Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP

KUALITAS PRODUK PADA PT ALAM JAYA


PEMATANGSIANTAR

PROPOSAL PENELITIAN

NAMA : Mahmuda Ali Wardana Lubis


NIM : 17104568
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
PROGRAM : SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini, semua perusahaan berlomba-lomba

untuk menciptakan produk yang mengarah pada peningkatan kualitas

produk dan meninfkatkan proses operasi yang cepat dan tepat. Untuk itu,

diperlukan suatu metode yang tepat guna menghasilkan suatu hasil

produksi agar bisa diterima oleh konsumennya. Seiring berkembangnya

selera konsumen dan teknologi, perusahaan harus mampu menghasilkan

barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga

perusahaan dapat lebih unggul dari pesaing bisnis di bidangnya. Untuk

dapat bertahan dan mengembangkan bisnisnya, maka tujuan perusahaan

pada umumnya adalah menghasilkan laba semaksimal mungkin, salah

satu caranya dengan persediaan bahan baku yang cukup untuk dapat

menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Dalam menghadapi

persaingan tersebut, perusahaan diharapkan dapat menentukan strategi

produksi untuk kemajuan suatu perusahaan, salah satunya PT Alam Jaya

Pematangsiantar.

PT Alam Jaya Pematangsiantar merupakan satu-satunya pabrik

tertua yang ada di kota Pematangsiantar dan memproduksi es batangan

hingga minuman. Untuk mendapatkan hasil produktivitas yang optimal

maka diperlukan pengelolaan produksi dan operasi sebagai salah satu

kunci dalam pelaksanaan tugas pada PT Alam Jaya Pematangsiantar.


Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk melakukan

dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen secara konsisten.

Kualitas produk pada PT Alam Jaya Pematangsiantar dapat diukur melalui

beberapa dimensi seperti kinerja (performance), daya tahan (durability),

kesesuaian (comformance), fitur (features), reliabilitas (reliability), estetika

(aesthetic), dan kesan kualitas (perceived quality).

Fenomena kualitas produk pada PT Alam Jaya Pematangsiantar

dapat dilihat dari dimensi fitur (features), yakni produk kurang maksimal

dalam karakteristik produk maupun pilihan produk yang kurang beragam.

Pada dimensi reliabilitas (reliability), dimana produk tidak dapat bekerja

maksimal pada waktu tertentu, sehingga konsumen merasa kurang

menikmati produk.

Dalam menciptakan kualitas produk yang baik, persediaan bahan

baku perlu diterapkan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Noerpratomo, 2018) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

persediaan bahan baku berpengaruh positif terhadap kualitas produksi.

Oleh karena itu, persediaan bahan baku yang baik akan membuat produk

yang dihasilkan berkualitas. Dimensi persediaan bahan baku dapat dilihat

dari perkiraan pemakaian bahan baku, harga bahan baku, biaya-biaya

persediaan, kebijakan pembelanjaan, pemakaian bahan, waktu tunggu

(load time), model pembelian bahan (method), persediaan pengaman

(safety stock), dan pembelian kembali (re order point).


Fenomena persediaan bahan baku pada PT Alam Jaya

Pematangsiantar dapat dilihat dari dimensi waktu tunggu (load time),

dimana bahan baku pembuatan es dan minuman dipesan kurang optimal,

sehingga proses produksi terkadang tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan. Pada dimensi persediaan pengaman, dimana pemesanan

bahan baku untuk pengaman jika kekurangan bahan baku kurang optimal,

sehingga apabila kekurangan bahan baku, harus menunggu bahan baku

yang baru dipesan.

Dari uraian di atas, dapat dilihat adanya masalah antara fenomena

dengan harapan serta dukungan teori tentang persediaan bahan baku dan

kualitas produk. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian ini.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dengan

melihat fenomena dan kenyataan yang ada maka penulis mengdentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kualitas produk pada PT Alam Jaya Pematangsiantar belum optimal.

2. Kurang maksimalnya produk dan pilihan produk yang kurang

beragam.

3. Produk tidak dapat bekerja maksimal pada waktu tertentu, sehingga

konsumen merasa kurang menikmati produk.

4. Persediaan bahan baku pada PT Alam Jaya Pematangsiantar belum

optimal.

5. Bahan baku pembuatan es dan minuman dipesan kurang optimal,


sehingga proses produksi terkadang tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

6. Pemesanan bahan baku untuk pengaman jika kekurangan bahan

baku kurang optimal, sehingga apabila kekurangan bahan baku, harus

menunggu bahan baku yang baru dipesan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dengan

melihat fenomena dan kenyataan yang ada maka penulis merumuskan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran persediaan bahan baku dan kualitas produk

pada PT Alam Jaya Pematangsiantar.

2. Bagaimana pengaruh persediaan bahan baku terhadap kualitas

produk pada PT Alam Jaya Pematangsiantar baik secara simultan

maupun parisal.

1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran persediaan bahan baku dan kualitas

produk pada PT Alam Jaya Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui pengaruh persediaan bahan baku terhadap kualitas

produk pada PT Alam Jaya Pematangsiantar.

1.4.2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:


1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum perkuliahan

Program Studi Sarjana Manajemen pada STIE Sultan Agung.

2. Bagi PT Alam Jaya Pematangsiantar

Sebagai bahan masukan serta pertimbangan di masa yang akan

datang bagi PT Alam Jaya Pematangsiantar dalam meningkatkan

persediaan bahan baku dan kualitas produk.

3. Bagi Pihak Lain

Menambah pengetahuan bagi pembaca dan menjadi referensi bagi

pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan

persediaan bahan baku dan kualitas produk.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan ringkasan dari setiap bab dalam

penulisan skripsi. Dalam menyusun skripsi ini, penulis menguraikan setiap

babnya yang tersusun secara ringkas dan saling berhubungan antara satu

bab dengan bab lainnya.

Pada bab satu pendahuluan, penulis menguraikan tentang latar

belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab dua tinjauan

pustaka, penulis menguraikan secara teoritis mengenai manajemen,

manajemen operasi dan produksi, persediaan bahan baku, kualitas

produk, pengaruh antarvariabel, kerangka teori, penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran dan hipotesis.


Bab tiga metode penelitian, penulis menguraikan tentang desain

penelitian, objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, ruang lingkup

penelitian, definisi operasional variabel, jenis data, sumber data, teknik

pengumpulan data, alat pengumpulan data, uji instrumen penelitian dan

teknik analisis data.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Manajemen

2.1.2. Pengertian Manajemen

Dalam suatu organisasi, manajemen sangat diperlukan untuk

mengatur proses penyelenggaraan organisasi sehingga tercapainya

tujuan dari organisasi tersebut. Dengan manajemen yang baik maka suatu

organisasi dapat dipastikan akan terus mampu mempertahankan

kelangsungan hidup organisasi tersebut dan tidak akan mengalami

kewalahan dalam menghadapi para pesaingnya. Menurut (Badrudin,

2015), manajemen merupakan disiplin ilmu yang bertugas mencari

kebenaran dalam predikat dimensi teoritis dan metodologi yang harus diuji

dan dibuktikan berdasarkan fakta atau data secara objektif kebenarannya.

Menurut (Syamsuddin, 2017), manajemen adalah manajemen

adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang di dalamnya terdapat sutu

proses berbeda, yaitu planning, organizing, actuating, controlling,

sehingga bisa memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai

tujuan dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi

untuk mengendalikan sumber daya yang ada di dalamnya secara efektif

dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.


2.1.1.2. Fungsi Manajemen

Manajemen memberikan tekanan untuk mencapai tujuan atau

sasaran dengan mengatur para pegawainya. Dalam mencapai tujuan

tersebut maka seorang manajer harus melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya

yang ada.

Menurut (C. Wijaya & Rifa’i, 2016), fungsi manajemen yaitu:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak untuk dapat

melaksanakan manajemen yang baik, dengan memikirkan secara

matang jauh-jauh sebelumnya tindakan-tindakan yang akan dilakukan

kemudian.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan usaha penciptaan hubungan tugas

yang jelas antara personalia, sehingga dengan demikian setiap orang

dapat bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi.

3. Pengarahan (directing)

Pengarahan meliputi pemberian petunjuk atau memberi gambaran

tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga para

manajer harus memotivasi staf dan personil organisasi agar secara

sukarela mau melakukan kegiatan sebagai manifestasia rencana yang

dibuat.
4. Koordinasi

Koordinasi merupakan usaha penyesuaian begian-bagian yang

berbeda-beda agar kegiatan daripada bagian-bagian itu selesai pada

waktunya dan dapat memberikan sumbangan usahanya secara

maksimal untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.

5. Pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan proses pengamatan atau pemantauan

terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar

supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, pengendalian dan penataan yang memiliki peranan

penting dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.2. Manajemen Produksi dan Operasi

2.1.2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Produksi dan operasi yang dilakukan dalam suatu perusahaan

perlu dikelola dengan metode yang tepat agar menghasilkan output yang

diinginkan. Menurut (D. Wijaya & Setiawan, 2013), menyatakan bahwa

manajemen produksi dan operasi merupakan desain, operasional, dan

perbaikan dari sistem yang membuat dan mengirimkan barang dan jasa

yang dihasilkan oleh perusahaan.


Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen produksi dan operasi adalah kegiatan yang berhubungan

dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas

suatu barang atau jasa untuk mencapai apa yang disebut dengan

efektifitas dan efisiensi pada setiap masukan (input) yang dipergunakan

untuk mencapai output yang diharapkan (produktifitas).

2.1.2.2. Ruang Lingkup Manajemen Operasi dan Produksi

Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup

perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, serta

pengoperasian dari sistem produksi dan operasi. Menurut (Rusdiana,

2014), ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup

manajemen operasi dan produksi yaitu:

1. Aspek struktural, yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi

komponen yang membangun sistem manajemen operasi dan

interaksinya satu sama lain.

2. Aspek fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen

suatu organisasi komponen struktural ataupun interaksinya mulai dari

perencanaan, penerapan, pengendalian, dan perbaikan agar

diperoleh kinerja optimum.

3. Aspek lingkungan, memberikan dimensi lain pada sistem manajemen

operasi yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan

kecenderungan yng terjadi di luar sistem.


Berdasarkan pendapat ahli mengenai ruang lingkup manajemen

produk dan operasi maka penulis menyimpulkan bahwa perlunya

manajemen yang tepat pada bagian produksi dan operasi agar tercapai

suatu efektifitas dan efisiensi kerja dimana untuk memperoleh suatu

produktivitas dalam suatu perusahaan, di setiap bagian dalam perusahaan

tersebut harus tertata dengan sistematis dan sesuai dengan posisinya

masing-masing agar dapat dengan mudah untuk diawasi selama proses

produksi tersebut berlangsung, dengan tujuan untuk meminimalisasi

kesalahan bahkan agar tidak terjadinya kesalahan yang dapat merugikan

perusahaan

2.1.3. Persediaan Bahan Baku

2.1.3.1. Pengertian Persediaan

Persediaan bahan baku dalam suatu perusahaan sangat diperlukan

agar perencanaan perusahaan dapat berjalan dengan lancer sehingga

kegiatan perusahaan dapat berlangsung terarah sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan. Menurut (Karongkong et al., 2018),

persediaan merupakan barang yang disimpan untuk digunakan nanti atau

dijual pada masa-masa tertentu tergantung pada permintaan yang ada

atau akan dijual pada periode yang akan datang.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan, yang akan

digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan

dalam proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu


penggunaannya dalam suatu proses produksi.

2.1.3.2. Pengertian Persediaan Bahan Baku

Pada dasarnya, persediaan bahan baku akan mempermudah

jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut

untuk memproduksi barang dan menyampaikannya kepada konsumen.

Menurut (Lahu & Sumarauw, 2017), menyatakan bahwa persediaan

bahan baku merupakan asset berharga perusahaan yang berperan

penting dalam mendukung aktivitas produksi, sehingga diperlukan

pengendalian yang optimal, agar tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

persediaan bahan baku adalah barang-barang yng dibeli atau diperoleh

dari sumber lain sebagai bahan mentah untuk selanjutnya diolah menjadi

produk jadi.

2.1.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku adalah persediaan barang-barang

berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang yang dapat

diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau

perusahaan yang menghailkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang

menggunakannya.

Menurut (Kresna, 2018), faktor-faktor yang mempengaruhi

persediaan bahan baku yaitu:

1. Perkiraan Pemakaian Bahan Baku

Sebelum perusahaan yang bersangkutan ini melakukan pembelian


bahan baku, sebaiknya manajemen perusahaan ini dapat

memperkirakan pemakaian bahan baku tersebut untuk keperluan

proses produksi tersebut dalam perusahaan yang bersangkutan.

2. Harga Bahan Baku

Harga bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi

terhadap persediaan bahan baku yang dilakukan dalam perusahaan

akan menjadi faktor penentu seberapa besarnya dana yang harus

disediakan oleh perusahaan apabila akan melakukan persediaan atau

pembelian bahan baku.

3. Biaya-biaya Persediaan

Dalam pelaksanaan penyediaan bahan baku di perusahaan, tidak

akan lepas dari adanya biaya-biaya persediaan bahan baku yang

harus ditanggung oleh perusahaan.

4. Kebijakan Pembelanjaan

Kebijakan pambelanjaan di dalam perusahaan akan mempengaruhi

kebijakan pembelian dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut.

