Anda di halaman 1dari 20

STUDI KASUS

KEPEMIMPINAN
DALAM PENCAPAIAN
INDIKATOR PRESTASI
Kelompok 11

Dosen Pengampu:
Dr. Rida Prihatni, SE., M.Si
Anggota
Kelompok 11
Mustofa Haqmaliah Adinda Zahra Fadila
1713422024 1713422048

Puji Lestari Yohanes


1713422029 1713422001
DAFTAR ISI
Pembahasan :
Latar Belakang
1. Pengertian Kepemimpinan
2. Budaya Organisasi
3. Kedisiplinan dalam Bekerja
4. Pelayanan terhadap Konsumen
Rumusan Masalah 5. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
Suatu Organisasi
6. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Prestasi Organisasi Publik Pada
Kepemimpinan Ignasius Jonan Terhadap
Tujuan Penelitian PTKA

Kesimpulan
Latar Belakang
Sejak menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PTKA) pada bulan Februari
2009, Ignasius Jonan melakukan sejumlah gebrakan demi memuaskan para
pelanggan setia kereta api. Mu'ti dari membersihkan pedagang kaki lima dari
kereta ekonomi, memasang pendingin ruangan (AC) di kereta ekonomi,
menghilangkan penumpang yang naik di atap kereta api, penerapan tiket
elektronik di commuter line, sampai membeli tiket melalui online. Tak lupa,
kebersihan stasiun dan kereta api pun juga tak luput dari perhatian Jonan.
Jonan memang mengawali langkahnya sebagai orang nomor satu di
perkeretaapian di Indonesia dengan mengubah orientasi perusahaan, dari
orientasi produk ke orientasi pelanggan. Baginya, membuat hati pelanggan
senang adalah tugas utama dari perusahaan yang dipimpinnya. Pasalnya jika
pelanggan puas, mereka akan menjadikan kereta api sebagai alat transportasi
favorit untuk mendukung kegiatan sehari-hari.
Tak hanya dari sisi pelayanan, di bawah kepemimpinan Jonan, PT KAl yang
awalnya rugi kini sanggup mereguk untung. Pada tahun 2008 silam, PT KAI masih
rugi sebesar Rp80 Miliar, namun kini perseroan tersebut berhasil meraup untung
sampai ratusan milar sejalan dengan perubahan strategi dan budaya SDM.
Terkesima dengan kesuksesan Jonan, pemerintah melalui Kementerian Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) kembali memperpanjang jabatan Jonan sebagai Dirut
PT KAI sampai lima tahun ke depan.
Rumusan Bagaimana analisis pengaruh
kepemimpinan terhadap prestasi
Masalah organisasi publik?
TUJUAN KASUS
Mengkaji pengaruh Meneliti dampak transformasi
kepemimpinan terhadap prestasi yang dilakukan Jonan terhadap
organisasi publik, dengan fokus PTKA, baik dari segi pelayanan
pada studi kasus pengaruh kepada pelanggan, peningkatan
kepemimpinan Ignasius Jonan kinerja keuangan, hingga
terhadap PT Kereta Api Indonesia perubahan budaya organisasi.
(PTKA).

Membahas implikasi dari studi


kasus tersebut terhadap
pemahaman kita tentang
pentingnya kepemimpinan
dalam mencapai indikator
prestasi organisasi publik.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan elemen kunci dalam mencapai indikator


prestasi dalam setiap organisasi, termasuk organisasi publik.
Kepemimpinan yang efektif dapat mendorong peningkatan kinerja,
inovasi, dan kepuasan kerja, yang semuanya berkontribusi pada
pencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks ini, kita akan membahas
tentang bagaimana kepemimpinan dapat mempengaruhi pencapaian
indikator prestasi dalam organisasi publik.
Salah satu contoh kepemimpinan yang efektif dalam organisasi
publik di Indonesia adalah Ignasius Jonan. Beliau adalah seorang
pemimpin yang telah menunjukkan dedikasi dan komitmen yang kuat
dalam perannya sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PTKA).
Dengan kepemimpinannya, PTKA telah mencapai berbagai prestasi dan
peningkatan signifikan dalam kinerjanya.
2.2 Budaya Organisasi

Budaya Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (PTKA) pada Level Values
Values adalah apa yang secara ideal menjadi alasan untuk berperilaku. Nilai-
nilai merupakan sesuatu yang berharga untuk dipahami, dan dikerjakan sebagai
landasan komitmen organisasi. Nilai-nilai biasanya ditemukan oleh para pendiri
organisasi seperti strategi-strategi, tujuan-tujuan, filosofi serta cara pencapaian
tujuan-tujuan.

Sistem nilai dibangun untuk menyeragamkan pemikiran dan perilaku seluruh


anggota organisasi dalam proses integrasi internal maupun adaptasi
lingkungan eksternal. Keseragaman pikiran dan perilaku akan membentuk
kesatuan visi dalam mencapai tujuan organisasi dan pada akhirnya akan
tercipta efektivitas dan efisiensi organisasi.
2.3 Kedisiplinan dalam Bekerja

PT. Kereta Api Indonesia (persero) sebagai Badan Usaha yang bernaung
dibawah pemerintahan tentunya memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda
dengan organisasi pemerintah lainnya, dimana aturan-aturan formal, struktur
birokrasi, menjadi ciri utama perusahaan. Peraturan-peraturan yang berlaku di
perusahaan menjadi landasan utama bagi karyawan dalam menjalani aktivitas
dalam konteks pekerjaan maupun keorganisasian.

