untuk dijawab pertanyaa
n berikut ini :
a. Apakah anda tau tentang diagnose kesejahteraan (wellness) ?
MATERI PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
Diagnosa keperawatan sejahtera (wellness) merupakan keputusan klinis mengenai status kesejahteraan
lansia yang berada dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
Contoh diagnose wellness pada SDKI
NO DIAGNOSA DATA MAYOR SUMBER
1
4
1 KESIAPAN PENINGKATAN NUT DO : MAKAN TERATUR DAN ADE SDKI HAL 70
RISI KWAT
DS : MENGEKSPRESIKAN KEING
INAN UNTUK MENINGKATKAN N
UTRISI
Silahkan anda cari diagnosa keperawatan wellness yang berkaitan dengan kondisi lansia
1
5
MENGECEK PEMAHAMAN
Setelah membaca dan memahami materi tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut ini:
Sepasang lansia hidup berdua dan merupakan pensiunan pegawai sipil. Ny A (67 tahun) dan Tn B (71 ta
hun).
Ny A sudah 2 tahun didiagnosa Diabetes mellitus dan ia mengatur makanan sesuai dengan saran ahli gi
zi, suaminya selalu mengingatkan dietnya. Aktivitas harian mereka berdua adalah pagi-pagi jalan santai
di depan rumahnya selama 30 menit lalu Bersama-sama membersihkan halam rumah, mencabut rumpu
t dan membereskan pekerjaan rumah secara Bersama-sama. Ny A mengatakan, ia selalu rutin cek gula
darah dan selalu stabil. Ny A menanyakan hal apalagi yang harus ia lakukan agar kondisinya tetap buga
r?
Tn B sudah lama berhenti merokok dan sekarang memilih menemani isterinya makan menu diet
a. Apakah diagnose wellness keperawatan yang tepat pada Ny A dan Tb B ?
1
6
PENUTUP PEMBELAJARAN
Anda selesai dengan sesi ini! Mari kita lacak kemajuan Anda. Beri bayangan nomor sesi yang
baru saja Anda selesaikan.
PRAKTIKUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2.
3.
Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.
2.
1.