Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 6 PERTEMUAN 7

“ACTIVITY BASED MANAGEMENT “

Oleh :

Kelompok 4

Mhd. Ikhsan (190301186)

Rahmat (190301197)

Rizky Alridho Hardi (190301192)

Rozali Hamzah (190301137)

Dosen Pengampu : Evi Marlina, SE.,M.Ak

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Activity Based Manajemen (ABM)”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Evi Marlina, SE.,M.Ak dalam mata
kuliah Akuntansi Manajemen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Riau.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini
kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 20 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
........................................................................................................................
........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Activity Based Management...........................................................3
2.2 Definisi Aktivitas.........................................................................................4
2.3 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management........................................5
2.4 Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajement........................6
2.5 Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam
Suatu Organisasi...........................................................................................8
2.6 Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi.............9
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan
telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen
berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang
memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan
meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya.
Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/
Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas
meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri
biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada produk atau pelanggan yang
menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai proses di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas, yaitu
mencoba untuk menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih
efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan.
Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi
pelanggan dengan mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena
perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi
pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau
menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari pesaing.
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (realisasi
untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan
pelanggan). Apa yang diterima, disebut sebagai produk total (total product). Produk
total seluruh manfaat baik wujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang
pelanggan terima dari produk yang dibeli. Pengorbanan pelanggan meliputi biaya
meliputi biaya pembelian produk, waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk
mendapatkan dan mempelajari cara menggunakan produk, dan biaya-biaya paska
pembelian, yang didefinisikan sebagai biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual
kembali produk tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan
realisasi untuk pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2. Apa yang dimaksud Aktivitas?
3. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
4. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen ?
5. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity
based management dalam suatu organisasi ?
6. Bagaimana langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan informasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari activity based
manajement.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari aktivitas.
3. Untuk memahami dan mendeskripsikan tujuan dan manfaat activity based
management.
4. Untuk memahami dan mendeskripsikan model dan penerapan dimensi activity
based manajement.
5. Untuk memahami dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung
keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu organisasi.
6. Untuk memahami dan mendeskripsikan langkah-langkah value analysis dalam
menghasilkan informasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Activity Based Management (ABM)


Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada
pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya. Manajemen berdasarkan
aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian aktivitas
untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses perbaikan terus
menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode kerja, tenaga kerja, sasaran
kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan.
Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-sumber
daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas adalah pengorbanan input
untuk memperoleh output dan keuntungan. Manajemen harus berusaha meningkatkan
aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah
secara sistematis. Aktivitas bernilai tambah seperti riset pasar, merancang dan
mengembangkan produk, membuat dan menjual produk, serta pelayanan purna jual
produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan pekerjaan,
pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan barang setengah jadi, penjadwalan,
waktu tunggu, dan penyimpanan. Aktivitas ini harus dikurangi kalau mungkin
dihapuskan.
Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan
tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan
Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity Based Management (ABM)
adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan
tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan
bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut. Sedangkan
menurut Blocher (2007; 239), Activity Based Management (ABM) analisis aktivitas
yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan

3
nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

2.2 Definisi Aktivitas


Hansen dan Mowen (2009:41) mendefenisikan aktivitas sebagai unit dasar kerja
yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga digambarkan sebagai suatu
pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para manager untuk
melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Menurut Blocher,
dkk (2011:205) menyatakan definisi aktivitas merupakan tugas atau tindakan spesifik
dari pekerjaan yang dilakukan

2.2.1 Analisis Aktivitas


Analisis aktivitas didefinisikan oleh Hansen dan Mowen (2009:551)
sebagai proses mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengevaluasi kegiatan
yang dilakukan organisasi. Sedangkan menurut Horngren, dkk (2008:89), analisis
aktivitas adalah proses mengidentifikasi biaya yang tepat dan pengaruhnya
terhadap biaya pembuatan produk atau penyediaan layanan.

2.2.2 Tahap Pelaksanaan Aktivitas


Atkinson (2006:53) menyatakan secara spesifik analisis aktivitas dapat
dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Identifikasi tujuan proses
Tujuan dari proses ini diketahui dari keinginan atau harapan konsumsi
dari proses tersebut.
2. Pencatatan aktivitas
Mencatat seluruh aktivitas yang digunakan untuk produk atau jasa dari
awal sampai akhir.
3. Klasifikasi
Mengklasifikasikan seluruh aktivitas sebagai value added maupun non
value added.
4. Perbaikan berkelanjutan
Meningkatkan efisiensi seluruh aktivitas dan merencanakan aktivitas
yang tak bernilai tambah secara berkesinambungan.

