Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan berkembang.

Hal ini dikarenakan sumber daya manusia tersebut dapat memberikan orisinalitas dan

inovasi bagi perkembangan perusahaan. Akibatnya, bisnis harus mengembangkan konsep

baru untuk memenuhi tuntutan masyarakat. dimana kebutuhan masyarakat dipenuhi

melalui inovasi oleh pelaku komersial akibat tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.

Menurut Suwarno (2008), perubahan perilaku yang terkait langsung dengan lingkungan

yang dinamis adalah yang mendefinisikan inovasi. Ketika prosedur layanan ketat,

berulang, improvisasi, dan datar, organisasi sektor publik tidak mungkin memberikan

layanan yang sukses.

Perusahaan sektor publik dipaksa untuk berinovasi sebagai akibat dari layanan

yang kurang dimanfaatkan, yang sangat penting untuk menerobos kemacetan. Persaingan

yang semakin ketat dalam penyelenggaraan layanan publik membuat salah satu penyedia

layanan tersebut, PT Pos Indonesia, sulit untuk tetap berinovasi. PT. Pos Indonesia,

sebagai penyedia layanan publik dan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di

bidang jasa, harus berinovasi guna memenuhi tuntutan konsumen akan kualitas layanan

yang lebih tinggi. Kerjasama dengan Federal Express (Fed-Ex), DHL, dan pihak lain

diperlukan untuk mengungguli persaingan mengingat pertumbuhan bisnis swasta.

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pos Indonesia. Alasan memilih PT. Pos

Indonesia sebagai tempat penelitian adalah PT. Pos Indonesia merupakan perusahaan yang

memiliki jaringan kantor pos, serta agen pos yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui sistem kerja yang ada di sebuah

perusahaan yang banyak memiliki jaringan seperti itu, termasuk kepemimpinan, motivasi

kerja karyawan, perilaku inovasi karyawan, dan juga lingkungan kerja. Lokasi PT. Pos

Indonesia mudah diakses oleh semua moda traspotasi karena lokasinya yang dekat dengan

jalan raya, sehingga memudahkan dalam hal mobilitas semua pelanggan PT. Pos

Indonesia.

PT. Pos Indonesia masih memiliki permasalahan dalam melakukan pelayanan

kepada masyarakat. Hasil wawancara dengan Dedi Kusuma Asmara, SDM dan Dukungan

Umum PT Pos Indonesia Yogyakarta pada Kamis, 25 Mei 2023 menunjukkan bahwa

terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan perilaku inovatif karyawan. Sebagian

besar karyawan mengetahui masalah yang sedang terjadi di perusahaan akan tetapi

karyawan tidak mampu memberikan masukan-masukan atau gagasan kepada pimpinan

terkait solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Karyawan memiliki usia rata-rata 30 ke

atas dan kurang dapat berinovasi karena tidak memiliki pandangan atau hanya berkerja

sesuai tuntutan perusahaan. Hasil wawancara dengan Wijayanto, staf pelayanan pada

kamis 24 Mei 2023 menjelaskan bahwa karyawan masih belum mampu

mengimplementasikan ide-ide gagasan baru menjadi sebuah program yang mampu

meningkatkan kemajuan perusahaan karena kurang adanya kerjasama yang kuat antara

karyawan.

PT Pos Indonesia Yogyakarta ini memiliki banyak karyawan dengan status kerja

tetap dan kontrak, dengan adanya karyawan yang banyak ini diharapkan segi

pelayanannya sangat memuaskan. Kini banyak agen-agen swasta yang bermunculan untuk

memberikan jasa pengiriman barang yang lebih murah dan juga cepat seperti JNE, JNT,
dan masih banyak yang lain, dengan adanya agen-agen tersebut kini banyak orang yang

beralih dari pos Indonesia dengan menggunakan jasa agen swasta, namun masih banyak

orang memanfaatkan pelayanan kantor pos Indonesia untuk mengirim surat-surat maupun

barang terutama untuk kepentingan dalam mencakxup keuangan dan juga tunjangan dari

pemerintah.

Kepentingan orang menggunakan jasa pengiriman barang biasa melalui kantor PT

Pos Indonesia saat ini mulai berkurang. Hal ini yang ditakutkan kepada karyawan kantor

pos dengan penurunan jasa pengiriman akan mempengaruhi kinerja karyawannya. Dalam

segi ini diharapkan pengurus atau atasan mampu memberikan sebuah dorongan kepada

karyawannya agar tetap memberikan pelayanan yang baik dan juga memberikan motivasi

agar para karyawan tetap merasa puas dalam pekerjaannya di kantor pos Indonesia ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, menarik untuk diteliti unsur-unsur yang

mempengaruhi perilaku inovasi PT. Pos Indonesia Yogyakarta. Kepemimpinan, motivasi,

dan lingkungan kerja adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku inovatif. Perilaku

kepemimpinan organisasi seringkali menjadi perhatian. Hasil wawancara dengan Dedi

Kusuma Asmara, SDM dan Dukungan Umum PT Pos Indonesia Yogyakarta pada Kamis,

25 Mei 2023 terkait dengan kepemimpinan menunjukkan bahwa masalahnya hampir

setiap tahun pimpinan berganti, sehingga kebijakan yang pimpinan terapkan berhasil,

namun ketika kepemimpinan berganti maka kebijakan lama akan ikut berubah mengikuti

pimpinan yang baru. Selain itu salah satu masalah juga ketika pimpinan lebih muda

usianya dibanding karyawan maka karyawan merasa kurang yakin untuk menyampaikan

masukan kepada pimpinan.