5. Pemakaian Bahan

Pemakaian bahan baku perusahaan di periode-periode yang telah

berlalu untuk keperluan proses produksi akan dapat digunakan

sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam penyediaan bahan

baku tersebut.

6. Waktu Tunggu (Load Time)

Waktu tunggu atau load time adalah waktu tunggu bahan baku dari
mulai dipesan sampai bahan baku tersebut datang. Waktu tunggu ini

sangat perlu untuk diperhatikan, karena sangagat berpengaruh pada

proses produksi.

7. Model Pembelian Bahan Baku

Model pembeliaan bahan baku di perusahaan akan menentukan

besar kecilnya persediaan bahan baku yang dilakukan dalam

perusahaan. Pemilihan model pembelian bahan baku, tentunya

disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dalam intern

perusahaan.

8. Persediaan Pengaman

Persediaan pengaman akan digunakan perusahaan apabila terjadi

kekurangan bahan baku atau keterlambatan datangnya bahan baku

yang dibeli oleh perusahaan sehingga proses produksi yang

berlangsung dalam perusahaan tidak terganggu karena kekurangan

bahan baku.

9. Pembelian Kembali (Re Order Point)

Dalam melaksanakan pembelian kembali (Re order Point) perusahaan

akan memperhatikan waktu tunggu (load time) yang diperlukan dalam

pembelian bahan baku tersebut sehingga bahan baku yang dibeli

dapat sampai kegudang dengan waktu yang tepat.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah perkiraan

pemakaian bahan baku, harga bahan baku, biaya-biaya persediaan,


kebijaksanaan pembelanjaan, pemakaian bahan, waktu tunggu (load

time), model pembelian bahan baku, persediaan pengaman, dan

pembelian kembali (re order point).

2.1.4. Kualitas Produk

2.1.4.1. Pengertian Kualitas Produk

Selain harus memperhatikan produktivitas perusahaan, perusahaan

juga harus memperhatikan kualitas dari produk yang mereka hasilkan

karena kualitas adalah salah satu faktor utama yang paling berpengaruh

agar produk yang mereka hasilkan dapat bersaing dengan produk lainnya

yang sudah ada di pasar. Perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas

produk mereka cenderung akan mudah ditinggalkan oleh konsumen

karena dinilai tidak membawa keuntungan saat membeli produk mereka.

Menurut (Rizan et al., 2014), kualitas produk merupakan

kemampuan produk dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan

pelanggan secara konsisten.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan

fungsinya meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan kemudahan operasi

dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

2.1.4.3. Dimensi Kualitas Produk

Kualitas menjadi salah satu faktor yang paling harus diperhatikan

karena menjadi faktor utama pemasar, dalam kualitas juga terdapat

beberapa dimensi yang harus diperhatikan agar konsumen menilai produk


yang kita hasilkan memiliki kualitas yang bagus.

Menurut (Mullins & Walker, 2010), terdapat tujuh dimensi kualitas

produk yaitu:

1. Kinerja (performance)

Kinerja produk merupakan dimensi paling dasar dari suatu produk.

Konsumen akan kecewa jika kinerja produk tidak sesuai dengan

harapan mereka.

2. Daya Tahan (durability)

Daya tahan merupakan dimensi kualitas produk yang menunjukkan

berapa lama suatu produk digunakan sebelum produk tersebut harus

diganti.

3. Kesesuaian (comformance)

Kesesuaian merupakan dimensi kualitas produk yang sejauh mana

karaketristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi

tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk

tersebut.

4. Fitur (features)

Fitur merupakan karakteristik produk yang dirancang untuk

menyempurnakan fungsi atau menambah fungsi dasar, berkaitan

dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

5. Reliabilitas (reliability)

Reliabilitas adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan

memuaskan tau tidak dalam periode waktu tertentu.


6. Estetika (aesthetic)

Estetika merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai

nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan penilaian pribadi da

preferensi dari setiap individu atau konsumen.

7. Kesan Kualitas (perceived quality)

Kesan kualitas merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang

dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa

konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang

bersagkutan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

dimensi kualitas produk adalah kinerja, daya tahan, kesesuaian, fitur,

reliabilitas, estetika, dan kesan kualitas.