4
2.2.3 Biaya Aktivitas
Brimson dan Anthos (2008:122-152) menyatakan langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk menghitung besarnya biaya yang dikeluarkan untuk sebuah
aktivitas pada sebuah perusahaan, yaitu sebagai berikut.
1. Memilih dasar biaya
2. Menelusuri sumber daya
3. Menentukan dasar pemicu biaya (cost driver)
4. Menghitung biaya aktivitas

2.2.4 Pemicu Biaya


Aktivitas yang mempengaruhi biaya disebut pemicu biaya (cost driver).
Tugas utama menentukan perilaku biaya adalah mengidentifikasi pemicu biaya,
yakni menentukan aktivitas yang menyebabkan suatu biaya dikeluarkan.

2.2.5 Analisis Pemicu Biaya


Blocher, dkk (2011:107) menyatakan bahwa pemicu biaya (cost drivers)
dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan aktivitas (activity based)
Penggerak biaya berdasarkan aktivitas ditentukan menggunakan analisis
aktivitas, yaitu deskripsi terinci dari aktivitas-aktivitas spesifik yang
dilakukan dalam operasi perusahaan.
2. Berdasarkan volume (volume based)
Jenis biaya yang berdasarkan volume seperti bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung.
3. Berdasarkan struktur (structural based)
Penggerak biaya berdasarkan struktur bersifat strategis karena memilih
rencana dan keputusan yang mempunyai dampak jangka panjang.
4. Berdasarkan pelaksanaan (executional based)
Penggerak biaya berdasarkan pelaksanaan adalah faktor-faktor yang
dapat diatur perusahaan dalam pembuatan keputusan oprasional jangka
pendek untuk menurunkan biaya.

5
2.3 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management
Activity Based Management (ABM) merupakan pusat dari sistem manajemen
biaya oleh karena itu untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus
menekankan pada ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa
yang diterima oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai
laba dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh
dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk
melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi
pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan
aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan
meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).

2.3.1 Manfaat ABM


Menurut Supriyono (1999;356) manfaat ABM adalah :
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan)
organisasi dan aktivitas-aktivitasnya.
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe
produk dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai
tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian
didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar
informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

2.4 Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajement


2.4.1 Model Dimensi Activity Based Management
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas
atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based

6
Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses
(Hansen dan Mowen, 2006; 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya
mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini
bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sebagaimana
sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya dibebankan pada
produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing
(ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua yang merupakan perkembangan
lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem
penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap yaitu melacak biaya pada
berbagai aktivitas dan membebankan biaya pada produk.
ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan ketelitian
biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem pengukuran
kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagai sumber informasi
utama Activity-Based Management (ABM). ABC generasi kedua adalah
metodologi untuk mengukur dan menyediakan informasi mengenai biaya
sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek
biaya. Asumsi yang mendasari adalah objek-objek biaya menciptakan perlunya
aktivitas-aktivitas dan menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga
merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan
mengkomunikasikan informasi.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah
pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk
mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi model
ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang dilaksanakan
dalam organisasi sehingga mencakup analisis penyebab biaya, analisis
aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari
ABC. Dimensi proses menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut

7
dengan aktivitas lainnya. Proses adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk
melaksanakan tujuan tertentu.

2.4.2 Penerapan Activity Based Manajement


Activity based Management lebih komprehensif dibandingakn ABC. ABM
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan
informasi biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya
program-program pengurangan biaya.

Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan


aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang tidak perlu dan tidak penting, perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat
dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas,
biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk,
daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang menyediakan
strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada perusahaan manufaktur
dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang
mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk menentukan
aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk
memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-menerus
dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian manajemen mungkin
terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus
disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas tak

8
bernilai tambah, dan melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras
untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.

2.5 Faktor-Faktor Yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM


Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan sistem manajemen
biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa diterima oleh
organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya cenderung untuk
menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan dapat merupakan ancaman untuk
berbagai alasan. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based
management dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
2.5.1 Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan
termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi
menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh
karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan
ABM di suatu organisasi.
2.5.2 Top Management Support and Commitment
Penerapan suatu sistem manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC
membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta
top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
2.5.3 Change Process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah
dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang
sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari
proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan
lanjutan.
2.5.4 Continuing Education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta
meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah
penting. Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang baru
membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu
organisasi.

9
2.6 Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi
Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan informasi
tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Analisa ini
menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem penilaian kinerja secara
keseluruhan dari pada performance individu. Process Value Analysis dilakukan dengan
3 langkah di bawah ini:
2.6.1 Driver Analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu aktivitas.
Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input
aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam
melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang
dihasilkan dari suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu
diukur dalam satuan kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity Output
Measure.
Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan menyebabkan
perubahan jumlah biaya aktivitas, akan tetapi satuan ukuran output aktivitas tidak
selalu berhubungan langsung dengan penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa yang disebut dengan analisa driver.
Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab munculnya biaya aktivitas.
2.6.2 Activity Analysis
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang
telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi
manajemen tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah
ini. Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas
merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas
yang dilakukan oleh suatu organisasi. Analisa aktivitas diharapkan mampu
menjawab 4 pertanyaan berikut ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap aktivitas?
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang dibutuhkan
oleh setiap aktivitas?
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan termasuk
rekomendasi untuk tetap mempertahankan nilai tambah setiap aktivitas bagi
organisasi.

10
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas adalah
penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh karena itu dalam
analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas Bernilai Tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat mempertahankan
kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula dikatakan bahwa aktivitas bernilai
tambah adalah aktivitas yang diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan
efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan
biaya aktivitas bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya
terjadi dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas yang dapat dikategorikan
sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
memenuhi peraturan atau perundangan yang berlaku.
2) Discretionary Activities, merupakan aktivitas kebijakan. Aktivitas ini
yang dilakukan untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas
menyebabkan adanya perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau
bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang
memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi dilaksanakan
dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas ini disebut dengan
biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang harus dieliminasi
karena menimbulkan adanya pemborosan, contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk setiap
jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam proses dan
barang jadi dari satu departemen. ke departemen lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku,
menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau departemen
lain
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk meyakinkan
bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau kualitas yang diharapkan.

11
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam Proses,
produk selesai sebagai persediaan di gudang menunggu waktu pemakaian
atau pengiriman.

Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan
biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues improvement.
Dalam lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus mampu mengirimkan
produk yang diinginkan konsumen dalam waktu yang tepat serta harga yang
rendah. Hal ini mendorong perusahaan harus selalau melakukan perbaikan yang
terus menerus dalam melaksanakan aktivitasnya. Analisa aktivitas dapat
menurunkan biaya malalui dengan 4 cara berikut ini:
1. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah
dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut.
2. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda
disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing. Strategi berbeda
membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya rendah
untuk hasil yang sama.
3. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi sumber ekonomi
yang diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama ditujukan untuk
peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak bernilai tambah
dapat dihilangkan.
4. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan memanfaatkan
skala ekonomi, khususnya dengan meningkatkan jumlah kuantitas cost
driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.

2.6.3 Activity Performace Measurement


Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas dengan
menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur yang digunakan
harus mampu mengetahui bagaimana suatu aktivitas dilaksanakan dan hasil yang
dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu menunjukan perbaikan yang secara
terus menerus dilakukan perusahaan. Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu,
kualitas serta efisiensi.
a. Waktu
1) Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah pengiriman

12
2) Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1 aktivitas),
velocity (jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam satuan waktu
tertentu)
3) Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu proses+waktu
perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu )
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, % kegagalan
eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang digunakan. Untuk
aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau
jumlah total permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order pembelian.

c. Efisiensi
1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin
2) Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
3) Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya persediaan

13
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem
dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,
dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen
dan Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731) Activity-Based Management
(ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas
dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang
dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut.
Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity Based Management (ABM) analisis
aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM
mempunyai dua frasa penting, yaitu manajemen berbasis aktivitas berfokus pada
pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan
pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai
tersebut.
ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh
para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan
menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan
menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan
perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan
mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM
memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan
keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau
Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, activity based
management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. Dimensi
biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai sumber,
aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki
keakuratan pembebanan biaya. Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi
ABM yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa

14
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan
biaya.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based
management dalam suatu organisasi adalah budaya organisasi, top management support
and commitment, Change process dan Continuing education.
Process Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:
a. Driver analysis, untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu
Aktivitas. Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input
aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam melaksanakan
suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang dihasilkan dari
suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam
satuan kuantitatif tertentu yang disebut dengan activity output measure.
b. Activity analysis, untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja
yang telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi
manajemen tentang aktivitas tersebut.
c. Activity Performace Measurement, yaitu pengukuran performance dalam
pelaksanaan suatu aktivitas dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non
finansial. Alat ukur yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu
aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu
menunjukan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahaan.

Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dan mengetahui


bagaimana manajemen berbasis aktivitas agar efektif dan bisa meningkatkan customer
value serta laba yang dicapai dari penyediaan value tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

D2bnuhatama.(2012), Activity Based Management (ABM). Tersedia


http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/ (Diakses 14 April 2016)
Dwisetiati.(2012), Activity Based Management. Tersedia
https://dwisetiati.wordpress.com/ (Diakses 15 April 2016)
Indri,Ramadhani.(2013), Activity Based Management. Tersedia
http://indriramadhaniekonomi.blogspot.co.id/ (Diakses 14 April 2016)
Jimfeb, Jimfeb Article File 143/110. Tersedia www.jimfeb.ub.ac.id/ (Diakses 15 April
2016)
Larasati, Anissa Yuniar.(2013), Makalah ABM. Tersedia https://www.academia.edu/
(Diakses 15 April 2016)
Christanty J R Muskitta1, Jenny Morasa2, Stanly Alexander. (2017). Analisis Penerapan
Activity Based Management Untuk Meningkatkan Efisiensi Pada Hotel Gran
Central Manado. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas
Sam Ratulangi. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13(3), 2018, 467-476

16

Anda mungkin juga menyukai