Gagasan kepemimpinan telah terbukti menjadi konstruksi kepemimpinan yang


paling didukung secara ilmiah yang tersedia saat ini (Parry dalam Travaglione dan

Connell, 2020). Dampak menguntungkan kepemimpinan pada inovasi organisasi sering

disebutkan dalam temuan penelitian. Perilaku inovatif organisasi warga telah terlihat

berkurang sebagai fungsi kepemimpinan, seperti dedikasi organisasi (Podsakoff, et al.

dalam Travaglione dan Connell, 2020). Kinerja dapat ditingkatkan diatas standar dasar

organisasi oleh pemimpin yang mampu mengubah nilai, keyakinan, dan sikap yang

mendasari anggota staf mereka (Podsakoff, et al., 2019). Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Anggraeni (2013) mendapatkan hasil kepemimpinan transformasional

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap perilaku inovasi karyawan.

Motivasi, selain keterampilan yang dibutuhkan pemimpin, merupakan faktor besar

dalam mencapai tujuan perusahaan. Membangkitkan, membimbing, memelihara,

menunjukkan intensitas, terus-menerus, dan mempunyai tujuan merupakan unsur-unsur

motivasi (Wibowo, 2015). Hasibuan (2007) mendefinisikan motivasi sebagai penyediaan

tenaga penggerak untuk membangun kegairahan kerja seseorang sehingga mereka ingin

bekerja sama dengan sukses dan mengintegrasikan semua upaya mereka untuk

memperoleh pemenuhan. Dewi (2013) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa

motivasi kerja berpengaruh terhadap perilaku inovasi karyawan.

Motivasi karyawan adalah salah satu elemen terpenting dalam memotivasi mereka

untuk menyelesaikan tugas. Walaupun situasi di lapangan masih belum sesuai dengan

keinginan organisasi, namun karyawan membutuhkan inspirasi untuk bersemangat bekerja

mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Wijayanto, staf

pelayanan pada 24 Mei 2023 terdapat masalah motivasi kerja, yaitu karakter egois dan
tidak bisa menerima kekurangan masing-masing karyawan. Hal ini menjadikan karyawan

kurang termotivasi untuk bekerjasama dengan karyawan lain dalam bekerja.

Tempat kerja adalah salah satu faktor yang paling signifikan mempengaruhi

produktivitas karyawan. Kondisi tempat kerja memiliki dampak langsung pada kapasitas

karyawan untuk memenuhi pekerjaan mereka, yang menguntungkan kedua belah pihak

dan meningkatkan kinerja organisasi. Menurut Sedarmayanti, tempat kerja meliputi ruang

kerja seseorang, alat dan perlengkapan yang digunakannya, serta pengaturan kerja

individu dan kelompok (Rizal, 2015).

Tempat kerja, menurut Nitisemito (dalam Rokhilah, 2014), terdiri dari segala

sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja dan mampu mempengaruhi bagaimana

seorang pekerja menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Pengaturan kerja fisik

dan non fisik adalah dua kategori lingkungan kerja yang berbeda, menurut Sedarmayanti.

Dalam wawancara awal terungkap bahwa ada masalah dengan lingkungan kerja non fisik,

seperti interaksi interpersonal yang buruk, tempat kerja itu sendiri (tempat konflik terjadi),

dan perlakuan tidak adil oleh rekan kerja. Hasil wawancara dengan Dedi Kusuma Asmara,

SDM dan Dukungan Umum PT Pos Indonesia Yogyakarta pada Kamis, 25 Mei 2023

menunjukkan bahwa kendala lingkungan kerja adalah kekurangan SDM, sehingga masih

kekurangan anggota dalam menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan yang seharusnya selesai

dalam dua hari maka akan selesai dalam empat hari kemudian. Masalah apa yang

ditemukan di lingkungan kerja selama bekerja adalah jumlah pegawainya terbatas, dan

semakin berkurang karena perusahaan tidak melakukan rekrutmen pegawai baru lagi.

Beberapa pekerjaan menumpuk dan membutuhkan waktu yang lebih dalam

menyelesaikanya, sehingga pelayanan terhambat.


Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai berikut; “Pengaruh

Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Perilaku Inovasi PT Pos

Indonesia Yogyakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Pertanyaan penelitian berikut diajukan berdasarkan konteks masalah:

1. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif terhadap perilaku inovasi PT Pos

Indonesia Yogyakarta?

2. Apakah motivasi berpengaruh positif terhadap perilaku inovasi PT Pos Indonesia

Yogyakarta?

3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap perilaku inovasi PT Pos

Indonesia Yogyakarta?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini dibatasi pada kepemimpinan,

motivasi dan lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan perilaku inovasi sebagai variabel

terikat. Penelitian dilaksanakan pada seluruh karyawan PT Pos Indonesia Yogyakarta.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis apakah kepemimpinan berpengaruh positif terhadap perilaku inovasi PT

Pos Indonesia Yogyakarta.

2. Mengetahui apakah motivasi berpengaruh positif terhadap perilaku inovasi PT Pos

Indonesia Yogyakarta.
3. Mengetahui apakah lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap perilaku inovasi PT

Pos Indonesia Yogyakarta.

1.5 Manfaaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh kepemimpinan, motivasi dan

lingkungan kerja terhadap perilaku inovasi PT Pos Indonesia Yogyakarta.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

Manfaat praktisi yang diharapkan bagi peneliti yaitu agar seluruh tahapan penelitian

serta hasil yang di peroleh dapat memperluas wawasan sekaligus memperoleh

pengetahuan nyata mengenai penerapan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia

dan meningkatkan pengetahuan mengenai perilaku inovasi karyawan pada PT. Pos

Indonesia Persero Pusat Yogyarkata.

b. Untuk akademisi

Penulisan ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang ilmu manajemen

sumber daya manusia. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang sama dan untuk melengkapi

penelitian sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai