”Standar costing”
Dosen Pengampu : Evi Marlina, SE., M.Ak
Oleh :
Febrian Valenza
NIM : 190301126
Helmalia
NIM : 190301136
Adela Khairunisa
NIM : 190301141
Dewi Clarita
NIM : 190301075
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Standar Costing” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Evi
Marlina pada mata kuliah Akuntansi Manajemen .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Standar Costing bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Marlina selaku dosen mata kuliah Akuntansi
manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak/sumber yang telah memberikan
informasinya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kelompok tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
3. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Standar Costing.............................................................................2
2. Direct Material Standard (Biaya Langsung Bahan Standar).....................................4
3. Direct Labor variances....................................................................................6
4. Standar Biaya Produksi Tidak Langsung........................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perusahaan yang mampu berkompetisi dapat mengelola biaya secara efisien dan
efektif, sehingga dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh digunakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan memenuhi kesejahteraan para karyawannya.
Perusahaan untuk berkompetisi harus memiliki keunggulan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya. Contoh keunggulan tersebut adalah perusahaan dapat mengerti
permintaan konsumen,mempertahankan kualitas produk dan mengelola biaya secara efisien dan
efektif.
Tercapainya biaya produksi yang efektif dan efisien dibutuhkan suatu pengendalian
biaya, yaitu pengendalian biaya produksi. Pengendalian tersebut memerlukan standar, biaya
sebagai dasar yang dipakai untuk tolak ukur ini adalah bia ya sta ndar. Bi aya st andar
mer upakan alat yang pe nting didalam me nilai pelaksanaan kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Suatu biaya standart e l a h di t e nt u ka n, m a k a s e l a nj ut nya
di l a k uk a n pe r ba n di nga n- pe r ba n di n ga n periodik antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar, yaitu dengan maksudu n t u k m e n g u k u r p e l a k s a n a a n d a n m e n g o r e k s i b i a y a -
b i a y a , s e h i n g g a p a d a akhirnya akan menghasilkan varians atau selisih.
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Standar Costing?
2. Bagaimana perhitungan Biaya Langsung Bahan Standar?
3. Apa Direct Labor Variance?
4. Bagaimana perhitungan Standar biaya produksi tidak langsung ?
3. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian satndar costing
2. Mengetahui perhitungan Biaya Langsung Bahan Standar
3. Mengetahui pengertian direct labor variance
4. Mengetahui perhitungan Standar biaya produksi tidak langsung
1
BAB II
PEMBAHASAN
Standard Cost merupakan biaya yang ditetapkan lebih dahulu menurut norma-norma efisiensi
yang berlaku bagi suatu perusahaan tertentu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
produk/barang.
Standard Cost berbeda dengan actual cost/hostorical cost, penggunaan data biaya historis
(actual cost/historical cost) di dalam perhitungan harga pokok produksi tidak dapat memberikan
informasi mengenai efisien tidaknya pelaksanaan suatu proses produksi, karena biaya historis
menunjukkan biaya yang terjadi sebenarnya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan suatu
produk atau kegiatan tertentu pada suatu saat tertentu, di mana biaya yang terjadi sebenarnya
dapat mengandung suatu pemborosan.
Manajemen memerlukan suatu alat tolak ukur tentang besarnya biaya yang ditetapkan dahulu
sebelum produksi dimulai, dan tolak ukur ini hendaknya mencerminkan informasi mengenai
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk/kegiatan tertentu
pada suatu waktu tertentu, dan tolak ukur ini dikenal dengan istilah “Predetermined Cost”.
Penetapan “predetermined cost” dapat dilakukan melalui penelitian secara ilmiah (eksprimen,
time & motion study, tata letak peralatan produksi, dsb) terhadap pelaksanaan masa lalu dengan
turut mempertimbangkan kondisi-kondisi yang diharapkan di masa yang akan datang, maka
predetermined cost merupakan standard cost.
Standard cost termasuk predetermined cost, sedangkan predetermined cost belum tentu
merupakan standard cost.
Standard costing dapat digunakan baik pada metode process costing maupun job order
costing, dan penetapan biaya standard paling tepat untuk diterapkan pada lingkungan pabrik
dimana teknologi produksi relatif stabil dan produk yang dihasilkan bersifat homogen di dalam
unit akumulasi biaya.
Standard cost dan budget cost adalah sama (very similar), dimana pengertian ke-2 istilah ini
lebih menunjukkan bahwa standard cost adalah dalam satuan, sedangkan budget cost adalah
3
secara keseluruhan. Misalkan untuk memproduksi 1 unit barang X dibutuhkan bahan baku Rp.
10.000,-, apabila perusahaan menghendaki memproduksi 1.000 unit, maka dibutuhkan budget
cost untuk bahan sebesar Rp. 10.000.000 ( Rp. 10.000 X 1.000 unit)
Raw Material
Direct Labor Cost
Manufacturing Overhead
Penyimpangan antara pemakaian bahan sebenarnya dengan bahan standard disebut “Direct
Material Variances”/(DMV)
4
MEV = (Pstd X Qstd) – (Pstd X Qact)
MEV = (Qstd –Qact) X Pstd.
Misal :
PT Atma menetapkan standard cost bahan per unit sebagai berikut :
2 kg Bahan XYZ @ Rp. 15.000.
Selama satu periode telah memproduksi 1.000 unit.
Pembelian bahan selama periode tsb adalah 2200 kg @ Rp. 16.000.
Sedangkan pemakaian bahan actual adalah 1.980 kg.
Hitunglah Direct Material Variances!
Penyelesaian :
Quantity standard adalah : unit produksi actual X tarif standard quantity bahan.
Qstd : 1.000 unit X 2 kg = 2.000 kg.
Pstd : Rp. 15.000/kg atau Rp. 30.000/unit.
Qact : 1.980 kg
Analisa Variances :
· Material Price Variances
Contoh :
PT Atma membeli 100 kg bahan A @ Rp. 11.000, Harga standard per kg Rp. 10.000.
· Harga actual
5
Entry : Bahan (100 kg X Rp.11.000) 1.100.000
Hutang (100 kg X Rp.11.000) 1.100.000
· Menggunakan standard bill of material, yaitu merupakan suatu formulir pengambilan bahan
dimana dicantumkan kwantitas bahan yang diperlukan untuk memproduksi suatu jumlah produk.
Apabila dalam proses produksi terjadi bahwa jumlah bahan tidak mencukupi, maka untuk
mengambil bahan dikeluarkan suatu formulir pengambilan bahan khusus yang disebut “Excess
Material Requisition”, dan dengan menjumlahkan seluruh excess material requisition tsb dapat
diketahui material efficiency variance.
· Menggunakan material requisition umum, dimana pemakaian bahan dibukukan menurut
pemakaian yang sebenarnya, material efficiency variance baru dapat diketahui setelah
barang/produk selesai dikerjakan.
Jadi, perbedaan antara standar bill of material dengan material requisition umum adalah pada
saat jurnal pemakaian bahan, sbb :
- Standard bill of material (Qstd X Pstd)
- Material Requisition Umum (Qact X Pstd)
Contoh :
PT Atma menetapkan standard cost bahan per unit adalah 2 kg @ Rp. 10.000. Produksi actual
selama periode adalah 450 unit. Pembelian bahan selama periode tsb adalah 1.000 kg @ Rp.
11.000. Pemakaian bahan actual pada periode yang sama adalah 750 kg.
Hitunglah direct material variances periode ybs!
Penyimpangan antara upah yang dibayar sebenarnya dengan upah standard disebut
penyimpangan upah langsung atau direct labor variance (DLV).
6
Direct Labor Variances (DLV) :
DLV = (Hstd X Rstd) – (Hact X Ract)
Contoh :
PT Atma menetapkan standard cost upah per unit adalah 2 Jkl @ Rp. 20.000. Produksi selama
periode adalah 1.000 unit. Pembayaran upah langsung sebenarnya adalah Rp. 40.425.000,-
dengan tarif upah per jam adalah Rp.21.000.
Hitunglah direct labor variances!
7
4. MANUFACTURING OVERHEAD COST STANDARD (STANDARD BIAYA
PRODUKSI TIDAK LANGSUNG).
Dibandingkan dengan unsur bahan dan upah langsung, maka penetapan MO standard jauh
lebih kompleks. Hal ini disebabkan karena besarnya biaya standard bahan dan upah langsung
untuk tiap unit sudah merupakan sesuatu yang pasti, dengan kata lain bahwa biaya tersebut untuk
per unitnya tidak akan berpengaruh oleh perubahan-perubahan pada tingkat kegiatan perusahaan.
Sebaliknya besarnya biaya MO yang harus dibebankan dalam proses produksi sangat
dipengaruhi oleh tingkat kegiatan perusahaan apalagi sifat biayanya ada yang berupa fixed,
variable maupun yang semi variable. Untuk analisa MO standard variances harus secara tegas
dibedakan antara Fixed Cost dan Variable Cost.
Cara pemecahan dari biaya yang mempunyai sifat mixed cost supaya menjadi fixed cost dan
variable cost adalah :
- High low method
- Regresi linear
- Scattered diagram
atau persamaan : Y = a + bX
Y = total cost, a = Fixed Cost, b = tingkat kegiatan dan
X = tarif variable cost.
8
Jadi besarnya anggaran MO pada tingkat kegiatan 15.000 jkl adalah :
Rp. 75.000.000 + (15.000 Jkl X 3.690) = Rp. 130.350.000.
Note : apabila MO rate tersebut cukup akurat, maka MO rate tersebut dapat dijadikan MO
Standard rate.
Analisa MO Variances
(a) Two Variances Method (Metode 2 selisih)
- Budget Variances(BV)/Spending Variances (Controllable)
- Capacity Variance(CV)/Volume Variances (Uncontrollable)
Two variances method terdiri atas metode lama dan metode baru.
Contoh :
PT Atma memproduksi produk “X-Tray”, selama tahun 2011 telah dianggarkan biaya produksi
tidak langsung (MO) sebesar Rp. 560.000.000, terdiri dari Fixed MO Rp. 240.000.000 dan
Variable MO Rp. 320.000.000. Anggaran tingkat kegiatan untuk tahun yang sama adalah
100.000 jam kerja langsung. Perusahaan telah menetapkan standard cost MO per unit adalah 2
jkl. Produksi actual selama tahun 2011 adalah 47.500 unit. Total upah langsung yang dibayarkan
adalah Rp. 288.000.000, dengan tarif upah/jkl Rp. 3.000.
MO Actual pada tahun tersebut adalah Rp. 567.320.000 terdiri dari :
- Variable MO Rp. 331.125.000
- Fixed MO Rp. 236.195.000
Hitunglah Over/Under Applied MO dan buatlah analisa MO Variance dengan metode 4 selisih.
Penyelesaian:
Anggaran Fixed MO = Rp. 240 juta/100.000JKL = Rp. 2.400/JKL
Anggaran Variable MO = Rp. 320 juta/100.000 JKL = Rp. 3.200/JKL
JKL std = 47.500 unit X 2 JKL = 95.000 JKL
JKL actual = Rp. 288.000.000/3.000 = 96.000 JKL
9
Variable MO actual = Rp. 331.125.000
FMO actual = Rp. 236.195.000
Analisa MO variances:
Summary:
Variable MO Variances = (23.925.000) + (3.200.000) = (27.125.000) UF
Applied VMO = JKL std X
VMO = 95.000 X 3.200 =
304.000.000
Actual VMO 331.125.000
Underapplied Variable MO (27.125.000) UF
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Variansi anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang direncanakan.
Dalam sistem perhitungan biaya standar, variansi anggaran dipisah menjadi variansi harga dan
penggunaan. Variansi pengeluaran overhead variabel adalah perbeadaan antara biaya overhead
variabel akrual dan biaya overhead variabel yang dianggarkan pada jam kerja akrual. Oleh sebab
itu, hal itu adalah variansi anggaran yang dihasilkan dari perubahan harga dan penggunaan
efesien atau tidak efsien atas input overhead variabel. Variansi efesiensi variabel adalah
perbeadaa antara oveherad variabel yang dibebankan. Variansi pengeluaran overhead tetap
adalah perbedaan antara biaya akrual overhead tetapdan biaya overhead tetap yang dianggarkan.
Jadi, varansi ini hanyalah variansi anggaran. Variansi volume adalah perbeadaan antara overhead
tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang di bebankan. Variasi ini muncul ketika volume
produksi yang diperkirakan sehingga merupakan ukuran penggunaan kapasitas. Dengan asumsi
variansi bahan baku dihitung saat pembelian, semua persediaan ditetapkan pada biaya standar.
Biaya aktual tidak pernah dimasukkan dalam akun persediaan. Beberapa akun dibuat untuk
variansi harga bahan baku dan penggunaan, serta untuk variansi tarif tenaga kerja dan efisiensi.
Variansi yang tidak menguntungkan selalu didebet. Variansi yang menguntungkan selalu
dikredit. Variansi overhead biasanya tidak dijurnalkan. Sebagai gantinya, laporan overhead
periodik yang disiapkan memberikan informasi variansi overhead.
11
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial . Buku I
Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S., dan David P.
12