Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI MANAJEMEN

”Standar costing”
Dosen Pengampu : Evi Marlina, SE., M.Ak

Oleh :

Febrian Valenza
NIM : 190301126

Helmalia
NIM : 190301136

Adela Khairunisa
NIM : 190301141

Dewi Clarita
NIM : 190301075

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


PEKANBARU 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Standar Costing” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Evi
Marlina pada mata kuliah Akuntansi Manajemen .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Standar Costing bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Marlina selaku dosen mata kuliah Akuntansi
manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak/sumber yang telah memberikan
informasinya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang kelompok tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru, 17 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
3. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Standar Costing.............................................................................2
2. Direct Material Standard (Biaya Langsung Bahan Standar).....................................4
3. Direct Labor variances....................................................................................6
4. Standar Biaya Produksi Tidak Langsung........................................................8

BAB III. PENUTUP


1. Kesimpulan...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perusahaan yang mampu berkompetisi dapat mengelola biaya secara efisien dan
efektif, sehingga dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh digunakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan memenuhi kesejahteraan para karyawannya.
Perusahaan untuk berkompetisi harus memiliki keunggulan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya. Contoh keunggulan tersebut adalah perusahaan dapat mengerti
permintaan konsumen,mempertahankan kualitas produk dan mengelola biaya secara efisien dan
efektif.
Tercapainya biaya produksi yang efektif dan efisien dibutuhkan suatu pengendalian
biaya, yaitu pengendalian biaya produksi. Pengendalian tersebut memerlukan standar, biaya
sebagai dasar yang dipakai untuk tolak ukur ini adalah bia ya sta ndar. Bi aya st andar
mer upakan alat yang pe nting didalam me nilai pelaksanaan kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Suatu biaya standart e l a h di t e nt u ka n, m a k a s e l a nj ut nya
di l a k uk a n pe r ba n di nga n- pe r ba n di n ga n periodik antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar, yaitu dengan maksudu n t u k m e n g u k u r p e l a k s a n a a n d a n m e n g o r e k s i b i a y a -
b i a y a , s e h i n g g a p a d a akhirnya akan menghasilkan varians atau selisih.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Standar Costing?
2. Bagaimana perhitungan Biaya Langsung Bahan Standar?
3. Apa Direct Labor Variance?
4. Bagaimana perhitungan Standar biaya produksi tidak langsung ?

3. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian satndar costing
2. Mengetahui perhitungan Biaya Langsung Bahan Standar
3. Mengetahui pengertian direct labor variance
4. Mengetahui perhitungan Standar biaya produksi tidak langsung

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Standard Costing

Standard Cost merupakan biaya yang ditetapkan lebih dahulu menurut norma-norma efisiensi
yang berlaku bagi suatu perusahaan tertentu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
produk/barang.

Standard Cost berbeda dengan actual cost/hostorical cost, penggunaan data biaya historis
(actual cost/historical cost) di dalam perhitungan harga pokok produksi tidak dapat memberikan
informasi mengenai efisien tidaknya pelaksanaan suatu proses produksi, karena biaya historis
menunjukkan biaya yang terjadi sebenarnya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan suatu
produk atau kegiatan tertentu pada suatu saat tertentu, di mana biaya yang terjadi sebenarnya
dapat mengandung suatu pemborosan.

Manajemen memerlukan suatu alat tolak ukur tentang besarnya biaya yang ditetapkan dahulu
sebelum produksi dimulai, dan tolak ukur ini hendaknya mencerminkan informasi mengenai
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk/kegiatan tertentu
pada suatu waktu tertentu, dan tolak ukur ini dikenal dengan istilah “Predetermined Cost”.

Penetapan “predetermined cost” dapat dilakukan melalui penelitian secara ilmiah (eksprimen,
time & motion study, tata letak peralatan produksi, dsb) terhadap pelaksanaan masa lalu dengan
turut mempertimbangkan kondisi-kondisi yang diharapkan di masa yang akan datang, maka
predetermined cost merupakan standard cost.

Standard cost termasuk predetermined cost, sedangkan predetermined cost belum tentu
merupakan standard cost.

Standard cost mempunyai 2 komponen yaitu :


·         Standard kuantitas (unit input/output)
·         Standard harga (biaya/tarif)

Standard costing dapat digunakan baik pada metode process costing maupun job order
costing,  dan penetapan biaya standard paling tepat untuk diterapkan pada lingkungan pabrik
dimana teknologi produksi relatif stabil dan produk yang dihasilkan bersifat homogen di dalam
unit akumulasi biaya.

Perusahaan apa yang dapat menggunakan standard cost ?


-       perusahaan pabrikasi (manufacturing)
-       perusahaan jasa (service company), mis. Rumah sakit, bengkel, dsb
-       food, misalkan fast food restaurant, dsb, dan perusahan lainnya.

Fungsi daripada standard costing :


2
-       Menetapkan anggaran.
-       Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi kerja.
-       Menyederhanakan prosedur penetapan biaya.
-       Memberikan dasar penetapan tawaran kontrak dan harga jual.

Secara garis besar, standar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :


1)    Basic standard (classic standard), adalah tolak ukur yang digunakan sebagai patokan
pembanding untuk prestasi kerja yang diharapkan dan yang sesungguhnya.
2)    Current standard (standar yang berlaku), yang terbagi :
§  Standard actual yang diharapkan, adalah standard yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan
efisiensi yang diharapkan akan terjadi. Standard ini merupakan estimasi yang cukup wajar atas
hasil actual.
§  Standard normal, adalah standard ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang
normal, yang dimaksudkan sebagai suatu tantangan yang bisa dicapai.
§  Standard teoritis, yaitu standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan efisiensi yang
ideal atau maksimum, standar ini lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang
harus dicapai pada saat ini.
Penggunaan standar dapat diaplikasikan sebagai berikut :
a)    Dalam tingkat harga
b)    Dalam efisiensi pelaksanaan
c)    Dalam tingkat kegiatan/volume produksi

Jenis-jenis standard untuk harga

-       Normal ideal


-       Normal standard
-       Current expected standard
-       Basic standard (fixed standard)

Jenis-jenis standar untuk efisiensi pelaksanaan :


-       Teoritical performance
-       Normal performance
-       Attainable goods performance
-       Average past performance

Jenis-jenis standard untuk volume kegiatan

-       Theoritical standard


-       Normal standard
-       Vertical standard
-       Expected standard

Apakah standard cost sama dengan budget cost ?

Standard cost dan budget cost adalah sama (very similar), dimana pengertian ke-2 istilah ini
lebih menunjukkan bahwa standard cost adalah dalam satuan, sedangkan budget cost adalah

3
secara keseluruhan. Misalkan untuk memproduksi 1 unit barang X dibutuhkan bahan baku Rp.
10.000,-, apabila perusahaan menghendaki memproduksi 1.000 unit, maka dibutuhkan budget
cost untuk bahan sebesar Rp. 10.000.000 ( Rp. 10.000 X 1.000 unit)

Unsur harga pokok produksi terdiri dari :

 Raw Material
 Direct Labor Cost
 Manufacturing Overhead

2. DIRECT MATERIAL STANDARD (BIAYA LANGSUNG BAHAN STANDAR)

Biaya standard untuk bahan langsung terdiri dari 2 unsur yaitu :


1.    Unsur kwantitas, akan menjadi direct material quantity standard.
2.    Unsur harga, akan menjadi direct material price standard.

Penyimpangan antara pemakaian bahan sebenarnya dengan bahan standard disebut “Direct
Material Variances”/(DMV)

Direct Material Variances terdiri dari :


§  Material Price Variances (MPV), yang disebabkan adanya perubahan harga pembelian yang
mengakibatkan terjadinya penyimpangan harga, peristiwa-peristiwa ekonomi lainnya seperti
krisis,devaluasi, serta timing/waktu yang kurang tepat dalam pembelian.
§  Material Efficiency Variances (MEV)/Material Quantity Variances/Material Usage Variances
(MUV), yang disebabkan adanya pemborosan pemakain bahan, kurang efisiensi mesin produksi,
baik/tidaknya pengawasan dalam penggunaan mesin/peralatan produksi, dsbnya.