Seiring dengan perubahan budaya perusahaan, nilai-nilai kedisiplinan menjadi


salah satu fokus utama yang selalu ditingkatkan oleh perusahaan agar tercipta
suatu kesatuan sikap dan perilaku karyawan yang selaras dengan nilai-nilai
perusahaan serta mendorong kinerja yang lebih baik dari karyawan. Penerapan
kedisiplinan merupakan bagian utama dalam pelaksanaan budaya organisasi.
2.3 Kedisiplinan dalam Bekerja

Bentuk kebijakan seperti aturan yang melarang pedagang asongan masuk ke


gerbong, penumpang yang naik diatas gerbong, aturan mengenai ketentuan
proses boarding pass bagi para penumpang, larangan merokok di stasiun
maupun di gerbong, dan aturan lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut
merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mengadaptasi budaya
perusahaan terhadap budaya masyarakat.

Nilai-nilai kedisiplinan dapat berkembang apabila didukung oleh situasi


lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai oleh perlakukan yang
konsisten dari perusahaan. Antara lain konsistensi dan ketegasan dalam
memberikan reward dan punishment. Hal ini diberikan agar menciptakan iklim
yang kondusif dalam perusahaan sehingga kinerja karyawan dapat maksimal.
2.4 Pengaruh Pelayanan terhadap Konsumen
PT. Kereta Api Indonesia (PTKA) merupakan BUMN yang bergerak dibidang jasa
transportasi memiliki tanggung jawab sebagai penyelenggara tunggal
transportasi perkeretaapian di Indonesia. Oleh karenanya, sebagai satu-satunya
penyelenggara transportasi kereta api, PT. Kereta Api Indonesia (PTKA) harus
memberikan kinerja yang maksimal.

Peningkatan pelayanan merupakan agenda PT. Kereta Api Indonesia (PTKA)


yang dilakukan dari waktu ke waktu. Karena sebagai perusahaan yang bergerak
dibidang jasa, maka nilai jualnya adalah pelayanan yang memuaskan. Berbagai
kebijakan dibuat oleh pihak perusahaan untuk memperbaiki kualitas pelayanan
mereka demi menciptakan kepuasan konsumen.
2.4 Pengaruh Pelayanan terhadap Konsumen
Inovasi dengan pengembangan-pengembangan di segala bidang seperti
kemudahan dalam membeli tiket, sistem boarding pass, pelayanan dalam
gerbong kereta seperti kebersihan dan keamanan. Kemudian Pelayanan Prima
dengan menanamkan prinsip 7s ; senyum, sapa, salam, sopan, santun,
semangat, setiap hari kepada seluruh karyawan, khususnya untuk front officer.

Tolak ukur kesuksesan bagi suatu perusahaan dapat dilihat dari outputnya, yaitu
produk yang dihasilkan. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa,selain
kualitas produk yang dihasilkan, pelayanan yang maksimal merupakan salah
satu cara untuk mendapat Kepuasan konsumen.
2.5 Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Kinerja suatu Organisasi
Manusia tidak lagi dianggap sebagai faktor produksi tetapi lebih dianggap sebagai
aset organisasi yang penting. Keefektifan dan keunggulan organisasi sangat
tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Kepemimpinan
dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan
tertentu pada manusia. Disinilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan
kepemimpinan.
Meningkatkan
Efisiensi Kerja
Sumber daya manusia perlu dikembangkan secara terus menerus agar diperoleh
sumber daya manusia yang bermutu dalam arti sebenarnya yaitu pekerjaan yang
dilaksanakan akan menghasilkan sesuatu yang dikehendaki. Sumber daya manusia
merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber
yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan
organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.
2.5 Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Kinerja suatu Organisasi
Tanpa kepemimpinan yang efektif suatu organisasi tak akan pernah mampu
mengaktualisasikan potensi menjadi prestasi. Kepemimpinan seharusnya dipersepsi
sebagai suatu peluang untuk memberikan manfaat bagi banyak pihak dan bukan
dipersepsi sebagai komoditi atau properti untuk mengeruk keuntungan diri sendiri
melalui pemanfaatan pihak lain.

Meningkatkan
Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi, Karena
Efisiensi Kerja
tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Jika
seseorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku individu yang lain, maka orang
tersebut perlu melakukan praktik model kepemimpinan. Model kepemimpinan
merupakan norma yang digunakan seseorang pada saat mencoba mempengaruhi
orang lain. Model kepemimpinan yang tepat akan meningkatkan kinerja organisasi.
2.6 Analisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Prestasi Organisasi Publik Pada Kepemimpinan
Ignasius Jonan Terhadap PTKA

Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai berarti bahwa


kepemimpinan yang efektif akan menyebabkan atau mendorong peningkatan
kinerja pegawai, khususnya pada kepemimpinan Ignasius Jonan terhadap PT
Kereta Api Indonesia (PTKA)
1. Transformasi Pelayanan dan Orientasi Pelanggan
Ignasius Jonan memulai langkahnya dengan mengubah orientasi perusahaan
dari produk ke pelanggan. Dalam visinya, membuat hati pelanggan senang
adalah tugas utama perusahaan. Dengan fokus ini, Jonan memperkenalkan
sejumlah inovasi pelayanan seperti membersihkan pedagang kaki lima dari
kereta ekonomi, pemasangan AC di kereta ekonomi, penghapusan penumpang di
atap kereta, penerapan tiket elektronik di commuter line, dan pembelian tiket
online. Semua langkah ini bertujuan meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan
efisiensi perjalanan, menjadikan kereta api sebagai alat transportasi favorit
pelanggan.
2. Perubahan Citra Perkeretaapian Indonesia
Dengan ketekunan Jonan, citra perkeretaapian Indonesia berubah drastis. Dari
yang terkesan kumuh, kini menjadi alat transportasi yang nyaman, aman, dan
modern. Transformasi ini tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga
kebersihan stasiun dan kereta api. Jonan menyadari bahwa persepsi masyarakat
terhadap perusahaan sangat penting, dan perubahan citra ini membantu
membangun kepercayaan pelanggan.

3. Keberhasilan Finansial dan Perubahan Strategi


PT KAI, yang sebelumnya mengalami kerugian signifikan pada tahun 2008,
berhasil meraih keuntungan setelah perubahan strategi yang diimplementasikan
Jonan. Perubahan ini melibatkan peningkatan efisiensi operasional, pengelolaan
keuangan yang lebih baik, dan perubahan budaya SDM. Jonan mengubah PT KAI
dari perusahaan yang awalnya merugi menjadi perusahaan yang mampu
meraih keuntungan hingga ratusan miliar. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
yang efektif dapat mengubah arah keuangan organisasi secara signifikan.
4. Perubahan Budaya SDM
Salah satu kunci keberhasilan Jonan adalah perubahan budaya sumber daya manusia
(SDM). Transformasi ini melibatkan peningkatan keterampilan, etos kerja yang lebih baik, dan
komitmen terhadap pelayanan pelanggan. Jonan menyadari bahwa perubahan budaya
adalah fondasi kesuksesan jangka panjang, dan ini tercermin dalam perubahan sikap dan
perilaku karyawan PT KAI.

5. Perpanjangan Jabatan dan Pengakuan Pemerintah


Keberhasilan Jonan tidak hanya dilihat dari sudut pandang internal perusahaan, tetapi juga
mendapat pengakuan dari pemerintah. Kementerian BUMN memperpanjang jabatan Jonan
sebagai Dirut PT KAI hingga lima tahun ke depan, sebagai bentuk apresiasi terhadap
prestasinya. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif dapat memberikan dampak
positif tidak hanya pada organisasi itu sendiri, tetapi juga diakui oleh entitas pemerintah.
6. Tantangan dan Terus Berkembang
Meskipun telah mencapai banyak kesuksesan, Jonan tetap menyadari bahwa pencapaian PT KAI
masih belum sebanding dengan negara-negara maju di Eropa dalam dunia perkeretaapian. Hal ini
mencerminkan sikap proaktif Jonan untuk terus berbenah dan mencapai standar yang lebih tinggi.
Kesadaran akan tantangan yang ada adalah ciri kepemimpinan yang kuat.
Dalam keseluruhan, kepemimpinan Ignasius Jonan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap
prestasi organisasi publik. Melalui transformasi pelayanan, perubahan budaya, keberhasilan finansial,
dan pengakuan pemerintah, Jonan membuktikan bahwa kepemimpinan yang efektif dapat membawa
perubahan nyata dan positif dalam konteks organisasi publik. Keberhasilan PT KAI di bawah
kepemimpinannya bukan hanya sekadar kisah sukses, tetapi juga merupakan inspirasi bagi
perusahaan publik lainnya untuk mengadopsi pendekatan yang serupa guna mencapai kesuksesan
dan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan 01 Pentingnya Transformasi Pelayanan
dan Orientasi Pelanggan

Kepemimpinan
Peran Kepemimpinan dalam
Kepemimpinan memegang peran kunci dalam 02 Transformasi Budaya dan
meraih prestasi organisasi publik, khususnya pada Nilai Organisasi
contoh kasus Ignasius Jonan di PT Kereta Api
Indonesia (PTKA). Berbagai aspek prestasi,
Dampak Positif Terhadap
termasuk pelayanan pelanggan, transformasi 03 Keuangan Organisasi
budaya, keuangan, dan pengakuan pemerintah,
secara positif dipengaruhi oleh kepemimpinan
yang efektif.
Pengakuan Pemerintah
Kepemimpinan memiliki peran penting dalam 04 Sebagai Validasi Keberhasilan
kesuksesan organisasi publik. Contohnya, di
bawah kepemimpinan Ignasius Jonan, PT Kereta
Api Indonesia mencapai berbagai prestasi
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai