ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas dan efisiensi yang ditinjau dari aktivitas utama dan
aktivitas pendukung pada Analisis Rantai Nilai. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif-
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di PT Rolas Nusantara Mandiri. Penentu informan sebanyak tujuh
orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data mencakup kondensasi
data, penampilan data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa aktivitas utama dan aktivitas pendukung menghasilkan nilai
produk yang telah sesuai dengan Visi dan Misi dari PT Rolas Nusantara Mandiri. Namun terdapat beberapa
kegiatan di dalam rantai nilai yang masih perlu ditingkatkan efektifitas dan efisiensi. Rantai nilai sangat
penting diterapkan pada perusahaan privat maupun perusahaan publik guna menciptakan efektivitas dan
efisiensi perusahaan.
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness and efficiency in terms of the main activities and
supporting activities in the Value Chain Analysis. The research method uses a qualitative-descriptive
approach. This research was conducted at PT Rolas Nusantara Mandiri. Determining informants as many
as seven people. Data collection uses interviews and documentation. Data analysis includes data
condensation, data appearance, and conclusion making.
The results of this study stated that the main activities and supporting activities produce product
values that are in accordance with the Vision and Mission of PT Rolas Nusantara Mandiri. However, there
are several activities in the value chain that still need to be improved in effectiveness and efficiency. The
value chain is very important to be applied to private companies and public companies in order to create
effectiveness and efficiency of the company.
METHOD
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang melakukan analisis dan interpretasi teks dan
hasil Interview dengan tujuan utuk menemukan makna dari suatu fenomena. Penelitian ini
dilaksanakan di PT Rolas Nusantara Mandiri yang berlokasi di Jalan Indrapura 33A Surabaya,
Jawa Timur, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 22 April 2019 hingga 26
April 2019.
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan pimpinan PT Rolas Nusantara Mandiri
selaku perusahaan yang bergerak di bidang industri hilir. Pada penelitian ini menggunakan tiga
teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data milik Miles dan Huberman (2014) yang mencakup
kondensasi data, penampilan data, dan pengambilan kesimpulan.
RESULT & DISCUSS
Secara teori rantai nilai adalah pandangan bahwa suatu bisnis dipandang sebagai suatu
rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output dan bernilai bagi para pelanggan (Pearce
dan Robinson, 2016). Analisis rantai nilai merupakan suatu analisis yang berupaya memahami
bagaimana suatu bisnis dapat menciptakan nilai bagi para pelanggan dengan memeriksa
kontribusi dari aktivitas-aktivitas yang berbeda dalam melakukan bisnis terhadap nilai tersebut.
Analisis rantai nilai jika dilihat dari sudut pandang proses yaitu berfungsi sebagai membagi
bagian-bagian bisnis menjadi kelompok-kelompok aktivitas yang terjadi dalam bisnis tersebut,
yang diawali dengan input yang diterima oleh perusahaan dan berakhir menjadi produk atau
jasa perusahaan dan layanan purna jual bagi para pelanggan (Pearce dan Robinson, 2016).
Melalui kegiatan rantai nilai tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat dua jenis aktivitas dalam
rantai nilai, yaitu aktivitas utama atau primary activities dan aktivitas pendukung atau
secondary activities pada PT Rolas Nusantara Mandiri.
Aktivitas Utama
Dalam aktivitas utama terdapat beberapa aktivitas utama yang masih belum efektif dan efisien
dalam prosesnya, yaitu:
1. Inbound Logistic
Pada aktivitas ini, PT Rolas Nusantara Mandiri terdapat kendala keterlambatan
masuknya bahan baku dari Vendor yang membuat seluruh rangkaian proses
produksi dan aktivitas utama sedikit terlambat. Hal tersebut terjadi dikarenakan
dari pihak PT Rolas Nusantara Mandiri terlambat dalam melakukan
pembayaran kepada Vendor yang juga disebabkan adanya kesalah pahaman di
antar divisi sehingga bisa mengakibatkan hal tersebut. Dari kejadian tersebut
mengakibatkan proses aktivitas utama yang ada pada PT Rolas Nusantara
Mandiri menjadi kurang efektif dan efisien.
Solusi dari kejadian itu adalah dengan menerapkan sistem yang saling
terintegrasi di antar divisi dan membuat suatu SOP yang lebih ketat lagi agar
proses di aktivitas utama tersebut bisa berjalan dengan baik secara efektif dan
efisien untuk mendapatkan margin yang telah di tetapkan pihak manajemen PT
Rolas Nusantara Mandiri.
2. Marketing and Sales
Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri masih kurang menjalankan
pemasarasn produknya dengan baik dikarenakan produk-produk yang
dihasilkan dari PT Rolas Nusantara Mandiri belum sepenuhnya dikenal oleh
masyarakat luas dan bisa diketahui juga dari sedikitnya masyarakat yang
membeli di toko-toko yang menjadi rekanan PT Rolas Nusantara Mandiri. Hal
tersebut juga di dukung dengan sedikitnya masyarakat yang berkunjung di
official store dan beberapa Cafe yang di miliki PT Rolas Nusantara Mandiri.
Hal tersebut membuat aktivitas utama yang ada pada PT Rolas Nusantara
Mandiri menjadi kurang efektif dan efisien karena perusahaan tetap melakukan
produksi sesuai target tetapi barang yang dihasilkan tidak bisa langsung di
distribusikan ke para konsumen yang membuat kualitas produk tersebut bisa
menurun dan mengurangi harga jual. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu
dengan meningkatkan brand awearnes kepada para masyrakat melalui
banyaknya memasang iklan baik di media sosial maupun dengan mengikuti
event yang berguna untuk mendongkrak nama dari PT Rolas Nusantara Mandiri
sendiri dan penjualan tentunya. Solusi selanjutnya yaitu dengan melakukan
kerjasama antar sesama perusahaan BUMN dengan moto BUMN itu sendiri
yaitu “SALING SINERGI” , dari faktor tersebut juga bisa membantu
memasarkan produk yang dihasilkan oleh PT Rolas Nusantara Mandiri dan juga
bisa meningkatkan penjualan dari produk yang dihasilkan.
3. Service
Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri kurang memerhatikan layana
purna jual bagi para konsumennya. Sehingga membuat para konsummen
tersebut kurang puas dan bisa menimbulkan penurunan loyalitas pelanggan
yang ada di PT Rollas Nusantara Mandiri. Hal itu juga bisa berdampak pada
penurunan penjualan yang bisa menimbulkan ketidak efektifan dan efisiensi
pada PT Rolas Nusantara Mandiri sendiri. Solusi dari permasalahan ini adalah
dengan menyediakan suatu sistem yang bertujuan untuk melayani keluh kesah
dari para konsumen sehingga konsumen tersebut merasa diperhatikan dan akan
berdampak pada peningkatan loyalitas pelanggan dan bisa meningkatkan
penjualan sekaligus marketing bagi PT Rolas Nusantara Mandiri.
Aktivitas Pendukung
Dalam aktivitas pendukung terdapat beberapa aktivitas pendukung yang masih belum efektif
dan efisien dalam prosesnya, yaitu:
1. Infrastruktur perusahaan
Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri belum memiliki suatu sistem
yang saling terintegrasi di antar divisi yang membuat miss komunikasi dan
berdampak pada kurang efektif dan efisiennya pekerjaan yang dilakukan di
antar divisi dan juga bisa menghambat aktivitas utama dan pendukung pada PT
Rolas Nusantara Mandiri. Solusi dari permasalahan ini adalah mengunakan atau
membuat sistem yang bisa saling terkoneksi di antar divisinya sehingga bisa
mengurangi kesalahan dalam menyampaikan ataupun menerima informasi yang
penting di antar divisi tersebut.
2. Sumber Daya Manusia
Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri masih memiliki kendala di SDM
yang kurang compatible di bidangnya yang berdampak pada tidak
masksimalnya aktivitas yang dijalankan di aktivitas utama dan aktivitas
pendukung dan hal tersebut juga membuat proses bisnis yang dijalankan di PT
Rolas Nusantara Mandiri kurang efektif dan efisien. Solusi dari permaslahan
tersebut adalah untuk lebih selektif dalam melakukan perekrutan pegawai di PT
Rolas Nusantara Mandiri dan SOP perekrutan di PT Rolas Nusantara Mandiri
sendiri harus didasari pada karyawan yang memiliki jiwa entrepreneur.
Berdasarkan hasil temuan dilapangan dan dari analisis rantai nilai ditemukan bahwa perlunya
efektifitas dan efisiensi pada masing-masing aktivitas utama maupun aktivitas pendukung,
terutama pada aktivitas inbound logistik, markleting and sales, dan service. PT Rolas
Nusantara Mandiri seharusnya bisa meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam melakukan
suatu aktivitas baik utama maupun pendukung sehingga analisis rantai nilai itu sendiri dapat
memberikan manfaat bagi PT Rolas Nusantara Mandiri. Dalam implikasinya, proses value
chain yang ada di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat di implikasikan seperti tabel berikut:
Gambar 4.5 Implikasi Value Chain PT Rolas Nusantara Mandiri
Infrastruktur Perusahaan
Mebuat struktur organisasi yang terstruktur
Manajemen Sumber Daya Manusia
Melakukan proses recruitment pegawai
Membuat carierpath pegawai
Pengembangan Teknologi
Melakukan R&D (riset and development)
Melakukan sistem RKAP agar jumlah produksi sesuai dengan target penjualan
Mengembangkan sistem pergudangan menggunakan FIFO agar mengurangi resiko
produk cacat
Pembelian
Pembelian barang inventaris untuk mempermudah kinerja perusahaan
Pembelian mesin – mesin produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi
Pembelian unit kendaraan operasional untuk menunjang kinerja perusahaan
Logistik ke Operasi Logistik ke Luar Pemasaran Pelayanan
Dalam Pemilihan Menerima bahan dan Penjualan Menyiapka
Pengadaa Bahan baku utama dan Melakukan n layanan
n bahan baku bahan baku penjulan ke customer
baku utama dan pembantu yang supermarket service
utama pembantu telah ditawarkan melalui yang
Pengadaa Memeriks pihak salesman berfungsi
n bahan a kesiapan pengadaan. yang untuk
baku mesin di Memeriksa dimiliki PT menanggapi
pembantu tiap pabrik bahan baku Rolas keluh kesah
Melakuka utama dan bahan Nusantara para
n control baku pembantu Mandiri pelanggan.
kelayakan sesuai dengan Menerima
mesin di oermintaan yang dan
setiap telah ditawarkan membuat
pabrik Mendistribusika event untuk
Proses n bahan baku memasarkan
produksi utama dan bahan produk dan
di tiap – baku pembantu sebagai
tiap ke setiap pabrik public
pabriknya sesuai dengan relation PT
sesuai produk yang Rolas
produknya dihasilkan Nusantara
Memberi Menyimpan Mandiri
tanggal produk barang Menjual
dan kode jadi di setiap produk yang
produksi pabrik dihasilkan
menggunakan PT Rolas
sistem FIFO. Nusantara
Mendistribusika Mandiri
n dari gudang melalui
barang jadi di depo
setiap pabrik ke Memasarka
depo penjualan. n dan
Mendisrtibusika menjual
n dari gudang produk PT
barang jadi depo Rolas
ke kafe sesuai Nusantara
permintaan yang Mandiri
ditawarkan pihak melalui
kafe ke pusat. market place
dan sosial
media
seperti,
blibli,
tokopedia,
dan menjual
melalui web
PT Rolas
Nusantara
Mandir
Memasarka
n dan
menjual
produk PT
Rolas
Nusantara
Mandiri
melalui kafe
yang
dimiliki
perusahaan
CONCLUSION
Aktivitas utama di PT Rolas Nusantara Mandiri terdiri dari dari Inbound Logistic, Operations,
Outbound Logistic, Marketing and Sales, Service. Dalam aktivitas utama tersebut di setiap
aktivitasnya, PT Rolas Nusantara Mandiri secara keseluruhan telah sesuai dengan teori rantai
nilai. Tetapi masih ada beberapa aktivitas di PT Rolas Nusantara Mandiri yang kurang efektif
dan efisien yaitu di aktivitas inbound logistik, markleting and sales, dan service. Aktivitas
pendukung terdapat aktivitas Infrastruktur Perusahaan, Sumber Daya Manusia, Pengembangan
Teknologi, dan Pembelian yang dari semua aktivitas tersebut juga sudah sesuai dengan teori
yang ada. Namun, dalam aktivitas infrastruktur perusahaan, PT Rolas Nusantara Mandiri
kurang memiliki sistem manajemen yang saling terintegrasi di antar divisinya. Sehingga
memunculkan adanya kesalah pahaman informasi dalam berjalannya perusahaan di antar
divisi. Nilai rantai memiliki dampak yang baik untuk perusahaan yang memiliki visi jangka
panjang sehingga nilai rantai sangat penting diterapkan pada perusahaan privat maupun
perusahaan publik.
LIMITATION/IMPLICATION
Implikasi teori ini mendukung teori dari porter tentang value chain pada PT Rolas
Nusantara Mandiri. Implikasi praktis yang diperoleh adalah sebelum memakai value chain
harga produknya disesuaikan dengan perusahaannya, setelah memakai sistem value chain
produksi produknya mengalami peningkatan dari harga jualnya. Seperti Harga kopi Arabica
dengan mutu 1 atau singgle origin setelah di hilirisasi menggunakan analisis value chain yaitu
di kisaran Rp 296.000 per 250g. Harga kopi Arabica dengan mutu 1 atau singgle origin ketika
belum dihilirisasi per kg adalah Rp 98.000, dalam bentuk green bean dan harus dibeli secara
partai besar.
Harga teh dengan kualitas premium sebelum di hilirisasi menggunakan analisis value chain
yaitu di kisaran Rp 22.400 per kg. Harga teh dengan kualitas premium sesudah di hilirisasi
menggunakan analisis value chain yaitu di kisaran Rp 8000 pada 1 dusnya yang berisi kurang
lebih 15 tea bag, dari data diatas maka dengan adanya analisis value chain bisa menambahkan
nilai bagi para konsumen yang ingin menikmati kopi dengan kualitas baik dan siap konsumsi
lebih efisien dan dengan harga yang masih terjangkau dan perusahaan mendapatkan margin
yang lebih banyak.
REFERENCES
Alshenqeeti, H. 2014. ‘Interviewing as data collection method: a critical review’. English
Linguistics Research, 3(1).
Bougie, & Sekaran. 2013, Research Methods for Business: A skill Building Approach Edisi
5, John wiley@Sons, New York.
Creswell, J. W. (2014). A concise introduction to mixed methods research. SAGE
publications.
Demont, M., Fiamohe, R., & Kinkpe, A. T. 2017. ‘Comparative advantage in demand and
the development of rice value chains in West Africa’. World Development, 96,
578-590.
Hermawan, F. 2012. ‘Identifikasi Keunggulan Kompetitif dan Analisis Rantai Nilai untuk
Meningkatkan Daya Saing Pada Perusahaan Kacang Shanghai Putri Panda
Tulungagung’. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(2).
Hilirisasi Industri Mutlak, 2016, diakses pada 5 Mei 2019,
<https://kemenperin.go.id/artikel/5118/Hilirisasi-Industri-Mutlak>.
Hunger, J. D., & Wheelen, T. L., 2003, Manajemen strategis, Andi, Yogyakarta.
Lofland, J., & Lofland, L. H. 1984. A guide to qualitative observation and analysis.
Belmont, Calif.: Wadsworth. LoflandAnalyzing Social Settings: A Guide to
Qualitative Observation and Analysis1971.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J., 2014, Qualitative data analysis: A methods
sourcebook. 3rd.
Moleong, L. J. 2016, Metodologi penelitian kualitatif, PT remaja rosdakarya, Bandung.
Muhammad, S. 2008, Manajemen Strategik: konsep dan kasus, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Nilamsari, N. 2017, ‘Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif’.
WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 13(2).
Pearce, J. A., & Robinson, R. B. 2013, Manajemen strategis: formulasi, implementasi,
dan pengendalian, Salemba Empat, Jakarta.
Perwita, F. 2016. ‘Identifikasi Kompetensi Inti Dan Analisis Rantai Nilai Untuk
Menigkatkan Keunggulan Bersaing Pada Usaha Olahan Apel Ksu Brosem Di
Kota Batu’. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3(2).
Porter, M. E. 1998, Keunggulan bersaing: menciptakan dan mempertahankan kinerja
unggul, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sugiyono, P. D. 2017, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Sutanta, E. 2011, Basis data dalam tinjauan konseptual, Andi, Yogyakarta.
Suwarsono, M. 2008, Matrik dan Skenario dalam Strategi, Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Tedja, T., & Gunawan, A. S. 2017. ‘Perencanaan unit pengolahan cookies kopi dengan
kapasitas 576 kg setara dengan 2880 toples@ 200 g per tahun
Wicaksono, I. D. 2017. ‘Analisis Rantai Nilai Untuk Meningkatkan Keunggulan
Kompetitif pada CV. Tri Jaya Motor Pare’. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 5(2).
Wiksana, W. A. 2017. ‘Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi
Fotografer dan Model dalam Proses Pemotretan’, Mediator: Jurnal Komunikasi,
10(1).