DMV  = (Qstd X Pstd) – (Qact X Pact)

Qstd : quantitas standar

Pstd  : proce standard 

Qact : quantitas actual

Pact  : Price actual

DMV  = MPV + MEV

MPV  = (Qact X Pstd) – (Qact X Pact)


MPV  = (Pstd – Pact) X Qact

4
MEV = (Pstd X Qstd) – (Pstd X Qact)
MEV = (Qstd –Qact) X Pstd.

Misal :
PT Atma menetapkan standard cost bahan per unit sebagai berikut :
2 kg Bahan XYZ @ Rp. 15.000.
Selama satu periode telah memproduksi 1.000 unit.
Pembelian bahan selama periode tsb adalah 2200 kg @ Rp. 16.000.
Sedangkan pemakaian bahan actual adalah  1.980 kg.
Hitunglah Direct Material Variances!

Penyelesaian :

Quantity standard adalah : unit produksi actual X tarif standard quantity bahan.
Qstd : 1.000 unit X 2 kg = 2.000 kg.
Pstd  : Rp. 15.000/kg atau Rp. 30.000/unit.
Qact : 1.980 kg

Direct Material Variances : (Qstd X Pstd) – (Qact X Pact)


DMV  = (2.000 X 15.000) – (1.980 X 16.000)
DMV  = (1.680.000) (Unfavourable)/tidak menguntungkan

Analisa Variances :
·         Material Price Variances

MPV  = (Pstd – Pact) X Qact

MPV  = (15.000 – 16.000) X 1.980


MPV  = (Rp. 1.980.000) unfavourable
·         Material Efficiency Variances
MEV  = (Qstd – Qact) X Pstd
MEV  = (2.000 – 1.980) X 15.000
MEV  = Rp.300.000 Favourable
DMV = MPV + MEV
DMV = (1.980.000) + 300.000 = (Rp.1.680.000) unfavorable

Accounting for Direct Materials

a)   Pada saat pembelian bahan


·         Harga actual               MPV dilokalisir pada saat pemakaian
·         Harga standard           MPV dilokalisir pada ssat pembelian

Contoh :
PT Atma membeli 100 kg bahan A @ Rp. 11.000, Harga standard per kg Rp. 10.000.
·         Harga actual

5
Entry :  Bahan  (100 kg X Rp.11.000)   1.100.000
                                Hutang (100 kg X Rp.11.000)           1.100.000

·         Harga standard


Entry :  Bahan  (100 kg X Rp.10.000)   1.000.000
             MPV    (100 kg X Rp. 1.000)        100.000
                      Hutang (100 kg X Rp.11.000)                     1.100.000

b)   Pada saat pemakaian bahan

·         Menggunakan standard bill of material, yaitu merupakan suatu formulir pengambilan bahan
dimana dicantumkan kwantitas bahan yang diperlukan untuk memproduksi suatu jumlah produk.
Apabila dalam proses produksi terjadi bahwa jumlah bahan tidak mencukupi, maka untuk
mengambil bahan dikeluarkan suatu formulir pengambilan bahan khusus yang disebut “Excess
Material Requisition”, dan dengan menjumlahkan seluruh excess material requisition tsb dapat
diketahui material efficiency variance.
·         Menggunakan material requisition umum, dimana pemakaian bahan dibukukan menurut
pemakaian yang sebenarnya, material efficiency variance baru dapat diketahui setelah
barang/produk selesai dikerjakan.

Jadi, perbedaan antara standar bill of material dengan material requisition umum adalah pada
saat jurnal pemakaian bahan, sbb :
-       Standard bill of material                  (Qstd X Pstd)
-       Material Requisition Umum             (Qact X Pstd)

Contoh :
PT Atma menetapkan standard cost bahan per unit adalah 2 kg @ Rp. 10.000. Produksi actual
selama periode adalah 450 unit. Pembelian bahan selama periode tsb adalah 1.000 kg @ Rp.
11.000. Pemakaian bahan actual pada periode yang sama adalah 750 kg.
Hitunglah direct material variances periode ybs!

3. DIRECT LABOR VARIANCES

Biaya standard untuk upah langsung terdiri dari 2 unsur yaitu :


·         Unsur kwantitas (hours), akan menjadi direct labor quantity standard.
·         Unsur harga (rate/tarif), akan menjadi direct labor rate variances.

Penyimpangan antara upah yang dibayar sebenarnya dengan upah standard disebut
penyimpangan upah langsung atau direct labor variance (DLV).

Direct Labor Variances (DLV), terdiri dari :


1)    Labor Rate Variances (LRV), yang disebabkan adanya perubahan tarif upah langsung yang
dibayar mis. UMR,dsb.
2)    Labor Efficiency Variances (LEV), yang disebabkan adanya pemakaian jam kerja yang
kurang/lebih dari yang ditargetkan, sistem kerja mesin, dsbnya.

6
Direct Labor Variances (DLV) :

      
              DLV   = (Hstd X Rstd) – (Hact X Ract)

Hstd   : Hours Standard


Rstd   : Rate standard
Hact   : Hours actual
Ract   : Rate Actual

Analisa Labor Variances :


§  LRV     = (Rstd X Hact) – (Ract X Hact)
LRV     = (Rstd – Ract) X Hact
§  LEV     = (Hstd X Rstd) – (Hact X Rstd)
LEV     = (Hstd – Hact) X Rstd

Contoh :

PT Atma menetapkan standard cost upah per unit adalah 2 Jkl @ Rp. 20.000. Produksi selama
periode adalah 1.000 unit. Pembayaran upah langsung sebenarnya adalah Rp. 40.425.000,-
dengan tarif upah per jam adalah Rp.21.000.
Hitunglah direct labor variances!

H standard : 2 jkl X 1.000 unit = 2.000 Jkl.


R standard : Rp. 20.000/Jkl.
H Actual     : Rp. 40.425.000/Rp.21.000 = 1.925 Jkl
R actual      : Rp. 21.000/jkl.

DLV   = (Rstd X Hstd) – (Ract X Hact)


DLV   = ( 20.000 X 2.000 jkl) – (21.000 X 1.925 Jkl)
DLV   = 40.000.000 – 40.425.000 = (425.000) unfavourable.

Analisa Labor Variances :

LRV    = (Rtsd – Ract) X Hact


LRV    = (20.000 – 21.000) X 1.925
LRV    = (1.925.000) unfavourable.

LEV    = (Hstd – Hact) X Rstd


LEV    = (2.000 – 1.925) X Rp. 20.000
LEV    = 1.500.000 favourable.

DLV  = LRV + LEV


DLV  = (1.925.000) + 1.500.000 = (Rp.425.000) favourable.

7
4. MANUFACTURING OVERHEAD COST STANDARD (STANDARD BIAYA
PRODUKSI TIDAK LANGSUNG).

Dibandingkan dengan unsur bahan dan upah langsung, maka penetapan MO standard jauh
lebih kompleks. Hal ini disebabkan karena besarnya biaya standard bahan dan upah langsung
untuk tiap unit sudah merupakan sesuatu yang pasti, dengan kata lain bahwa biaya tersebut untuk
per unitnya tidak akan berpengaruh oleh perubahan-perubahan pada tingkat kegiatan perusahaan.
Sebaliknya besarnya biaya MO yang harus dibebankan dalam proses produksi sangat
dipengaruhi oleh tingkat kegiatan perusahaan apalagi sifat biayanya ada yang berupa fixed,
variable maupun yang semi variable. Untuk analisa MO standard variances harus secara tegas
dibedakan antara Fixed Cost dan Variable Cost.

Untuk penetapan MO standard, dapat digunakan sistem budget sbb :


§  Fixed budget (static budget), hanya ada satu tingkat kegiatan.
§  Flexible budget (dynamic budget), beberapa tingkat kegiatan.

