Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING


(KIP/K)

Dosen Pengampu : Annizar Sitorus, S.Tr.Keb,MKM


Disusun Oleh Kelompok 6 :
1) Asmidar
2) Nilam Kencana Sari
3) Rika Meilani

AKADEMI KEBIDANAN AMANAH MUARA BUNGO


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allaah SWT karena dengan berkat
dan rahmat-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K)“ dengan lancar.
Selama proses penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapat bantuan
serta dorongan dan dukungan serta semangat dari berbgai pihak . Oleh karena itu ,
pada kesemptan ini dengan kerendahan hati dan penuh ketulusan penulis
mengucapkan terimakasih kepada ibu “Annizar Sitorus, S.Tr.Keb.MKM” selaku
dosen pengampu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari atas kekurangan dari makalah ini , penulis berharap
kepada berbagai pihak untuk melakukan koreksi dan kritik untuk kesempurnaan
makalah ini sehingga akan mencapai kesempurnaan dimasa yang mendatang .
Wassalamua’laikum wr.wb

Muara Bungo, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat dan Tujuan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal / Konseling (KIP/K)
2.2 Faktor penghambat KIP/K
1. Faktor Individual
2. Faktor Yang Berkaian Dengan Interaksi
3. Faktor Situasional
4. Kompetensi Dalam Melakukan Percakapan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses tatapan muka yang
penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua atau lebih individu.
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang
paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun
tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu
kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan
demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang
paling dasar.
Sedangkan konseling adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua
individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain
(yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan
datang.
Dalam kebidanan proses konseling menggambarkan adanya kerjasama
antar bidan selaku konselor dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah
yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan
agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian komunikasi interpersonal / konseling (KIP/K) ?
2. Faktor penghambat KIP/K :
a. Faktor individual
b. Faktor yang berkaian dengan interaksi
c. Faktor situasional
d. Kompetensi dalam melakukan percakapan

1.3 Tujuan dan Manfaat


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal / Konseling (KIP/K)


Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian komunikasi
interpersonal, beberapa diantaranya sebagai berikut :
a. Menurut Liliweri (2007)
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh
dua atau tiga orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat
dekat, bertatap muka atau bermedia dengan sifat umpan balik yang
berlangsung cepat, adaptasi pasien bersifat khusus serta memiliki
tujuan / maksud komuikasi berstruktur.
b. Menurut Depkes RI (2002)
Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan
atau pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to
face), individu dengan individu (person to person), verbal non-verbal.
c. Menurut Saraswati dan Tarigan (2002)
Komunikas interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah,
verbal dan non verbal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan suatu
proses tatapan muka yang penyampaian informasi dan saling pengertian
antara dua atau lebih individu.

Selain itu ada juga beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian
konseling, beberapa diantaranya sebagai berikut :
a. Saifudin, Abdul Bari (2001 : 39)
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasa pengetahuan klinik,
bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau
upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Rochman Natawidjaja (1987:32)
Konseling adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua
individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu
yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya
sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada
waktu yang akan datang.
c. Saraswati dan Tarigan (2002)
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada
orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu
melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan
perasaan-perasaan klien.
Dalam kebidanan proses konseling menggambarkan adanya kerjasama
antar bidan selaku konselor dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah
yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan
agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien.
Selain itu ada juga manfaat dari konseling adalah meningkatkan
kemampuan klien dalam mengenal masalah, merumuskan alternatif,
memecahkan masalah dan memilik pengalaman dalam pemecahan masalah
secara mandiri. Proses Konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan, yaitu :
1) Pembinaan hubungan baik (Rapport)
2) Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan,
kekuatan diri) dan pemberian informasi (sesuai kebutuhan).
3) Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan.
4) Menindaklanjuti pertemuan.
Jalannya proses konseling sangat tergantung pada alur percakapan
konselor-klien/konseling.

2.2 Faktor Penghambat Komunikasi Interpersonal / Konseling (KIP/K)


Menurut Depkes RI (2002), faktor penghambat komunikasi interpersonal /
konseling dapat dibedakan menjadi :
1. Faktor Individual
Orientasi cultural (ketertarikan budaya) merupakan faktor
individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi
ini merupakan gabungan dari beberapa faktor berikut :
a. Faktor fisik
Fakor fisik ini berkaitan dengan kepekaan panca indera.
Contoh ; kemampuan untuk menilai dan mendengar.
b. Sudut pandang
Sudut pandang ini itu seperti nilai-nilai, keyakinan seseorang
tentang nilai suatu ide atau tingkah laku. Sedangkan menurut Potter
& Perry (1987) dalam Arwani (2002) Nilai yang dimiliki seseorang
akan mencerminkan kebutuhan atau keinginan yang dimiliki
seseorang.
c. Faktor social
Faktor sosial ini seperti sejarah keluarga dan relasi, jaringan
sosial, peran dalam masyarakat, status sosial, serta peran sosial.
d. Bahasa
Bahasa yang digunakan untuk komunikasi interpersonal /
konseling apakah menggunakan bahasa nasional yang baik atau
mengunakan bahasa sehari-hari yang digunakan.

