Oleh :
Kelompok 4
Rahmat (190301197)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Activity Based Manajemen (ABM)”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Evi Marlina, SE.,M.Ak dalam mata
kuliah Akuntansi Manajemen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Riau.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
........................................................................................................................
........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Activity Based Management...........................................................3
2.2 Definisi Aktivitas.........................................................................................4
2.3 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management........................................5
2.4 Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajement........................6
2.5 Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam
Suatu Organisasi...........................................................................................8
2.6 Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi.............9
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2. Apa yang dimaksud Aktivitas?
3. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
4. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen ?
5. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity
based management dalam suatu organisasi ?
6. Bagaimana langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan informasi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.
4
2.2.3 Biaya Aktivitas
Brimson dan Anthos (2008:122-152) menyatakan langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk menghitung besarnya biaya yang dikeluarkan untuk sebuah
aktivitas pada sebuah perusahaan, yaitu sebagai berikut.
1. Memilih dasar biaya
2. Menelusuri sumber daya
3. Menentukan dasar pemicu biaya (cost driver)
4. Menghitung biaya aktivitas
5
2.3 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management
Activity Based Management (ABM) merupakan pusat dari sistem manajemen
biaya oleh karena itu untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus
menekankan pada ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa
yang diterima oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai
laba dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh
dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk
melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi
pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan
aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan
meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).
6
Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses
(Hansen dan Mowen, 2006; 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya
mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini
bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sebagaimana
sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya dibebankan pada
produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing
(ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua yang merupakan perkembangan
lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem
penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap yaitu melacak biaya pada
berbagai aktivitas dan membebankan biaya pada produk.
ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan ketelitian
biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem pengukuran
kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagai sumber informasi
utama Activity-Based Management (ABM). ABC generasi kedua adalah
metodologi untuk mengukur dan menyediakan informasi mengenai biaya
sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek
biaya. Asumsi yang mendasari adalah objek-objek biaya menciptakan perlunya
aktivitas-aktivitas dan menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga
merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan
mengkomunikasikan informasi.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah
pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk
mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi model
ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang dilaksanakan
dalam organisasi sehingga mencakup analisis penyebab biaya, analisis
aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari
ABC. Dimensi proses menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut
7
dengan aktivitas lainnya. Proses adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk
melaksanakan tujuan tertentu.
8
bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras
untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
9
2.6 Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi
Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan informasi
tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Analisa ini
menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem penilaian kinerja secara
keseluruhan dari pada performance individu. Process Value Analysis dilakukan dengan
3 langkah di bawah ini:
2.6.1 Driver Analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu aktivitas.
Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input
aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam
melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang
dihasilkan dari suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu
diukur dalam satuan kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity Output
Measure.
Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan menyebabkan
perubahan jumlah biaya aktivitas, akan tetapi satuan ukuran output aktivitas tidak
selalu berhubungan langsung dengan penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa yang disebut dengan analisa driver.
Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab munculnya biaya aktivitas.
2.6.2 Activity Analysis
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang
telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi
manajemen tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah
ini. Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas
merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas
yang dilakukan oleh suatu organisasi. Analisa aktivitas diharapkan mampu
menjawab 4 pertanyaan berikut ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap aktivitas?
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang dibutuhkan
oleh setiap aktivitas?
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan termasuk
rekomendasi untuk tetap mempertahankan nilai tambah setiap aktivitas bagi
organisasi.
10
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas adalah
penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh karena itu dalam
analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas Bernilai Tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat mempertahankan
kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula dikatakan bahwa aktivitas bernilai
tambah adalah aktivitas yang diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan
efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan
biaya aktivitas bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya
terjadi dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas yang dapat dikategorikan
sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
memenuhi peraturan atau perundangan yang berlaku.
2) Discretionary Activities, merupakan aktivitas kebijakan. Aktivitas ini
yang dilakukan untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas
menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau
bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang
memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi dilaksanakan
dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas ini disebut dengan
biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang harus dieliminasi
karena menimbulkan adanya pemborosan, contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk setiap
jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam proses dan
barang jadi dari satu departemen. ke departemen lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku,
menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau departemen
lain
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk meyakinkan
bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau kualitas yang diharapkan.
11
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam Proses,
produk selesai sebagai persediaan di gudang menunggu waktu pemakaian
atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan
biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement.
Dalam lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan
produk yang diinginkan konsumen dalam waktu yang tepat serta harga yang
rendah. Hal ini mendorong perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang
terus menerus dalam melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat
menurunkan biaya malalui dengan 4 cara berikut ini:
1. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah
dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
2. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda
disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda
membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya rendah
untuk hasil yang sama.
3. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi
yang diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan untuk
peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak bernilai tambah
dapat dihilangkan.
4. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan
skala ekonomi, khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost
driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.
12
2) Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1 aktivitas),
velocity (jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam satuan waktu
tertentu)
3) Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu proses+waktu
perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu )
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, % kegagalan
eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang digunakan. Untuk
aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau
jumlah total permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order pembelian.
c. Efisiensi
1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
2) Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
3) Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya persediaan
13
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem
dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,
dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen
dan Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731) Activity-Based Management
(ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas
dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang
dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut.
Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity Based Management (ABM) analisis
aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM
mempunyai dua frasa penting, yaitu manajemen berbasis aktivitas berfokus pada
pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan
pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai
tersebut.
ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh
para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan
menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan
menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan
perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan
mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM
memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan
keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau
Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, activity based
management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. Dimensi
biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai sumber,
aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki
keakuratan pembebanan biaya. Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi
ABM yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
14
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan
biaya.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based
management dalam suatu organisasi adalah budaya organisasi, top management support
and commitment, Change process dan Continuing education.
Process Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:
a. Driver analysis, untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu
Aktivitas. Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input
aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam melaksanakan
suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang dihasilkan dari
suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam
satuan kuantitatif tertentu yang disebut dengan activity output measure.
b. Activity analysis, untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja
yang telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi
manajemen tentang aktivitas tersebut.
c. Activity Performace Measurement, yaitu pengukuran performance dalam
pelaksanaan suatu aktivitas dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non
finansial. Alat ukur yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu
aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu
menunjukan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahaan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16