Cara pemecahan dari biaya yang mempunyai sifat mixed cost supaya menjadi fixed cost dan
variable cost adalah :
-       High low method
-       Regresi linear
-       Scattered diagram

Contoh Flexible budget


PT Atma menyusun suatu flexible budget untuk beberapa tingkat kegiatan sebagai berikut :

Manufacturing Overhead 10.000 Jkl 12.000 Jkl 14.000 jkl


Indirect Raw Material 20.000.000 24.000.000 28.000.000
Indirect Labor 15.000.000 18.000.000 21.000.000
Insurance of Machine 15.000.000 15.000.000 15.000.000
Depre. Of Factory Buildings 25.000.000 25.000.000 25.000.000
Depre. Of Machines 30.000.000 30.000.000 30.000.000
Repairs Fixed Assets   2.500.000   2.600.000   2.700.000
Factory Utility   1.400.000   1.480.000   1.560.000
Others Mo   3.000.000   3.200.000   3.400.000
111.900.000 119.280.000 126.660.000

Variable MO  = 126.660.000 – 111.900.000/14.000 jkl – 10.000 jkl


                     = Rp. 3.690/Jkl
Fixed MO       : 126.660.000 = Var. MO  + F.MO
                      : 126.660.000 = (14.000 X 3.690) + F.MO
                      : F.MO  = 51.660.000 + 126.660.000 = Rp.75.000.000

atau persamaan : Y = a + bX
                            Y = total cost, a = Fixed Cost, b = tingkat kegiatan dan
                            X = tarif variable cost.
8
Jadi besarnya anggaran MO pada tingkat kegiatan 15.000 jkl adalah :
Rp. 75.000.000 + (15.000 Jkl X 3.690) = Rp. 130.350.000.

Note : apabila MO rate tersebut cukup akurat, maka MO rate tersebut dapat dijadikan MO
Standard rate.

MO Variances adalah penyimpangan antara MO yang dibebankan (Applied MO) dengan MO


actual. Penyimpangan ini dapat berupa :
-       Under applied MO
-       Over applied MO

Analisa MO Variances
(a)  Two Variances Method (Metode 2 selisih)
-       Budget Variances(BV)/Spending Variances (Controllable)
-       Capacity Variance(CV)/Volume Variances (Uncontrollable)
Two variances method terdiri atas metode lama dan metode baru.

(b)  Three Variances Method (Metode 3 selisih)


-       Budget variance/spending variance
-       Efficiency Variance
-       Capacity variance(volume variance)
Three Variance Method terdiri atas metode lama dan metode baru.

(c)  Four Variances Method (Metode 4 selisih)


-       Variable Overhead spending variance
-       Variable Overhead efficiency variance
-       Fixed Overhead spending variance
-       Fixed Overhead volume variance

Contoh :
PT Atma memproduksi produk “X-Tray”, selama tahun 2011 telah dianggarkan biaya produksi
tidak langsung (MO) sebesar Rp. 560.000.000, terdiri dari Fixed MO Rp. 240.000.000 dan
Variable MO Rp. 320.000.000. Anggaran tingkat kegiatan untuk tahun yang sama adalah
100.000 jam kerja langsung. Perusahaan telah menetapkan standard cost MO per unit adalah 2
jkl. Produksi actual selama tahun 2011 adalah 47.500 unit. Total upah langsung yang dibayarkan
adalah Rp. 288.000.000, dengan tarif upah/jkl Rp. 3.000.
MO Actual pada tahun tersebut adalah Rp. 567.320.000 terdiri dari :
-       Variable MO  Rp. 331.125.000
-       Fixed MO       Rp. 236.195.000
Hitunglah Over/Under Applied MO dan buatlah analisa MO Variance dengan metode 4 selisih.

Penyelesaian:
Anggaran Fixed MO = Rp. 240 juta/100.000JKL = Rp. 2.400/JKL
Anggaran Variable MO = Rp. 320 juta/100.000 JKL = Rp. 3.200/JKL
JKL std = 47.500 unit X 2 JKL = 95.000 JKL
JKL actual = Rp. 288.000.000/3.000 = 96.000 JKL

9
Variable MO actual = Rp. 331.125.000
FMO actual = Rp. 236.195.000

Applied MO = JKL std X MO rate


                   = 95.000 JKL X Rp.5.600 = 532.000.000
Actual MO                                           = 567.320.000
               Underapplied MO                 = (35.320.000)

Analisa MO variances:

1. Variable overhead spending variances (Budget Variance – VMO)

= (Jkl act X VMO rate) – actual variable MO


= (96.000 JKL X 3.200) – 331.125.000 = (23.925.000) UF

2. Variable overhead efficiency variances (EV – VMO)

= (JKL std – JKL actual) X VMO rate


= (95.000 – 96.000) X 3.200 = ( 3.200.000) UF

3. Fixed overhead spending variances (Budget Variance – FMO)

= (JKL anggaran X FMO rate) – FMO actual


= (100.000 X 2.400) – 236.195.000 = 3.805.000 (F)

4. Fixed overhead Volume Variances (Capacity Variances – FMO)

= (JKL std – JKL anggaran) X FMO rate


= (95.000 – 100.000) X 2.400 = (12.000.000) UF

Summary:
Variable MO Variances = (23.925.000) + (3.200.000) = (27.125.000) UF
 
Applied VMO = JKL std X
VMO = 95.000 X 3.200 =
304.000.000
Actual VMO                                                               331.125.000
                   Underapplied Variable MO                      (27.125.000) UF

Fixed MO Variances = 3.805.000 + (12.000.000) = (8.195.000) UF

Applied FMO = JKL std X FMO rate = 95.000 X 2.400 = 228.000.000


Fixed MO actual                                                            = 236.195.000
        Under applied FMO                                               =   (8.195.000) UF

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan Suatu system biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya


menggunakan dasar unit. Anggaran unit adalah tenaga kerja, bahan baku, dan overhead. Dengan
demikian, biaya standar adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu
produk atau jasa. Standar yang dibuat ditetapkan berdasarkan pengalaman historis, studi teknis,
dan input dari personel operasional, pemasaran, dan akuntansi. Sistem perhitungan biaya standar
digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memfasilitasi perhitungan
harga pokok produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi variansi
dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para manajer. Informasi ini
memungkinkan para manajer untuk menerapkan tingkat kendali terhadap biaya daripada yang
ditemukan dalam sistem perhitungan biaya normal atau aktual. Keputusan seperti penawaran
juga dibuat lebih mudah ketika sistem perhitungan biaya standar digunakan. Lembar biaya
standar memberikan perincian untuk perhitungan biaya standar per unit. Hal ini menunjukkan
biaya standar untuk bahan baku, tenaga kerja, serta overhead tetap dan variabel. Lembar ini juga
menyatakan kuantitas setiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit
output. Dengan menggunakan standar kuantitas unit ini, standar kuantitas bahan baku yang
diizinkan dan standar jam yang diizinkan dapat dihitung untuk output aktual. Penghitungan ini
memainkan peranan penting dalam analisis variansi.

Variansi anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang direncanakan.
Dalam sistem perhitungan biaya standar, variansi anggaran dipisah menjadi variansi harga dan
penggunaan. Variansi pengeluaran overhead variabel adalah perbeadaan antara biaya overhead
variabel akrual dan biaya overhead variabel yang dianggarkan pada jam kerja akrual. Oleh sebab
itu, hal itu adalah variansi anggaran yang dihasilkan dari perubahan harga dan penggunaan
efesien atau tidak efsien atas input overhead variabel. Variansi efesiensi variabel adalah
perbeadaa antara oveherad variabel yang dibebankan. Variansi pengeluaran overhead tetap
adalah perbedaan antara biaya akrual overhead tetapdan biaya overhead tetap yang dianggarkan.
Jadi, varansi ini hanyalah variansi anggaran. Variansi volume adalah perbeadaan antara overhead
tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang di bebankan. Variasi ini muncul ketika volume
produksi yang diperkirakan sehingga merupakan ukuran penggunaan kapasitas. Dengan asumsi
variansi bahan baku dihitung saat pembelian, semua persediaan ditetapkan pada biaya standar.
Biaya aktual tidak pernah dimasukkan dalam akun persediaan. Beberapa akun dibuat untuk
variansi harga bahan baku dan penggunaan, serta untuk variansi tarif tenaga kerja dan efisiensi.
Variansi yang tidak menguntungkan selalu didebet. Variansi yang menguntungkan selalu
dikredit. Variansi overhead biasanya tidak dijurnalkan. Sebagai gantinya, laporan overhead
periodik yang disiapkan memberikan informasi variansi overhead.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial . Buku I
Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S., dan David P.

12

Anda mungkin juga menyukai