2.1.5. Pengaruh Antar Variabel

2.1.5.1. Pengaruh Persediaan Bahan Baku terhadap Kualitas Produk

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk adalah

persediaan bahan baku. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas

produk, perusahaan harus melakukan persediaan bahan baku secara

optimal, tidak berlebih ataupun tidak kurang, agar produk yang dihasilkan

dapat bersaing dengan produk perusahaan lain sejenis. Menurut

(Noerpratomo, 2018), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

persediaan bahan baku berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas produk. Oleh karena itu bahan baku yan tersedia dalam proses

produksi dengan optimal akan menciptakan kualitas pada produk yang


dihasilkan perusahaan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

persediaan bahan baku berpengaruh terhadap kualitas produk.

2.1.6. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam

mengaplikasikan pola pikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-

teori yang mendukung permasalahan penelitian. Berikut penulis

mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian yaitu:


Grand Manajemen
Theory
Badrudin (2015), Syamsuddin (2017)

Middle Manajemen Operasi dan Produksi


Range
Theory D. Wijaya Setiawan (2013)

Persediaan Kualitas
Bahan Baku Produk

Applied Lahu & Sumarauw Rizan et al (2014),


Theory (2017), Kresna Mullins & Walker
(2018) (2010)

Gambar 2.1.
Kerangka Teori

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh pihak

lain, yaitu tentang penelitian yang serupa yang memiliki tujuan yang sama

dengan yang dinyatakan dalam judul penelitian. Alasan diuraikan

penelitian terdahulu adalah untuk dapat membedakan persamaan atau

perbedaan dengan penelitian yang akan atau sedang dilakukan, sebagai

alat bantu dalam menyusun kerangka pemikiran dan juga sebagai alat

memperkuat pernyataan masalah-masalah yang akan diteliti kemudian.


Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu

Nama Judul, Instansi, Variabel


No Peneliti dan Tahun Penelitian Hasil
Penelitian
. Penelitian
1 Citra Pengaruh Variabel Hasil uji-t, di
Nuraini Gea Persediaan bebas: mana hasil
Bahan Baku, dan Persediaan yang diperoleh
Pemeliharaan Bahan Baku, yaitu: t hitung
Peralatan, Pemeliharaa sebesar 0,477
terhadap Proses n Peralatan > t tabel 0,05,
Produksi dengan Variabel yang berarti
Kualitas Bahan terikat: berarti
Baku sebagai Proses persediaan
Variabel Produksi, bahan baku
Moderating. Kualitas tidak memiliki
Universitas 17 Bahan Baku pengaruh yang
Agustus 1945. signifikan
Jakarta. 2018 terhadap
kualitas bahan
baku sebagai
variable
moderating.
Sumber: karya ilmiah

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran bertujuan untuk memberikan gambaran secara

ringkas tentang isi penelitian, sehingga penelitian dapat terarah sesuai

dengan maksud dan tujuan yang diharapkan. Kerangka pemikiran dari

masalah yang dihadapi dinyatakan dalam bentuk skematis berikut:


Persediaan Bahan
Baku (X)
1. Perkiraan
pemakaian bahan
baku Kualitas Produk (Y)
2. Harga bahan baku 1. Kinerja (performance)
3. Biaya-biaya 2. Daya tahan (durability)
persediaan Noerpratomo 3. Kesesuaian
4. Kebijakan (2018) (comformance)
pembelanjaan Teori yang melandasi
4. Fitur (feautures)
Persediaan Bahan
5. Pemakaian bahan Baku (X) 5. Reliabilitas
Kualitas Produk(reliability)
(Y)
Kresna (2018)
6. Waktu tunggu 6. Estetika
Mullins & Walker (aesthetic)
(2010)
(load time) 7. Kesan kualitas
7. Model pembelian (perceived quality)
bahan baku
8. Persediaan
pengaman
9. Pembelian
kembali (re order
point)

Gambar 2.2.
Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dilihat bahwa,

variable X (persediaan bahan baku) adalah salah satu kunci terpenting

dalam operasional perusahaan, dan semua organisasi tentunya memiliki

sistem perencanan dan sistem persediaan. Adapun dimensi dari

persediaan bahan baku yaitu perkiraan pemkaian bahan baku, harga

bahan baku, biaya-biaya persediaan, kebijakan pembelanjaan, pemakaian

bahan, waktu tunggu (load time), model pembelian bahan baku,

persediaan pengaman, dan pembelian kembali (re order point).


Variabel Y (kualitas produk) adalah faktor yang terdapat dalam

suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang tersebut sesuai

dengan tujuan untuk apa barang itu dimaksudkan atau dibutuhkan..

Adapun dimensi dari kualitas produk yaitu kinerja (performance),daya

tahan (durability), kesesuaian (comformancei), fitur (features), reliabilitas

(reliability), estetika (aesthetic), dan kesan kualitas (perceives quality).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan

baku berpengaruh terhadap kulitas produk. Hal ini sesuai dengan

pendapat Noerpratomo (2018).

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan masih

harus dibuktikan kebenarannya melalui metode analisis yang digunakan.

Hipotesis yang diambil penulis adalah sebagai berikut:

1. H0 = 0, artinya persediaan bahan baku tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas produk baik secara simultan maupun

parsial.

2. Ha ≠ 0, artinya persediaan bahan baku berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas produk baik secara simultan maupun

parsial.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini

adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian dilakukan langsung dengan cara membaca, mencari

informasi melalui alat elektronik (browsing) dan mempelajari buku-

buku karangan ilmiah, catatan kuliah dan referensi lainya yang

berhubungan dengan persediaan bahan baku dan kualitas produk.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan

wawancara langsung dengan karyawan PT Pabrik Es

Pematangsiantar.

3.2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah produk kertas yang

dihasilkan PT Pabrik Es Pematangsiantar.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan selama kurang lebih delapan bulan

dimulai dari bulan Oktober sampai dengan Maret, dengan rencana waktu

penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut:


Tabel 3.1.
Rencana Waktu Penelitian
Bulan
NO. Uraian Okt Nov Des Jan Feb Mar

1. Studi Pendahuluan,
Studi Liberatur, Pra
Penelitian
2. Penyusunan Proposal
Penelitian
3. Bimbingan Proposal
Penelitian
4. Seminar Proposal
Penelitian
5. Revisi Seminar
Proposal Penelitian
6. Pelaksanaan Penelitian
7. Pengelolahan dan
Analisis Data
8. Penulisan Laporan Hasil
9. Bimbingan Laporan
Hasil Penelitian
10. Seminar Hasil Penelitian
11. Revisi Seminar Hasil
Penelitian
12. Sidang Komprehensif
Sumber: pengolahan data (2020)

3.3.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Pabrik Es Pematangsiantar, yang

beralamat di Jalan Pematang No. 3, Pematangsiantar, Sumatera Utara.

3.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini membahas mengenai persediaan

bahan baku (X) dan kualitas produk (Y) pada PT Media Kertasindo Utama

Pematangsiantar. Dimana yang menjadi dimensi persediaan bahan baku

yaitu perkiraan pemakaian bahan baku, harga bahan baku, biaya-biaya


persediaan, kebijaksanaan pembelanjaan, pemakaian bahan, waktu

tunggu (load time), model pembelian bahan baku, persediaan pengaman,

dan pembelian kembali (re order point). Sedangkan dimensi kualitas

produk (Y) yaitu kinerja (performance), daya tahan (durability), kesesuaian

(comformance), fitur (features), reliabilits (reliability), estetika (aesthetic),

dan kesan kualitas (perceived quality).

3.5. Definisi Operasional Variabel

Defnisi operasional adalah penarikan batasan yang lebih

menjelaskan ciri-ciri spesifik dari suatu konsep. Tujuanya adalah supaya

terwujudnya suatu alat ukur yang sesuai dengan variabel yang sudah

didefinisikan sesuai konsep yang ada. Adapun definisi operasional untuk

masing-masing variabel dalam penelitian ini diuraikan pada tabel berikut:

No. Variabel Dimensi Indikator Skala


1. Persediaa 1. Perkiraan pemakaian 1. PT Alam Jaya Ordin
n Bahan bahan baku, berkaitan Pematangsiantar al
Baku (X), dengan perusahaan memperkirakan
merupaka dapat memperkirakan pemakaian bahan
n barang- pemakaian bahan baku sesuai
barang baku tersebut untuk dengan keperluan
yang dibeli keperluan proses proses produksi.
atau produksi tersebut
diperoleh dalam perusahaan
dari yang bersangkutan.
sumber
lain
sebagai
bahan
mentah
untuk
selanjutny
a diolah 2. Harga bahan baku, 1. PT Alam Jaya
menjadi yang berkaitan dengan Pematangsiantar
produk harga bahan baku membeli bahan
jadi. yang akan baku dengan
dipergunakan dalam harga yang sudah
proses produksi disesuaikan
terhadap persediaan dengan harga
bahan baku yang produk yang
dilakukan dalam nantinya akan
perusahaan. dipasarkan.

3. Biaya-biaya 1. Biaya persediaan


persediaan, berkaitan untuk proses
dengan pelaksanaan produksi PT Alam
penyediaan bahan Jaya
baku di perusahaan, Pematangsiantar
tidak akan lepas dari sesuai dengan
adanya biaya-biaya perkiraan yang
persediaan bahan sudah ditetapkan.
baku yang harus
ditanggung oleh
perusahaan.

4. Kebijakan pembelian, 1. PT Alam Jaya


berkaitan dengan Pematangsiantar
kebijakan menerapkan
pambelanjaan di dalam kebijakan dalam
perusahaan yang akan pembelanjaan
mempengaruhi untuk proses
kebijakan pembelian produksi.
dalam perusahaan
yang bersangkutan
tersebut.

5. Pemakaian bahan, 1. PT Alam Jaya


berkaitan dengan Pematangsiantar
pemakaian bahan memanfaatkan
baku perusahaan di pemakaian bahan
periode-periode yang baku pada
telah berlalu untuk periode
keperluan proses sebelumnya.
produksi.
6. Waktu tunggu (load 1. Waktu tunggu PT
time), berkaitan Alam Jaya
dengan waktu tunggu Pematangsiantar
atau load time adalah telah disesuaikan
waktu tunggu bahan dengan jadwal
baku dari mulai proses produksi.
dipesan sampai
bahan baku tersebut
datang.

7. Model pembelian 1. Pembelian bahan


bahan baku, berkaitan baku pada PT
dengan model Alam Jaya
pembeliaan bahan Pematangsiantar
baku di perusahaan menentukan
yang akan besarnya
menentukan besar persediaan bahan
kecilnya persediaan baku.
bahan baku yang
dilakukan dalam
perusahaan.

8. Persediaan 1. Persediaan
pengaman, berkaitan pengaman pada
dengan persediaan PT Alam Jaya
pengaman akan Pematangsiantar
digunakan tersedia untuk
perusahaan apabila berjaga-jaga agar
terjadi kekurangan proses produksi
bahan baku atau tetap
keterlambatan berlangsung.
datangnya bahan
baku yang dibeli oleh
perusahaan sehingga
proses produksi yang
berlangsung dalam
perusahaan tidak
terganggu karena
kekurangan bahan
baku.
9. Pembelian kembali 1. Perusahaan
(re order point), melakukan
berkaitan dengan pembelian
perusahaan kembali apabila
memperhatikan waktu persediaan bahan
tunggu (load time) baku berada di
yang diperlukan bawah titik yang
dalam pembelian seharusnya.
bahan baku tersebut
sehingga bahan baku
yang dibeli dapat
sampai kegudang
dengan waktu yang
tepat.
2. Kualitas 1. Kinerja 1. Kinerja produk PT Ordin
Produk (performance), Alam Jaya al
(Y), merupakan dimensi Pematangsiantar
merupaka paling dasar dari
n suatu produk.
kemampu Konsumen akan
an suatu kecewa jika kinerja
produk produk tidak sesuai
untuk dengan harapan
melaksana mereka.
kan
fungsinya
meliputi
daya 2. Daya tahan 1. Produk PT Alam
tahan, (durability), Jaya
keandalan, merupakan dimensi Pematangsiantar
ketepatan kualitas produk yang memiliki daya
kemudaha menunjukkan berapa tahan yang
n operasi lama suatu produk sesuai dengan
dan digunakan sebelum daya tahan es
perbaikan, produk tersebut harus dan minuman
serta diganti. biasanya.
atribut
bernilai
lainnya.
3. Kesesuaian 1.Kesesuaian pada
(comformance), produk PT Alam
merupakan dimensi Jaya
kualitas produk yang Pematangsiantar
sejauh mana sama dengan
karaketristik operasi spesifikasi
dasar dari sebuah tertentu dari
produk memenuhi konsumen.
spesifikasi tertentu
dari konsumen atau
tidak ditemukannya
cacat pada produk
tersebut.

4. Fitur (features),
merupakan
karakteristik produk
yang dirancang
untuk
menyempurnakan 1. Produk PT Alam
fungsi atau Jaya diproduksi
menambah fungsi dan memiliki
dasar, berkaitan manfaat atau
dengan pilihan- fugsi kepada
pilihan produk dan konsumen.
pengembangannya.

5. Reliabilitas 1. Probabilitas
(reliability), produk PT Alam
merupakan Jaya
probabilitas bahwa Pematangsiantar
produk akan bekerja bekerja dengan
dengan memuaskan memuaskan
tau tidak dalam konsumen pada
periode waktu saat digunakan.
tertentu.

6. Estetika (aesthetic), 1. Penilaian


merupakan konsumen
karakteristik yang terhadap produk
bersifat subjektif PT Alam Jaya
mengenai nilai-nilai Pematangsiantar
estetika yang
berkaitan dengan
penilaian pribadi dan
preferensi dari setiap
individu atau
konsumen.

7. Kesan kualitas 1. Kesan kualitas


(perceived quality), pada PT Alam
merupakan hasil dari Jaya
penggunaan Pematangsiantar
pengukuran yang
dilakukan secara
tidak langsung
karena terdapat
kemungkinan bahwa
konsumen tidak
mengerti atau
kekurangan informasi
atas produk yang
bersangkutan.
Sumber: pengolahan data (2020)

3.6. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Kualitatif

Dalam penelitian ini data kualitatif didapatkan dari gambaran umum,

struktur organisasi dan tanggungjawab setiap pekerjaan yang terdapat

pada PT Alam Jaya Pematangsiantar.

2. Data Kuantitatif

Dalam penelitian ini data kuantitatif didapatkan dari data jumlah

karyawan.

3.7. Sumber Data

Sumber data yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer bersumber dari keterangan karyawan,

yang berupa pertanyaan yang diajukan dalam wawancara maupun

pengamatan langsung pada PT Alam Jaya Pematangsiantar.


2. Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder bersumber dari pedoman

penyelesaian tugas akhir, buku-buku, catatan-catatan, serta laporan

terdahulu yang sesuai dan berhubungan dengan masalah penelitian.

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang

terkait dengan objek yang diteliti yaitu konsumen.

2. Metode Dokumentasi

Penulis memperoleh data dari buku-buku dan literatur yang bersifat

teoritis yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Metode Observasi

Penulis mengamati hal-hal yang berhubungan dengan objek yang

akan diteliti di PT Alam Jaya Pematangsiantar.

3.9. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan penulis adalah berupa

buku catatan, alat tulis, jaringan internet dan komputer/ laptop.

3.10. Teknis Analisis Data

Untuk menganalisis data yang ada dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

3.10.1. Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk menentukan rumus yang akan

digunakan dalam uji hipotesis dan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal

maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan

perhitungan statistik parametris. Tetapi jika datanya tidak berdistribusi

normal, maka pengujian hipotesisnya menggunakan perhitungan statistik

non parametris. Uji normalitas dalam penelitian ini penulis menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria yang digunakan yaitu data dikatakan

berdistribusi normal jika harga koefisien Asymp. Sig (2-tailed) pada output

Kolmogorov-Smirnov test > (0,05).

3.10.2. Analisis Induktif

Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti bahwa

pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang

telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan. Analisis ini lebih

merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah

dikumpulkan, kemudian dikelompokkan. Jadi penyusunan teori di sini

berasal dari bawah ke atas, yaitu dari sejumlah bagian yang banyak data

yang dikumpulkan dan yang saling berhubungan.


DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, D. (2015). Dasar-Dasar Manajemen (3rd ed.). Alfabeta.

Karongkong, K. R., Ilat, V., & Tirayoh, V. Z. (2018). Penerapan Akuntnsi

Persediaan Barang Dagang pada UD Muda-Mudi Tolitoli. Jurnal Riset

Akuntansi Going Concern, 46–56.

Kresna. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan (skripsi

dan tesis). https://konsultasiskripsi.com/2018/12/24/faktor-faktor-

yang-mempengaruhi-persediaan-skripsi-dan-tesis/

Lahu, E. P., & Sumarauw, J. S. . (2017). Analisis Pengendalian

Persediaan Bahan Baku Guna Meminimalkan Biaya Persediaan Pada

Dunkin Donuts Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,

Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(3), 4175–4184.

Mullins, J. W., & Walker, O. C. (2010). Marketting Management: a strategy

planning approach. McGraw-Hill Irwin.

Noerpratomo, A. (2018). Pengaruh Persediaan Bahan Baku dan Proses

Produksi terhadap Kualitas Produk di CV Banyu Biru Connection.

2(2), 20–30.

Rizan, M., Prasetya, R., & Kresnamurti, A. (2014). Pengaruh Kualitas

Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan.

Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 5.

Rusdiana, H. A. (2014). Manajemen Operasi (1st ed.). CV Pustaka Setia.

Syamsuddin. (2017). Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan. Idaarah: Jurnal Manajemen


Pendidikan, 1(1), 3–4.

Wijaya, C., & Rifa’i, M. (2016). Dasar Dasar Manajemen: Mengoptimalkan

Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien.

Wijaya, D., & Setiawan, R. (2013). Pengelolaan dan Pengembangan

Fungsi Produksi dan Operasional pada Usaha Emas CV X. 1(1).

Anda mungkin juga menyukai