2. Faktor – Faktor Yang Berkaitan Dengan Interaksi


Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan interasi, sebagai
berikut :
a. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi.
b. Sikap terhadap interaksi.
c. Pembawaan diri (seperti kehangatan, perhatian, dukungan),
d. Sejarah hubungan.

3. Faktor Situasional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti
lingkungan fisik dan non fisik atau mental dan psikologis. Proses
komunikasi ini akan menjadi lebih efektif jika dilakukan padaa kondisi
yang nyaman dan kondusif. Kebisingan atau gangguan pembatasan hak
pribadi kemungkinan dapat menyebabkan kebingungan, tekananvdan
ketidak nyamanan dalama komunikasi.

4. Kompetensi Dalam Melakukan Percakapan


Kompetensi dalam melakukn percakapan ini merukapan cara atau
kemampuan yang digunakan dalam berkomunikasi agar efektif serta
suatu ineraksi harus menunjukkan prilaku yang kompoten dari kedua
belah pihak.
Biasanya yang menyebabkan komunikasi itu tidak efektif
dikarenakan oleh beberapa hal misalnya sebagai berikut :
a. Kegagalan menyampaikan informasi penting.
b. Perpindahan topik bicara yang tidak lancar.
c. Salah pengertian atau pemahaman terhadap topik yang dibicarakan.
Sedangkan menurut Liliweri (2007) faktor-faktor penghambat komunikasi
interpersonal / konseling dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :
1. Tidak mengenal audiens.
Dalam berkomunikasi mengenal audiens itu sangat penting karena
jika audiens dudah dikenal maka seorang komukator dapat mengetahui
karakteristik komunikasi yang akan digunakan sehingga komunikasi
akan terjadi secara efektif.
2. Tidak tahu bagaimana penerimaan menyerap komunikasi.
Selain komunikator tidak mengenal komunikan atau audiens,
faktor lain yang menyebabkan gagalnya komunikasi adalah
komunikator tidak mengetahui bagaimana cara komunikan menyerap
informasi yang komunikator kirimkan.
3. Tidak tahu pola komunikasi budaya.
Keterampilan dalam berkomunikasi sangat ditentukan oleh
bagaimana cara komunikator menyampaikan pesan secara ringkas, tak
perlu bertele-tele, sehingga maknanya mudah diterima oleh semua
orang walupun dengan kebudyaan yang berbeda serta tidak
membosankan bagi pendengar.
4. Jarang melakukan evaluasi respon komunikasi.
Melakukan evaluasi respon komunikasi ini untuk mengetahui
apakan seseorang tersebut mudah berkomunikasi ataukah sulit
memahami orang lain.
5. Tidak tahu kebiasaan berkomunikasi lisan.
Kebanyakan komunikasi interpersonal / konseling banyak dilakukan
secara lisan jadi itu alasanya menggapa setiap orang harus mengetahui
cara berkomunikasi secara lisan.
6. Tidak terbiasa mendengarkan.
Banyak sekali baik itu pengirim maupun penerima pesan biasanya
tidak memahami tentang apa pesan yang dikirim maupun yang
diterimanya hal ini akibat dari miskin mendengarkan, maka miskin pula
pesan yang dikirim dan diterima, yang dampaknya adalah tak
memahami makna pesan yang menghasilkan komunikasi kesehatan
yang tidak efektif. Maka, biasakan diri mendengarkan dengan aktif.
7. Tidak bisa membuka diri dalam percakapan.
Percakapan atau komunikasi itu bertujuan untuk membuka diri,
namun hal ini sangat tergantung dari asumsi bahwa semua relasi atau
komunikasi interpersonal / konseling dibentuk oleh peran komunikator
sebagaimana yang diharapkan oleh komunikan (audiens).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses tatapan muka yang
penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua atau lebih individu.
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang
paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun
tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu
kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan
demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang
paling dasar.
Sedangkan konseling adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua
individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain
(yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan
datang.
Dalam kebidanan proses konseling menggambarkan adanya kerjasama
antar bidan selaku konselor dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah
yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan
agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien.
Faktor penghambat komunikasi interpersonal / konseling dapat dibedakan
menjadi empat (4) yaitu faktor individu, faktor yang berkaitan dengan
interaksi, faktor situasional, serta kompetensi dalam melakukan percakapan.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai